“DIAGNOSA KEPERAWATAN”
NAMA KELOMPOK :
1
PONDOK GEDE KOTA BEKASI JAWA BARAT
17411
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan profesi yang membantu dan memberikan
pelayanan yang berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan individu.
Dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan, seorang perawat akan
melewati lima tahap, yakni pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan,
implementasi, dan pendokumentasian.
Pada dasarnya diagnosa keperawatan memberikan dasar pemilihan
intervensi yang menjadi tanggung gugat perawat. Perumusan diagnosa
keperawatan adalah bagaimana diagnosa keperawatan digunakan dalam proses
pemecahan masalah. Melalui identifikasi, dapat digambarkan berbagai
masalah keperawatan yang membutuhkan asuhan keperawatan. Di samping
itu, dengan menentukan atau menyelidiki etiologi masalah, akan dapat
dijumpai faktor yang menjadi kendala dan penyebabnya. Dengan
menggambarkan tanda dan gejala, akan memperkuat masalah yang ada.
Tak jarang ditemukannya kesalahan dalam perumusan diagnosa
keperawatan baik oleh mahasiswa keperawatan yang sedang melakukan
praktik maupun oleh perawat professional. Hal ini dapat diakibatkan oleh
banyak faktor diantaranya data yang kurang akurat, pengetahuan pelaku
perumus diagnosa yang kurang, dan masih banyak lagi. Terlebih lagi banyak
kalangan yang berpikir bahwa diagnosa keperawatan serupa dengan diagnosa
medis dan tak jarang beberapa perawat menetapkan diagnosa keperawatan
dengan menambahkan diagnosa medis didalamnya dan melupakan syarat serta
komponen yang seharusnya terdapat dalam diagnosa keperawatan sehingga
berdampak pada pelayanan keperawatan yang diterima oleh klien.
2
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini, adalah:
- Apakah yang dimaksud dengan diagnosa keperawatan?
- Apa sajakah macam-macam diagnosa keperawatan?
- Apa sajakah syarat dan komponen dari diagnosa keperawatan?
- Bagaimanakah proses perumusan diagnosa keperawatan?
- Bagaimanakah contoh kasus untuk menegakkan diagnosa keperawatan?
- Apa sajakah perbedaan antara diagnosa keperawatan dengan diagnosa
medis?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
- Untuk mengetahui yang dimaksud dengan diagnosa keperawatan.
- Untuk mengetahui mengetahui macam-macam diagnosa keperawatan.
- Untuk mengetahui mengenai syarat dan komponen dari diagnosa
keperawatan.
- Untuk memahami mengenai proses perumusan diagnosa keperawatan.
- Untuk mengetahui mengenai contoh kasus untuk menegakkan diagnosa
keperawatan.
- Untuk memahami perbedaan antara diagnosa keperawatan dengan
diagnosa medis.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
seperti clinical care clasification (CCC) , Nort american nursing diagnosis
assocation (NANDA) , home health care classification (HHCC), Systematized
nomenclature of medicine clinical terms (SNOMED CT), International
calssification of functioning , disabilty and health (ICF), nursing diagnostic
system of the centre for nursing development and research (ZEFP) dan omaha
system (hardiker et al 2011; muller –staub et al 2007; wake & coenen ,1998).
ICNP membagi diagnosis keperawatan menjadi 5 kategori , yaitu
fisiologis, psikologis , perilaku relasional dan lingkungan (Wake &
coenen,1998).
Aktual
Negatif
Risiko
Diagnosis
Keperawatan
Positif Promosi
kesehatan
1. Diagnosis aktual
5
Diagnosis ini menggambarkan respons klien terhadap kondisi kesehatan
atau proses kehidupannya yang menyebabkan klien mengalami masalah
kesehatan. Tanda/gejala mayor dan minor dapat ditemukan dan divalidasi
pada klien.
2. Diagnosis risiko
Diagnosis ini menggambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatan
atau proses kehidupannya yang dapat menyebabkan klien beresiko
mengalami masalah kesehatan. Tidak ditemukan tanda/gejala mayor dan
minor pada klien, namun klien memiliki faktor risiko mengalami masalah
kesehatan.
3. Diagnosis promosi kesehatan
Diagnosis ini menggambarkan adanya keinginan dan motivasi klien untuk
meningkatkan kondisi kesehatannya ke tingkat vyang lebih baik atau
optimal.
6
Deskriptor merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana satu fokus
diagnostis terjadi. Beberapa deskriptor yang digunakan dalam diagnosis
keperawatan diuraikan pada Tabel 3.2. dibawah ini
No Deskriptor Definisi
1 Defisit Tidak cukup, tidak adekuat
2 Disfungsi Tidak berfungsi secara normal
3 Efektif Menimbulkan efek yang diinginkan
4 Gangguan Mengalami hambatan atau kerusakan
5 Lebih Berada diatas nilai normal atau yang
diperlukan
6 Penurunan Berkurang baik dalam ukuran, jumlah
maupun derajat
7 Rendah Berada di bawah nilai normal atau yang
diperlukan
8 Tidak efektif Tidak menimbulkan efek yang diinginkan
Table 3.2. deskriptor dan definisi deskriptor pada diagnosis keperawatan
2. Indikator Diagnostik
Indikator diagnostik terdiriatas penyebab, tanda/gejala, dan faktor risiko
dengan uraian sebagai berikut.
a. Penyebab (Etiology) merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan status kesehatan.
Etiologi dapat mencakup empat kategori:
1) fisiologis, biologis atau psikologis
2) Efek terapi/tindakan
3) situasional (lingkungan atau personal)
4) maturasional.
b. Tanda (sign) dan Gejala (symptom). Tanda merupakan data objektif
yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium
dan prosedur diagnostik, sedangkan gejala merupakan data objektif
yang diperoleh dari anamnesis. Tanda/gejala dikelompokkan dalam
dua kategori yaitu:
7
1) Mayor: tanda/gejala ditemukan sekitar 80%-100% untuk validasi
diagnosis
2) Minor:Tanda/gejala tidak harus ditemukan, namun jika ditemukan
dapat mendukung penegakan diagnosis.
c. Faktor risiko merupakan kondisi atau situasi yang dapat meningkatkan
kerentanan klien mengalami masalah kesehatan.
Pada diagnosis aktual, indikator diagnostiknya terdiri atas penyebab
dan tanda/gejala. Pada diagnosis risiko tidak memiliki penyebab dan
tanda/gejala, hannya memilik faktor risiko. sedangkan pada diagnosis
promosi kesehatan, hanya memiliki tanda/gejala yang menunjukkan
kesiapan klien untuk mencapai kondisi yang lebih optimal.
8
menggunakan kategori pola kemudian mengelompkan data sesuai
kategorinya
2. Identifikasi masalah
Setelah data dianalisis, perawat dan klien bersama-sama mengidentifikasi
masalah actual, resiko atau promosi kesehatan, pernyataan masalah
kesehatan merujuk ke label diagnosis keperawatan
3. Perumusan diagnose keperawatan
Perumusan atau penulisan diagnosis di sesuaikan dengan jenis diagnosis
keperawatan, terdapat dua metode perumusan diagnosis yaitu:
a. Penulisan tiga bagian (tree part)
Metode penulisan ini terdiri atas masalah, penyebab dan tanda/gejala.
Metode penulisan ini hanya dilakukan pada diagnosis actual dengan
formulasi sebagai berikut :
9
2) Diagnosis promosi Kesehatan
BAB III
CONTOH KASUS
10
Tn. A 57 tahun datang ke RS Respati karena akhir-akhir ini Tn. A mengeluhkan
susah untuk memulai tidur. Tn.A juga mengatakan sering merasakan cemas,
karena pekerjaannya yang menumpuk dan ia khawatir tidak mampu
menyelesaikan pekerjaan tersebut dalam waktu yang sudah ditentukan. Istri Tn.A
juga mengatakan, Tn.A sering mengigau pada saat tidur. Tn.A juga mengatakan
sering mengalami mimpi buruk, ia juga mengatakan saat bekerja sering merasa
mengantuk, cepat lelah, dan tidak focus dalam bekerja. Tn.A mengatakan malas
serta mual dan merasa tidak nafsu makan karena terfokus pada pekerjaannya.
Tn.A terlihat pucat, lemas, dan kantung mata Tn.A terlihat membengkak. Tn.A
juga mengatakan kalau pekerjaannya tidak selesai merasa bodoh dan malu dengan
bawahannya. Saat dilakukan pengkajian Tn.A tampak bingung dan berbicara
dengan pandangan menunduk. Tn.A mengatakan ingin pola tidurnya kembali
normal seperti biasa agar cemas dan tidak nafsu makannya hilang, maka dari itu ia
mengkonsumsi obat tidur.
S : 37,50 C
RR : 26x/menit
TB : 170 cm
N : 50x/menit
TD : 100/70 mmHg
DATA FOKUS
11
Data Subyektif Data Objektif
1. Tn. A mengeluh susah untuk 1. Tn. A terlihat pucat, lemas
memulai tidur 2. Kantung mata Tn. A terlihat
2. Istri Tn.A juga mengatakan, Tn.A membengkak.
sering mengigau pada saat tidur. 3. Tn.A tampak bingung
3. Tn.A juga mengatakan sering 4. Tn.A berbicara dengan pandangan
mengalami mimpi buruk, ia juga menunduk.
mengatakan saat bekerja sering
merasa mengantuk, cepat lelah, dan
tidak focus dalam bekerja.
4. Tn.A mengatakan malas serta mual
dan tidak nafsu makan
5. Tn. A juga mengatakan sering
merasakan cemas dan khawatir tidak
mampu menyelesaikan pekerjaan
tersebut dalam waktu yang sudah
ditentukan.
6. Tn.A juga mengatakan ia merasa
bodoh dan malu dengan
bawahannya jika pekerjaannya tidak
selesai
7. Tn.A mengatakan ingin pola
tidurnya kembali normal seperti
biasa agar cemas dan tidak nafsu
makannya hilang, maka dari itu ia
mengkonsumsi obat tidur.
12
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
DO:
DO:
13
Contoh analisa data untuk Dx dengan rumus PS
NO DATA PROBLEM
DO:
14
DIAGNOSA KEPERAWATAN
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikian makalah yang kami sampaikan, kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam hal penulisan menurut isi makalah.oleh karna itu kritik dan
saran yang sangat membangun kami harapkan demi kesempurnaan penulisan
makalah. Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua terima kasih
Daftar Pustaka
16
Carpenito, L.J. (1995). Nursing diagnosis: Application to clinical practice. Philadelphia:
Lippincott.
NANDA (1994). Nursing diagnosis: Definition & Classification 1995-1996.
Potter, P.A. & Perry, A.G. (1997). Fundamentals of nursing: Concepts, process, &
practice. St. Louis: Mosby-Year Book Inc.
Stole, K.M. (2004). Diagnosa Keperawatan Sejahtera (E. Noviestari, Terj.). Jakarta: EGC
(tulisan asli dipublikasikan tahun 1996)
17