Anda di halaman 1dari 58

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS RW 04 RT 06 DAN 07 KELURAHAN

BAMBANKEREP KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG

Disusun Oleh :

Sri Dwi Lestari (2007106)

Cindy Fitria Herawanti (2007109)

Agnes Kusuma Ardani (2007110)

Arfian Eri Armanda (2007111)

Devi Novitasari (2007112)

Dian Kurniasih (2007114)

Hildayatun Fitria (2007115)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS KEPERAWATAN, BISNIS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
2023/2024
KATA PENGANTAR
LEMBAR PENGESAHAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang merupakan modal utama untuk hidup,
karena setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan. Kenyetaanya tidak
semua orang memperoleh atau memiliki deraja kesehatan yang optimal, karena
berbagai masalah secara global diantaranya adalah kesehatan lingkungan yang buruk,
social ekonomi yang rendah yang menyebabkan tidak terpenuhnya kebutuhan gizi,
pemelihara kesehatan pendidikan dan kebutuhan lainya. Oleh kaena itu pelayanan
kesehatan utama merupakan salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan
bagi semua pada tahun 2015 sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam rangka
mencapai derajat kesehatan yang optimal (DEPKES RI, 2000).
Keperawatan komunitas mencakup di dalamnya perawatan kesehatan
masyarakat yang merupakan gabungan dari Ilmu keperawatan, Ilmu kesehatan
masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat
maupun yang sakit.
MMD adalah pertemuan perwakilan warga desa untuk membahas hasil Survei
Mawas Diri (SMD) dan merencanakan penanggulangan masalah kesehatan yang
diperoleh dari hasil SMD (Wrihatnolo, 2007).
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) adalah musyawah yang dihadiri oleh
perwakilan masyarakat (FMD) untuk membahas masalah-masalah (terutama yang erat
kaitannya dengan kemungkinan KLB, Kegawatdaruratan & Bencana) yang ada di
desa serta merencanakan penanggulanggannya. Topik yang dibahas fokus kepada
hasil SMD yang telah diperoleh.
Dalam pelaksanaan keperawatan komunitas yaitu berada di Kelurahan
Babamkerep RW 04 yang terdiri terdiri dari 12 RT. Waktu pelaksanaan selama 3
minggu untuk melakukan pengkajian, penentuan masalah, dan melakukan intervensi
keperawatan komunitas tentang masalah-masalah kesehatan yang ada di masyarakat
tersebut. Hasil wawancara dari RT dan RW, didapatkan informasi yaitu,
Meningkatnya jumlah penyakit disertai banyaknya penderita Hipertensi pada lansia
yang didukung dari hasil pengkajian dari mahasiswa didapatkan data yaitu sebagian
besar lansia mengeluh tentang hipertensi dan reumatik. Dari laporan RT maupun RW
juga mengeluhkan untuk masalah kesehatan lingkungan mengenai pembuangan
sampah di kali serta masih banyak sebagian masyarakat yang buang air besar dikali.
Dan hasil wawancara dari kader kesehatan RW sudah ada kegiatan Posyandu balita,
didapatkan data bahwa posyandu sudah memiliki alat yang lengkap seperti timbangan
bayi, timbangan dewasa, pengukut tinggi badan dan lain-lain,di RW 04 sendiri
terdapat 3 posyandu dan lebih dari 10 kader yang mencakup 12 rt tersebut, posyandu
balita tersebut rutin dilakukan 1 bulan sekali.
Sedangkan wawancara dengan warga di RW 04 ini didapatkan hasil bahwa di
desa masih kurang untuk sarana kesehatan , mayoritas warga di sini adalah dewasa
dan lansia dan mereka jarang untuk memeriksakan kesehatan karena jarak rumah ke
puskesmas kurang lebih 1 km dan itu termasuk jauh untuk lansia, jadi lansia jarang
seklai periksa kesehatan termasuk memeriksa tekanan drah sendiri.
Berdasarkan uraian dan hasil data diatas sehingga kami dapat menetapkan
masalah dan membuat asuhan keperawatan komunitas di desa Bambankerep RW 04
Kec. Ngaliyan Kota Semarang.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mampu mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan komunitas yang telah
diperoleh pada tahap akademik secara nyata dalam memberikan Asuhan
Keperawatan Komunitas Bambankerep RW 04 Kec. Ngaliyan Kota Semarang.
b. Tujuan Khusus
a) Melakukan pengumpulan data hasil pengkajian pada masyarakat di desa
Bambankerep RT 06 dan 07 RW 04 Kec. Ngaliyan Kota Semarang.
b) Melakukan analisa data hasil pengkajian pada masyarakat di desa
Bambankerep RT 06 dan 07 RW 04 Kec. Ngaliyan Kota Semarang.
c) Menentukan diagnosa keperawatan hasil pengkajian pada masyarakat desa
Bambankerep RT 06 dan 07 RW 04 Kec. Ngaliyan Kota Semarang.
d) Menginformasikan tentang prioritas masalah yang ada di Desa Bambankerep
RT 06 dan 07 RW 04 kec. Ngaliyan Kota Semarang.
e) Menginformasikan perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di desa
Bambankerep RT 06 dan 07 RW 04 Kec. Ngaliyan Kota Semarang.
f) Menginformasikan pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di desa
Bambankerep RT 06 dan 07 RW 04 Kec. Ngaliyan Kota Semarang.
C. Manfaat
a. Bagi Pemerintah
Dapat dijadikan sebagai bahan ataupun data untuk menyusun kebijaksanaan
dalam program kerja dibidang kesehatan.
b. Bagi Pendidikan
Sebagai sarana untuk mengimplementasikan ilmu pengetahuan dalam kehidupan
bermasyarakat.
c. Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat mengerti dan menyadari permasalahan kesehatan yang ada dan
mencoba menanggulanginya serta masyarakat dapat mengerti gambaran tentang
status kesehatannya.
d. Untuk Mahasiswa
Untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat diperkuliahan dengan keadaan
permasalahan yang ada dimasyarakat untuk mendapatkan pengalaman belajar
mengenai masalah dimasyarakat dan mampu menentukan langkah-langkah
penyelesaiannya.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas


Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang
sama. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang
sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana
mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).
Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang merupakan
gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang sakit secara
komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta
resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif dari masyarakat. Peran serta aktif
masyarakat bersama tim kesahatan diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan
yang dihadapi serta memecahkan masalah tersebut (Elisabeth, 2007).
Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/ kelompok
dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh
karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan
membantu masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri, hidup
mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang
optimal (Elisabeth, 2007).
B. Konsep Keperawatan Komunitas
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian
integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan
spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat
baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia (Riyadi, 2007).
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar
keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam
mengatasi barbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-
hari (Efendi, 2009).
Dalam rapat kerja keperawatan kesehatan masyarakat dijelaskan bahwa
keperawatan komunitas merupakan suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan (Nursing) dan kesehatan masyarakat (Public health)
dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses
keperawatan (Nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2005).
Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu institusi
yang berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Elisabeth, 2007).
Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa
prinsip, yaitu :
a. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang
besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan
antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).
b. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan
serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).
c. Secara Langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien
dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai
tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
d. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari
komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai
dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005).
e. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan
beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada
(Mubarak, 2005).
Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam praktek
keperawatan. Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat dibedakan menjadi
individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi, 2007).
a. Individu Sebagai Klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien,
pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi,
sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/ klien
(Riyadi, 2007).
b. Keluarga Sebagai Klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun
secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara
keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan
dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu
kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri
dan aktualisasi diri (Riyadi, 2007).

