Anda di halaman 1dari 4

KOMPETENSI BERPIKIR KRITIS

a. Berpikir kritis umum


Berpikir kritis umum mencakup metoda ilmiah, pemecahan masalah, dan pembuatan
keputusan. Pemecahan masalah mencakup mendapatkan informasi ketika terdapat
kesenjangan antara apa yang sedang terjadi dengan apa yang seharusnya terjadi.
Kemampuan memecahkan masalah dalam suatu situasi memungkinkan perawat
menerapkan pengetahuan tersebut pada situasi klien lainnya. Dalam membuat
keputusan, individu memilih tindakan untuk memenuhi tujuan. Keputusan yang harus
dibuat secara bebas dengan dasar nilai dan keinginan individu. Sekali keputusan telah
dibuat, individu harus yakin bahwa keputusan tersebut adalah pilihan yang terbaik.
b. Berpikir kritis spesifik dalam situasi klinis
Kompetensi yang tercakup disini adalah pertimbangan diagnostik, kesimpulan klinis,
dan pembuatan keputusan klinis. Dalam pemeriksaaan diagnostik yang dilakukan untuk
pasien, perawat berperan membuat pengkajian berkesinambungan berdasarkan masalah
medis klien (Carnevali & Thomas, 1993). Dalam hal ini perawat tidak membuat
diagnosa medis, perawat mencari tanda dan gejala yang diantisipasi yang merupakan
hal umum untuk mendiagnosis, membantu membuat kesimpulan klinis tentang
kemajuan perawat. Misalnya: klien yang mempunyai riwayat infark miokard (serangan
jantung) harus dipantau munculnya kekambuhan nyeri dada dan perubahan tanda-tanda
vital. Perawat harus mampu secara kritis untuk menganalisa situasi klinis yang terus
berubah sehingga kebutuhan mendesak klien dapat diantisipasi. Ini merupakan peran
kolaburatif penting harus diterima perawat.
c. Berpikir kritis spesifik dalam keperawatan.
Proses keperawatan merupakan pendekatan sistematis yang digunakan untuk secara
kritis mengkaji dan menelaah kondisi klien, mengidentifikasi respon klien terhadap
masalah kesehatan, melakukan tindakan yang sesuai, dan kemudian mengevaluasi
apakah tindakan yang dilakukan telah efektif.
SIKAP UNTUK BERPIKIR KRITIS

1. Percaya diri adalah suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang
dimiliki seseorang dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa
mencapai tujuan dalam hidupnya.
2. Mandiri adalah mengatur diri sendiri, sesuai dengan hak dan kewajibannya sehingga
dapat menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang dihadapi tanpa meminta bantuan
atau tergantung dari orang lain, serta dapat bertanggung jawab terhadap segala
keputusan yang telah diambil melalui berbagai pertimbangan sebelumnya.
3. Keterbukaan adalah transparan yang berarti suatu keadaan yang tidak tertutupi, tidak
ditutupi, keadaan yang tidak ada rahasia sehingga semua orang memiliki hak untuk
mengetahui.
4. Tanggung guggat adalah Tanggung gugat adalah kesiapan seseorang professional
mengalami tanggung gugat untuk apapun penilaian yang dibuat atas nama pekerjaan
terhadap segala sesuatu Tindakan atau keputusanya.
5. Berani mengambil resiko adalah Kemampuan untuk mengambil peluang dan merasa
nyaman dengan hasil yang tidak diketahui dipengaruhi oleh susunan psikologis kita
sendiri, fungsi fisiologis di tubuh kita, budaya di mana kita dibesarkan, dan dukungan
masyarakat yang lebih luas terhadap perilaku berisiko.
6. Disiplin adalah intelektual secara aktif dan terampil mengkonseptualisasikan,
menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan / atau mengevaluasi informasi yang di
kumpulkan dari, atau di hasilkan oleh, pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran,
atau komunikasi, sebagai panduan atau komunikasi, sebagai panduan untuk keyakinan
dan tindakan.
7. Ketekunan adalah Keinginan untuk mencari wawasan dan kebenaran lebih jauh
meskipun sulit. Banyak waktu dan energi akan dibutuhkan untuk mendapatkan dan
mempertimbangkan informasi baru dan membentuk wawasan baru (Creaven &
Hirnle, 2009) Jika mendapatkan informasi yang tidak lengkap atau hilang tentang
pasien perawat harus mengklarifikasi atau langsung menanyakan pada pasien secara
langsung, mencoba berbagai pendekatan dan mencari sumber pendekatan dan mencari
sumber informasi sampai mendapat solusi yang tepat (Potter & Perry, 2009).
8. Kreativitas adalah Kata kreatif secara etimologi berasal dari bahasa Inggris to
create yang berarti membuat atau menciptakan. Dengan demikian, kreatif dapat
dimaknai menciptakan suatu ide atau konsep dalam memecahkan suatu permasalahan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ‘kreatif’ memiliki pengertian memiliki
daya cipta atau memiliki kemampuan untuk menciptakan. Sementara itu “kreativitas”
berarti kemampuan untuk mencipta atau daya cipta.

Kreativitas merupakan naluri yang sudah dimiliki manusia sejak lahir. Akan tetapi,
kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya. Rangsangan dari lingkungan
akan sangat berpengaruh untuk menumbuhkan kreativitas.Kreatif dan kreativitas
menunjukkan cara berpikir seseorang dalam memecahkan masalah. Kreatif dimulai
dari berpikir untuk menemukan ide. Ide tersebut bisa jadi merupakan ide yang
sederhana, akan tetapi efektif untuk memecahkan suatu masalah.

9. Rasa ingin tahu adalah suatu emosi yang berkaitan dengan perilaku ingin tahu seperti
eksplorasi, investigasi, dan belajar, terbukti dengan pengamatan pada spesies hewan
manusia dan banyak. Istilah ini juga dapat digunakan untuk menunjukkan perilaku itu
sendiri disebabkan oleh emosi rasa ingin tahu. Seperti emosi Rasa ingin tahun
merupakan dorongan untuk tahu hal-hal baru, rasa ingin tahu adalah kekuatan
pendorong utama di balik penelitian ilmiah dan disiplin ilmu lain dari studi manusia.
Rasa ingin tahu sebagian besar merupakan naluri alami, rasa ingin tahu
menganugerahkan manfaat kelangsungan hidup untuk spesies tertentu, dan dapat
ditemukan dalam genom mereka. Itu wajar yang terjadi pada manusia, hewan dan
khususnya bayi / balita.
10. Integritas adalah suatu kepribadian seseorang yang bertindak secara konsisten dan
utuh, baik dalam perkataan maupun perbuatan, sesuai dengan nilai-nilai dan kode
etik. Seseorang dianggap berintegritas ketika ia memiliki kepribadian dan karakter
Jujur dan dapat dipercaya, Memiliki komitmen, Bertanggung jawab, Menepati
ucapannya, Setia, Menghargai waktu, Memiliki prinsip dan nilai-nilai hidup
11. Kerendahan hati adalah suatu sikap menyadari keterbatasan kemampuan diri, dan
ketidakmampuan diri sendiri, sehingga dengannya seseorang tidaklah mengangkuh,
dan tidak pula menyombong

Anda mungkin juga menyukai