Anda di halaman 1dari 17

TUGAS ANALISA DATA

“DIAGNOSA KEPERAWATAN”

NAMA KELOMPOK :

1. Tri Mumpuni R.Q ( 2720160054 ) 9. Lia Khairizziah ( 2720160100 )


2. Pipit Pratika Airin ( 2720160062) ) 10. Uci Apriliana ( 2720170038 )
3. Muthmainnah ( 2720160063 ) 11. Noviyanti ( 2720150036 )
4. Suhelvi Citri ( 2720160066 ) 12. M. Alwan Afif ( 2720160046 )
5. Syifa Widiyanti ( 2720160068 ) 13. Muhammad Zulfa ( 2720160019 )
6. Putri Khoirina (2720160074 ) 14. Linda Munitasari ( 2720160018 )
7. Sintia Dewi ( 2720160086 ) 15. Nisa Fitria ( 2720160006 )
8. Jamludin Malik ( 2720160096 )

UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH


JL. RAYA JATIWARINGIN NO.12 JATI CEMPAKA

1
PONDOK GEDE KOTA BEKASI JAWA BARAT
17411

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan profesi yang membantu dan memberikan
pelayanan yang berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan individu.
Dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan, seorang perawat akan
melewati lima tahap, yakni pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan,
implementasi, dan pendokumentasian.
Pada dasarnya diagnosa keperawatan memberikan dasar pemilihan
intervensi yang menjadi  tanggung gugat perawat. Perumusan diagnosa
keperawatan adalah bagaimana diagnosa keperawatan digunakan dalam proses
pemecahan masalah. Melalui identifikasi, dapat digambarkan berbagai
masalah keperawatan yang membutuhkan asuhan keperawatan. Di samping
itu, dengan menentukan atau menyelidiki etiologi masalah, akan dapat
dijumpai faktor yang menjadi kendala dan penyebabnya. Dengan
menggambarkan tanda dan gejala, akan memperkuat masalah yang ada.
Tak jarang ditemukannya kesalahan dalam perumusan diagnosa
keperawatan baik oleh mahasiswa keperawatan yang sedang melakukan
praktik maupun oleh perawat professional. Hal ini dapat diakibatkan oleh
banyak faktor diantaranya data yang kurang akurat, pengetahuan pelaku
perumus diagnosa yang kurang, dan masih banyak lagi. Terlebih lagi banyak
kalangan yang berpikir bahwa diagnosa keperawatan serupa dengan diagnosa
medis dan tak jarang beberapa perawat menetapkan diagnosa keperawatan
dengan menambahkan diagnosa medis didalamnya dan melupakan syarat serta
komponen yang seharusnya terdapat dalam diagnosa keperawatan sehingga
berdampak pada pelayanan keperawatan yang diterima oleh klien.

2
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini, adalah:
- Apakah yang dimaksud dengan diagnosa keperawatan?
- Apa sajakah macam-macam diagnosa keperawatan?
- Apa sajakah syarat dan komponen dari diagnosa keperawatan?
- Bagaimanakah proses perumusan diagnosa keperawatan?
- Bagaimanakah contoh kasus untuk menegakkan diagnosa keperawatan?
- Apa sajakah perbedaan antara diagnosa keperawatan dengan diagnosa
medis?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
- Untuk mengetahui yang dimaksud dengan diagnosa keperawatan.
- Untuk mengetahui mengetahui macam-macam diagnosa keperawatan.
- Untuk mengetahui mengenai syarat dan komponen dari diagnosa
keperawatan.
- Untuk memahami mengenai proses perumusan diagnosa keperawatan.
- Untuk mengetahui mengenai contoh kasus untuk menegakkan diagnosa
keperawatan.
- Untuk memahami perbedaan antara diagnosa keperawatan dengan
diagnosa medis.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Diagnosisi Keperawatan


Diagnosisi keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respons klein terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis
keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons klein indiviu,keluarga
dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan.
Perawat diharapkan memiliki rentang perhatian yang luas, baik pada klein
sakit maupun sehat. Respons-respons tersebut merupakan reaksi terhadap
masalah kesehatan dan proses kehidupan yang dialami klein. Masalah
kesehatan mengacu kepada respons klein terhadap kondisi sehat sakit,
sedangkan proses kehidupan mengacu kepada respons klein terhadap kondisi
yang terjadi selama rentang kehidupannya dimulai dari fase pembuahan
hingga menjelang ajal dan meninggal yang membutuhkan diagnosis
keperawatan dan dapat diatasi atau diubah dengan intervensi keperawatan
( Christense & Kenny, 2009 McFarland &McFarlane, 1997, 2006).

B. Klasifikasi Diagnosis Keperawatan


International council of nurses (ICN) sejak tahun 1991 telah
mengembangkan suatu sistem klasifikasi yang disebut dengan international
nurses council international classification for nursing practice (ICNP), sistem
klasifikasi tidak hanya menyangkup klasifikasi diagnosis keperawatan, tetapi
juga mencangkup klasifikasi intervensi dan tujuan (outcome) keperawatan.
Sistem klasifikasi ini di susun untuk mengharmonisasikan terminologi-
terminologi keperawatan yang digunakan di berbagai negara diantara nya

4
seperti clinical care clasification (CCC) , Nort american nursing diagnosis
assocation (NANDA) , home health care classification (HHCC), Systematized
nomenclature of medicine clinical terms (SNOMED CT), International
calssification of functioning , disabilty and health (ICF), nursing diagnostic
system of the centre for nursing development and research (ZEFP) dan omaha
system (hardiker et al 2011; muller –staub et al 2007; wake & coenen ,1998).
ICNP membagi diagnosis keperawatan menjadi 5 kategori , yaitu
fisiologis, psikologis , perilaku relasional dan lingkungan (Wake &
coenen,1998).

C. Jenis Diagnosa Keperawatan


Diagnose keperawatan di bagi menjadi dua jenis, yaitu Diagnosa Negatif dan
Diagnosa Positif (lihat skema3.1). Diagnosa Negatif menunjukkan bahwa
klien dengan kondisi sakit atau beresiko mengalami sakit sehingga penegakan
diagnosis ini akan mengarahkan pemberian intervensi keperawatan yang
bersifat penyembuhan., pemulihan dan pencegahan. Diagnosis ini terdiri atas
Diagnosis Aktual dan Diagnosis Risiko. Sedangkan Diagnosis Positif
menunjukan bahwa klien dalam kondisi sehat dan dapat mencapai kondisi
yang lebih sehat atau optimal. Diagnosis ini disebut juga dengan Diagnosis
Promosi Kesehatan (ICNP, 2015; Standar Praktik Keperawatan Indonesia –
PPNI,2005).

Aktual
Negatif
Risiko
Diagnosis

Keperawatan
Positif Promosi
kesehatan

Skema 3.2 Jenis Diagnosis Keperawatan

Jenis – jenis diagnosis keperawatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut


(Carpenito, 2013; Potter & Perry, 2013)

1. Diagnosis aktual

5
Diagnosis ini menggambarkan respons klien terhadap kondisi kesehatan
atau proses kehidupannya yang menyebabkan klien mengalami masalah
kesehatan. Tanda/gejala mayor dan minor dapat ditemukan dan divalidasi
pada klien.

2. Diagnosis risiko
Diagnosis ini menggambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatan
atau proses kehidupannya yang dapat menyebabkan klien beresiko
mengalami masalah kesehatan. Tidak ditemukan tanda/gejala mayor dan
minor pada klien, namun klien memiliki faktor risiko mengalami masalah
kesehatan.
3. Diagnosis promosi kesehatan
Diagnosis ini menggambarkan adanya keinginan dan motivasi klien untuk
meningkatkan kondisi kesehatannya ke tingkat vyang lebih baik atau
optimal.

D. Komponen Diagnosis Keperawatan


Diagnosis keperawatan memiliki dua komponen utama yaitu masalah
(problem) atau label Diagnosis dan Indikator Diagnostik. Masing masing
komponen diagnosis diuaraikan sebagai berikut:
1. Masalah (problem)
Masalah merupakan label diagnosis keperawatan yang menggambarkan
inti dari respons klien terhadap kondisi kesehatan atau proses
kehidupannya. Label diagnosis terdiri atas Deskriptor atau penjelas dan
Fokus Diagnostik (Lihat tabel 3.1)

No Descriptor Fokus diagnostik


1 Tidak efektif Bersihan jalan nafas
2 Gangguan Pertukaran gas
3 Penurunan Curah jantung
4 Intoleransi Aktivitas
5 Defisit Pengetahuan
Tabel 3.1 Contoh Deskriptor dan Fokus Diagnostik pada Diagnosis
keperawatan

6
Deskriptor merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana satu fokus
diagnostis terjadi. Beberapa deskriptor yang digunakan dalam diagnosis
keperawatan diuraikan pada Tabel 3.2. dibawah ini

No Deskriptor Definisi
1 Defisit Tidak cukup, tidak adekuat
2 Disfungsi Tidak berfungsi secara normal
3 Efektif Menimbulkan efek yang diinginkan
4 Gangguan Mengalami hambatan atau kerusakan
5 Lebih Berada diatas nilai normal atau yang
diperlukan
6 Penurunan Berkurang baik dalam ukuran, jumlah
maupun derajat
7 Rendah Berada di bawah nilai normal atau yang
diperlukan
8 Tidak efektif Tidak menimbulkan efek yang diinginkan
Table 3.2. deskriptor dan definisi deskriptor pada diagnosis keperawatan

2. Indikator Diagnostik
Indikator diagnostik terdiriatas penyebab, tanda/gejala, dan faktor risiko
dengan uraian sebagai berikut.
a. Penyebab (Etiology) merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan status kesehatan.
Etiologi dapat mencakup empat kategori:
1) fisiologis, biologis atau psikologis
2) Efek terapi/tindakan
3) situasional (lingkungan atau personal)
4) maturasional.
b. Tanda (sign) dan Gejala (symptom). Tanda merupakan data objektif
yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium
dan prosedur diagnostik, sedangkan gejala merupakan data objektif
yang diperoleh dari anamnesis. Tanda/gejala dikelompokkan dalam
dua kategori yaitu:

7
1) Mayor: tanda/gejala ditemukan sekitar 80%-100% untuk validasi
diagnosis
2) Minor:Tanda/gejala tidak harus ditemukan, namun jika ditemukan
dapat mendukung penegakan diagnosis.
c. Faktor risiko merupakan kondisi atau situasi yang dapat meningkatkan
kerentanan klien mengalami masalah kesehatan.
Pada diagnosis aktual, indikator diagnostiknya terdiri atas penyebab
dan tanda/gejala. Pada diagnosis risiko tidak memiliki penyebab dan
tanda/gejala, hannya memilik faktor risiko. sedangkan pada diagnosis
promosi kesehatan, hanya memiliki tanda/gejala yang menunjukkan
kesiapan klien untuk mencapai kondisi yang lebih optimal.

E. Proses Penegakan diagnose keperawatan


Proses penegakan diagnosis (diagnostic process) atau mendiagnosis
merupakan suatu proses yang sistematis yang terdiri atas tiga tahap yaitu
analisis data, identifikasi masalah dan perumusan diagnosis
1. Analisis data
Analisis data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Bandingkan data dengan nilai normal
Data-data yang di dapatkan dari pengkajian dibandingkan dengan
nilai-nilai normal dan identifikasi tanda/gejala yang bermakna
(significant cues)
b. Kekelompokan data
Tanda/gejala yang di anggap bermakna dikelompokan berdasarkan
pola kebutuhan dasar yang meliputi respirasi, sirkulasi, nutrisi/cairan,
eliminasi, aktivitas/istirahat, neurosensory, reproduksi/seksualitas,
nyeri/kenyamanan, integritas ego, pertumbuhan/perkembangan,
kebersihan diri, penyuluhan/pembelajaran, interaksi sosial dan
keamanan/proteksi. Proses pengelompokan data dapat dilakukan baik
secara induktif maupun deduktif. Secara induktif dengan memilah data
sehingga membentuk sebuah pola, sedangkan secara deduktif dengan

8
menggunakan kategori pola kemudian mengelompkan data sesuai
kategorinya
2. Identifikasi masalah
Setelah data dianalisis, perawat dan klien bersama-sama mengidentifikasi
masalah actual, resiko atau promosi kesehatan, pernyataan masalah
kesehatan merujuk ke label diagnosis keperawatan
3. Perumusan diagnose keperawatan
Perumusan atau penulisan diagnosis di sesuaikan dengan jenis diagnosis
keperawatan, terdapat dua metode perumusan diagnosis yaitu:
a. Penulisan tiga bagian (tree part)
Metode penulisan ini terdiri atas masalah, penyebab dan tanda/gejala.
Metode penulisan ini hanya dilakukan pada diagnosis actual dengan
formulasi sebagai berikut :

Masalah berhubungan dengan penyebab dibuktikan dengan


tanda/gejala

Frase ‘berhubungan dengan’ dapat disingkat b.d dan dibuktikan


dengan dapat disingkat d.d

Masalah b.d penyebab d.d tanda/gejala


Contoh penulisan
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan
nafas dibuktikan dengan batuk tidak efektif, sputum berlebih, mengi,
dispnea, gelisah

b. Penulisan dua bagian (two part)


Metode penulisan ini dilakukan pada diagnosis risiko dan diagnosis
promosi kesehatan, dengan formulasi sebagai berikut :
1) Diagnosis risiko

Masalah dibuktikan dengan factor risiko


Contoh penulisan diagnosis
Risiko aspirasi dibuktikan dengan tingkat kesadaran menurun

9
2) Diagnosis promosi Kesehatan

Masalah dibuktikan dengan tanda/gejala


Contoh penulisan diagnosis
Kesiapan peningkatan eliminasi urin dibuktikan dengan pasien
ingin meningkatkan eliminasi urin, jumlah dan karakteristik urin
normal

Komponen-komponen diagnosis pada masing-masing jenis diagnosis


keperawatan dan metode penulisan diagnosisnya dapat dilihat pada
table berikut :

No Jenis diagnosis keperawatan Komponen dan penulisan


diagnosis
1 Diagnosis actual Masalah b.d penyebab d.d
tanda/gejala
2 Diagnosis risiko Masalah d.d factor risiko
3 Diagnosis promosi kesehatan Masalah d.d tanda/gejala

F. Perbedaan Diagnosis Keperawatan Dan Diagnosis Medis


Tabel 9.2 Perbedaan Diagnosis Keperawatan dan Diagnosis Medis.

Diagnosis Medis Diagnosis Keperawatan


 Fokus pengobatan penyakit  Fokus respon klien terhadap
perubahan fungsi / Anatomi tubuh
dan Tindakan medis/ perawat.
 Orientasi keadaan patologis  Orientasi kebutuhan dasar individu.
 Cenderung tetap mulai sakit  Berubah sesuai perubahan respons
sampai sembuh klien.
 Mengarah pada Tindakan medis  Mengarah pada fungsi mandiri anda
yang Sebagian dilimpahkan pada dalam melaksanakan Tindakan dan
anda evaluasi.
 Melengkapi diagnosis  Melengkapi diagnosis medis

BAB III
CONTOH KASUS

10
Tn. A 57 tahun datang ke RS Respati karena akhir-akhir ini Tn. A mengeluhkan
susah untuk memulai tidur. Tn.A juga mengatakan sering merasakan cemas,
karena pekerjaannya yang menumpuk dan ia khawatir tidak mampu
menyelesaikan pekerjaan tersebut dalam waktu yang sudah ditentukan.  Istri Tn.A
juga mengatakan, Tn.A sering mengigau pada saat tidur. Tn.A juga mengatakan
sering mengalami mimpi buruk, ia juga mengatakan saat bekerja sering merasa
mengantuk, cepat lelah, dan tidak focus dalam bekerja.  Tn.A mengatakan malas
serta mual dan merasa tidak nafsu makan karena terfokus pada pekerjaannya.
Tn.A terlihat pucat, lemas, dan kantung mata Tn.A terlihat membengkak. Tn.A
juga mengatakan kalau pekerjaannya tidak selesai merasa bodoh dan malu dengan
bawahannya. Saat dilakukan pengkajian Tn.A tampak bingung dan berbicara
dengan pandangan menunduk. Tn.A mengatakan ingin pola tidurnya kembali
normal seperti biasa agar cemas dan tidak nafsu makannya hilang, maka dari itu ia
mengkonsumsi obat tidur.

S : 37,50 C

RR : 26x/menit

TB : 170 cm

N   : 50x/menit

TD : 100/70 mmHg

DATA FOKUS

11
Data Subyektif Data Objektif
1. Tn. A mengeluh susah untuk 1. Tn. A terlihat pucat, lemas
memulai tidur 2. Kantung mata Tn. A terlihat
2. Istri Tn.A juga mengatakan, Tn.A membengkak.
sering mengigau pada saat tidur. 3. Tn.A tampak bingung
3. Tn.A juga mengatakan sering 4. Tn.A berbicara dengan pandangan
mengalami mimpi buruk, ia juga menunduk.
mengatakan saat bekerja sering
merasa mengantuk, cepat lelah, dan
tidak focus dalam bekerja. 
4. Tn.A mengatakan malas serta mual
dan tidak nafsu makan
5. Tn. A juga mengatakan sering
merasakan cemas dan khawatir tidak
mampu menyelesaikan pekerjaan
tersebut dalam waktu yang sudah
ditentukan.
6. Tn.A juga mengatakan ia merasa
bodoh dan malu dengan
bawahannya jika pekerjaannya tidak
selesai
7. Tn.A mengatakan ingin pola
tidurnya kembali normal seperti
biasa agar cemas dan tidak nafsu
makannya hilang, maka dari itu ia
mengkonsumsi obat tidur.

Contoh analisa data untuk Dx dengan rumus PES

12
NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1 DS: kurang kontrol Gangguan pola


tidur tidur
1. Tn. A mengeluh susah untuk
memulai tidur
2. Istri Tn.A juga mengatakan,
Tn.A sering mengigau pada
saat tidur.
3. Tn.A juga mengatakan
sering mengalami mimpi
buruk, ia juga mengatakan
saat bekerja sering merasa
mengantuk, cepat lelah, dan
tidak focus dalam bekerja. 

DO:

1. Tn. A terlihat pucat, lemas


2. Kantung mata Tn. A terlihat
membengkak.
3. N   : 50x/menit
4. TD : 100/70 mmHg

2 DS: Keengganan untuk Resiko deficit


makan nutrisi
1. Tn.A mengatakan malas dan
tidak nafsu makan

DO:

1. Tn. A terlihat pucat, lemas


2. N   : 50x/menit
3. 100/70 mmHg

13
Contoh analisa data untuk Dx dengan rumus PS

NO DATA PROBLEM

1 DS: Risiko Harga Diri Situasional

1. Tn. A juga mengatakan sering


merasakan cemas dan khawatir
tidak mampu menyelesaikan
pekerjaan tersebut dalam waktu
yang sudah ditentukan.
2. Tn.A juga mengatakan ia merasa
bodoh dan malu dengan
bawahannya jika pekerjaannya
tidak selesai

DO:

1. Tn.A tampak bingung


2. Tn.A berbicara dengan pandangan
menunduk.
DS:
2 Kesiapan Peningkatan Konsep
1. Tn.A mengatakan ingin pola
Diri
tidurnya kembali normal seperti
biasa agar cemas dan tidak nafsu
makannya hilang, maka dari itu ia
mengkonsumsi obat tidur.
DO:
1. Tn.A tampak bingung
2. Tn.A berbicara dengan pandangan
menunduk.

14
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Diagnosa actual (P+E+S):


Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur (D.0055)
2. Diagnose resiko:
a. (P+E+S):
Resiko deficit nutrisi berhubungan dengan keengganan untuk makan
(D.0032)
b. (P+S):
Risiko Harga Diri Situasional dibuktikan dengan gangguan gambaran diri
(D.0102)
3. Diagnose promosi kesehatan (P+S):
Kesiapan Peningkatan Konsep Diri dibuktikan dengan merasa percaya diri
(D.0089)

15
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinik mengenai respon


klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik
berlangsung aktual maupun potensial.(SDKI,edisi 1 ,2017).
1. Diagnosis Aktual
Diagnosis ini menggambarkan respons klien terhadap kondisi kesehatan
atau proses kehidupannya yang menyebabkan klien mengalami masalah
kesehatan. Tanda/gejala mayor dan minor dapat ditemukan dan divalidasi
pada klien.
2. Diagnosis risiko
Diagnosis ini menggambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatan
atau proses kehidupannya yang dapat menyebabkan klien beresiko
mengalami masalah kesehatan. Tidak ditemukan tanda/gejala mayor dan
minor pada klien, namun klien memiliki faktor risiko mengalami masalah
kesehatan.
3. Diagnosis promosi kesehatan
Diagnosis ini menggambarkan adanya keinginan dan motivasi klien untuk
meningkatkan kondisi kesehatannya ke tingkat yang lebih baik atau
optimal.

B. Saran
Demikian makalah yang kami sampaikan, kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam hal penulisan menurut isi makalah.oleh karna itu kritik dan
saran yang sangat membangun kami harapkan demi kesempurnaan penulisan
makalah. Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua terima kasih

Daftar Pustaka

16
Carpenito, L.J. (1995). Nursing diagnosis: Application to clinical practice. Philadelphia:
Lippincott.
NANDA (1994). Nursing diagnosis: Definition & Classification 1995-1996.
Potter, P.A. & Perry, A.G. (1997). Fundamentals of nursing: Concepts, process, &
practice. St. Louis: Mosby-Year Book Inc.
Stole, K.M. (2004). Diagnosa Keperawatan Sejahtera (E. Noviestari, Terj.). Jakarta: EGC
(tulisan asli dipublikasikan tahun 1996)

17

Anda mungkin juga menyukai