PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah kependudukan yang cukup besar di Indonesia adalah jumlah kepadatan
penduduk yang sangat besar. Hal ini menimbulkan berbagai macam masalah lain. Untuk itu,
pemerintah mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) yaitu program pembatasan jumlah
anak yakni dua untuk setiap keluarga. Program KB di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup
pesat dan diakui keberhasilannya di tingkat Internasional. Hal ini terlihat dari angka kesertaan ber-
KB meningkat dari 26% pada tahun 1980, menjadi 50% pada tahun 1991, dan terakhir menjadi
57% pada tahun 1997.
Rentang tahun 1800-1900 jumlah penduduk Indonesia bertambah tiga kali lipatnya.
Sedangkan 1900 -2000 terjadi pertambahan penduduk lima kali lipat dari 40,2 juta orang menjadi
205,8 juta orang. Selama rentang 1900-2000, progran Keluarga Berencana (KB) berhasil
mencegah kelahiran 80 juta orang. "Tanpa program KB jumlah penduduk hingga tahun 2000
diprediksi 285 juta orang, " ungkap Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN).
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling
dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan perluasan
pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita
harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode
yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan
dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk
memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 1998).
Kepadatan penduduk yang terjadi tentu saja menjadi suatu masalah bagi negara Indonesia yang
perlu diperhatikan oleh pemerintah sehingga banyak upaya yang dipilih atau diprogramkan oleh
pemerintah Indonesia untuk mengurangi kepadatan penduduk tersebut dengan cara melakukan
program Keluarga Berencana atau dikenal dengan singkatan KB. Oleh karena itu, penulis ingin
mengetahui beberapa hal yang berkaitan dengan program keluarga berencana sehingga penulis
1
membuat Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Keluarga Tn. W Dengan Pasangan Usia Subur
Tidak Menggunakan Kb Di Kelurahan Bonkawir Rt 03 Rw 01 Kabupaten Raja Ampat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa masalah kebidanan pada keluarga Tn. W?
2. Bagaimana asuhan Kebidanan dan Keperawatan keluarga Tn W Di komunitas?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat memberikan Asuhan Kebidanan dan keperawatan keluarga Tn.W di RT
03 RW 01 Kelurahan Bonkawir Kabupaten Raja Ampat,
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada Tn. W di RT 03 RW 01 Kelurahan
Bonkawir Kabupaten Raja Ampat.
b. Mahasiswa mampu melakukan klasifikasi data dasar masalah Kebidanan dan
keperawatan pada keluarga Tn. W di RT 03 RW 01 Kelurahan Bonkawir Kabupaten
Raja Ampat.
c. Mahasiswa mampu menyusun prioritas masalah Kebidanan pada keluarga Tn. W di
RT 03 RW 01 Kelurahan Bonkawir Kabupaten Raja Ampat.
d. Mahasiswa menyusun intervensi terhadap masalah Kebidanan dan keperawatan
yang ditemukan pada keluarga Tn. W di RT 03 RW 01 Kelurahan Bonkawir
Kabupaten Raja Ampat.
e. Mahasiswa mampu mengimplementasikan asuhan Kebidanan dan keperawatan yang
ditemukan pada keluarga Tn. W di RT 03 RW 01 Kelurahan Bonkawir Kabupaten
Raja Ampat.
f. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil asuhan Kebidanan dan keperawatan yang
ditemukan pada keluarga Tn. W di RT 03 RW 01 Kelurahan Bonkawir Kabupaten
Raja Ampat.
g. Mahasiswa mampu mendokumentasikan hasil asuhan Kebidanan keperawatan yang
ditemukan pada keluarga Tn. W di RT 03 RW 01 Kelurahan Bonkawir Kabupaten
Raja Ampat.
2
D. MANFAAT
1. Manfaat Teoritik
Sebagai salah satu gambaran pelaksanaan pelayanan kesehatan di komunitas dan sebagai
bahan referensi untuk asuhan keperawatan dan kebidanan yang lebih baik di masa yang
akan datang.
2. Manfaat Praktis
Memberikan pengalaman dan kesempatan bagi mahasiswa dalam melakukan asuhan
keperawatan dan kebidanan komunitas pada keluarga Tn. W di RT 03 RW 01 Kelurahan
Bonkawir Kabupaten Raja Ampat sehingga dapat menumbuhkan dan menciptakan calon
perawat dan bidan yang terampil dan profesional.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2) Kesatuan yang unik dari praktik kebidanan dan kesehatan masyarakat yang ditujukan
pada pengembangan serta peningkatan kemampuan kesehatan, baik diri sendiri
sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus atau
masyarakat (Ruth B. Freeman, 2012).
3) Praktik kebidanan komunitas (community health midwife practice) merupakan sintesi
teori kebidanan dan teori kesehatan masyarakat untuk promosi, pemeliharaan dan
perawatan kesehatan populasi melalui pemberian pelayanan kebidanan pada individu,
keluarga dan kelompok yang mempunyai pengaruh terhadapat kesehatan komunitas
(Stanhope dan Lancaster, 2010).
4) Kebidanan kesehatan komunitas adalah praktek melakukan promosi kesehatan dan
melindungi kesehatan masyarakat dengan menggunakan pendekatan ilmu kebidanan,
ilmu sosial dan ilmu kesehatan masyarakat yang berfokus pada tindakan promotif dan
pencegahan penyakit yang sehat (Anderson & McFarlane, 2011)
5
1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan
masyarakat dan kebidanan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan
kebidanan.
2) Agar masyarakat mendapatkan pelayan yang optimal sesuai dengan kebutuhannnya di
bidang kesehatan.
3) Memeberikan asuhan kebidanan melalui pendekatan pemecahan masalah, komunikasi
yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
4) Agar masyarakat bebas mengemukan pendapat berkaitan dengan permasalahan atau
kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada
akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2015).
6
sesuai dengan kemampuannya, misalnya mengajarkan latihan fisik pada penderita
patah tulang.
7
a) Mengatur kelahiran yang diinginkan
b) Menjaga kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak
c) Meningkatkan akses dan kualitas informasi, pendidikan, serta konseling keluarga
Berencara dan Kesehatan Reproduksi
d) Meningkatkan partisipasi dan kesertaan pria dalam praktek Keluarga Berencana
e) Mempromosikan penyusuan bayi sebagai upaya menjarangkan jarak kehamilan
Tujuan umum Keluarga Berencana adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan
kemampuan sosial ekonomi keluarga dengan cara mengatur kelahiran anak agar diperoleh
keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (Mochtar, 1998).
8
tumbuh dan belum cukup matang atau siap untuk dilewati oleh bayi. Selain itu,
bayinya pun dihadang oleh resiko kematian sebelum usianya mencapai 1 tahun
Menurut BKKBN (2005), bentuk partisipasi pria dalam Keluarga Berencana dapat
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, antara lain:
9
a. Sebagai peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak langsung.
Partisipasi pria/suami secara langsung dalam program KB adalah menggunakan
salah satu cara atau metoda pencegahan kehamilan, seperti metode senggama
terputus, metode pantang berkala, kontrasepsi kondom, vasektomi, atau kontrasepsi
lain yang telah dikembangkan.
c. Sebagai motivator
Pria/suami dapat berperan sebagai motivator yang dapat memberikan motivasi
kepada anggota keluarga/saudara yang sudah berkeluarga, dan masyarakat di
sekitarnya untuk menjadi peserta KB dengan menggunakan salah satu alat
kontrasepsi. Seorang calon motivator harus sudah menjadi peserta KB karena
keteladanannya sangat dibutuhkan. Untuk itu, calon motivator harus mengetahui:
10
1. Keuntungan dan kelemahan memakai salah satu alat kontrasepsi
2. bersedia melakukan KIE KB kepada masyarakat di sekitarnya dengan
idealisme yaitu melahirkan yang aman setelah umur istri lebih dari 20 tahun,
cukup 2 anak (laki-laki perempuan sama saja), jarak kelahiran yang aman
adalah 3 tahun, dan stop melahirkan setelah umur istri lebih dari 30 tahun
3. bersedia menjadi kader atau relawan penggerak massa di pedesaan
11
7 Langkah Manajemen Kebidanan Menurut Varney
a. Langkah 1 Mengumpulkan Data
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang
diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
– Riwayat kesehatan
– Pemeriksaan fisik pada kesehatan
– Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
– Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi
Pada langkah pertama ini dikumpulakan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang
berkaitan dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Bila
klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen
kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi.
12
d. Langkah IV (keempat): Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang
Memerlukan Penanganan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambunagan dari proses manajemen kebidanan. Jadi
manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi
juga selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita
tersebut dalam persalinan.
Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data mungkin
mengindikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk kepentingan
keselamatan jiwa ibu atau anak (misalnya, perdarahan kala III atau perdarahan segera setelah
lahir, distocia bahu, atau nilai APGAR yang rendah).
Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukan satu situasi yang memerlukan tindakan
segera sementara yang lain harus menunggu intervensi dari seorang dokter, misalnya prolaps
tali pusat. Situasi lainya bisa saja tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi
atau kolaborasi dengan dokter.
13
f. Langkah VI (keenam) : Melaksanaan perencanaan
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada
langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan
atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan
yang lain. Jika bidan tidak melakukanya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanaanya. Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta
meningkatkan mutu dari asuhan klien.
14
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN DATA
1. DATA UMUM
A. DATA DEMOGRAFI
Identitas Kepala Keluarga
1. Nama : Tn. W
2. Umur : 60 Tahun
3. Status : Kawin
4. Pekerjaan : Petani
5. Pendidikan : SMA
6. Agama : Kristen
7. Alamat : RT 03
15
Anggota Keluarga
Tahun
16
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki : Perempuan
17
C. FAKTOR LINGKUNGAN
1. Apakah keluarga memanfaatkan pekarangan yang dimiliki ?
a. Ya ( √ )
b. Tidak ( )
2. Bagaimana kondisi ventilasi rumah ?
a. Baik (>20% luas lantai) (√ )
b. Cukup (15-20% luas lantai) ( )
c. Kurang (<15% luas lantai) ( )
D. KEPEMILIKAN TERNAK
1. Apakah keluarga memiliki kandang ternak, dimanakah letak kandang ?
Tidak memiliki ternak/hewan peliharaan
E. PEMBUANGAN SAMPAH
1. Kondisi pembuangan sampah keluarga ?
a. Ya, terbuka ( )
b. Ya, tertutup (√ )
c. Tidak ( )
d. Lain-lain, sebutkan ( )
2. Cara pembuangan sampah keluarga ?
a. Di bakar (√ )
b. Di buang disungai ( )
18
c. Di timbun ( )
d. Di sembarang tempat ( )
F. SUMBER AIR
1. Dari mana sumber air keluarga ?
a. Sumur gali (√ )
b. Sungai ( )
c. Mata air ( )
d. PDAM ( )
19
a. Saluran tertutup lancar ( )
b. Saluran tertutup tergenang ( )
c. Saluran terbuka lancar (√ )
d. Saluran terbuka tergenang ( )
4. Tempat pembuangan tinja keluarga ?
a. Septik tank (√ )
b. Jumbleng ( )
c. Kolam
d. Sungai ( )
e. Sembarang tempat ( )
5. Kepemilikan tempat pembuangan tinja keluarga ?
a. WC pribadi (√ )
b. WC umum ( )
6. Kondisi tempat pembuangan tinja ?
a. Terpelihara (√ )
b. Tidak terpelihara ( )
I. SISTEM NILAI
1. Apakah keluarga mempunyai keyakinan yang mendukung kesehatan ?
a. Tidak ada ( )
b. Ada, sebutkan (√ )
20
- Ya, seperti Keluarga memiliki kartu jaminan kesehatan dan memeriksakan
kesehatan di fasilitas kesehatan
J. DERAJAT KESEHATAN
1. Apakah anggota keluarga ada yang menderita sakit ?
- Tidak ada
2. Apa yang dilakukan keluaraga ketika ada anggota keluarga yang sakit ?
a. Periksa ke Yankes (√ )
b. Beli obat sendiri ( )
c. Tidak periksa ( )
d. Dukun ( )
e. Lain-lain, sebutkan ( )
1. DATA UMUM
A. SATATUS SOSIAL EKONOMI
No. Penghasilan keluarga dalam sebulan Total
1. Askes
2. BPJS Mandiri 5
3. Jamsostek
4. Tidak punya
21
B. FAKTOR LINGKUNGAN
No. Pemanfaatan Lingkungan Total
1. Ya
2. Tidak 2
1. Bersih 1
2. Tidak bersih
22
C. KEPEMILIKAN TERNAK
No. Letak Kandang Total
1. Dalam rumah
2. Luar rumah
3. Tidak punya 3
D. PEMBUANGAN SAMPAH
No. Cara Pembuangan Sampah Total
1. Di bakar 1
2. Di buang di sungai/pantai
3. Di timbun
4. Di sembarang tempat
E. SUMBER AIR
No. Sumber Air Keluarga Total
1. Sumur gali
2. Sungai
3. Mata air
4. PDAM 4
23
No. Tempat Penyimpanan Air Keluaraga Total
1. Ember/gentong terbuka
2. Ember/gentong tertutup 2
3. Tidak ada
1. Berbau
2. Berwarna
3. Berasa
2. Lebih 10 meter 2
24
No. Jenis Pembuangan Air Limbah Keluarga Total
1. Got/saluran terbuka 1
2. Sungai
3. Bak penampungan
4. Got/selokan tertutup
5. Dibuang sembarangan
1. Septic tank 1
2. Jumbleng
3. Kolam
4. Sungai
5. Sembarang tempat
25
No. Kepemilikan Tempat Pembuangan Tinja Total
1. WC Pribadi 1
2. WC Umum
1. Terpelihara 1
2. Tidak terpelihara
2. Lebih 10 meter 2
2. Sepeda
3. Kendaraan roda 4
4. Lain-lain
26
No. Jarak Ke Sarana Yankes Total
1. Kurang dari 5 km
2. Lebih dari 5 km 2
H. SISTEM NILAI
No. Keluarga mempunyai keyakinan yang Total
mendukung kesehatan
1. Tidak ada
2. Ada 2
I. DERAJAT KESEHATAN
No. Keluarga yang menderita sakit Total
1. Asma 0
2. TBC 0
3. Hipertensi 0
4. Asam urat 0
27
No. Yang dilakukan keluarga ketika ada Total
anggota keluarga yang sakit
1. Periksa ke yankes 1
3. Tidak periksa
4. Dukun
5. Lain-lain
Kunjungan Pertama
Tanggal Pengkajian : 06 Oktober 2019
Nama Pengkaji : Debri Tobing dan Demon Yumame
Tempat Pengkaji : Rumah Tn. W
Jam Pengkajian : 14.00 WIT
a. Identifikasi Data
1) Data Subyektif
a) Identifikasi/Biodata
Nama Ibu : Ny. E Nama Suami : Tn. W
Umur : 51 th Umur : 60 th
Suku : Biak Suku : Jayapura
Agama : Kristen Agama : Kristen
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat : RT 03
b) Status Kesehatan
1) Datang pada 06 Oktober 2019
2) Keluhan-keluhan : Tidak ada
28
c) Riwayat Menstruasi
1) Haid pertama : 13 Tahun
2) Siklus : 28 Hari
3) Banyaknya : ± 3-4 kali ganti pembalut
4) Dismenorhoe : Tidak
5) Teratur/Tidak : Teratur
6) Lamanya : 5-6 hari
7) Sifat Darah : Normal
8) Keputihan : Tidak
d) Pola Sehari-hari
Tabel 3.1 Pola Sehari-hari
No Pola Sehari-hari Saat ini
1 Pola Nutrisi
a. Makan
Frekuensi Ibu mengatakan ibu makan 2-3 kali/hari
Jenis Makanan Nasi, Sayur, Ikan
Makanan Pantangan Tidak Ada
b. Minum
Frekuensi Ibu mengatakan minum dengan baik 6-7 kali/hari
Jenis minum Air Putih
2 Pola Eliminasi
a. BAB
Warna Ibu mengatakan 2 kali/hari Kuning kecoklatan
Bau Khas feses
Konsisten Lunak
Keluhan Tidak ada
29
b. BAK
Warna 5-6 kali/hari Kuning jernih
Bau Khas urine
Keluhan Tidak ada
h) Immunisaasi TT
Imunisasi Lengkap
30
7. Lain-lain : Tidak Ada
l) Riwayat Sosial
1. Status Perkawinan : I (Pertama)
2. Usia Ibu Saat Menikah : 18 Tahun
3. Pengambil Keputusan Dalam Keluarga Adalah : Suami
4. Ibu Tidak Mempunyai Kebiasaan Merokok : Tidak Merokok
2. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum : Baik
kesadaran : Compos Mentis
Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 150/90 mmHg
Nadi : 88 kali/menit
Pernafasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,5oC
TB : 158 cm
BB : 51 kg
IMT : 20,42
LILA : 25 cm
b) Kepala
Rambut : Hitam, keritng dan Bersih
Muka : Simetris dan Tidak ada Odem
Mata : Konjungtiva : Tidak Pucat/Merah Muda
Sklera : Tidak Ikterus
31
c) Leher
TVJ : Tidak ada pembengkakan
KGB : Tidak ada pembengkakan
Kelenjar Tiroid :Tidak ada pembengkakan
d) Dada dan Payudara
Dada : Tidak di lakukan pemeriksaan
Payudara (Kanan dan Kiri)
Bentuk : Tidak di lakukan pemeriksaan
Keadaan : Tidak di lakukan pemeriksaan
Putting susu : Tidak di lakukan pemeriksaan
Pengeluaran : Tidak di lakukan pemeriksaan
Rasa Nyeri : Tidak ada
Benjolan : Tidak di lakukan pemeriksaan
e) Abdomen
a. Inspeksi : Tidak ada strie gravidarum
f) Ekstremitas Atas dan Bawah
1) Atas : Normal, LILA : 25 cm
2) Bawah : Normal, tidak ada odem dan varices
g) Genetalia (tidak dilakukan pemeriksaan)
1) Vulva/vagina
Oedem : Tidak dilakukan pemeriksaan
Keadaan : Tidak dilakukan pemeriksaan
Pengeluaran pervaginam : Tidak dilakukan pemeriksaan
a. Kelenjar Bartholini
Pembengkakan : Tidak dilakukan pemeriksaan
b. Kelenjar Skene : Tidak dilakukan pemeriksaan
c. Perineum : Tidak dilakukan pemeriksaan
d. Kelainan lain : Tidak dilakukan pemeriksaan
2) Anus
32
Haemoroid : Tidak dilakukan pemeriksaan
3) Pemeriksaan Laboratorium
a. Hb : Tidak di lakukan pemeriksaan
b. Urine : Tidak dilakukan pemeriksaan
h) Ekstremitas Atas dan Bawah
3) Atas : Normal, LILA : 25 cm
4) Bawah : Normal, tidak ada odem dan varices
Diagnosa : Ny. E Usia 51 Tahun Tidak Menggunakan KB dengan Hipertensi
1. Sifat Masalah 2
4. Menonjolnya Masalah 4
TOTAL 12
33
No Kriteria Skor
1. Sifat Masalah 3
4. Menonjolnya Masalah 4
TOTAL 13
b. Skala Prioritas
1. Sifat Masalah 2
4. Menonjolnya Masalah 4
TOTAL 12
Keterangan Nilai :
1 = Sangat Rendah
2 = Rendah
3 = Cukup
4 = Tinggi
5 = Sangat Tinggi
34
III. PRIORITAS MASALAH
Berdasarkan Hasil analisa masalah maka susunan prioritas masalahnya yaitu :
1. Kurangnya pengetahuan tentang Keluarga Berencana (KB) ( Skor 13 point )
2. PUS tidak ber KB ( Skor 12 point )
Berdasarkan analisa prioritas masalah diatas, maka dapat disimpulkan prioritas masalahnya
adalah Ny. E dengan kurangnya pengetahuan tentang keluarga Berencana (KB) Dengan
Hipertensi
IV. INTERVENSI
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan keluarga dapat mengerti dan
menerapkan tentang penjelasan yang diberikan.
Intervensi Rasional
35
V. IMPLEMENTASI
Jam Implementasi
IV. EVALUASI
Tanggal : 06 Oktober 2019 Jam : 14.40 WIT
36
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengumpulan Data
Pada tahap pengkajian ini data diperoleh melalui observasi dan wawancara yang
dilakukan secara kunjungan rumah. Kegiatan pengkajian dilakukan pendekatan, tabulasi,
analisis data dan perumusan masalah. Dalam kegiatan pengkajian ditemukan data subjektif
dan objektif pada keluarga Tn. “W” dengan prioritas masalah Ny. “E”dengan Pasangan
Usia Subur tidak Ber-KB dengan Hipertensi
B. Perencanaan
Tahap perencanaan yang terdiri atas rumusan dan penyusunan rencana tindakan telah
dilaksanakan sesuai dengan prioritas masalah yang ada. Rencana yang disusun merupakan
rencana kerja berupa asuhan keperawatan dan kebidanan komunitas pada keluarga Tn. “W”
yang berfokus pada Ny. “E” dengan pasangan usia subur tidak menggunakan KB dengan
Hipertensi
C. Pelaksanaan
Pelaksanaan disesuaikan dengan waktu senggang anggota keluarga Tn. “W”pada
prioritas ini kegiatan dilaksanakan berdasarkan kebutuhan dengan menekan upaya
promotif dan preventif sesuai dengan masalah yang ada. Pelaksanaan dilakukan
berdasarkan asuhan kebidanan dan Keperawatan komunitas keluarga berdasarkan teori
atau sumber yang ada.
D. Evaluasi
Evaluasi dilakukan berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, sesuai dengan asuhan
kebidanan dan keperawatan komunitas keluarga berdasarkan tinjauan teori yang ada.
37
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut WHO, komunitas merupakan kelompok sosial yang ditentukan oleh batas-batas
wilayah, nilai-nilai keyakina dan minat yang sama, serta adanya saling mengenal dan
interaksi antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya World Health
Organization – WHO (2012)
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling
dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan
perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami
oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya
karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu
mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan
individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI,
1998).
B. Saran
Dalam memberikan asuhan kebidanan di komunitas, asuhan yang diberikan sebaiknya
bersifat komprehensif kebidanan, karena ini sesuai dengan salah satu Visi dan Misi
Indonesia Tahun 2000 yaitu tentang Indonesia Sehat. Karena negara yang kuat di mulai
dari rakyat yang sehat.
38
DAFTAR PUSTAKA
39
40