c. Masyarakat Sebagai Klien


Kesatuan hidup manusia yang brinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat
tetentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu indentitas bersama
(Riyadi, 2007).
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam
perawatan kesehatan masyarakat adalah :
a. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja
sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang
ada hubungannya dengan kesehatan (Elisabeth, 2007).
b. Proses Kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat
sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu,
keluarga, dan kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam melakukan
upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat
dapat menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu:
perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan
pengembangan kesehatan masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba
menggunakan pendekatan pengorganisasian masyarakat dengan model
pengembangan masyarakat (community development) (Elisabeth, 2007).
c. Kerjasama Atau Kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan
manfaat. Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan
inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan
kesehatan dan kesejahteraan (Elisabeth, 2007).
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan
masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen
yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam
mengkombinasikan keahlian masing-masing yang dibutuhkan untuk
mengembangkan strategi peningkatan kesehatan masyarakat (Elisabeth, 2007).
d. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses
pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif
kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide
baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth,
2007).
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah
kesehatan atau perawatan (Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari :
a. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien,
pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi,
social, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
b. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun
secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara
keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan
dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu
kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri
dan aktualisasi diri.
c. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan.
d. Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat
sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok
beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan
keperawatan komunitas diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien.
C. Peran Perawat Komunitas (Provider Of Nursing Care)
Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat
diantaranya adalah :
a. Sebagai Penyedia Pelayanan (Care Provider)
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah skeperawatan
yang ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan
keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
b. Sebagai Pendidik Dan Konsultan (Nurse Educator And Cunselor)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir
dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku
seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi
tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal
yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya
diberikan dukungan emosional dan intelektual.
c. Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik
dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh
masyarakat.
d. Sebagai Pembela (Client Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas.
Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan
sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari
hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik
untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien
(Mubarak, 2005).
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu
klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi
pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk
mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi
hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit
akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).
e. Sebagai Manajer Kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan
pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
f. Sebagai Kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli
radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses
penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses
pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan.
Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang akan
dilaksanakan (Mubarak, 2005).
g. Sebagai Perencana Tindakan Lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani
perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat
diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.
h. Sebagai Pengidentifikasi Masalah Kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah
kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status
kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan
pengumpulan data.
i. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator Of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan
dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien.
Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan
dari banyak profesional (Mubarak, 2005).
j. Pembawa Perubahan Atau Pembaharu Dan Pemimpin (Change Agent And
Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif
merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau
pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang
mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk
berubah, menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternatif,
mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan
mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses
perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).
k. Pengidentifikasi Dan Pemberi Pelayanan Komunitas (Community Care Provider
And Researche)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada
masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian
atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari
peran perawat komunitas.
D. Konsep Masalah Kesehatan Komunitas
a. Kesehatan Lingkungan
Lingkungan dapat didefinisikan sebagai tempat pemukiman dengan segala
sesuatunya dimana organisme hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang
secara langsung maupun tidak langsung disuga ikut mempengaruhi tingkat
kehidupan maupun kesehatan dari organisme tersebut (Efendi, 2009).
Menurut WHO (2005), lingkungan merupakan suatu keseimbangan ekologi
yang harus ada antara manusia dengan lingkungan agar dapat menjamin keadaan
sehat dari manusia (Efendi, 2009).
Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan
lingkungan yang optimal sehingga mempengaruhi dampak positif terhadap
terwujudnya status kesehatan yang optimal pula (Efendi, 1998).
Dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan, Pemerintah menggalakkan
Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM) Merupakan Program Nasional yang bersifat lintas
sektoral di bidang sanitasi. Program Nasional STBM dicanangkan oleh Menteri
Kesehatan RI pada Agustus 2008.
Menurut WHO, terdapat 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu sebagai
berikut :
a) Penyediaan air minum
b) Pengelolaan air buangan (limbah) dan pengendalian pencemaran
c) Pembuangan sampah padat
d) Pengendalian vector
e) Pencegahan atau pengan dalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
f) Higiene makanan, termasuk higiene susu
g) Pengendalian pencemaran udara
h) Pengendalian radiasi
i) Kesehatan kerja
j) Pengendalian kebisingan
k) Perumahan dan pemukiman
l) Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara
m) Perencanaan daerah dan perkotaan
n) Pencegahan kecelakaan
o) Rekreasi umum dan pariwisata
p) Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi
(wabah), bencana alam dan perpindahan penduduk
q) Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan
Menurut pasal 22 ayat 3 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992, terdapat
delapan ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu sebagai berikut :
a) Penyehatan air dan udara
b) Pengamanan limbah padat atau sampah
c) Pengamanan limbah cair
d) Pengamanan limbah gas
e) Pengamanan radiasi
f) Pengamanan kebisingan
g) Pengamanan vektor penyakit
h) Penyehatan dan pengamanan lainnya seperti pada situasi pasca bencana
b. Perilaku Masyarakat
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap
stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan serta lingkungan. Batasan ini mempunyai 2 unsur pokok, yakni respon
dan stimulus atau perangsangan. Respon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif
(pengetahuan, persepsi dan sikap) maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata
atau practice). Sedangkan stimulus atau rangsangan disini terdiri dari 4 unsur
pokok, yakni: sakit dan penyakit, sisitem pelayanan kesehatan, makanan dan
lingkungan (Wawan, 2010).
Perilaku yang mempengaruhi kesehatan dapat digolongkan dalam dua kategori
(Wawan, 2010), yaitu :
a) Perilaku yang terwujud secara sengaja dan sadar
b) Perilaku yang terwujud secara tidak sengaja atau tidak sadar
BAB III
LAPORAN ASKEP KOMUNITAS

A. Pengkajian Sosial
1. Pengkajian Inticore
Riwayat Atau Sejarah Perkembangan Komunitas
a. Tehnik Pengkajian : Wawancara
b. Hal Yang Dikaji : Riwayat wilayah RW 04 desa Bambankerep dahulu
merupakan pohon-pohon/ hutan, yang terletak di dekat kawasan industri
candi, mayoritas penduduk di RW ini berusia 50 tahun ke atas dan berprofesi
sebagai wiraswasta.
2. Pengkajian Demografi
Hasil Winshield Survey di RT 06 dan 07 RW 04 Kel.Bambankerep Kec. Ngaliyan
a. Batas Wilayah RT 06
a) Barat : RT 07
b) Timur : RT 09
c) Utara : RT 05
d) Selatan : Kali
b. Batas Wilayah RT 07
a) Barat : Lahan Kosong
b) Timur : RT6
c) Utara : Kali
d) Selatan : Kali
c. Kondisi Wilayah
Kondisi wilayah di RW 04 padat rumah warga, selain itu juga
dikelilingi kali di sebelah selatan RW 04. Namun dari pengamatan yang
dilakukan kondisi Kali yang ada di desa bambankerep khususnya yang
melewati wilayah RW 04 keadaannya kotor karena warga memanfaatkannya
sebagai tempat pembuangan limbah rumah tangga seperti mencuci,
membuang sampah, mandi dan lainnya, kemudian kondisi lingkungan di RW
04 tidak terdapat banyak sampah yang dibuang warga disembarang karena di
beberapa rt sudah melakukan kegiatan bank sampah. Dilihat dari lingkungan
tempat tinggal dapat dilihat bahwa masih banyak warga yang menghuni
rumah permanen, berlantai tegel, setiap rumah sudah terdapat jendela yang
selalu dibuka, pencahayaan didalam rumah yang baik, untuk sumber air
banyak warga yang masih menggunakan sumur dan PAM, jarak sumber air
dengan septitank lebih dari 10 meter.
d. Sarana Transportasi
Sarana transportasi yang digunakan oleh masyarakat wilayah RW 04
adalah kendaraan pribadi atau berjalan kaki bagi warga yang tidak memiliki
kendaraan pribadi, hal tersebut dikarenakan tidak ada sarana transportasi
kendaraan umum yang ada di RW 06.
3. Hasil Wawancara
a. Hasil Wawancara Dengan Ketua RW
b. Hasil Wawancara Dengan Kader, meliputi :
Hasil yang didapat dari wawancara mengenai posyandu yang ada di
RW 04 seperti: jumlah kader yang ada di Rw 06 yaitu ada sebanyak lebih
dari 10 orang kader, kebnyakan kader juga aktif dalam kegiatan, dan
posyandu balitanya sudah aktif bertahun-tahun, di RW 04 belum ada
posyandu lansia sebelumny ada tetapi sudah tidak aktif setelah ada covid,
yang menjadi kader di RW 04 ini mempunyai motivasi untuk menjaga
kesehatan balita didesa ini, kader yang aktif ini sudah mendapatkan pelatihan
yang khusus dari tim kesehatan ataupun dari puskesmas.
4. Hasil Angket (Hasil SPSS Diagram)
a. Data Demografi
a) Jenis Kelamin
Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan dengan menyebar angket
didapatkan hasil warga RW 04 sejumlah 47,9% laki – laki, dan 52,1%
Perempuan.
b) Pendidikan

Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan dengan menyebar angket


didapatkan hasil sejumlah 13,8% tidak sekolah, 39,4% SD – SMP,
36,2% SMA, 10,6% D3/S1.
c) Pekerjaan
Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan dengan menyebar angket
didapatkan hasil sejumlah 31,9% wiraswasta, 5,3% pedagang, 18,1% ibu
rumah tangga, 4,3% PNS, 2,1% pensiunan, dan 38,3% tidak bekerja.

d) Umur
Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan dengan menyebar angket
didapatkan hasil sejumlah 12,8% balita, 10,6% usia sekolah, 10,6%
remaja, 50.0% dewasa, 16,0% lansia.
e) Keadaan Fisik
Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan dengan menyebar angket
didapatkan hasil sejumlah 71,3% warga sehat, 28,7% warga sakit.

f) Keterangan
Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan dengan menyebar angket
didapatkan hasil sejumlah 8,5% hipertensi, 7,4% batuk pilek, 21% DB,
1,1% jantung, 1,1% stroke, 1,1% amandel, 2,1% asam lambung, 2,1%
thypoid, 2,1% dm, 1,1% demam, 1,1% disabilitas, 1,1% gangguan jiwa,
4,3% alergi, 1,1% asma, 63,8% tidak ada penyakit.
b. Data Ekonomi
a) Penghasilan rata – rata perbualan

Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan dengan menyebar angket


didapatkan hasil sejumlah 7,4% penghasilan <1.000.000, 19,1%
penghasilan 1.000.000 – 3.000.000, 10,6% penghasilan >3.000.000.
b) Asuransi yang dimiliki

Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan dengan menyebar angket


didapatkan hasil sejumlah 3,2% Masyarakat memiliki askes, 13,8%
Masyarakat memiliki jamkesmas/BPJS, 6,4% Masyarakat memiliki
jamsostek, 13,8% Masyarakat tidak memiliki jaminan Kesehatan.
c) Apakah keluarga manabung
Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan dengan menyebar angket
didapatkan hasil sejumlah 17,0% menjawab Ya, 19,1% menjawab Tidak.

c. Lingkungan
Fisik Perumahan
a) Status
kepemilikan
Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan dengan menyebar angket
didapatkan hasil bahwa mayoritas masyarakat memiliki rumah sendiri
dengan prosentase 31,9%, ada 1,1% masyarakat yang menyewa rumah,
dan 4,3% masyarakat yang masih menumpang.
b) Tipe rumah

Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan dengan menyebar angket


didapatkan hasil bahwa mayoritas masyarakat memiliki rumah permanen
dengan prosentase 36,2%, dan 1,1% masyarakat memiliki rumah semi
permanen.

c) Lantai

Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan dengan menyebar angket


didapatkan hasil bahwa mayoritas masyarakat menggunakan lantai tegel
dengan prosentase 34,0%, ada 2,1% masyarakat menggunakan lantai
semen dan 1,1% masyarakat menggunakan lantai tanah.
d) Ada jendela di setiap kamar
Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan dengan menyebar angket
didapatkan hasil sejumlah 33,0% menjawab Ya, 4,3% menjawab Tidak.

e) Ada jendela di setiap rumah


Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan dengan menyebar angket
Masyarakat mayoritas menjawab Ya dengan presentase 37,2%.

f) Jika ya, apakah dibuka setiap hari


Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan dengan menyebar angket
didapatkan hasil sejumlah 34,0% menjawab Ya, dan 3,2% menjawab
Tidak.

g) Pencahayaan dalam rumah di siang hari

Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan dengan menyebar angket


didapatkan hasil sejumlah 35,1% menjawab Baik, dan 2,1% menjawab
Kurang Baik.
h) Luas ventilasi
Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan dengan menyebar angket
didapatkan hasil sejumlah 22,3% Masyarakat menjawab <10%, 14,9%
Masyarakat menjawab >10%.

i) Penerangan yang
digunakan
Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan dengan menyebar angket
didapatkan hasil sejumlah 35,1% menggunakan listrik, 1,1% tidak
menggunakan listrik.

j) Pemanfaatan pekarangan

Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan dengan menyebar angket


didapatkan hasil mayoritas Masyarakat pemanfaatan pekarangan untuk
berkebun dengan presentase 34,0%, 1,1% pemanfaatan kolam, dan 1,1%
pemanfaatan kendang.

k) Luas Rumah
Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan dengan menyebar angket
didapatkan hasil mayoritas Masyarakat memiliki luas rumah 50 – 100 m
dengan presentase 25,5%, 6,4% memiliki ruas rumah >150 m, 5,3%
memiliki luas rumah 100 – 150 m.
d. Lingkungan Fisik Sumber Air
a) Sumber air untuk masak dan minum

Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan dengan menyebar angket


didapatkan hasil bahwa mayoritas masyarakat menggunakan air PAM
untuk memasak dengan prosentase 57.6%, ada 36.4% masyarakat yang
menggunakan air sumur untuk memasak dan 6.1% masyarakat
menggunakan mata air. Untuk minum masyarakat menggunakan air isi
ulang.

b) Tempat penyimpanan air

Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan dengan menyebar angket


didapatkan hasil 45.5% masyarakan menyimpan air di ember terbuka,
45.5% masyarakat menyimpan air di ember tertutup dan 9.1% tidak
menampung air.
c) Sumber mandi/mencuci

Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan dengan menyebar angket


didapatkan hasil 51.1%. Masyarakat menggunakan air PAM,48,1%
masyarakat menggunakan air sumur.

d) Jarak sumber air dengan septic tank


Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan dengan menyebar angket
didapatkan hasil 100% masyarakat jarak antar sumber air dan sapic tank
>10 meter.
e) Kondisi air dalam penampungan
Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan dengan menyebar angket
didapatkan hasil 100% air di masyarakat tidak berasa atau berwarna
e. Kondisi Kesehatan Umum Pelayanan Kesehatan
a) Sarana kesehatan terdekat
Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan menggunakan angket
didapatkan hasil bahwa mayoritas masyarakat sarana kesehatan
terdekatnya adalah Puskesmas dengan nilai 62.9%, 25.7% masyarakat
berorbat ke dokter/perawat/bidan dan 11.4% masyarakat berobat ke RS.

b) Kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit

Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan menggunakan angket


didapatkan hasil bahwa 48.6% masyarakat periksa ke dokter praktik,
34.4% periksa ke puskesmas, 14.3% periksa ke RS dan 2.9% masyarakat
ada yang periksa ke bidan.
c) Kebiasaan keluarga sebelum ke pelayanan Kesehatan
Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan dengan menyebar angket
didapatkan hasil 85.7% masyarakat membeli obat bebas terlebih dahulu
sebelum ke pelayanan kesehatan, 11.4% membeli jamu dan 2.9% tidak
melakukan apa-apa

f. Kondisi Kesehatan Umum Masalah Kesehatan Khusus


a) Penyakit yang paling sering diderita keluarga dalam 6 bulan terahir
Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan menggunkan angket
didapatkan hasil bahwa ada beberapa penyakit yang sering di derita
keluarga selama 6 bulan terahir yaitu ada Batuk pilek sebanyak 31.4%,
Hipertensi sebanyak 25.7% dan thypoid sebanyak 8.6%, dan ada beberapa
penyakit lain seperti DB, DM, jantung, stroke, alergi, asma dan lain-lain.
g. Balita
a) Apakah ada anggota keluarga yang berusia balita
Berdasarkan hasil pengkajian menggunakan angket tentang apakah ada
anggota keluarga yang berusia balita,didapatkan hasil bahwa 63%
menjawab TIDAK dan 37% menjawab YA.

b) Apakah setiap bulan balita dibawa ke posyandu


Berdasarkan hasil pengkajian menggunakan angket tentang apakah setiap
bulan balita ke posyandu, didapatkan hasil bahwa 100% balita selalu
dibawa ke poyandu setiap bulannya.
c) Apakah anak ibu sudah diimunisasi

Berdasarkan hasil pengkajian menggunakan angket tentang apakah anak


ibu sudah diimunisasi, di dapatkan hasil bahwa dari 13 balita 100% sudah
melakukan imunisasi.
d) Jenis imunisasi yang sudah didapat
Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan menggunakan angket
didapatkan hasih bahwa 15.4% balita sudah melakukan imunisasi BCG ,
30.8% balita sudah mendapat imunisasi DPT dan 53.8% balita sudah
imunisasi lengkap.
e) Apakah anak memiliki KMS
Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan dnegan menyebar angket
didapatkan hasil bahwa 100% balita sudah memiliki KMS.
f) Penyakit yang sering diderita

Dari hasil pengkajian menggunakan angket yang sudah dilakukan


didapatkan hasil bahwa 76.9% balita sering mengalami batuk pilek dan
23.1% balita juga mengalami diare.

g) Hasil penimbangan di KMS, pada saat ini BB anak berada pada


Dari hasil pengkajian yang sidah dilakukan dengan menggunakan angket
didapatkan hasil bahwa hasil penimbangan KMS balita 100% berada di
daerah garis hijau.
h. Usia Lanjut
a) Berapa usia anggota keluarga yang berusia lanjut

Berdarkan hasil pengkajian menggunaan angket tentang usia anggota


keluarga yang berusia lanjut, didapatkan hasil bahwa 14 orang yang
berusia 60-70 tahun (93,3%) dan yang berusia lebih dari 70 tahun adalah
1 orang (6,7%).
b) Apa jenis penyakit lansia
Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan menggunakan angket
didapatkan hasil bahwa 6,7% lansia memiliki Riwayat tbc, 33,3%
hipertensi, 6,7% kencing manis, 40% rheumatic, 6,7% jantung, 6,7%
stroke.
c) Apa kebiasaan buruk lansia
Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan menggunakan angket
didapatkan hasil bahwa 26,7 % lansia yang sering minum kopi, dan 73,3
% lansia yang tidak memiliki kebiasaan buruk.
d) Bagaimana penggunaan waktu senggang pada lansia

Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan menggunakan angket


didapatkan hasil bahwa 33,3% memanfaatkan waktu luang dengan
berkebun, 60%, jalan-jalan, 6,7% melakukan kegiatan lain.
e) Adakah posyandu lansia di daerah tempat tinggal
Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan menggunakan angket
didapatkan hasil bahwa di Kelurahan Bambankerep tidak ada posyandu
lansia.
f) Apa alasan tidak ada posyandu lansia

Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan menggunakan angket


didapatkan hasil bahwa 100 % lansia tidak tahu adaya posyandu lansia.
ANALISA DATA KOMUNITAS

DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN


DS : Manajemen kesehatan tidak efektif (D.0116)
- Ketua RT 06 dan ketua RW 04
mengatakan bahwa posyandu lansia
diadakan terakhir tahun 2020 yaitu
setelah covid.
- Lansia mengatakan cara menjaga
kesehatan dan cara menangani
penyakit seperti : hipertensi dan
diabetes mellitus yang kurang tepat.
- Kader RW 04 mengatakan dari jumlah
penduduk orang dewasa dan lansia
mayoritas mempunyai riwayat HT.
- Warga RT 06 dan 07 mengatakan belum
dilakukan senam rutin hipertensi.
- Warga RT 06 dan 07 mengatakan tidak
tahu jika ada posyandu lansia.
DO :
- Setelah dilakukan pemeriksaan TD
rata-rata warga RT 06 dan 07
mayoritas mengalami hipertensi.
- Warga RT 06 dan 07 menunjukkan
perilaku yang kurang tepat dalam
mengatasi hipertensi dan rematik
terutama pada pola makan.
DS : Deficit kesehatan komunitas (D.0110)
- Kader RW 04 mengatakan bahwa
sudah ada posyandu lansia tetapi
sejak covid-19 (2020) posyandu
lansia sudah tidak aktif lagi dan juga
karena jumlah kader yang tidak cukup
untuk melaksanakan system 5 meja.
- Warga RT 06 dan 07 mengatakan
tidak tahu jika diadakan posyandu
lansia.
DO :
- Program untuk meningkatkan
kesejahteraan komunitas tidak
tersedia terutama pada kelompok
lansia.
- Pada data statistik vital menunjukkan
rheumatic 40% lansia mengalami
rheumatic, 33,3% lansia mengalami
hipertensi, dan 76,9% dari jumlah
balita mengalami batuk pilek.
DS : Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan
- Warga RT.06 dan RT.07 mengatakan
keinginan dan kesediaan untuk (D.0112)
mengelola masalah kesehatan dan
pencegahannya.
DO :
- Pada warga RT.06 dan RT.07 tidak
ditemukan adanya gejala masalah
kesehatan atau penyakit yang tidak
terduga.

SKORING
No Dx. Kep Kom A B C D E F G H I J K L total prioritas
1 Menejemen kesehatan komunitas 5 5 3 5 4 4 5 4 4 3 2 2 46 1
tidak efektif. Penderita batuk pilek
di RW 04 ini ada 31.4%, 25.7%
masyarakat mengalami hipertensi,
dan ada beberapa penyakit
lainnya. Tetapi saat dilakukann
pengkajian masyarakat banyak
yang masih tidak menjaga makan
misalnya penderita hipertensi
masih makan makanan asin, tidak
membatasi makan, penderita juga
jarang melakukan aktifitas fisik
secara rutin misalnya olahraga.
2 Defisit kesehatan Komunitas. Di 5 5 4 3 3 3 4 3 3 2 2 2 39 2
RW 04 kelurahan bambankerep
ini terdapat yang kurang
dukungan dari komunitas di RW
ini sebelumnya terdapat posyandu
lansia tetapi setelah ada covid
program tersebut sudah tidak
berjalan. Dari data yang didapat
terdapat 40% lansia di RT 06 dan
07 memiliki penyakit Reumathik
dan 33.3% masyarakat mengalami
Hipertensi, karena tidak
berjalannya posyandu masyarakat
kurang memperhatikan
kesehatannya seperti jarang
melakukan cek asam urat, gula,
kolestrol dan juga banyak yang
jarang melakukan tensi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Manajemen kesehatan tidak efektif (D.0116)


2. Deficit kesehatan komunitas (D.0110)
3. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan (D.0112)

INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN


KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
(SIKI)
(SDKI) (SLKI)

1. Manajemen Setelah dilakukan Edukasi kesehatan (I.08238)


kesehatan tidak penyuluhan selama 30 Observasi :
efektif (D.0116) menit diharapkan 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
Manajemen Kesehatan menerima informasi
Tidak Efektif Teratasi 2. Identifikasi factor-faktor yang dapat
Dengan Kriteria Hasil : meningkatkan dan menurunkan motifasi
Pemeliharaan perilaku hidup bersih dan sehat
Kesehatan (L.12106) Terapeutik :
1. Menunjukan 1. Sediakan materi dan media pendidikan
pemahaman perilaku kesehatan
sehat meningkat 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
dengan skor (5).
kesepakatan
2. Kemampuan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
masyarakat dalam
Edukasi :
menjalankan perilaku
1. Jelaskan factor resiko yang dapat
sehat meningkat
mempengaruhi kesehatan
dengan skor (5)
2. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
3. Menunjukan minat
meningkatkan
perilaku sehat
mengingkat dengan
skor (5)
2 Deficit kesehatan Setelah dilakukan Pengembangan Kesehatan Masyarakat
komunitas penyuluhan selama 30 (I.14548)
(D.0110) menit diharapkan Observasi :
Deficit kesehatan 1. Identifikasi masalah atau issu kesehatan
komunitas teratasi dan prioritasnya
dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi potensi atau asset dalam
masyarakat terkait issu yang dihadapi
Status kesehatan 3. Identifikasi pemimpin atau tokoh dalam
komunitas meningkat masyarakat
(L.12109) Terapeutik :
1. Ketersediaan 1. Berikan kesempatan kepada setiap
program promosi anggota masyarakat untuk berpartisipasi
kesehatan sesuai aset yang dimiliki
meningkat dengan 2. Libatkan anggota masyarakat untuk
skor (5) meningkatkan kesadaran terhadap isu
2. Partisipasi dalam kesehatan yang dihadapi Libatkan
program kesehatan masyarakat dan masalah dalam
komunitas musyawarah untuk mendefinisikan isu
meningkat dengan kesehatan dan mengembangkan rencana
skor (5) kerja
3. Pemantauan 3. Libatkan masyarakat dalam proses
standard kesehatan perencanaan dan implementasi serta
komunitas revisinya
meningkat dengan 4. Libatkan anggota masyarakat dalam
skor (5) mengembangkan jaringan kesehatan
5. Pertahankan komunikasi yang terbuka
dengan anggota masarakat dan pihak-
pihak yang terlibat.

3 Kesiapan Setelah dilakukan Edukasi Penyakit (I.12444)


peningkatan tindakan selama 30 Observasi :
manajemen menit diharapkan 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
kesehatan Kesiapan peningkatan menerima informasi
(D.0112) manajemen kesehatan Terapeuik :
teratasi dengan kriteria 1. Sediakan materi dan media pendidikan
hasil : kesehatan
Manajemen Kesehatan 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
(L.12104) kesepakatan
1. Masyarakat mampu 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
melakukan tindakan
untuk mengurangi Edukasi :
factor resiko 1. Jelaskan penyebab dan factor resiko
meningkat dengan penyakit
skor (5) 2. Jelaskan proses munculnya penyakit
2. Masyarakat mampu 3. Jelaskan tanda gejala yang ditimbulkan
menerapkan penyakit
program perawatan 4. Jelaskan cara meredakan atau mengatasi
meningkat dengan tanda gejala penyakit
skor (5)
3. Aktivitas hidup
sehari-hari efektif
memenuhi tujuan
kesehatan meningkat
dengan skor (5)
PLAN OF ACTION (POA)
DX
N SASARA WAKT TEMPA P
KEPERAWAT TUJUAN KEGIATAN
O N U T J
AN
1 Untuk Winshield Seluruh 6– 9 Rumah
survey, warga RT Novemb warga
mengetahui
wawancara ketua 05, 06, er 2023
keadaan RW, ketua RT, 07, dan
dan kader; 12
geografis
observasi, dan
dan studi
dokumentasi
menggali
permasalah
an
kesehatan
yang ada di
wilayah
RW 04
(RT.05, 06,
07, 12)
2 Serah terima Mahasis 10 Balai
mahasiswa Novemv RT 05
wa &
praktik er 2023 RW 04
komunitas dan Seluruh
keluarga warga RT
05, 06,
07, dan
12
3 - Penyebaran Mahasis 13-15 RT 05,
angket Novemb 06, 07,
wa &
- Pengumpulan er 2023 dan 12
angket seluruh
- Wawancara
warga RT
warga RT 05,
06, 07, dan 12 05, 06,
07, dan
12
4 - Tabulasi data Mahasis 16 Posko
- Penyusunan Novemb RT 07
wa
er 2023
rencana
kegiatan dan
POA
- Pre Planning
MMD 2
5 - MMD 2 Mahasis 17 Balai
Novemb RT 05
wa &
er 2023
seluruh
warga RT
05, 06,
07, dan
12
6 Untuk - Perencanaan Mahasis 18 Posko
dan persiapan Novemb RT 07
persiapan wa
implementasi er 2023
dan
pematanga
n
pelaksanaa
n kegiatan
7 Implementasi Seluruh 19 Balai
Novemb RT 05
- Pendidikan warga
er 2023
kesehatan lansia RT
warga (obat- 05, 06,
obatan 07, dan
tradisional 12
untuk
Rheumatik)
8 - Pendidikan Seluruh 20 Balai
Novemb RT 05
kesehatan warga
er 2023
warga (obat- lansia RT
obatan 05, 06,
tradisional 07, dan
untuk 12
Hipertensi)
9 - Senam lansia Seluruh 21 Balai
Novemb RT 05
dan rheumatik warga
er 2023
- Posko lansia RT
pemeriksaan 05, 06,
kesehatan gratis 07, dan
12
10 - Pendidikan Seluruh 22 Balai
Novemb RT 05
kesehatan warga
er 2023
warga (obat- lansia RT
obatan 05, 06,
tradisional 07, dan
untuk Bapil) 12
11 - Penyebaran Seluruh 23 Rumah
Novemb warga
angket evaluasi warga
er 2023
- Pengumpulan lansia RT
angket 05, 06,
07, dan
12
12 - Tabulasi data Mahasis 24 Posko
Novemb RT 07
- Penyusunan wa
er 2023
draf laporan
askep
komunitas
(evaluasi)
13 - Pre Planning Mahasis 24 Posko
Novemb RT 07
MMD 3 wa
er 2023
- Penyusunan
Laporan
Pertanggungja
waban (LPJ)
14 - MMD 3 Mahasis 25 Balai
Novemb RT 05
- Pencabutan wa &
er 2023
praktek seluruh
Komunitas dan warga RT
keluarga 05, 06,
07, dan
12

Anda mungkin juga menyukai