Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

TEORI KEPERAWATAN OREM

Disusun untuk memenuhi tugas Falsafah Keperawatan

Dosen Pengampu : Ns. Riski Dian Ardianti, S.Kep.,M.Kep


Prodi : Ilmu Keperawatan
Mata Kuliah : Falsafah Keperawatan

Oleh :
Kelompok 1
Defa Maulia
Nazella Angry
Siti Nurhasanah
Al Husna
Muhammad Al Hilman Hady
Elma Febriani
Leni Tawarrati
Naufal Akram

Kelas 1 A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
LHOKSEUMAWE
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum warahmatullahiwabarakatu.

Alhamdulilah, segala puji bagi Allah S.W.T. Tuhan Yang Maha Esa, pada akhirnya
makalah atau paper yang penulis susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Falsafah
dan Teori Keperawatan dengan judul tugas “Teori Keperawatan Dorothea Orem” telah dapat
terselesaikan.
Makalah atau paper ini disusun dengan mengambil sumber bacaan dari akses internet seperti
yang tercantum dalam daftar pustaka. Penulis menyadari bahwa paper ini jauh dari kata
sempurna karena kesempurnaan itu hanyalah milik Allah S.W.T. harapan penulis semoga isi
dari paper ini bisa bermanfaat baik bagi penulis maupun pembaca. Aamiin Ya Rabbal’alamin

Wassalamualaikum........

Lhokseumawe, 25 September 2022

Penyusun

Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN

A Latar Belakang
Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi
oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat harus
mampu berfikir logis dan kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena
respon manusia. Banyak bentuk-bentuk pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis
harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain dengan menggunakan model-
model keperawatan dalam proses keperawatan dan tiap model dapat digunakan dalam
praktek keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
Dalam teori keperawatan bila kita perhatikan, kesemua teori tersebut akan
berorientasi pada satu bidang cakupan dalam keperawatan, misalkan Nightingale
menyoroti masalah lingkungan, Henderson lebih pada pemenuhan kebutuhan
dasarnya, selain itu ada juga teori yang berorientasi pada optimalisasi peran klien
dalam proses penyembuhanya. Semua teori tersebut bersinergi dalam membentuk
suatu sistem yang holistik dengan penjelasan masalah yang detail, sehingga mampu
memberikan konstribusi dalam memberikan arah asuhan.
A. Rumusan Masalah
1. Sejarah dorothea elizabhet orem?
2. Biografi dorothea elizabhet orem ?
3. Teori utama dorothea elizabhet orem?
4. Apliksi teori pada kasus keperawan dorothea elizabhet orem ?

B Tujuan Penulisan
1. Untuk melengkapi tugas yang diberikan dosen dalam mata kuliah falsafah
Untuk mengetahui apa itu teori keperawatan dorothea elizabhet orem .
2. Untuk mengetahui apa keuntungannya kita melakukan dan mempraktikan teori
keperawatan dorothea elizabhet orem dalam kehidupan sehari-hari dalam
keperawatan
3. Serta untuk mengetahui dan bisa memecahkan masalah dalam teori
keperawatan dorothea elizabhet orem
BAB II
PEMBAHASAN

A Sejarah teori orem


Singkat cerita pada tahun 1958 – 1960, saat ia bekerja pada proyek pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan perawat praktisi, keingintahuan Dorothea Orem terangsang:
Apakah masalah pokok keperawatan itu? Upaya menjawab pertanyaan tersebut tertuang
dalam bukunya yang berjudul “Guides for Developing Curricula for the Education of
Practical Nurses”. Dia kemudian melanjutkan mengambangkan konsep keperawatan dan
perawatan diri. Dalam mengembangkan Teori Keperawatan Defisit Perawatan (SCDNT),
pematangan konsep ini kadang dilakukan sendiri dan kadang bersama rekannya. Buku
Dorothea E. Orem lainnya adalah Nursing: Concepts of Practice.
Awalnya, Orem mengakui bahwa keperawatan adalah terdepan sebagai bidang praktik,
maka diperlukan sebuah tubuh pengetahuan keperawatan yang terstruktur dan terorganisasi.
Dari tahun 1950an ketika pertama kali ia menyampaikan definisi keperawatan sampai
menjelang kematiannya, ia mengejar pengembangan struktur teoritis yang akan berfungsi
sebagai kerangka pengorganisasian untuk tubuh pengetahuan seperti itu.
Hingga akhirnya, Dorothea Orem meninggal dunia pada tahun 2007. Persembahan oleh
rekan-rekan terdekat Dorothea Orem ditampilkan dalam jurnal resmi IOS, tentang Self-Care,
Dependent-Care Nursing (SCDCN).

B. Biografi Dorothea Elizabeth Orem

Dorothea Elizabeth Orem lahir pada tahun 1914 di Baltimore, Maryland. Pendidikan:


Diploma (awal tahun 1930), Pendiri Hospital School Of Nursing, Washington
DC; Orem mendapat Titel BSN Ed (1939) dan MSN Ed (1945) di The Catholic University of
America, Washington DC. Orem mendapat gelar kehormatan: Dokter Ilmu Pengetahuan dari
Georgetown University (1976) dan Pendiri Perguruan Tinggi di San Antonio, Texas (1980);
Dokter Surat kemanusiaan dari Illinois Wesleyan University, Bloomington, Illinois (1988);
Gelar kehormatan dokter, University of Missouri-Columbia (1998). Dr. Orem melanjutkan
untuk aktif dalam pengembangan teori. Dia menyelesaikan edisi ke-6 dari keperawatan:
konsep praktek, yang diterbitkan oleh Mosby pada Januari 2001.
Dorothea E. Orem meninggal pada 22 Juni 2007 di
kediamannya di Savannah, USA. Orem meninggal pada umur 93 tahun. Dunia keperawatan
telah kahilangan seorang ahli dan dianggap sebagai orang terpenting serta memiliki wawasan
yang sangat luas di bidang keperawatan.

Dalam bidang keperawatandapat dikatakan bahwa ahli Keperawatan dari Amerika,


Dorothea E Orem, termasuk salah seorang yang terpenting diantara orang yang
mengembangkan pandangan dalam bidang Keperawatan.

Dorothea Orem melihat bahwa perawatan propesional mendapat bantuan pengambil


alihan tugas sebahagian atau pun keseluruhan atau perawatan diri atau perawatan.

C.Teori utama keperawatan orem


Teori Self Care

Teori ini mengungkapkan hubungan antara tindakan untuk merawat diri dengan
perkembangan fungsi individu.  Self care adalah performance atau praktek kegiatan individu
untuk berinisiatif dan membentuk perilaku mereka dalam memelihara kehidupan, kesehatan
dan kesejahteraan. Bila self care dibentuk dengan efektif maka hal tersebut akan membantu
membentuk integritas struktur dan fungsi manusia dan erat kaitannya dengan perkembangan.

Self care agency adalah kemampuan individu atau kekuatan untuk melakukan self care.
Kemampuan untuk melakukan self care dipengaruhi oleh faktor kondisi seperti usia, jenis
kelamin, status perkembangan, status kesehatan, orientasi sosial budaya, sistem perawatan
kesehatan, keluarga, pola kehidupan, serta ketersediaan sumber.
Therapeutic self care demand adalah totalitas dari tindakan self care yang diinisiatif dan
dibentuk untuk memenuhi kebutuhan self care.
Konsep lain yang berhubungan dengan teori self care adalah self care requisite yang terdiri
dari tiga kategori yakni:
 Universal: Pemeliharaan asupan udara, air, makanan, eliminasi, aktivitas dan istirahat,
kesendirian dan interaksi sosial, pencegahan bahaya, peningkatan fungsi manusia.
 Developmental: lebih spesifik dari universal. Pengembangan siklus kehidupan seperti pekerjaan
baru, perubahan struktur tubuh.
 Health Deviation: perubahan kesehatan akibat terjadinya kerusakan integritas individu untuk
melakukan self care akibat suatu penyakit atau injury.

Teori Self Care Deficit

Teori ini mengungkapkan tentang ketidakmampuan klien dalam hal ini lansia dalam merawat
diri. Dalam teori ini keperawatan diberikan jika seorang dewasa (pada kasus ketergantungan)
tidak mampu atau terbatas dalam melakukan self care secara efektif. Asuhan keperawatan
diberikan jika kemampuan merawat berkurang atau tidak dapat terpenuhi atau adanya
ketergantungan.

Dalam teori ini Orem mengungkapkan ada lima metode yang dapat digunakan dalam
membantu self care, yakni:

1. Tindakan untuk atau lakukan untuk orang lain


2. Memberikan petunjuk dan pengarahan
3. Memberikan dukungan fisik dan psychologis
4. Memberikan dan memelihara lingkungan yang mendukung pengembangan personal
5. Pendidikan

Teori Nursing System

Nursing system dibuat oleh perawat didasarkan pada kebutuhan self care. Jika ada self care
deficit, self care agency, dan self therapeutic maka keperawatan akan diberikan. Orem
mengidentifikasi tiga klasifikasi dari nursing system yaitu:

 Wholly Compensatory system: Situasi dimana individu tidak dapat melakukan tindakan self care.
 Partly compensatory nursing system: Perawat dan klien memiliki peran yang sama dalam
melakukan tindakan self care.
 Supportive educative system: Pada sistem ini orang dapat membentuk atau dapat belajar
membentuk internal atau eksternal self care tetapi tidak dapat melakukannya tanpa bantuan.
D.Aplikasi teori pada kasus keperwatan
Pada kondisi ini perawat melakukan pengkajian mengapa tidak mampu memenuhi
kebutuhan, apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dalam memenuhi
kebutuhan tersebut dan menilai seberapa jauh mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.
Asuhan keperawatan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan biologis, psikologis,
perkembangan, dan sosial usia lanjut. Tingkat kemampuan perawatan pada usia lanjut dengan
hipertensi, terdapat tiga klasifikasi yang meliputi:

1) Wholly compensatory nursing system. Sistem keperawatan ini diperlukan


oleh usia lanjut dengan hipertensi yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
sehari-hari secara mandiri. Wholly compensatory nursing system diberikan
kepada usia lanjut dengan tingkat ketergantungan yang tinggi, yaitu pada
usia lanjut yang tidak mampu melakukan berbagai aktivitas akibat adanya
komplikasi dari penyakit hipertensi, misalnya stroke:
2) Partly compensatory nursing system. Sistem ini adalah untuk situasi
dimana perawat dan usia lanjut serta keluarga bersama – sama melakukan
tindakan keperawatan agar usia lanjut mampu melakukan pengelolaan
terhadap penyakit hipertensi. Perawat dapat mengambil alih beberapa
aktivitas yang tidak dapat dilakukan oleh usia lanjut, misalnya memberikan
dukungan untuk melakukan olah raga. Pada situasi ini mulai belajar
beberapa tindakan perawatan yang baru;
3) Supportive educative nursing system. Pada situasi ini usia lanjut telah
mampu dan dapat belajar untuk melakukan perawatan diri secara mandiri
(therapeutic self care) tetapi masih memerlukan bantuan. Usia lanjut
membutuhkan bantuan untuk pembuatan keputusan, mengendalikan
perilaku dan mendapatkan pengetahuan serta ketrampilan. Usia lanjut
dengan hipertensi pada kondisi ini mempunyai ketergantungan yang
minimal, sehingga peran perawat adalah meningkatkan kemampuan diri
usia lanjut dalam melakukan peningkatan kesehatan. Perawat dapat
berperan sebagai konsultan bagi usia lanjut dan keluarganya. Berdasarkan
teori keperawatan mandiri (self care) di atas, maka Orem (2001)
menjelaskan proses keperawatan sebagai berikut:

1) Pengkajian

Pengkajian bertujuan untuk mengidentifikasi ada atau tidak adanya defisit perawatan
diri usia lanjut. Perawat perlu mengumpulkan data tentang adanya tuntutan
perawatan diri untuk meningkatkan dan memperbaiki fungsi keluarga,
mempertahankan fungsi keluarga serta meningkatkan koping usia lanjut dalam
menyelesaikan masalah berdasarkan berbagai sumber. Pengkajian yang harus
dilakukan menurut Orem (2001) diawali dengan pengkajian identitas usia lanjut,
selanjutnya pengkajian juga didasarkan pada 3 (tiga) kategori perawatan diri usia
lanjut yang meliputi universal self care, developmental self care, dan health
deviation.

2) Diagnosis Keperawatan
Penjelasan secara spesifik tentang perumusan diagnosis keperawatan komunitas tidak
ditemukan pada model self care, namun menurut Orem (2001) diagnosis keperawatan
berfokus pada fungsi keluarga yang telah diidentifikasi dan dampak dalam memenuhi
therapeutic self care demand pada individu anggota keluarga dan pada struktur dan
fungsi keluarga. Misalnya, komunikasi antara suami istri, komunikasi pada anak, dan
perilaku interpersonal anggota keluarga

3) Perencanaan Orem (2001)

, menyebutkan bahwa perencanaan merupakan petunjuk pelaksanaan dari tindakan


keperawatan yang akan digunakan. Salah satu bagian penting dari perencanaan
adalah negosiasi dengan usia lanjut mengenai intervensi keperawatan. Komitmen
antara perawat dengan usia lanjut merupakan hal penting dalam keperawatan yang
bertujuan untuk kemandirian dalam proses keperawatan sehingga benar-benar dapat
memenuhi kebutuhan usia lanjut. Perencanaan yang dibuat oleh perawat harus
didasarkan pada tujuan, sehingga disesuaikan dengan diagnosis keperawatan yang
dirumuskan, self care demand dan diupayakan untuk meningkatkan self care. Selain
itu dalam membuat perencanaan juga harus memperhatikan tingkat ketergantungan
atau kebutuhan dan kemampuan usia lanjut yang meliputi the Wholly compensatory
nursing system, the partly compensatory nursing system, dan the supportive
educative nursing system

4) Implementasi

Implementasi keperawatan sebagai asuhan kolaboratif dengan saling melengkapi


antara usia lanjut dan perawat, dengan kata lain perawat bertindak dalam berbagai
cara untuk meningkatkan kemampuan usia lanjut. Dalam implementasi rencana
keperawatan, perawat dan usia lanjut bersama-sama melakukan aktivitas dalam
membantu memenuhi kebutuhan terapi perawatan pada usia lanjut dengan hipertensi.
Ada 6 (enam) cara yang dapat dilakukan perawat dalam mengimplementasikan
rencana keperawatan, yaitu: melakukan tindakan langsung, memberikan pedoman
atau petunjuk, memberikan dukungan psikologis, memberikan dukungan secara fisik,
mengembangkan lingkungan yang suportif, dan mengajarkan / memberikan
pendidikan kesehatan (Orem, 2001).

5) Evaluasi

Evaluasi difokuskan pada tingkat kemampuan usia lanjut untuk mempertahankan


kebutuhan self care-nya, kemampuan mengatasi self care deficit, kemampuan
keluarga dalam memberikan bantuan self care jika usia lanjut tidak mampu. Evaluasi
dilakukan melalui identifikasi tingkat kemandirian usia lanjut dalam perawatan
dirinya yang dapat dilihat dari kontribusi/keterlibatan keluarga dalam memberikan
asuhan kepada usia lanjut dengan hipertensi. Hasil yang diharapkan adalah usia lanjut
dengan hipertensi dapat memperbaiki dan memelihara fungsi serta dapat
menggunakan berbagai sumber yang dimiliki baik dalam keluarga maupun kelompok
usia lanjut.
BAB III
PENUTUPAN

A Kesimpula
Teori keperawatan menurut Dorothea Orem yaitu salah satunya seorang individu
atau komunitas harus mampu merawat dirinya ketika mereka mengalami sakit. Teori
ini sangat bagus untuk di jadikan pedoman bagi perawat, agar klien tidak selalu
bergantung pada perawat.

B Saran
Seorang pasien harus juga mampu menjadi perawat bagi dirinya sendiri ketika
telah mendapat edukasi dari seorang perawat untuk merawat dirinya.
C
DAFTAR PUSTAKA

 http://nurul-keperawatan.blogspot.com/2012/02/teori orem htm l


 https://www.academia.edu/6698550/MAKALAH_teori orem
 https://id.scribd.com/document/334036804/Elemen-berpikir-kritis
 http://myblogrosalindamuklis.blogspot.com/2016/02/ teori orem -keperawatan.html

Anda mungkin juga menyukai