Anda di halaman 1dari 16

KONSEP DASAR KEPERAWATAN II

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kelompok 5

Andi Irawan

Ardianto

Asti Winda Wati

Kurnia Safiri Khaz

Nurul Afifah Nensih

Nurafni Oktaviana

Rina Afriana

Titi Mardianti Safitri

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKes PAYUNG NEGERI PEKANBARU

2017
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Allah Swt yang telah


memberikan taufik dan hidayah-Nya, sehingga makalah berjudul Pertumbuhan
dan Perkembangan Anak bisa terselesaikan. Disini penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada ibu Ns. Gita Adelia, S. Kep. yang telah memberikan
bimbingannya dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis berharap makalah ini
dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan menjadi gambaran bagi pembaca
mengenai ilmu pendidikan khususnya yang berkaitan dengan Diagnosa
Keperawatan. Oleh karena itu, penulis mengaharapkan kritik dan saran yang
mendukung, demi lebih sempurnanya makalah ini. Akhir kata, penulis hanya
berharap agar hasil makalah ini dapat berguna bagi semua pihak dan menjadi
sesuatu yang bermanfaat bagi pembaca.

Pekanbaru, 8 Maret 2017

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setelah menyelesaikan pengkajian keperawatan, perawat
melanjutkan pada diagnosa keperawatan,yang merupakan penilaian klinis
tentang respons individu,keluarga,atau kamunitas terhadap masalah
kesehatan aktual atau potensial atau proses kehidupan.diagnosa
keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon aktual atau
potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai
lisensi dan kompeten untuk mengatasinya.
Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan
intervensi untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat
(NANDA,1990; Carpenito,1993). Hasil dan intervensi dipilih dalam
kaitannya dengan diagnosa keperawatan tertentu (McCloskey &
Bulechek,1992). Alasan untuk merumuskan diagnosa keperawatan setelah
menganalisis data pengkajian adalah untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan yang melibatkan klien dan keluarganya dan untuk memberikan
arah asuhan keperawatan.pernyataan diagnosa keperawatan adalah hasil
dari proses diagnostik selama perawat menggunakan pemikiran kritis,
diagnosa kepearawatan dikembangkan untuk klien,keluarga, atau
komunitaas dan mencakup data fisik perkembangan, intelektual, emosi,
sosial dan spiritual yang didapapatkan selama pengkajian.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana itu diagnosa keperawatan?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui tentang diagnosa keperawatan
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pengertian diagnosa keperawatan
b. Untuk mengetahui berbagai jenis diagnosa keperawatan
c. Untuk mengetahui komponen diagnosa keperawatan
d. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan, diagnosa medis, dan
masalah kolaboratif
e. Untuk mengetahui langkah dasar dalam diagnosa keperawatan
f. Untuk mengetahui karakteristik diagnosa keperawatan
g. Untuk mengetahui format untuk menulis diagnosa keperawatan
h. Untuk mengetahui daftar pedoman untuk menulis sebuah
pernyataan diagnosis keperawatan
i. Untuk mengetahui keuntungan dari taksonomi diagnosa
keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon


individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau
potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat
secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi
secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan
merubah status kesehatan klien (Carpenito, 2000. Gordon, 1976 &
NANDA).

Diagnosa keperawatan adalah suatu bagian integral dari proses


keperawatan. Hal ini merupakan suatu komponen dari langkah-langkah
analisa, dimana perawat mengidentifikasi respon-respon individu terhadap
masalah-masalah kesehatan yang aktual dan potensial. Dibeberapa negara
mendiagnosa diidentifikasikan dalam tindakan praktik keperawatan
sebagai suatu tanggung jawab legal dari seorang perawat profesional.
Diagnosa keperawatan memberikan dasar petunjuk untuk memberikan
terapi yang pasti dimana perawat bertanggung jawab di dalamnya ( Kim et
al, 1984).

Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan


interpretasi data yang diperoleh dari pengkajian keperawatan klien.
Diagnosa keperawatan memberikan gambaran tentang masalah atau status
kesehatan klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana
pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat.

Diagnosa keperawatan, sebagai suatu bagian dari proses


keperawatan juga direfleksikan dalam standar praktik ANA. Standar-
standar ini memberikan satu dasar luas mengevaluasi praktik dan
merefleksikan pengakuan hak-hak manusia yang menerima asuhan
keperawatan ( ANA, 1980).
B. Jenis Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut Carpenito (2001) dapat dibedakan
menjadi 5 kategori:
1. Aktual : suatu diagnosa keperawatan aktual menggambarkan penilaian
klinis yang harus divalidasi perawat karena adanya batasan
karakteristik mayor.
Syarat :Menegakkan diagnosa keperawatan aktual harus ada
unsur PES. Symptom (S) harus memenuhi kriteria mayor (80%-100%)
dan sebagian kriteria minor dari pedoman diagnosa NANDA.
Misalnya, ada data : muntah, diare, dan turgor jelek selama 5 hari.
Diagnosa : Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan
kehilangan cairan secara abnormal (taylor, lilis, dan LeMoni, 1988,
p.283)
Jika masalah semakin jelek dan menganggu kesehatan “perineal”,
klien tersebut akan terjadi resiko kerusakan kulit, dan disebut sebagai
“resiko diagnosa”.
2. Resiko : diagnosa keperawatan resiko menggambarkan penilaian
klinis dimana in dividu atau kelompok lebih rentan mengalami
masalah di banding orang lain dalam situasi yang sama atau serupa.
Syarat:Menegakkan resiko diagnosa keperawatan ada unsur PE
(problem and etiologi) penggunaan istilah “resiko dan resiko tinggi”
tergantung dari tingkat keparahan/kerentanan terhadap masalah.
Diagnosa : “resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan
diare yang terus menurus”.
Jika perawat menduga adanya gangguan self-concept, tetepi
kurang data yang cukup mendukung (defenisi karakteristik/tanda dan
gejala) untuk memastikan permasalahan, maka dapat dicantumkan
sebagai : “kemungkinan diagnosa”.
3. Kemungkinan:Diagnosis keperawatan yang mungkin adalah
pernyataan yang menjelaskan masalah yang diduga memerlukan data
tambahan. Itu adalah un beruntung bahwa banyak perawat telah
disosialisasikan untuk menghindari muncul tentatif. dalam
pengambilan keputusan ilmiah, pendekatan tentatif bukanlah tanda
kelemahan atau keraguan, tetapi merupakan bagian penting dari
proses. perawat harus menunda diagnosis akhir sampai ia atau dia
telah mengumpulkan dan menganalisis semua informasi yang
diperlukan untuk tiba pada suatu conclusion.physicians ilmiah
menunjukkan kesementaraan dengan aturan pernyataan keluar (R / O).
Perawat juga harus mengadopsi posisi tentatif sampai mereka telah
menyelesaikan pengumpulan data dan evaluasi dan dapat
mengkonfirmasi atau menyingkirkan.
Syarat: menegakkan kemungkinan diagnosa keperawatan adanya
unsur respon (problem) dan faktor yang mungkin dapat menimbulkan
masalah tetapi belum ada.
Diagnosa: kemungkinan gangguan konsep diri: rendah
diri/terilosasi berhubungan dengan diare.
Keperawat dituntut untuk berfikir lebih kritis dan mengumpulkan data
tambahan yang berhubungan dengan konbsep diri.
4. Diagnosa Keperawatan “Wellness”
Diagnosa keperawatan kesejahteraaan adalah penilaian klinis
tentang keadaan individu, keluarga, atau masyarakat dalam transisi
dari tingkat sejahtera tertentu ke tingkat sejahtera yang lebih tinggi
(NANDA).

Ada 2 kunci yang harus ada:

a) Sesuatu yang menyenangkan pada tingkat kesejahteraan yang lebih


tinggi.
b) Ada status dan fungsi yang efektif.
Pernyataan diagnosa keperawatan yang dituliskan adalah “potensi
untuk peningkatan..”. perlu dicatat bahwa diagnosa keperawatan
kategori ini mengandung unsur “faktor yang berhubungan”.
Contoh : Potensial peningkatan hubungan dalam keluarga
Hasil yang diharapkan meliputi :
1. Makan pagi bersama selama lima hari / minggu
2. Mrlibatkan anak dalam pengambilan keputusan keluarga
3. Menjaga kerahasiaan setiap anggota keluarga
5. Diagnosa keperawatan “syndrome”

Diagnosa keperawatan syndrom adalah diagnosa yang terdiri


dari kelompok diagnosa keperawatan aktual atau resiko yang
diperkirakan ada karena situasi atau peristiwa tertentu.

Manfaat diagnosa keperawatan syndrom adalah agar perawat selalu


waspada dan memerlukan keahlian perawat dalam setiap melakukan
pengkajian dan tindakan keperawatan.
Menurut NANDA ada dua diagnosa keperawatan syndrom:
1. Syndrom trauma pemerkosaan (Rape trauma syndrome)
Pada diagnosa keperawatan diatas lebih menunjukkan adanya
kelompok tanda dan gejala dari pada kelompok diagnosa
keperawatan. Tanda dan gejala tersebut meliputi:
Cemas, takut,sedih, gangguan istirahat dan tidur, dan resiko
tinggi nyeri sewaktu melakukan melakukan hubungan seksual.
2. Resiko Syndrome penyalahgunaan (Risk for Disuse Syndrome)
a. Resiko konstipasi
b. Resiko perubahan fungsi pernafasan
c. Resiko infeksi
d. Resiko trombosis
e. Resiko gangguan aktivitas
f. Resiko perlukaan
g. Kerusakan mobilisasi fisik
h. Resiko gangguan proses pikir
i. Resiko gangguan gambaran diri
j. Resiko ketidakberdayaan (powerlessness)
k. Resiko kerusakan integritas jaringan.

C. Komponen Diagnosa Keperawatan


Ada tiga komponen yang esensial dalam suatu diagnosa
keperawatan yang telah dirujuk sebagai bentuk PES ( Gordon, 1987 ). “ P
“ di identifikasi sebagai masalah / problem kesehatan, “E” menunjukan
etiologi/penyebab dari problem, dan “S” menggambarkan sekelompok
tanda dan gejala, atau apa yang dikenal sebagai “ batasan karakteristik”
ketiga bagian ini dipadukan dalam suatu pernyataan dengan menggunakan
“yang berhubungan dengan”. Kemudian diagnosa-diagnosa tersebut
dituliskan dengan cara berikut :

1. Problem “yang berhubungan dengan “etiologi” dibuktikan oleh“ tanda-


tanda dan gejala-gejala ( batasan karakteristik ). Problem dapat
diidentifikasikan sebagai respons manusia terhadap masalah-masalah
kesehatan yang aktual atau potensial sesuai dengan data-data yang
didapat dari pengkajian yang dilakukan oleh perawat.
2. Etiologi ditunjukan melalui pengalaman-pengalaman individu yang
telah lalu, pengaruh genetika, faktor-faktor lingkungan yang ada saat
ini, atau perubahan-perubahan patofisiologis.
3. Tanda dan gejala menggambarkan apa yang klien katakan dan apa
yang diobservasi oleh perawat yang mengidentifikasikan adanya
masalah tertentu.

Informasi yang ditampilkan pada setiap diagnosa keperawatan


mencakup hal-hal berikut :

a. Defenisi. Merujuk kepada defenisi NANDA yang digunakan pada


diagnosa –diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan tersebut.
b. Kemungkinan Etiologi (“yang berhubungan dengan”). Bagian ini
menyatakan penyebab-penyebab yang mungkin untuk masalah yang
telah diidentifikasi. Yang tidak dinyakatakan oleh NANDA diberi
tanda kurung [ ]. Faktor yang berhubungan / risiko diberikan untuk
diagnosa yang beresiko tinggi.
c. Batasan karakteristik (“dibuktikan oleh”). Bagian ini mencakup tanda
dan gejala yang cukup jelas untuk mengindikasi keberadaan suatu
masalah. Sekali lagi seperti pada definisi dan etiologi. Yang tidak
dinyatakan oleh NANDA diberi tanda kurung [ ].
d. Sasaran/Tujuan. Pernyataan–pernyataan ini ditulis sesuai dengan
objektif perilaku klien. Sasaran/tujuan ini harus dapat diukur,
merupakan tujuan jangka panjang dan pendek, untuk digunakan dalam
mengevaluasi keefektifan intervensi keperawatan dalam mengatasi
masalah yang telah diidentifikasi. Mungkin akan ada lebih dari satu
tujuan jangka pendek, dan mungkin merupakan “batu loncatan” untuk
memenuhi tujuan jangka panjang.
e. Intervensi dengan Rasional Tertentu. Hanya intervensi-intervensi yang
sesuai untuk bagian diagnosa yang ditampilkan. Rasional-rasional
yang digunakan untuk intervensi mencakup memberikan klarifikasi
pengetahuan keperawatan dasar dan untuk membantu dalam
menyeleksi intervensi-intervensi yang sesuai untuk diri klien.
f. Hasil Klien yang Diharapkan/Kriteria Pulang. Perubahan perilaku
sesuai dengan kesiapan klien untuk pulang yang mungkin untuk
dievaluasi.
g. Informasi Obat – obatan. Informasi ini mencakup implikasi
keperawatan, menyertai bab-bab yang mana tiap klarifikasinya sesuai.

D. Membandingkan Diagnosa Keperawatan, Diagnosa Medis, Masalah


Kolaboratif
a. Diagnosa keperawatan
1. Menguraikan respon terhadap proses penyakit
2. Berorientasi kepada individu
3. Berubah jika respon berubah
4. Mengarah pada fungsi mandiri dalam perencenaan, intervensi dan
evaluasi
5. Belum mempunyai system klasifikasi yang dapat diterima secara
universal dalam proses pengembangan
b. Diagnosa medis
1. Menguraikan proses penyakit spesifik
2. Berorientasi pada proses/keadaan patologik
3. Relative konstan (sakit sampai sembuh)
4. Mengarah pada tindakan medis sebagian dapat dikolabarasi dengan
perawat
c. Masalah Kolaboratif
Masalah kolaboratif adalah masalah yang nyata atau resiko yang
mungkin terjadi akibat komplikasi dari penyakit atau dari pemeriksaan
atau akibat pengobatan, yang mana masalah tersebut hanya bisa
dicegah, diatasi, atau dikurangi dengan tindakan keperawatan yang
bersifat kolaboratif. Label yang digunakan adalah : Potensial
Komplikasi (PK).
E. Langkah Dasar Dalam Proses Diagnosa Keperawatan
F. Menggambarkan Karakteristik Diagnosa Keperawatan
1. Perawat professional
a. Orang yang bertanggung jawab membuat diagnose keperawatan
b. Ditunjang oleh izin secara hokum dan standar nasaional untuk
praktek
2. Masalah kesehatan
Suatu kondisi atau situasi yang mana klien membutuhkan untuk
mempertahankan atau mengembalikan kondisi sehat serta meninggal
dengan sejahtera
3. Diagnosa keperawatan menguraikan :
a. Masalah kesehatan aktual
b. Masalah kesehatan potensial
c. Masa pertumbuhan personal
4. Domain pada diagnosa keperawatan mencakup hanya status kesehatan
dimana perawat mampu dan diizinkan untuk mengatasinya
5. Keputusan yang dibuat hanya sesudah melalui proses sistematis dari
pengumpulan data

G. Format Untuk Menulis Diagnosa Keperawatan

Menurut Harianto(2008), penulisan pernyataan diagnosa


keperawatan yang terdiri atas 3 bagian sebagai berikut:

Label + Etiologi faktor- Symptom tanda


problem faktor penyebab dan gejala
H. Pedoman Untuk Menulis Sebuah Pernyataan Diagnosis Keperawatan

Menurut Carpenito dan Moyet (2007), berikut adalah pedoman


dalam menulis pernyataan diagnosis keperawatan, diantaranya:

1. Memakai PE dan PES untuk format diagnosis aktual, kecuali jika


perawat berbeda mengambil tindakan berbeda.
2. Catat diagnosis keperawatan potensial dalam sebuah problem atau
format etiologi.
3. Memakai istilah yang sama dengan diagnosis keperawatan yang telah
distandarkan oleh NANDA.
4. Merujuk pada daftar yang diterima, bentuk diagnosis keperawatan
catatan dalam saku atau ringkasan.
5. Memulai penulisan pernyataan diagnosis dengan mengubah
redaksinya sesuai dengan penulisan diagnosis yang telah
distandartkan.

Hal-hal yang harus dilakukan agar terhindar dari kesalahan saat


membuat pernyataan diagnosis keperawatan adalah sebagai berikut:

1. Hindari menulis diagnosis medis sebagai etiologi pada diagnosa aktual/


resiko. Contoh:
a. Cemas b/d hipertensi
b. Gangguan pola tidur b/d multiple skelerosis( MS )
2. Jika diagnosis medis merupakan penyebab dari masalah, tuliskan
setelah faktor-faktor berhubungan. Penulisannya didahului dengan kata
“ sekunder karena”. Misalnya:
a. Cemas b/d kehilangan persepsi sekunder karena kanker
b. Gangguan pola tidur b/d kesulitan untuk mendapat posisi yang
nyaman sekunder karena spasme dari MS.
3. Jangan gunakan tanda dan gejala sebagai etiologi misalnya:
a. Gangguan pola tidur b/d kesulitan untuk tidur ( lebih baik sebagai
tanda dan gejala).
b. Kerusakan integritas kulit b/d kemerahan pada tumit (lebih baik
sebai tanda dan gejala).
4. Hindari menggunakan kata kebutuhan (need) sebagai etiologi,
misalnya:
a. Intoleransi aktivitas b/d kebutuhan untuk berjalan setiap 4 jam.
b. Cemas b/d kebutuhan untuk saling tukar perasaan
5. Hindari tujuan sebagai etiologi. Misalnya:
a. Defisit makan sendiri b/d klien akan makan sendiri
b. Perubahan peran orangtua b/d orangtua akan merawat anaknya.

I. Keuntungan Dari Taksonomi Diagnosa Keperawatan

Taksonomi ini merupakan konsep kerangka kerja dalam


menentukan sebuah diagnosa keperawatan. Konsep dari diagnosa
keperawatan sendiri adalah upaya keberhasilan pendekatan klinis
keperawatan dan diagnosa keperawatan secara internasional dianggap
penting dalam pendekatan sistem dan rencana keperawatan klien/pasien
(Barnum, 1994)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diagnosis Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang
respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan
aktual atau potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya,
perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan
intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah
dan merubah status kesehatan klien (Carpenito, 2000; Gordon, 1976 &
NANDA).
Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan
interpretasi data yang diperoleh dari pengkajian keperawatan klien.
Diagnosis keperawatan memberikan gambaran tentang masalah atau status
kesehatan klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana
pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat.
B. Saran

Penulis menyarankan agar petugas kesehatan dapat berkerja


profesional dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai seorang
perawat yang idela dan bertanggung jawab. Sehingga pasien dapat
merasakan kepuasan atas asuhan keperawatan yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai