DISUSUN OLEH:
ISMA DAMAYANTI
2021-01-14401-026
NIM : 20210114401026
2023
Mengetahui
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Laporan Pendahuluan (Lp) Dan Asuhan Keperawatan Tn.F
Dengan Diagnosa Medis Calculus Of Bile Duct Di Ruang OK IGD RSAL dr.
RAMELAN SURABAYA Laporan Pendahuluan ini disusun guna melengkapi
syarat Praktek belajar lapangan (PBL). Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Ibu Maria Adelheid, S.Pd,. M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Dina G. Rawan, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Diploma
III Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Bapak Zia Abdul Aziz, Ners., M.Kep dan Ibu Amiyani Kristina, Ners.,
M.Kep selaku penanggung jawab Praktek belajar lapangan (PBL) yang
telah banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam
penyelesaian laporan pendahuluan ini.
4. Bapak Zia Abdul Aziz, Ners., M.Kep selaku Pembimbing Akademik yang
telah banyak memberikan saran, masukkan, dan bimbingan dalam
penyelesaian asuhan keperawatan ini.
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan....................................................................1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................2
2.1. Konsep Dasar Calculus Of Bile Duct.............................................2
2.1.1. Definisi................................................................................2
2.1.2. Etiologi................................................................................3
2.1.3. Manifestasi Klinis...............................................................4
2.1.4. Pemeriksaan Penunjangan..................................................4
2.1.5. Penatalaksanaan..................................................................5
2.1.6. Patofisiologi........................................................................6
2.1.7. Komplikasi..........................................................................8
2.2. Manajemen Asuhan Keperawatan..................................................9
2.2.1. Pengkajian Keperawatan.....................................................9
2.2.2. Diagnosa Keperawatan.......................................................12
2.2.3. Intervensi Keperawatan......................................................12
2.2.4. Implementasi Keperawatan.................................................14
2.2.5. Evaluasi Keperawatan.........................................................14
2.3. Asuhan Keperawatan Teori Perioperatif .......................................
2.3.1 Pengkajian keperawatan ....................................................
2.3.2 Diagnosa keperawatan.......................................................
2.3.3 Intervensi keperawatan......................................................
2.3.4 Implementasi keperawatan ................................................
2.3.5 Evaluasi keperawatan ........................................................
BAB 4 PENUTUP...........................................................................................34
4.1. Kesimpulan...............................................................................34
4.2. Saran..........................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
4
4
5
BAB 2
PEMBAHASAN
5
6
7
8
8
9
2.1.5 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kolelitiasis atau batu empedu meliputi observasi,
medikamentosa, atau tindakan operatif. Penanganan disesuaikan
dengan tingkat keparahan penyakit.(dr. Bianda Dwinda)
Observasi :
Kolelitiasis seringkali ditemukan secara insidental saat melakukan
pemeriksaan penunjang untuk kondisi lainnya. Kasus yang
bersifat asimtomatik sebaiknya dilakukan pendekatan terapi
observasi gejala dan follow up klinis.
Sekitar 2‒4% pasien asimtomatik menjadi bergejala dalam follow
up tahunan. Beberapa faktor risiko transisi ini adalah adanya batu
empedu yang multipel, temuan kolesistografi negatif, dan pasien
usia muda.
Medikamentosa :
Pada pasien asimptomatik atau simptomatik yang menolak
tindakan operatif, ataupun tidak memenuhi syarat pembedahan,
9
10
10
11
11
12
kolesterol, batu pigmen dan batu campuran. Lebih dari 90% batu
empedu adalah kolesterol (batu yang mengandung >50%
kolesterol) atau batu campuran (batu yang mengandung 20-50%
kolesterol). Angka 10% sisanya adalah batu jenis pigmen, yang
mana mengandung (Bini et al., 2020)
Batu kandung empedu merupakan gabungan material mirip
batu yang terbentuk di dalam kandung empedu. Pada keadaan
normal, asam empedu, lesitin dan fosfolipid membantu dalam
menjaga solubilitas empedu. Bila empedu menjadi bersaturasi
tinggi (supersaturated) oleh substansi berpengaruh (kolesterol,
kalsium, bilirubin), akan berkristalisasi dan membentuk nidus
untuk pembentukan batu. Kristal yang terbentuk dalam kandung
empedu, kemudian lama-kelamaan kristal tersebut bertambah
ukuran, beragregasi, melebur dan membentuk batu. Faktor
motilitas kandung 16 empedu, billiary statis, dan kandungan
empedu merupakan predisposisi pembentukan batu kandung
empedu.(Bini et al., 2020)
Batu kolesterol Untuk terbentuknya batu kolesterol diperlukan 3
faktor utama:
1. Supersaturasi kolesterol
2. Hipomotilitas kandung empedu
3. Nukleasi/pembentukan nidus cepat Khusus mengenai
nukleasi cepat, sekarang telah terbukti bahwa empedu pasien
dengan kolelitiasis mempunyai zat yang mempercepat waktu
nukleasi kolesterol (promotor) sedangkan empedu orang normal
mengandung zat yang menghalangi terjadinya nukleasi.
2.1.7. Komplikasi
Jenis komplikasi (Bini et al., 2020) :
1. Kolesistis adalah Peradangan kandung empedu, saluran
kandung empedu tersumbat oleh batu empedu, menyebabkan
infeksi dan peradangan kandung empedu.
12
13
13
14
14
15
15
16
2.2.2 Diagnosa
NANDA menyatakan bahwa diagnosa keperawatan adalah
keputusan klinik tentang respon individu, keluarga, dan masyarakat
tentang masalah kesehatan, sebagai dasar seleksi intervensi
keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai
dengan kewenangan perawat (Yeni & Ukur, 2019). ada lima tipe
diagnosa, yaitu aktual, risiko, kemungkinan, sehat dan sindrom.
Diagnosa keperawatan aktual menyajikan keadaan yang secara klinis
telah divalidasi melalui batasan karakteristik mayor yang dapat
diidentifikasi. Diagnosa keperawatan risiko menjelaskan masalah
kesehatan yang nyata akan terjadi jika tidak dilakukan intervensi.
Masalah dapat timbul pada seseorang atau kelompok yang rentan dan
ditunjang dengan faktor risiko yang memberikan kontribusi pada
peningkatan kerentanan.
16
17
fisiologis (Inflamasi)
17
18
1. Definisi
2. Penyebab
3. Batasan karakteristik
a) Data mayor
2. Bersikap protektif
3. Gelisah
5. Sulit tidur
b) Data Minor
18
19
5. Menarik diri
7. Diaforesis
a) Infeksi
1. Definisi
2. Penyebab
Nyeri
3. Batasan karakteristik
a) Data mayor
19
20
b) Data minor
b. Objektif :
1. Sendi kaku
3. Gerakan terbatas
4. Fisik Lemah
C. Hipertermi D.0130
1. Definisi
2. Penyebab
3. Batasan karakteristik
20
21
a) Data mayor
b) Data minor
2. Takikardi
a) Proses infeksi
1. Definisi
2. Penyebab
3. Batasan karakteristik
a) Data mayor
21
22
a. Subjektif : -
b) Data minor
a. Infeksi
1. Definisi
2. Faktor resiko
a. Asites
22
23
a. Perdarahan
1. Definisi
1. Definisi
23
24
Tujuan Intervensi
Setelah dilakukan Observasi :
tindakan asuhan
keperawatan selama …. a. Identifikasi
24
25
25
26
a Tujuan Intervensi
26
27
27
28
Tujuan Intervensi
28
29
elektrolit intravena
Tujuan Intervensi
29
30
h. Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
30
31
a. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan,
jika perlu
b. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrient yang
di
butuhkan, jika perlu
31
32
a. Kolaborasi pemberian
diuretic,
jika diperlukan
32
33
Tujuan Intervensi
33
34
34
35
35
36
cairan
Kolaborasi :
a. Kolaborasi pemberian
imunisasi,
jika perlu
4. Implementasi keperawatan
36
37
5. Evaluasi
37
38
BAB 3
1. Identitas
Pasien mengatakan merasakan nyeri perut kanan atas hilang timbul sejak 1
tahun yang lalu .sehingga dibawa ke RSPAL dr. Ramelan pada 05/11/2023.
Setelah dilakukan anamnesa dan pemeriksaan usg dengan hasil cholelithiasis.
38
39
Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat maupun makanan, pasien mengatakan
pernah dirawat di Rs Bunda.
Hasil USG :-
39
40
Retraksi Cuping
hidung
40
41
Pernafasan perut
Pucat Ya Tidak
Sianosis Ya Tidak
Frekuensi : 26 x/ Menit
Irama : Reguler Ireguler
Samnolen
Contusio : Tidak
ada
41
42
Abrasi : Tidak
Edema : Ada
Terlihat edema dan perubahan warna lokal (memar) pada bagian paha kanan
letak terjadinya patahan.
42
43
3. Analisis Data
DATA ETIOLOGI PROBLEM
DS: Krisis Situasional Ansietas
Pasien menanyakan kapan akan
dilakukan operasi dan pasien
mengatakan merasa cemas serta takut
tidak dapat pulih seperti kondisi semula.
DO:
Pasien tampak gelisah
Pasien tampak tegang
Pasien tremor
Muka tampak pucat
Akral dingin
Berorientasi pada masa lalu
Kesadaran composmentis E4M5V6
TTV :
TD : 178/81 mmHg
43
44
HR : 96 x/menit
RR : 26 x/menit
T : 36, 3° C
SPO2 : 98%
DS: Agen Pencedera Fisik (Trauma) Nyeri Akut
Pasien mengatakan nyeri perut kanan atas
P : Nyeri tibul saat bergerak
Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : Nyeri pada paha bagian kanan
S : 7 (1-10)
T: Nyeri hilang timbul
DO:
Pasien tampak meringis
Pasien gelisah
Pasien bersikap protektif
(waspada, posisi menghindai nyeri)
TTV :
44
45
TD : 178/81
mmHg HR : 96
x/menit RR : 26
x/menit
T : 36, 3° C
SPO2 : 98%
Resiko tinggi gangguan pemenuhan Resiko tinggi gangguan pemenuhan
DS: nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh nutrisi
berhubungan dengan
Klien mengatakan sering muntah mual, muntah
muntah, dan merasa mual”
DO :
Pasien tampak lemah
Fisik lemah TTV :
TD : 178/81 mmHg
HR : 96 x/menit
RR : 26 x/menit
T : 36, 3° C
SPO2: 98%
45
46
4. Diagnosa Keperawatan
2. SDKI D. 0077 Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pencedera fisik (trauma).
5. Intervensi Keperawatan
SDKI SLKI SIKI
SDKI D.0080 Ansietas berhubungan Tingkat Ansietas L.09093 Reduksi Ansietas I.09314
dengan Krisis situasional
Setelah dilakukan intervensi Observasi
keperawatan selama 1 x 15 menit, maka
tingkat ansietas menurun, dengan kriteria
hasil :
46
47
SDKI D. 0077 Nyeri Akut berhubungan Tingkat Nyeri L.08066 Manajemen Nyeri I.08238
dengan Agen pencedera fisik (trauma)
47
48
SDKI D. 0054 Gangguan Mobilitas Fisik Mobilitas Fisik L.05042 Dukungan Mobilisasi I.05173
berhubungan dengan nyeri luka post op
Observasi
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
INTRA OPERASI
1. Pengkajian
Jenis Anastesi : Anastesi umum
Midazolam 2mg,Fentanyl 100mg
Tourniquet : Ya Tidak
Tekanan Tourniquet : 150 mmHg
Lama Tourniquet : 2 Jam
Jumlah Instrumen : 30
Jumlah Kassa Kecil : 20 Jumlah Kassa Besar : 20
Jumlah Deppres 5
Jumlah Pisau :2 Ukuran pisau : 20 dan 10
53
54
PRE EXTUBASI
Vital Sign : Tensi :130/89 mmHg Suhu : 35, 2°C
SPO2 : 98 % Nadi : 93 x/menit
RR : 24 x/menit
POST EXTUBASI
Vital Sign : Tensi : 130/90 mmHg Suhu : 35,3°C
54
55
55
56
2. Analisis Data
DATA ETIOLOGI PROBLEM
DS: - Tindakan Pembedahan Risiko Pendarahan
DO:
Dilakukan tindakan pembedahan
pada bagian perut kanan
Pasien tampak pucat
Pendarahan 100 cc TTV :
TD : 130/90 mmHg
HR : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 35,3°C
SPO2 : 98%
TTV :
TD : 130/90
mmHg HR : 90
x/menit RR : 20
x/menit
T : 35,3°C
SPO2 : 98%
3. Diagnosa Keperawatan
4. Intervensi
SDKI SLKI SIKI
SDKI D. 0012 Risiko Pendarahan Tingkat Perdarahan L.02017 Pencegahan Perdarahan I.02067
dibuktikan dengan Tindakan
pembedahan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Observasi
selama 1 x 2 jam, maka tingkat - Monitor tanda dan gejala perdarahan
58
POST OPERASI
1. Pengkajian
Jenis Anastesi : Anastesi Normal
RR : 26 x/menit
Advice Post Ops Nama Obat Pemberian
Asering 500cc 14 TPM/IV
Lansoprazole 1 x 30 mg
Peinloss 3x800mg
Furamin 3 x 1 amp
Jumlah Instrumen : 30
Jumlah Deppres :5
57
AIRWAY : Terpasang penggunaan otot bantu pernafasan nasal
kanula
Warna Kulit 2
Aktivitas Motorik 1
Pernafasan 2
Tekanan darah 2
Kesadaran 2
Total 9
Pernafasan
Motorik
Total
2. Analisis Data
DATA ETIOLOGI PROBLEM
DS: Agen Pencedera Fisik Nyeri Akut
Pasien mengatakan merasa nyeri pada (Prosedur Operasi)
bagian perut kanan pasca operasi.
P : Nyeri pada saat digerakkan
Q : Nyeri seperti cenat cenut
R : Nyeri pada daerah perut
sebelah kanan.
S : Skala nyeri 4 (1-10)
T : Nyeri hilang timbul DO:
Pasien tampak meringis
Pasien gelisah
Pasien bersikap protektif
(waspada, posisi menghindai nyeri)
TTV :
65
TD : 115/66 mmHg
HR : 97 x/menit
RR : 26bx/menit
T : 35,7°C
SPO2 : 99%
66
SPO2 : 99%
67
3. Diagnosa Keperawatan
SDKI D. 0077 Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pencedera fisik (prosedur operasi)
SDKI D. 0054 Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Efek agen farmakologis (tindakan pembedahan)
4. Intervensi
SDKI SLKI SIKI
SDKI D. 0077 Nyeri Akut berhubungan Tingkat Nyeri L.08066 Manajemen Nyeri I.08238
dengan Agen pencedera fisik (prosedur
operasi)
Setelah dilakukan intervensi Observasi
keperawatan selama 1 x 15 menit, maka - Identifikasi lokasi, karakteristik,
tingkat nyeri menurun, dengan kriteria durasi, frekuensi, kualitas,
hasil : intensitas nyeri
- Keluhan nyeri menurun - Identifikasi skala nyeri
- Meringis menurun - Idenfitikasi respon nyeri non verbal
- Sikap protektif menurun
- Gelisah menurun
69
SDKI D. 0054 Gangguan Mobilitas Fisik Mobilitas Fisik L.05042 Dukungan Mobilisasi I.05173
berhubungan dengan Efek agen
farmakologis (tindakan pembedahan) Setelah dilakukan intervensi Observasi
keperawatan selama 1 x 15 menit, maka - Identifikasi adanya
tingkat mobilitas fisik meningkat, nyeri atau keluhan fisik lainnya
dengan kriteria hasil : - Identifikasi toleransi fisik
- Pergerakan ekstremitas meningkat melakukan pergerakan
Terapeutik
70
SDKI D. 0142 Risiko Infeksi dibuktikan Tingkat Infeksi L.14137 Pencegahan Infeksi I.14539
dengan Efek prosedur invasif
Setelah dilakukan intervensi Observasi
keperawatan selama 1 x 15 menit, maka - Monitor tanda dan gejala
tingkat infeksi menurun, dengan kriteria infeksi lokal dan sistemik
hasil : Terapeutik
- Demam menurun - Batasi jumlah pengunjung
- Kemerahan menurun - Cuci tangan sebelum dan sesudah
- Nyeri menurun kontak dengan pasien dan
- Bengkak menurun lingkungan pasien
- Pertahankan teknik aseptic pada
pasien berisiko tinggi
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
72
nyeri)
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Senin, 13.45 D. 0054 Gangguan Mobilitas Fisik 14.00 WIB Isma
6/11/2023 WIB - Mengidentifikasi adanya nyeri atau S :
keluhan fisik lainnya Pasien mengatakan tidak mampu
- Mengidentifikasi toleransi fisik menggerakkan badanya karena
melakukan pergerakan merasa nyeri sehingga pasien
- Meliibatkan keluarga untuk membantu merasa cemas.
pasien dalam meningkatkan pergerakan O :
- Menjelaskan tujuan dan - pasien tidak bergerak
prosedur mobilisasi - Gerakan pasien terbatas
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilajutkan
74
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan di atas dapat
disimpulkan bahwa penulis telah mendapatkan gambaran asuhan keperawatan
pada pasien dengan Calculus Of Bile Duct dan di dapatkan simpulan sebagai
berikut :
1. Pengkajian Keperawatan
Berdasarkan kasus di atas, di peroleh hasil pengkajian sebagai berikut : Pasien
menanyakan kapan akan dilakukan operasi dan pasien merasa cemas serta
takut tidak dapat pulih seperti kondisi semula. Pasien mengatakan merasa
nyeri pada perut sebelah kanan ketika bergerak, nyeri seperti ditusuktusuk
terus menerus. Pasien mengatakan merasakan nyeri perut kanan atas hilang
timbul sejak 1 tahun yang lalu .sehingga dibawa ke RSPAL dr. Ramelan pada
05/11/2023. Setelah dilakukan anamnesa dan pemeriksaan usg dengan hasil
cholelithiasis.
Diagnosa Keperawatan
Dalam tinjauan teori pada bab 2 tinjauan pustaka pada pasien denganCalculis
Of Bile Duct dapat dirumuskan beberapa diagnosa keperawatan. Namun,
pada pasien Tn.F ditemui 6 diagnosa keperawatan. Pada penegakkan
diagnosa berdasarkan data yang diperoleh selama pengkajian berupa data
objektif dan subjektif yang menunjukkan tanda dan gejala yang mendukung
diangkatnya 6 diagnosa keperawatan yaitu :
a. SDKI D. 0080 Ansietas berhubungan dengan Krisis situasional
b. SDKI D. 0077 Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera
fisik (trauma)
c. SDKI D. 0054 Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Nyeri
1
4.2. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Bagi pihak rumah sakit agar dapat meningkatkan penanganan pasien
kolelitiasis terutama kerja sama dengan semua tenaga kesehatan dalam hal
edukasi unttuk pasien serta keluarga mengenai penataklasaan nyeri,
perawatan luka, dan meningkatkan mobilisasi.
3
DAFTAR PUSTAKA
Moorhead, S., Jhonson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2017). Nursing
Outcomes Classification (NOC) (Edisi kelima ed.). (B. Indonesia, Ed.) Elsevier
Mocomedia.
Smeltzer, SC dan Bare, BG. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Edisi 8. Vol.2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC