Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL

PENERAPAN KOMBINASI MUSIK GAMELAN SERTA SENAM LANSIA


UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN
HIPERTENSI

Proposal Karya Tulis Ilmiah disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

Diajukan Oleh:
Adang Fredy Timor Susanto
NIM 15.001

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV/DIPONEGORO SEMARANG


DIPLOMA III KEPERAWATAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas segala karunia, nikmat serta hidayah Tuhan Yang Maha
Esa, sehingga penulis dapat menyusun Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul
“Penerapan Kombinasi Senam Lansia Serta Musik Gamelan Dalam Menurunkan
Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi” dengan lancar dan tepat waktu.

Tujuan dari penyusunan proposal Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk
menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.

Dengan segala keterbatasan, Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat


diselesaikan berkat bantuan, bimbingan dan dorongan dari beberapa pihak. Untuk
itu peneliti ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :

1. Bapak, ibu dan seluruh keluarga yang selalu mendoakan, memberi dorongan
serta membantu peneliti baik secara moril, spiritual dan materiil, sehingga
peneliti dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Letkol CKM Indah Setyawati, S.K.M, M.M, selaku direktur Akademi
Keperawatan Kesdam IV/Diponegoro Semarang.
3. Ns. Diana Tri Lestari., M.Kep, Sp.Kep.MB, selaku dosen pembimbing yang
telah meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing dan mengarahkan,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis ini.
4. Ns. Tuti Anggarawati., M.Kep selaku dosen pengasuh yang telah memberi
motivasi kepada penulis dalam pembuatan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Teman-teman DIII Akademi Keperawatan Kesdam IV/Diponegoro angkatan
XXI yang saling mendukung satu sama lain dalam penyusunan Proposal
Karya Tulis Ilmiah.
6. Segenap dosen Akademi Keperawatan Kesdam IV/Diponegoro Semarang
atas segala ilmu dan bimbingannya.
7. Segenap staf Akademi Keperawatan Kesdam IV/Diponegoro Semarang yang
telah membantu dalam proses penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

ii
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah
ini sangat jauh dari kata sempurna, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak guna penyempurnaan Proposal Karya
Tulis Ilmiah ini. Akhir kata peneliti berharap semoga Proposal Karya Tulis Ilmiah
ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang memerlukan dan membutuhkannya.

Semarang, Maret 2018

Peneliti

Adang Fredy Timor Susanto


15.001

iii
DAFTAR ISI

PROPOSAL ......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
BAB I .................................................................................................................................. 6
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 6
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................... 6
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 9
C. Tujuan Studi Kasus .............................................................................................. 10
D. Manfaat Studi Kasus ............................................................................................ 10
BAB II............................................................................................................................... 12
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 12
A. Hipertensi ............................................................................................................. 12
1. Pengertian ......................................................................................................... 12
2. Klasifikasi ......................................................................................................... 12
3. Etiologi .............................................................................................................. 13
4. Komplikasi ........................................................................................................ 13
5. Penatalaksanaan ................................................................................................ 14
B. Senam Lansia dan Terapi Musik Gamelan .......................................................... 15
1. Senam Lansia .................................................................................................... 15
2. Terapi Musik Gamelan......................................................................................... 17
a. Definisi .............................................................................................................. 18
b. Klasifikasi ......................................................................................................... 19
c. Faktor yang mempengaruhi tekanan darah ....................................................... 20
d. Pemeriksaan atau Pengukuran Tekanan Darah ................................................. 20
BAB III ............................................................................................................................. 22
METODOLOGI PENELITIAN........................................................................................ 22
A. Rancangan Studi Kasus ........................................................................................ 22
B. Subyek Studi Kasus ............................................................................................. 22
C. Fokus Studi .......................................................................................................... 23
D. Definisi Operasional Fokus Studi ........................................................................ 23
E. Instrumen Studi Kasus ......................................................................................... 23

iv
F. Metode Pengumpulan Data .................................................................................. 23
G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus ............................................................................ 25
H. Analisa Data dan Penyajian Data ......................................................................... 25
I. Etika Studi Kasus ................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 28

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan

abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah

dari jantung dan memompa keseluruh jaringan dan organ–organ tubuh secara

terus–menerus lebih dari suatu periode.(1)Hipertensi dapat didefinisikan

sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg

dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg.(2)

Menurut WHO (World Health Organization) penyakit hipertensi

adalah penyebab kematian global, terhitung lebih dari 17,3 juta kematian

pertahun, jumlah yang diperkirakan akan tumbuh lebih dari 23,6 juta pada

tahun 2030. (3)

Pravelensi penyakit hipertensi di Indonesia (32,2%) lebih tinggi dari

penemuan penelitian sebelumnya. Kasus hipertensi yang sudah terdiagnosis

oleh tengaa kesehhatan atau yang telah minum obat hhipertensi masih rendah

yaitu hanhya 24,2% yang menunjukkan 75,8% kasus hipertensi belum

terjangkau pelayanan kesehatan. (30)

Berdasarkan survey riset dasar kesehatan nasional (RISKESDAS)

pada tahun 2013 hipertensi di Indonesia memiliki praveensi yang tinggi, yaitu

sebesar 25,8%. (Depkes RI, 2013).

6
7

Data dari Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2009

menunjukkan rata-rata penyakit hipertensi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83

per 1000 orang. Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang menyatakan bahwa

grafik penyakit tidak menular berdarkan tempat pada tahun 2010, kasus

hipertensi tertinggi terdapat di puskesmaas Bandarharjo (7.935), Tlogosari

Kulon (7.137), dan Gayamsari (4.717) dibanding dengan jumlah keseluruhan

hipertensi di Kabupaten, Kota lain di Jawa Tengah. Apabila dilihat

berdasarkan jumlah kasus keseluruhan di Kota Semarang terdapat proporsi

yang lebih besar yaitu 53,69%. Sedangkan data dari Dinas Kesehatan Kota

Semarang, hipertensi menjadi urutan ke-4 dari 10 besar penyakit di

Semarang pada tahun 2009 (Yuliana, 2010).

Tingginya angka hipertensi ini perlu mendapat perhatian lebih karena

dampak yang ditimbulkan cukup serius yaitu kerusakan pada beberapa organ

tubuh. Penyakit hipertensi dianggap sebagai penyakit serius karena dampak

yang ditimbulkan sangat luas, bahkan dapat berakhir pada kematian.

Kematian terjadi akibat dampak hipertensi itu sendiri atau penyakit lain yang

diawali oleh hipertensi. Penyakit yang dimaksud sebagai berikut : Stroke,

kerusakan ginjal, serangan jantung, glaucoma, disfungsi ekesi, dementia dan

Alzheimer. (6)

Berbagai tata laksana dilakukan untuk mengendalikan hipertensi,

penanganan hipertensi dapat digolongkan menjadi penanganan non

farmakologis dan farmakologis dengan menggunakan obat antihipertensi.

pemberian obat antihipertensi pada lansia dalam kurun waktu lama akan
8

menimbulkan berbagai efek samping misalnya resiko hipotensi postural,

gangguan ginjal perubahan mental dan tingkah laku. (27) Selain medis,

penatalaksanaan hipertensi juga terdapat Terapi non farmakologis yang selalu

menjadi pilihan yang dilakukan penderita hipertensi karena biaya yang

dikeluarkan untuk terapi farmakologis relatif mahal dan menimbulkan efek

samping yang tidakdiinginkan penderita, Dalam terapi non farmakologis

pasien harus menjalani pola hidup sehat, seperti relaksasi otot

progresif,meditasi, aromaterapi, terapi herbal, terapi nutrisi. Terapi relaksasi

memberikan individu mengontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau

nyeri.(8)

Gaya hidup modern membuat berkurangnya aktifitas fisik (olahraga),

gaya hidup serba cepat, menuntut segaala sesuatunya serba instan,

manajemen stress sehingga bisa menimbulkan tekanan darah mudah naik.

Sehingga perawat perlu mengajarkan manajemen aktifitas dengan senam dna

manajemen stressdengan music gamelan.

Senam lansia pada usia lanjut yang dilakukan secara rutin akan

meningkatkan kebugaran fisik, sehingga secara tidak langsung senam dapat

meningkatkan fungsi jantung dan menurunkan tekanan darah serta

mengurangi resiko penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah

sehingga akan menjaga elastisitasnya. Disisi lain akan melatih otot jantung

dalam berkontraksi sehingga kemampuan pemompaannya akan selalu terjaga.

Gamelan menurut Bodman dan DeArment pada tahun 2009 dalam

penelitian Suhartini (2011), dikarakteristikkan sebagai musik yang memiliki


9

harmoni yang lambat, warna nada yang konsisten dan pitch yang rendah.

Peneliti tertarik menggunakan musik gamelan campuran antara laras pelog

dan laras slendro untuk menurunkan tekanan darah pada lansia dengan

hipertensi karena Purwadi & Afendy (2006) dalam bukunya mengatakan

bahwa keduanya memiliki patokan-patokan yang hampir sama.

Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa senam dikombinasikan

dengan musik gamelan efektif untuk menurunkan tekanan darah pada

penderita hipertensi salah satunya hasil penelitian Yuli Mulya Wati dan Meira

Erawati. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuli Mulya wati

dan Meira Erawati pada tahun 2011 yang berjudul “Kombinasi musik

gamelan serta senam lansiauntuk lansia dengan hipertensi”, diberikan

Kombinasi musik gamelan laras pelog dan slendro serta senam lansia efektif

terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi didapatkan

data adanya penurunanan tekanan darah sistol dan diastole yang signifikan

yaitu 160/100 mmhg menjadi 140/90 mmHg.(10) Berdasarkan pemaparan

tersebut penulis tertarik untuk melaksanakan studi kasus dengan “Penerapan

Kombinasi Musik Gamelan Serta Senam Lansia Untuk Menurunkan Tekanan

Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan maka rumusan masalah

dalam penulisan ini adalah bagaimana penerapan kombinasi senam lansia


10

serta musik gamelan dalam menurunkan tekanan darah pada lansia dengan

hipertensi?

C. Tujuan Studi Kasus

Tujuan penulisan ini adalah untuk menggambarkan penerapan senam lansia

serta musik gamelan dapat menurunkan tekanan darah pada lansia dengan

hipertensi.

D. Manfaat Studi Kasus

Studi kasus ini diharapkan memberikan manfaat bagi :

1. Masyarakat

Memberikan wawasan dan pengetahuan kepada masyarakat dalam

meningkatkan kemandirian untuk menurunkan tekanan darah pada lansia

dengan hipertensi melalui latihan senam lansia yang dikombinasikan

musik gamelan.

2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

Menjadi bahan pembelajaran untuk institusi dan bahan referensi dalam

memberikan tindakan keperawatan dengan metode nonfarmakologi

melalui kombinasi senam lansia dan musik gamelan untuk menurunkan

tekanan darah asuhan keperawatan pada pasien Hipertensi.

3. Penulis

Memperoleh ilmu dan pengalaman dalam menerapkan hasil riset

keperawatan khususnya tentang latihan kombinasi senam lansia serta


11

musik gamelan dapat menurunkan tekanan darah pada lansia dengan

hipertensi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hipertensi

1. Pengertian

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik

sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg.(13)

Hipertensi atau yang biasa disebut dengan tekanan darah tinggi adalah

peningkatan tensi tidak normal yang terjadi didalam pembuluh darah

arteri yang berlangsung secara terus menerus. Hipertensi menyebabkan

bertambahnya beban kerja jantung dan menimbulkan kerusakan jantung

dan pembuluh darah.(14)

2. Klasifikasi

Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai

“normal”. Adapun tekanan darah diatas 140/90 mmHg sudah termasuk

hipertensi dan harus dianggap sebagai faktor resiko sehingga sebaiknya

diberi perawatan. Nilai yang lebih tinggi (sistolik) menunjukkan fase

darah yang sedang dipompa oleh jantung. Sedangkan nilai yang lebih

rendah (diastolik) menunjukkan fase darah kembali ke dalam

jantung.(15)

Kriteria yang ditetapkan oleh Seventh Report of Joint National

Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Trearment of High

12
13

Blood Pressure (JNC 7) menjadi dasar dalam pengklasifikasian

hipertensi sebagai berikut :(12)

Tabel 1.1
Kategori Hipertensi
Nilai tekanan sistolik Nilai tekanan diastolik
Kategori
(mmHg) (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120 – 139 80 – 90
Hipertensi stadium 1 140 – 159 90 – 99
Hipertensi stadium 2 ≥ 160 ≥ 100

3. Etiologi

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua yaitu

hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer disebut juga

dengan hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor

yang mempengaruhi hipertensi primer antara lain karena faktor genetik,

lingkungan, dan sebagainya. Selain itu juga ada faktor lain yang dapat

meningkatkan resiko antara lain obesitas, merokok, alkohol, dan

polisitemia. Sedangkan hipertensi sekunder disebabkan oleh beberapa

faktor antara lain seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom

cushing, dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.(13)

4. Komplikasi

Penyakit hipertensi sering disebut “silent killer” karena tidak

memberikan gejala yang khas tetapi dapat meningkatkan kejadian stroke

dan serangan jantung jika tidak dikontrol dan dikendalikan dengan

baik.(7) Penderita hipertensi tidak hanya beresiko tinggi terhadap

penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit


14

saraf, ginjal, dan pembuluh darah. Semakin tinggi tekanan darah, maka

akan semakin besar resikonya.(16)

5. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada penderita hipertensi dibagi menjadi dua

yaitu dengan terapi farmakologis dan non farmakologis. Terapi

farmakologis dengan menggunakan obat antihepertensi. Sedangkan terapi

non farmakologis antara lain dengan memodifikasi gaya hidup seseorang

(lifestyle) menjadi gaya hidup sehat dan pengaturan diet.(17)

Modifikasi gaya hidup, beberapa penelitian menunjukkan

pendekatan nonfarmakologi yang dapat mengurangu hipertensi adalah

sebagai berikut: teknik – teknik mengurangi stress, penurunan berat

badan, tidak minum alcohol dan tidak merokok, olahraga, relaksasi

merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap terapi

antihipertensi. Klien dengan hipertensi ringan berada dalam resiko tinggi

(pria perokok) atau bila tekanan darah diatoliknya menetap diatas 85 atau

95 mmHg dan sistoliknya diatas 130 – 139 mmHg perlu dimulai terapi

obat – obatan. (29)


15

B. Senam Lansia dan Terapi Musik Gamelan

1. Senam Lansia

a. Pengertian

Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur terarah serta

terencana yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok dengan

maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai

tujuan tersebut. Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah

dilakukan. Tidak memberatkan yang diterapkan pada lansia atau

Sedangkan senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur,

terarah serta terencana dalam bentuk latihan fisik yang berpengaruh

terhadap latihan fisik lansia. senam sangat dianjurkan untuk mereka

yang memasuki usia pralansia (45 tahun) dan usia lansia (65 tahun ke

atas). (10)

b. Manfaat senam lansia

Jepang memberikan salah satu bukti bahwa olahraga yang teratur

sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah (Williams & Wilkins,

2001). Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap

peningkatan imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur,

tingkat kebugaran dievaluasi dengna mengawasi kecepatan denyut

jantung waktu istirahat yaitu kecepatan denyut nadi waktu istirahat.

Jadi supaya lebih bugar, kecepatan denyut jantung sewaktu istirahat

harus menurun. (10)


16

Senam lansia juga merupakan salah satu penanganan non

farmakologis untuk hipertensi pada lansia yang dianjurkan. dalam

bukunya mengatakan bahwa senam lansia jika dilakukan secara

teratur dapat mencegah atau melambatkan kehilangan fungsional

yang diakibatkan oleh penyakit kardiovaskuler. Beberapa manfaat lain

dari senam lansia, yaitu dapat mengurangi, menurunkan tekanan

darah, menurunkan berat badan dan membakar lemak pada lansia

dengan obesitas, serta memperkuat otot-otot jantung

Manfaat senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap

pngingkatan fugsi organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan

imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur

c. Gerakan senam lansia

Tahapan latihan kebuhhgaran jasmani adalah rangkaian proses

dalam setiap latihan, meliputi pemansan, kondisioning (inti) dan

penenangan (pendinginan)

1) Pemanasan

Dilakukan sebelum latihan. Pemanasan bertujuan menyiapkan

fungsi organ tubuh agar mampu menerima pembebanan yang lebih

berat pada saat latihan sebenarnya

2) Kondisioning

Setelah pemanasan cukup dilanjutkan tahap kondisioning atau

gerakan inti yakti melakukan berbagai rangkaian gerak dengan

model latihhan yang sesuai dengan tujuan program latihan


17

3) Penenangan

Penenangan merupakan periode yang sangat penting dan esensial.

Tahap ini bertujuan mengembalikan kondisi tubuh seperti sebelum

berlatih dengan melakukan serangkaian gerakan berupa stretching.

Tahapan ini ditandai dengan menurunnya frekuensi detak jantung,

menurunnya suhu tubuh dan semakin berkurangnya keringat.

2. Terapi Musik Gamelan

a. Definisi

Terapi musik gamelan adalah penyembuhan dengan musik melalui

energi yang dihasilkan dari musik itu sendiri. Semua jenis musik

sebenarnya bisa digunakan sebagai terapi musik seperti lagu – lagu

relaksau ataupun lagu popular. Namun yang perlu diperhatian adalah

memilih lagu dengan tempo ketukanmenit yang bersifat rileks karena

apabila terlaku cepat stimulus yang masuk akan membuat kita

mengikuti irama tersebut sehingga efek relaksassi yang optimal tidak

tercapat.

b. Karakteristik musik gamelan

Karakteristik musik gamelan Jawa untuk tempo lambat antara 60-100

bpm (beats per menite), dan musik gamelan yang memiliki tempo

lambat mempunyai ketukan yang hampir sama dengan musik Mozart

yaitu tempo kurang lebih 60 ketukan/menit. (10)


18

c. Manfaat Musik Gamelan

Gamelan menurut Bodman dan DeArment pada tahun 2009 dalam

penelitian Suhartini (2011), dikarakteristikkan sebagai musik yang

memiliki harmoni yang lambat, warna nada yang konsisten dan pitch

yang rendah. Peneliti tertarik menggunakan musik gamelan campuran

antara laras pelog dan laras slendro untuk menurunkan tekanan darah

pada lansia dengan hipertensi karena Purwadi & Afendy (2006) dalam

bukunya mengatakan bahwa keduanya memiliki patokan-patokan

yang hampir sama.

d. Efek Kolaborasi Terapi Musik Gamelan dengan Senam Lansia

Senam lansia atau latihan dapat meningkatkan keseimbanagn pada

lansia. Manfaat latihan fisik bagi kesehatan adalah sebagai upaya

promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Manfaat tersebut ditinjau

secara fisiologis, psikologis dan sosial.Hal ini terjadi karena senam

lansia mampu melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja

secara optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang

berada didalam tubuh.

C. Tekanan Darah

a. Definisi

Istilah “tekanan darah” berarti tekanan pada pembuluh darah nadi

dari perdarahan darah sistemik di dalam tubuh manusia. Tekanan darah

dibedakan antar tekann darah distolik dan tekanan darah diastolik.

Tekanann darah sistolik adalah tekanan darah pada wktu jantung


19

menguncup (systole). Adapun tekanan darah diastolic adalh tekanan darah

padda saat jantung mengendor kembali (diastole). Dengan demikian,

jelaslah bahwa tekanan darah sistolik selalu lebih tinggi dari pada tekanan

darah diastolik. Tekanan darah manusia senantiasa berayun – ayun antar

tinggi dan rendah sesuai dengan detak jantung. (32)

b. Klasifikasi

Tabel 1.2
Klasifikasi Tekanan Darah
Klasifikasi Tekanan Tekanan Keterangan

Tekanan Darah Sistolik Diastolik

(mmHg) (mmHg)

Normal <120 <80 Tekanan darah normal.

Teruska pola hidup

yang sehat dan cek lagi

dalam 2 tahun

Prahipertensi 120- 139 80 – 89 Beresiko menderita

hipertensi. Sebaiknnya

mengubah pola hidup

menjadi lebih sehat dan

memeriksa tekanan

darah dalam 1 tahun

Hipertensi tahap 1 140-159 90-99 Pada tahap ini

Hipertensi tahap 2 ≥160 ≥100 memerlukan perbaikan

pada hidup yang lebih


20

sehat dan pengobatan

yang teratur dari dokter

Tekanan darah dalam sehari secara alami akan naik dan turun

sesuai dengan kondisi tubuh dan aktivitas setiap orang. Bila dalam

rentang waktu lebih panjang tekanannya tetap tinggi, maka disebut

tekanan darah tinggi. Untuk menyatakan seseorang menderita tekanan

ddarah tinggi, perlu dilakukan beberape pemeriksaan tersebut

mencakup pemeriksaan fisik (termasuk pengukuran tekanan darah),

pemeriksaan laboratorium dan beberapa pemreiksaan diagnostic

lainnya. (33)

c. Faktor yang mempengaruhi tekanan darah

1) Kerja otot jantung

2) Pembuluh darah

3) Sistem saraf

4) Hormone

5) Enzim

6) Ginjal (34)

d. Pemeriksaan atau Pengukuran Tekanan Darah

Tekanan darah manusia biasa diukur secara tidak langsung dengan alat

tensimeter (sfigmo manometer air raksa). Alat tensimeter terdiri atas

beberapa komponen utama berikut.

1) Manset (Cuff) dari karet yang dibungkus kain


21

2) Manometer air raksa berskala 0 mm – 300 mm Hg

3) Pompa karet

4) Pipa karet atau selang

5) Ventil putar

Pengukuran tekanan darah dialkukan dengan memasang manset di

lengan ayas, kira – kira 4cm diatas lipatan siku. Jari tanga kiri di

lipatan sikku untuk meraba denyut pembuluh nadi lalu, pompa karet

ditekan dengan tangan kanan agar udara masukke dalam, sampai

denyut pembuluh tidak teraba lagi. Kemudian, stetoskop dipasang di

lipatan siku sambil ventil diputar dibuka sedikit demi sedikit secara

perlahan untuk menurunkan tekanan udara dalam manset. Dengan

memperhatikan turunnya air raksa pada silinder petunjuk tekan

manometer (yang menunjukkan tekanan dalam manset), telinga

mendengarkan bunyi denyut nadi dengan bantuan stetoskop. Pada sat

penekanan. (32)
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Studi Kasus

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode

pendekatan studi kasus. Desain studi kasus merupakan wadah untuk

menjawab pertanyaan penelitian atau menguji kebenaran hipotesis. (31)

B. Subyek Studi Kasus

Subyek dalam studi kasus ini adalah dua orang pasien dengan kriteria

subyek sebagai berikut :

1. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah

a. Bersedia menjadi responden

b. Lansia berumur 40 tahun ke atas

c. Menderita penyakit asam urat intensitas nyeri dan sedang

d. Dapat berkomunikasi dengan baik

2. Kriteria eksklusi

a. Responden mengundurkan diri saat proses terapi berlangsung

b. Adanya penyakit komplikasi (batu ginjal karena asam urat dlam tubuh

dikeluarkan dalam bentuk ari seni melalui ginjal). Adakalanya asam

urat tersebut menciptakan endapan – endapan didalam ginjal, terlebih

jika kadarnya yang tinggi. Jika ukuran endapan masih kecil maka

tubuh akan membuangnya secara alami melalui saluran kemih.

22
23

C. Fokus Studi

Penerapan kombinasi senam lansia serta musik gamelan untuk menurunkan

tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.

D. Definisi Operasional Fokus Studi

1. Tekanan darah

Tekanan darah merupakan kekuatan hasil pengukuran darah untuk

melawan dinding pembuluh arteri dalam satuan milimeter air raksa atau

mmHg.

2. Kombinasi musik gamelan dan senam lansia

Menggabungkan latihan fisik terstruktur dengan pemberian musik

gamelan sebagai tahap relaksasi ± 5 menit selama empat hari.

E. Instrumen Studi Kasus

Instrumen yang digunakan dalam studi kasus spigmomanometer.

F. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam studi kasus ini,

penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang digunakan

observasi terstruktur. Metode pengumpulan data yang digunakan antara lain

lembar observasi untuk mengumpulkan data karakteristik beserta hasil

pengukuran tekanan darah. Langkah-langkah pengumpulan data yang

dilakukan sebagai berikut:

1. Mengurus perijinan dengan Puskesmas Rowosari untuk melakukan studi

kasus.
24

2. Menjelaskan maksut, tujuan, dan waktu studi kasus kepada kepala

Puskesmas Rowosari atau perawat yang bertanggung jawab di tempat

studi kasus dan meminta persetujuan untuk melibatkan subyek dalam

studi kasus.

3. Meminta calon subyek studi kasus untuk menandatangani lembar

informed consent sebagai bukti persetujuan menjadi subyek studi kasus.

4. Mendiskusikan dengan subyek tentang pelaksanaan melalui pemberian

kombinasi musik gamelan serta senam lansia.

5. Melakukan pengkajian dan memeriksa tekanan darah sebelum diberikan

terapi

6. Melakukan intervensi pemberian kombinasi musik gamelan serta senam

lansia selama 4 hari berturut-turut.

7. Subyek diminta untuk memperhatikan dan mengikuti senam lansia yang

dikombinasi dengan musik gamelan yang diberikan dalam terapi.

8. Setelah 4 hari pemberian kombinasi musik gamelan serta senam lansia,

dilakukan pengkajian ulang dan evaluasi untuk mengetahui tekanan

darah setelah dilakukan terapi.

9. Melakukan pengolahan data.

10. Menyajikan hasil pengolahan data atau hasil studi kasus dalam bentuk

grafik, tabel, maupun narasi.


25

G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus

Studi kasus ini dilakukan di wilayah Binaan Puskesmas Rowosari

Semarang pada tanggal 30 April sampai tanggal 12 Mei 2018.

H. Analisa Data dan Penyajian Data

Dalam studi kasus ini analisis data yang digunakan adalah analisis

deskriptif yaitu dengan mengungkapkan suatu masalah dan keadaan

sebagaimana adanya, sehingga hanya merupakan suatu penyingkapan fakta.

Proses analisis data dimulai dengan menelaah data yang telah diperoleh dari

subyek studi kasus melalui hasil observasi. Analisis data ini dilakukan untuk

mengetahui perubahan tekanan darah subyek sebelum dan sesudah dilakukan

intervensi menggunakan pemberian kombinasi musik gamelan serta senam

lansia. Hasil observasi kemudian dideskripsikan dengan menggunakan tabel

atau grafik.

I. Etika Studi Kasus

Etika studi kasus yang harus ditaati oleh penulis dalam melaksanakan

studi kasus ini adalah beneficience atau berbuat baik dengan melakukan hal

yang baik untuk mencegah kesalahan, justice atau keadilan dengan

memberikan terapi yang benar sesuai dengan hukum dan prosedur standart

praktek untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan yang baik,

nonmaleficience atau tidak merugikan yang berarti tidak menimbulkan

bahaya atau cidera fisik maupun psikologis pada subyek, confidentiality atau
26

menjaga kerahasiaan dengan merahasiakan data-data yang sudah

dikumpulkan dari subyek, dan veracity atau kejujuran dengan menjelaskan

secara jujur tentang manfaat maupun efek yang akan didapatkan jika subyek

dilibatkan dalam studi kasus tersebut.

Enam asas etik yang tidak akan berubah dalam etik profesi kedokteran

atau keperawatan dan asuhan keperawatan:

1. Asas menghormati otonomi klien (Autonimy)

Setelah mendapatkan informasi yang memadai, klien bebas dan berhak

memutuskan apa yang akan dilakukan terhadapnya. Klien berhak untuk

dihormati dan didengarkanpendapatnya untuk itu perlu adanya

persetujuan tindakan medik (informend consent). Dokter dan perawat

tidak boleh memaksakan suatu tindakan atau pengobatan.

2. Asas manfaat (Beneficience)

Semua tindakan dan pengobatan harus bermanfaat untuk menolong

klien. Untuk itu dokter dan perawat harus menyadari bahwa tindakan

atau pengobatan yang akan dilaukan benar – benar bermanfaat bagi

kesehatan dan kesembuhan klien. Kesehatan klien senantiasa harus

diutamakan oleh perawat. Risiko yang mungkin timbul dikurangi sampai

seminimal mungkin dan memaksimalkan manfaat bagi klien

3. Asa tidak merugikan (Non Maleficience)

Tindakan dan pengobatan harus berpedoman pada prinsip Primum Non

Nocere (yang paling utama, jangan merugikan). Risiko fisik, psikologis,


27

maupun sosial akibat tindakan dan pengobatan yang akan dilakukan

hendaknya seminimal mungkin.

4. Asas kejujuran (Veracity)

Dokter dan perawat hendaknya mengatakan secara jujur dan jelas apa

yang akan dilakukan akibat yang dapat terjadi. Informasi yang diberikan

hendaknhya sesuai dengan tingkat pendidikan klien

5. Asas kerahasisaan (confidentiality)

Dokter dan perawat harus menghormati privasi (privacy) dan

kerahasiaan klien, meskipun klien telah meninggal.

6. Asas keadilan (Justice)

Dokter dan perawat harus berlaku adil dan tidak berat sebelah.
28

DAFTAR PUSTAKA

1. Irianto K. Epidemologi penyakit menular dan tidak menular panduan klinis.


Bandung: Alfabeta; 2014.
2. Syamsudin. Buku ajar farmakoterapi kardiovaskular dan renal. Jakarta:
Salemba medika; 2011. 31 p.
3. WHO. World health statistic. World Heal Organ. 2016;
4. Kemenkes RI. Profil kesehatan Indonesia. Ris Kesehat dasar. 2013;
5. Ardiansyah M. Medikal bedah untuk mahasiswa. Yogyakarta: Diva press;
2012.
6. Lingga, Lanny. Bebas hipertensi tanpa obat. Jakarta: Agro media pustaka;
2012.
7. Sofwan, Rudianto. Stroke dan rehabilitasi pasca stroke. Jakarta: PT Bhuana
ilmu populer; 2010.
8. Susilo Y, Wulandari A. Cara jitu mengatasi hipertensi. Yogyakarta: Andi
publisher; 2011. 196 p.
9. Nugroho W. Keperawatan gerontik dan geriatrik. 3rd ed. Jakarta: EGC;
2008.
10. Mulyawati Y, Erawati M. Kombinasi musik gamelan serta senam untuk
lansia dengan hipertensi. J keperawatan komunitas. 2013;1(2):87–93.
11. Dewi S, Familia D. Hidup bahagia dengan hipertensi. Yogyakarta: A plus
books; 2010. 12-13 p.
12. Prasetyaningrum YI. Hipertensi bukan untuk ditakuti. Ari D, Tetty, editors.
Jakarta: F media; 2014. 1-3 p.
13. Nurarif AH. Aplikasi NANDA NIC NOC jilid 2. Yogyakarta: Mediaction;
2015. 102 p.
14. Udjianti WJ. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba medika; 2010.
15. Dalimartha S, Purnama TB, Sutarina N, Mahendra, Darmawan R.
Hipertensi care your self. Indriani H, editor. Depok: Penebar plus; 2008.
16. Shanty M. Silent Killer Diseases. Farmadiani C, editor. Yogyakarta:
Javalitera; 2011. 13 p.
17. Sustrani. Hipertensi. Jakarta: PT Gramedia pustaka; 2008.
18. Nugroho W. Komunikasi dalam keperawatan gerontik. Ester M, editor.
Jakarta: EGC; 2009. 120 p.
19. Dewi SR. Buku ajar keperawatan gerontik. 1st ed. Yogyakarta: Deepublish;
2014. 115 p.
20. Rohmah N, Walid S. Proses keperawatan teori dan aplikasi. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media; 2009.
21. Harnilawati. Konsep dan proses keperawatan keluarga. Sulawesi Selatan:
Pustaka As Salam; 2013.
22. Friedman, Marilyn. Buku ajar keperawatan keluarga riset teori dan praktik.
Jakarta: EGC; 2010.
23. Riasmini, Ni Made. Panduan asuhan keperawatan individu keluarga
kelompok dan komunitas dengan modifikasi NANDA ICNP NOC dan NIC

28
29

di puskesmas dan masyarakat. Jakarta: UI press; 2017. 24. Merawati Yuli


& Erawati Meira.2013.Jurnal Keperawatan Komunitas.Volume 1, No.2,
November.87-93
25. Soenardi Tuti & Soetardjo Susirah.2000.Hidangan Sehat Untuk Penderita
Hipertensi.Jakarta :Gramedia Pustaka Utama
26. dr. Dalimartha Setiawan.dkk.2008.Care Your Self Hipertensi.Jakarta:
Penebar Plus+
27. Herwati & Sartika Wiwi.2013.Jurnal Kesehatan Masyarakat.Vol. 8, No.
1.Poltekkes Kemkes Padang
28. Muttaqin Arief.2009.Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan
Gangguan Sistem Kardiovskuler.Jakarta: Salemba Medika
29. Effendi Ferry & Makhfudli.2009.Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori
dan Paktek Dalam Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika
30. Rahajeng Ekowati & Tuminah Sulistyowati.2009.Jurnal Maj Kedokt Indon,
Volume: 59, Nomor; 12.Jakarta
31. Wasis.Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Karyuni, editor.
Jakarta: EGC; 2008
32. dr. Suharjo J.B.2008.Gaya Hidup Dan Penyakit Modern.Yogyakarta:
Kanisus
33. dr. Gunawan, L.2001.Hipertensi.Yogyakarta: Kanisus
34. dr. Marliani, L & Tantan, H.S.2007.100 Questions & Answers
Hipertensi.Jakarta: PT Elex Media Komputindo

29

Anda mungkin juga menyukai