Anda di halaman 1dari 11

DIAGNOSA KEPERAWATAN

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

AIDIL SAPUTRA ( 2207201001)

ALFIA RAHMI (2207201003)

MAHJAYANI (2207201036)

RINA NINGSIH (2207201043)

IKA LESTARI (2207201026)

GHEVIRA AZIVA (2207201022)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

MUHAMMADIYAH LHOKSEUMAWE

TAHUN AJARAN 2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Diagnosa Keperawatan"
dengan tepat waktu. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Novia
Rizana selaku dosen Mata Pelajaran Konsep Dasar Keperawatan. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah
ini.Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
4. Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Diagnosa Keperwatan
B. Tujuan Diagnosa
C. Jenis Diagnosa Keperawatan
a. Actual
b. Risk
c. Possiblle
d. Wellness
e. Syndrome
D. Klasifikasi Diagnosa Keperawatan
1. Diganosa Nanda
2. SLKI
3. SKDI
4. SIKI
BAB III
Penutup
1. Kesimpulan
2. Saran
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien (UU Kesehatan No.36 tahun 2009). Perawat dalam memberikan
pelayanan keperawatan harus mampu menggunakan metode ilmiah yaitu menggunakan
proses keperawatan. Proses keperawatan merupakan metode bagi perawat untuk memberikan
asuhan keperawatan, sehingga seorang perawat harus mampu menerapkan proses
keperawatan dengan benar, keberhasilan dalam menerapkan proses keperawatan yaitu dalam
analisis data dan merumuskan diagnosa keperawatan (Sumijatun, 2010). Proses menjalankan
tugas sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat berwenang untuk menegakkan diagnosis
keperawatan (Pasal 30 UU No.38 tahun 2014).
Kegiatan analisis data dalam perumusan diagnosa keperawatan merupakan
kemampuan kognitif dalam pengembangan daya berfikir dan penalaran yang dipengaruhi
oleh latar belakang ilmu dan pengetahuan yang dimiliki seorang perawat. Analisis data dalam
perumusan diagnosa keperawatan dimulai dengan pengelompokan data yang diperoleh dari
anamnesa, pengamatan dan pemeriksaan fisik lalu hasil yang didapat dibandingkan dengan
standar (kondisi normal), sehingga dapat diketahui permasalahan kesehatan yang dialami
pasien dan dapat dirumuskan masalah kesehatan. Saat melakukan analisis data untuk
perumusan diagnosa keperawatan kemampuan seorang perawat sangat diperlukan untuk
mengkaitkan data dan menghubungkan data tersebut dengan konsep teori, sehingga perawat
mampu merumuskan diagnosa keperawatan dengan tepat (Dermawan, 2012).
Diagnosa keperawatan adalah analisis data subjektif dan objektif yang didapatkan
pada tahap pengkajian untuk ditegakkan diagnosis keperawatan. PPNI (2010) komponen
diagnosa keperawatan terdiri dari masalah (P), etiologi atau penyebab (E) dan gejala atau
tanda (S) atau terdiri dari masalah dengan penyebab (PE). Perawat tidak merumuskan
diagnosa keperawatan aktual sebesar 48,75% dan resiko sebesar 35,0% (Mira, 2014). Data
lain menunjukkan bahwa perawat tidak merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan
problem, etiologi, dan symptom sebesar 89,6% dan tidak dirumuskan diagnosa keperawatan
aktual/resiko sebesar 51,0% (Yanti, 2013).
Ketidaktepatan dalam merumuskan diagnosa keperawatan akan berdampak pada
rencana keperawatan yang akan dilakukan kepada pasien, sehingga masalah yang dialami
tidak terselesaikan dan pasien tidak mencapai kesehatan yang optimal. Faktor – faktor yang
menyebabkan terjadinya hal tersebut dikarenakan perawat dalam menganalisa data dan
mengidentifikasi masalah pasien tidak tepat, sehingga akan mempengaruhi dalam perumusan
diagnosa keperawatan (Deswani, 2009). Perawat tidak mencatat diagnosa keperawatan yang
mencerminkan PE/PES dan tidak merumuskan diagnosa keperawatan aktual/potensial sebesar
72,2% (Berthiana, 2013). Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi perawat dalam
menganalisis data dan perumusan diagnosa keperawatan akan mempengaruhi dalam
penyelesaian masalah kesehatan yang dialami pasien (Setiadi, 2012).

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas bahwa saat melakukan analisis data
kompetensi perawat sangat diperlukan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
tersebut dengan konsep teori sehingga perawat mampu merumuskan diagnosa keperawatan
yang sesuai dengan kondisi pasien dan berpengaruh terhadap penyelesaian masalah kesehatan
yang dialami pasien. Berdasarkan fenomena diatas maka dirumuskan masalah yaitu “
Bagaiamana kompetensi perawat dalam merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien”.

3. Tujuan
Untuk mengetahui kompetensi perawat dalam merumuskan diagnosa keperawatan
pada pasien

4. Manfaat Penelitian
Dapat memberi manfaat yang berharga bagi perawat dan instansi pelayanan
kesehatan.
diharapkan dapat meningkatkan pelayanan keperawatan dan meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap kuaitas pelayanan keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Diagnosa Keperawatan

Pengertian Diganosa Keperawatan Diagnosa memiliki dua arti, pertama,diagnosis adalah


tahap kedua dari proses keperawatan yang mencangkup analisi data. Kedua,diagnosis adalah
label spesifik atau pernyataan yang menggambarkan tentang status kesehatan klien dan
keluarganya.

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang respon individu,keluarga, atau


komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual atau potensial. Diagnosis
keperawatan merupakan dasar pemilihan intervensi dalam mencapai tujuan yang telah di tetapka
oleh perawat yang bertanggung jawab. Diagnosis keperawatan adalah respon individu terhadap
ransangan yang timbul dari diri sendiri maupun luar (lingkungan).

Sifat diagnosis keperawatan adalah :

1) Berorientasi pada kebutuhan dasar manusia


2) Menggambarkan respon individu terhadap proses, kondisi dan situasi.
3) Berubah bila respon individu juga berubah.

Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interprestasi data yang diperoleh
dari pengkajian klien.Diagnosa keperawatan memberikan gambaran tentang kesehatan yang
nyata atau aktual dan kemungkinan akan terjadi, dimana pengambilan keputusannya dapat
dilakukan dalam batas wewenang perawat. Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik
tentang respon indivu,keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan actual dan
potensial,di mana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya,perawat secara akuntabilitas
dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk
menjaga,menurunkan,membatasi,mencegah dan mengubah status kesehatan klien. Diagnosa
keperawatan di tetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data yang di peroleh dari
pengkajian keperawatan klien. Diagnosa keperawatan memberikan gambaran tentang masalah
atau status kesehatan klien yang nyata (actual) dan kemungkinan akan terjadi,di mana
pemecahannya dapat dilakukan dalam batasan wewenang perawat. Diagnosis keperawatan
adalah diagnosis yang paling logis terjadi ketika terjadi suatu kondisi medis tertentu.
Tentu saja seorang pasien dengan satu kondisi medis tidak akan mempunyai semua
diagnose keperawatan yang ditampilkan. Pilih hanya diagnosa keperawatan yang di
konfirmasikan dengan data pengkajian. Lebih jauh lagi,daftar yang telah di pilih ini harus telah
di pertimbangkan dengan tidak berlebihan. Mungkin saja terjadi bahwa seorang pasien dengan
suatu kondisi medis tertentu akan mempunyai diagnosa keperawatan yang tidak terdaftar dalam
daftar. Karena pasien mewakili respon manusia yang unik,diagnosa keperawatan tidak dapat
diramalkan berdasarkan kondisi medis saja.
B. Tujuan Diagnosa
Keperawatan Diagnosa keperawatan juga bermanfaat dalam memberikan asuhan
keperawatan secara komprehensif, memberikan kesatuan bahasa dalam profesi keperawatan,
meningkatkan komunikasi antar sejawat dan profesi kesehatan lainnya,dan membantu
merumuskan hasil yang di harapkan/tujuan yang tepat dalam menjamin mutu asuhan
keperawatan sehingga pemilihan intervensi lebih akurat dan menjadi pedoman dalam
melakuakn evaluasi.

C. Jenis Diagnosa Keperawatan


Penentuan diagnosa keperawatan, bagaimanapun lebih sulit dan komplek daripada
menentukan diagnosa medis. Diagnosa keperawatan dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Actual ( Aktual ) : Suatu diagnosa keperawatan yang menggambarkan penilaian klinis
yang harus divalidasi oleh perawat karena adanya batasan karakteristik mayor. Syarat
untuk menegakkan diagnosa keperawatan maka diperukan adanya problem, etiologi,
symptom.
b. Risk (Resiko) : Diagnosa Keperawatan resiko menggambarkan penilaian klinis dimana
individu maupun kelompok lebih rentang mengalami masalah yang sama dibandingkan
orang lain didalam situasi yang sama atau serupa. Syarat untuk menegakkan diagnosa
resiko ada unsur problem dan etimologi.
c. Possible ( Kemungkinan ) : Diagnosa kemungkinan adalah diagnosa keperawatan yang
membutuhkan data tambahan, yang betujuan untuk mencegah timbulnya suatu diagnosa
yang bersifat sementara.
d. Wellness (Kesejahteraan) : Diagnosa keperawatan kesejahteraan merupakan penilaian
klinis tentang keadaan individu keluarga atau masyarakat dalam transisi dari tingkat
sejahtera tertentu menjadi tingkat sejahtera yang lebih tinggi.
e. Syndrome (Sindrom) : Diagnosa syndrome merupakan kumpulan gejala diagnosa
keperawatan, karena terdiri dari diagnosa keperawatan aktual dan resiko. Dan didalam
diagnosa syndrome terdapat etiologi dan faktor pendukung lainnya yang mempermudah
dalam menegakkan suatu diagnosa.

D. Klasifikasi Diagnosa Keperawatan


1. Diagnosa NANDA (North American Nursing Diagnosis Association)
North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) merupakan salah
satu sistem klasifikasi keperawatan yang terstandarisasi, sebagai sistem klasifikasi untuk
proses analisis dan penyajian akhir data pengkajian dan identifikasi masalah pasien.
Penggunaan sistem klasifikasi akan memudahkan perencanaan dan intervensi untuk
membantu pasien mengatasi masalah penyakitnya dan memperoleh kembali status
kesehatan dan aktivitasnya yang normal. Sistem klasifikasi yang juga telah
dikembangkan dalam keperawatan adalah Nursing Intervention Classification (NIC) dan
Nursing Outcome Classification (NOC) (Aprisunadi, 2011).
Menurut NANDA, diagnosis keperawatan adalah keputusan klinik mengenai respons
individu (klien dan masyarakat) tentang masalah kesehatan aktual atau potensial sebagai
dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai
dengan kewenangan perawat (Nursalam, 2008).

2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)


Standar Luaran Keperawatan adalah merupakan acuan bagi perawat dalam
menetapkan kondisi atau status kesehatan seoptimal mungkin ,yang diharpkandapat
dicapai oleh klien setelah diberikan intervensi keperawatan. Luaran keperawatan
menunjukan status diagnosis keperawatan setelah dilakukan intervensi keperawatan,
dengan tujuan untuk menjadi acuan penentuan luaran (outcome) keperawatan,
meningkatkan efektivitas asuhan keperawatan, mengukur pencapaian level keberhasilan
intervensi keperawatan. Dalam pembuatan luaran ini ada 3 komponen utama yaitu label,
ekspetasi dan kriteria hasil, sebagai contoh : setelah dilakukan intervensi keperawatan
selama 24 jam maka pemeliharaan kesehatan meningkat dengan kriteria hasil
menunjukan perilaku adaptif meningkat

3. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)


Penegakan diagnosis keperawatan merupakan satu komptensi perawat yang
merpakan entry poit untuk merumuskan rencana asuhan keperawatan ( nurse care plan ).
penilaian klinis terhadap pengalaman atau respon individu, keluarga, atau komunitas pada
masalah kesehatan, pada risiko masalah kesehatan atau pada proses kehidupan. Diagnosis
Keperawatan merupakan bagian vital dalam menentukan asuhan keperawatan yang sesuai
untuk membantu klien mencapai kesehatan yang optimal. Dengan tujuan untuk menjadi
panduan atau acuan bagi perawat dalam menegakkan diagnosis keperawatan dan
meningkatkan otonomi perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan, dalam
menegakan diagnose untuk dilihat isi dalam SDKI yaitu : Tanda & Gejala Faktor Risiko.
Penulisan diagnosis disesuikan dengan jenis diagnosis keperawatan, ada dua metode
perumusan diagnosis yaitu :
a) Penulisan 3 bagian yaitu metode penulisan ini terdiri atas masalah , penyebab dan
tanda gejala, metode ini hanya digunakan pada diagnosis actual, sebagai contoh :
pemeliharaan kesehatan tidak efektif b.d gangguan persepsi d.d pasien kurang mampu
menunjukan prilaku adapatif terhdapa lingkungan.
b) Penulisan 2 bagian yaitu dilakukan pada diagnosis resiko dan diagnosis promosi
kesehatan, sebagai contohnya : kesiapan peningkatan emilinasi urin d.d psien ingin
meningkatkan eliminasi urin, jumlah dan karakteristik urin normal.

4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)


Intervensi Keperawatan merupakan salah satu standar profesi yang dibutuhkan dalam
menjalankan praktik keperawatan di Indonesia dengan segala treatmen / bentuk terapi
yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis
untuk mencapai luaran yang diharpakan. Dalam penulisan intervensi harus dilihat
dengan kondisi klien dan apa saja yang dibutuhkan oleh klien dalam perawatanya seperti:
Observasi, Terapeutik, Edukasi, Kolaborasi.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Diagnosis Keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respon klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual
maupun potensial. Diagnosis keperawatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien
individu,keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan. Nah,
sebagai seorang perawat, kita diharapkan untuk memiliki rentang perhatian yang luas
terhadap berbagai respon yang dilakukan oleh klien, baik pada saat klien sakit maupun sehat.
Respon-respon tersebut merupakan reaksi terhadap masalah kesehatan dan proses kehidupan
yang dialami klien. Sehingga, diharapkan perawat mampu menangkap dan berfikir kritis
dalam merespon perilaku tersebut.

2. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua khusunya mahasiswa/i prodi
keperawatan dalam pembelajaran diagnosa keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Apriani, Wahyuni Sianturi. 2015 . Diagnosa Dalam Keperawatan, Salemba Medika:


Jakarta
Bararah, Taqqiyah, dkk. 2013 . Asuhan Keperawatan, Prestasi Pustaka Raya: Jakarta
NANDA. 2014 . Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi, EGC : Jakarta
(terjemah)
Wilkison. 2007 . Diagnosa Keperawatan, EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai