Oleh
ii
3.3. RIWAYAT KESEHATAN ................................................................ 19
3.4. PEMERIKSAAN PENUNJANG ....................................................... 25
3.5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LAIN ........................................... 25
3.6. ANALISA DATA ............................................................................... 26
3.7. DIAGNOSA KEPERAWATAN ........................................................ 28
3.8. INTERVENSI KEPERAWATAN .................................................... 29
3.9. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN .............................................. 33
3.10. EVALUASI KEPERAWATAN ..................................................... 40
BAB 4. PEMBAHASAN .................................................................................. 47
4.1. Karakteristik Pasien .......................................................................... 47
4.2. Diagnosa Keperawatan ...................................................................... 48
4.3. Intervensi Keperawatan .................................................................... 48
4.4. Implementasi Keperawatan............................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 51
iii
1
BAB I. PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujaun Umum
Mendiskripsikan tentang pelaksanaan Asuahn Keperawatan pada Klien
Post SC Kala I memanjang di Ruang Nifas (Rengganis) RSUD dr.
Abdoer Rahem Situbondo
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Mampu memaparkan hasil pengkajian pada klien dengan Post SC
Kala I memanjang di Ruang Nifas (Rengganis) RSUD dr. Abdoer
Rahem Situbondo
b. Mampu memaparkan hasil analisa data pada klien dengan Post SC
Kala I memanjang di Ruang Nifas (Rengganis) RSUD dr. Abdoer
Rahem Situbondo
c. Mampu memaparkan hasil rencana keperawatan pada klien dengan
Post SC Kala I memanjang di Ruang Nifas (Rengganis) RSUD dr.
Abdoer Rahem Situbondo
d. Mampu memaparkan hasil tindakan keperawatan pada klien
dengan Post SC Kala I memanjang di Ruang Nifas (Rengganis)
RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo
3
2.2.3. Patofisiologi
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kala I lama meliputi
kelainan letak janin seperti letak sungsang, letak lintang, presentasi
muka, dahi dan puncak kepala, Kelainan panggul seperti pelvis terlalu
kecil dan CPD (cephalopelvic disproportion), kelainan his seperti inersia
uteri, incoordinate uteri action. Kelainan-kelainan tersebut dapat
7
2.2.5. Komplikasi
Beberapa komplikasi yang mungkin akan terjadi pada kala 1 menjang ,
yaitu:
1) Bagi ibu
i) Ketuban pecah dini
Apabila kepala tertahan pada pintu atas panggul, seluruh tenaga dari
uterus diarahkan ke bagian membran yang meyentuh os internal.
8
2.2.6. Penanganan
Penanganan umum pada ibu bersalin dengan kala I lama yaitu:
1) Nilai keadaan umum, tanda-tanda vital dan tingkat hidrasinya.
2) Tentukan keadaan janin:
i) Periksa DJJ selama atau segera sesudah his, hitung frekuensinya
minimal sekali dalam 30 menit selama fase aktif.
ii) Jika terdapat gawat janin lakukan sectio caesarea kecuali jika syarat
dipenuhi lakukan ekstraksi vacum atau forceps.
iii) Jika ketuban sudah pecah, air ketuban kehijau-hijauan atau
bercampur darah pikirkan kemungkinan gawat janin.
iv) Jika tidak ada air ketuban yang mengalir setelah selaput ketuban
pecah, pertimbangkan adanya indikasi penurunan jumlah air ketuban
yang dapat menyebabkan gawat janin.
3) Perbaiki keadaan umum dengan :
i) Beri dukungan semangat kepada pasien selama persalinan.
ii) Pemberian intake cairan sedikitnya 2500 ml per hari. Dehidrasi
ditandai adanya aseton dalam urine harus dicegah.
iii) Pengosongan kandung kemih dan usus harus
iv) Pemberian sedatif agar ibu dapat istirahat dan rasa nyerinya
diredakan dengan pemberian analgetik (tramadol atau pethidine 25
mg). Semua preparat ini harus digunakan dengan dosis dan waktu
tepat sebab dalam jumlah yang berlebihan dapat mengganggu
kontraksi dan membahayakan bayinya.
v) Pemeriksaan rectum atau vaginal harus dikerjakan dengan frekuensi
sekecil mungkin. Pemeriksaan ini menyakiti pasien dan
meningkatkan resiko infeksi. Setiap pemeriksaan harus dilakukan
dengan maksud yang jelas.
vi) Apabila kontraksi tidak adekuat maka :
a) Menganjurkan untuk mobilisasi dengan berjalan dan
mengubah posisi dalam persalinan.
b) Rehidrasi melalui infus atau minum.
c) Merangsang puting susu.
10
d) Acupressure.
e) Mandi selama persalinan fase aktif.
f) Lakukan penilaian frekuensi dan lamanya kontraksi
berdasarkan partograf.
g) Evaluasi ulang dengan pemeriksaan vaginal tiap 4 jam.
- Apabila garis tindakan dilewati (memotong) lakukan
sectio secarea.
- Apabila ada kemajuan evaluasi setiap 2 jam.
h) Apabila tidak didapatkan tanda adanya CPD
(Cephalopelvic disproportion) atau :
- Berikan penanganan umum yang kemungkinan akan
memperbaiki kontraksi dan mempercepat kemajuan
persalinan.
- Apabila ketuban utuh maka pecahkan ketuban.
- Apabila kecepatan pembukaan serviks pada waktu
fase aktif kurang dari 1 cm per jam lakukan penilaian
kontraksi uterus.
i) Lakukan induksi dengan oksitosin drip 5 unit dalam 500
cc dekstrosa atau NaCl.
j) Konsultasi dokter jika persalinan tidak ada kemajuan.
2.2.7. Pemeriksaan penunjang
Untuk menegakkan diagnosis diperlukan beberapa pemeriksaan
penunjang antara lain :
1) Pemeriksaan USG untuk mengetahui letak janin.
2) Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar haemoglobin guna
mengidentifikasi apakah pasien menderita anemia atau tidak.
3) Pemeriksaan sinar rontgen dilakukan jika diagnosis sulit ditegakkan
karena terjadi moulage (celah pada tulang kepala bayi) yang cukup
banyak dan caput succedanum (Trauma pada bayi yang menyebabkan
cedera pada fisik) yang besar, pemeriksaan sinar rongen dapat membantu
menentukan posisi janin disamping menentukan bantuk dan ukuran
panggul
11
Persalinan SC
Resiko Infeksi
12
2.3.2. Pengkajian
1) Identitas klien dan penanggung jawab
Meliputi nama, umur ibu yang berusia dibawah 20 tahun atau lebih dari
35 tahun, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agama, alamat, status
perkawinan, ruang rawat, nomor medical record, diagnosa medik, yang
mengirim, cara masuk, alasan masuk, keadaan umum, tanda vital dengan
tekanan darah diatas 160/100.
2) Keluhan Utama
Nyeri kepala, pusing, penglihatan kabur, bengkak pada ekstremitas atau
tubuh, sering buang air kecil.
3) Data Riwayat Penyakit
i) Riwayat Penyakit Sekarang
Mulai kapan klien merasakan adanya keluhan, dan usaha apa saja
yang telah dilakukan untuk mengatasi keluhan ini.
ii) Riwayat Penyakit Dahulu
a) Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus
haid berapa hari, warna darah haid, HPHT kapan, terdapat
rasa sakit waktu haid atau tidak.
b) Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu
Hamil dan persalinan berapa kali, anak hiup atau mati,
usia, sehat atau tidak, penolong siapa, nipas normal atau
tidak.
c) Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
Untuk mengetahui jenis KB yang digunakan oleh pasien.
iii) Riwayat Penyakit Keluarga
Meliputi pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan
komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan
hubungan antar anggota keluarga, kultur dan kepercayaan, prilaku
yang dapat mempengaruhi kesehatan, perepsi keluarga terhadap
penyakit pasien dan lain-lain.
13
a. Nyeri Akut (D.0077) b.d luka pasca operasi d.d pasien gelisah dan tekanan
darah meningkat
b. Resiko Infeksi (D.0142) b.d Tindakan infasif d.d terdapat luka bekas SC
pada perut pasien
c. Gangguan mobilitas fisik (D.0054) b.d kelemahan fisik pasca proses
persalinan d.d pasien lemas dan tidak mampu berpindah tempat dari tempat
tidur
d. Ansietas (D.0080) b.d ibu menjalani persalinan SC d.d ibu merasa takut
tidak bisa menyusui bayinya secara langsung pada saat itu
14
Kolaborasi :
9. Kolaborasi pemberian analgesic jika
perlu.
2 Resiko Infeksi Tujuan : Pencegahan Infeksi (L.14539)
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, Observasi
resiko infeksi dapat teratasi 1. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan
Kriteria Hasil : sistematik
Tingkat Infeksi (L.14137) Terapeutik
1. Tingkat kebersihan tangan meningkat ke skala 5 2. Batasi jumlah pengunjung
2. Kemerahan menurun ke skala 5 3. Berikan perawatan kulit pada area edema
3. Nyeri menurun ke skala 5 4. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan pasien
5. Pertahankan teknik aseptic pada pasien
beresiko tinggi
Edukasi
6. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
7. Ajarkan cara mencuci tangan dengan
benar
16
3.2. BIODATA
1. Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri di area luka operasi
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien masuk ruang SC pada tanggal 24 Mei 2022 pukul 08.20 WIB, bayi
lahir pukul 09.15 WIB jenis kelamin bayi perempuan dengan BB: 3400
gram, PB: 50 cm, LK: 32 cm, AS: 6-7. Pada saat dilakukan pengkajian
pada tanggal 24 Mei 2022 pukul 13.00, keadaan umum klien lemah, klien
mengeluhkan nyeri pada area bekas luka sc dengan skala nyeri 3 (sedang
skala nyeri numerik).
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit turunan yaitu Hipertensi
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga klien ada yang mengidap penyakit hipertensi yaitu ibu klien
5. Riwayat Psikologis
Klien mengatakan kehamilan keduanya telah direncanakan, pasien
mengalami kecemasan karena takut tidak bisa menyusui secara langsung
pada saat itu.
6. Pola-pola Fungsi Kesehatan
a. Pola persepsi & tata laksana hidup sehat
Klien mengatakan sangat penting untuk menjaga kesehatannya
khususnya pada saat ini klien akan menerapkan pola hidup bersih
dan sehat untuk perawatan luka paska melahirkan, seperti
mengkonsumsi makanan tinggi protein serta menerapkan pola hidup
sehat pada bayinya guna menjaga kesehatan bayinya.
b. Pola nutrisi & metabolisme
Klien mengatakan nafsu makannya baik. Klien makan 3x sehari, dan
suka makan sayur, buah, ikan, ataupun daging. Dan pasien juga
menghbiskan makanan yang dsediakan oleh RS. Pasien juga sering
minum air putih dan minum susu.
Antropometry :
BB : 107 kg
20
TB : 155 cm
IMT : (Berat badan – BB bayi+Plasenta (kg))/tinggi badan (m)2
: 107 – 3,4 + 0,5 / (1,55)2
: 67,16 kg/m2
Interpretasi : Berdasarkan IMT klien, klien termasuk dalam kategori
Obesitas
c. Pola aktivitas (10 mei 2022)
Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Kemampuanperawatandiri 0 1 2 3 4
Makan/ minum √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi/ ROM √
Ket: 0: tergantung total, 1:dibantu petugas dan alat, 2:
dibantu petugas,3: dibantu alat, 4:mandiri
d. Pola eleminasi
Ketika di rumah sakit, pola eliminasi klien normal tidak terdapat
masalah. Frekuensi BAK klien 6-8 kali sehari dan masih belum
BAB.
e. Pola persepsi sensoris
Gambaran diri:
Klien mengatakan saat ini sedang bahagia karena bisa melalui fase
melahirkan dengan lancar meskipun melalui SC dan bayinya terlahir
dengan lengkap dan sehat
Ideal diri:
Klien sangat senang dan bahagia bahwa dirinya telah melewati masa
melahirkan keduanya secara normal.
Peran diri:
Klien saat ini memiliki peran lebih dalam proses pengasuhan,
pemberian kasih sayang, dan mengurus kedua anaknya.
21
Identitas diri:
Klien mengatakan saat ini selain berperan sebagai istri untuk
suaminya, klien juga sebagai ibu bagi bayi yang dilahirkan
f. Pola konsep diri
Klien mengatakan saat ini sudah menjadi seorang ibu dan akan
merawat anaknya dengan baik serta akan menjadi seorang ibu yang
baik untuk bayinya seperti memberikan ASI ekslusif. Sehingga
bayinya tumbuh sehat dan normal.
g. Pola hubungan & peran
Klien mengatakan memiliki hubungan yang baik dengan
keluarganya, baik dengan suami, orang tua ataupun mertuanya.
Klien mengatakan saat proses persalinan, suami dan keluarganya
selalu menemani.
h. Pola reproduksi & seksual
Ibu sudah kedua kalinya melahirkan dan persalinan kali ini
dilakukan dengan SC. Klien memahami bahwa untuk sementara
tidak boleh melakukan hubungan seksual terlebih dahulu dengan
rentan waktu 40 hari (6 minggu).
i. Pola penanggulangan stress / Koping – Tolesansi stress
Klien mengatakan jika ada masalah, klien akan menceritakan kepada
suaminya untuk mencari jalan keluar bersama-sama. Namun, jika
klien dan suaminya tidak dapat menyelesaikan masalah tersebut,
maka klien akan meminta saran dan masukan dari orangtua dan
keluarga besar.
7. Riwayat Pengkajian Obstertri, Prenatal, dan Intranatal
a. Riwayat penggunaan kontrasepsi
Klien mengatakan menggunakan alat kontrasepsi berupa KB suntik
3 bulan pada saat sesudah melahirkan anak pertama
b. Riwayat menstruasi
Menasche : 15 tahun
Lamanya : 6-8 hari hari
Siklus : 28 hari
22
HPHT : 15-8-2021
Desmenorche : nyeri pada bagian perut hingga punggung dari hari
petama haid sampai hari kedua.
Flour albus : klien mengatakan biasanya mengalami keputihan
pada beberapa hari sebelum haid
c. Riwayat kehamilan terdahulu
Pasien hamil anak pertama selama 9 bulan. Ibu tidak mengalami
keluhan dalam kehamilan anak pertamanya.
d. Riwayat kehamilan sekarang
G2P1000Ab000 uk 36 minggu dengan kala 1 memanjang. Pasien
mengatakan selama kehamilannya rutin melakukan pemeriksaan
(ANC) sebanyak 5 kali, klien mengatakan pada trimester 1
kehamilannya memiliki keluhan seperti mual dan muntah, pada
trimester 2 dan 3 klien mengatakan tidak memiliki keluhan yang
spesifik, masih dalam rentang wajar atau normal.
- UK 12 minggu dengan hasil pemeriksaan BB 99 kg, Ukuran
lengan atas 28 cm, TD 130/70 mmHg, TFU 13 cm.
- UK 10 minggu dengan hasil pemeriksaan BB 100 kg, Ukuran
lengan atas - cm, TD 130/70 mmHg, TFU - cm.
- UK 14 minggu dengan hasil pemeriksaan BB 99 kg, TD -
mmHg, Ukuran lengan atas 35 cm, TFU 14 cm.
- UK 15 minggu dengan hasil pemeriksaan BB 101 kg, TD 120/80
mmHg, ukuran lengan atas - cm, TFU 26 cm.
- UK 20 minggu dengan hasil pemeriksaan BB 99 kg, TD -
mmHg, ukuran lengan atas - cm, TFU 30 cm.
- UK 26 minggu dengan hasil pemeriksaan BB 99 kg, TD 117/74
mmHg, ukuran lengan atas 33 cm, TFU 26 cm.
- UK 32,33 minggu dengan hasil pemeriksaan BB 101 kg, TD
130/90 mmHg, ukuran lengan atas 34 cm, TFU 28 cm.
e. Riwayat persalinan lalu
Pasien mengatakan bahwa sudah pernah melahirkan sebelumnya.
f. Riwayat persalinan sekarang
23
j. Integument
Kulit berwarna kuning langsat, tidak ada pitting edema, tidak ada
nyeri tekan, CRT <2 detik, kulit teraba hangat.
25
Terapi Obat
1. Infus RL 1000 ml / 24 jam
2. Iv ketorolac 3x3 cc
3. Iv ranitidine 2x5 cc Situbondo, 24 Mei 2022
4. Iv paracetamol 4x1 mg Mahasiswa
Tanda
No Data Penunjang Etiologi Problem
Tangan
1. DS : Persalinan SC Nyeri Akut
(D.0077)
D
- Pasien mengeluhkan nyeri
pada perutnya Adaptasi Fisiologis
DO :
Diskontinuitas jaringan Dimas
- P : Luka bekas operasi
Q : Terasa seperti ditusuk
R : Rasa sakitnya hanya Mengeluarkan zat
terus-menerus
- TTV Respon nyeri
TD : 117/55 mmHg pada area insisi
N : 93 x/menit
S : 36,6 0C Nyeri Akut
RR : 22 x/menit
SpO2 : 94%
D
2 DS: - Persalinan SC Resiko
DO:
Infeksi
- Luka bekas Operasi
Adaptasi Fisiologis (D.0142)
- Luka terbuka pada bagian
Dimas
perut
- Warna kemerahan bekas Luka Insisi Post
jahitan Operasi
Jaringan Terbuka
inadekuat
Invasi Bakteri
Leukosit Meningkat
Resiko Infeksi
D
- Klien mengeluhkan masih Mobilitas
belum kuat untuk bergerak Efek Obat Anastesi Fisik
misalkan duduk atau (D.0054)
berpindah tempat Kelemahan Dimas
DO :
- Pasien Nampak lemas Gangguan Mobilitas
- Pasien sering tiba-tiba Fisik
tertidur
28
Nama Terang
No
Tanggal DIAGNOSA KEPERWATAN Dan Tanda
Dx
Tangan
D
24 Mei 1 Nyeri Akut (D.0077) b.d luka pasca
2022 operasi d.d pasien gelisah
Dimas
24 Mei 2 Resiko Infeksi (D.0142) b.d Tindakan
2022 infasif d.d terdapat luka bekas SC pada
perut pasien
D
Dimas
24 Mei 3 Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054) b.d
2022
D
kelemahan fisik pasca proses persalinan
d.d pasien lemas dan tidak mampu
berpindah tempat dari tempat tidur
Dimas
D
24 Mei 4 Ansietas (D.0080) b.d. pasien takut dan
2022 khawatir tidak dapat menyusui anaknya
secepatnya d.d pasien cemas
Dimas
29
D
WIB Observasi :
1. Mengidentifikasi lokasi, durasi, karakteristik, frekuensi, kualitas, dan
intensitas nyeri
2. Mengidentifikasi skala nyeri Dimas
Terapeutik :
3. Memberikan teknik non-farmakologis dalam meredakan nyeri
4. Mengontrol lingkungan yang memberatkan rasa nyeri
5. Memfasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
6. Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
7. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
8. Menganjurkan monitor nyeri secara mandiri
Kolaborasi :
9. Berkolaborasi pemberian analgesic jika perlu.
34
Dimas
2. Membatasi jumlah pengunjung
3. Memberikan perawatan kulit pada area edema
4. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
5. Mempertahankan teknik aseptic pada pasien beresiko tinggi
Edukasi
6. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
7. Mengajarkan cara mencuci tangan dengan benar
8. Mengajarkan cara memeriksa kondisi luka dan luka oprasi
9. Menganjurkan meningkatkan asupan cairan
35
D
Observasi
1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
2. Mengidentifikasi toleransi melakukan pergerakan
Terapeutik Dimas
3. Memfasilitasi melakukan pergerakan
4. Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi
5. Mengajarkan mobilisasi sederhana
D
24 Mei 4 11.30 Reduksi Ansietas (I. 09314)
2022 WIB
Obeservasi
1. Identifikasi jika tingkat ansietas berubah
2. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan Dimas
3. Monitor tanda-tanda ansietas
Terapeutik
4. Ciptakanlah suasana terapeutik untuk menumbuhkan
kepercayaan
36
D
25 Mei 1 12.30 Manajemen Nyeri (1.08238)
2022 WIB
Observasi :
1. Identifikasi lokasi, durasi, karakteristik, frekuensi, kualitas, dan
intensitas nyeri Dimas
2. Identifikasi skala nyeri
Terapeutik :
3. Berikan teknik non-farmakologis dalam meredakan nyeri
4. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
5. Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
37
D
25 Mei 2 12.40 Pencegahan Infeksi (L.14539)
2022 WIB Observasi
1. Memonitor tanda dan gejala infeksi local dan sistematik
Terapeutik
Dimas
2. Membatasi jumlah pengunjung
3. Memberikan perawatan kulit pada area edema
4. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
5. Mempertahankan teknik aseptic pada pasien beresiko tinggi
Edukasi
6. Mengajarkan cara mencuci tangan dengan benar
D
25 Mei 3 12.50 Dukungan Mobilisasi (I. 05173)
2022 WIB
Observasi
1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
2. Mengidentifikasi toleransi melakukan pergerakan Dimas
Terapeutik
3. Memfasilitasi melakukan pergerakan
4. Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
38
Edukasi
5. Mengajarkan mobilisasi sederhana
D
26 Mei 1 07.40 Manajemen Nyeri (1.08238)
2022 WIB
Observasi :
1. Identifikasi lokasi, durasi, karakteristik, frekuensi, kualitas, dan
intensitas nyeri Dimas
2. Identifikasi skala nyeri
Terapeutik :
3. Berikan teknik non-farmakologis dalam meredakan nyeri
4. Control lingkungan yang memberatkan rasa nyeri
5. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
6. Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
D
26 Mei 2 07.50 Pencegahan Infeksi (L.14539)
2022 WIB Observasi
1. Memonitor tanda dan gejala infeksi local dan sistematik
Terapeutik
Dimas
2. Membatasi jumlah pengunjung
39
RR : 22 x/menit
SpO2 : 94%
- Klien tampak lebih tenang
D
- Klien mengatakan akan melakukan instruksi yang telah diberikan
O :
- Klien memperagakan apa yang di istrusikan oleh perawat
- Klien sudah mulai bisa duduk
Dimas
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4, dan 5
24 Mei 2022 12.00 4 S :
WIB
- Klien mengatakan sudah lebih tenang
- Klien mengatakan paham atas informasi yang diberikan oleh perawat
O :
- Klien tampak lebih tenang
- Klien sudah mulai mengetahui apa yang dalami oleh dirinya
- Klien sudah tidak khawatir lagi
A : Masalah keperawatan teratsi
P : Hentikan Intervensi
43
D
- Klien mau mengikuti instruksi dari perawat
O :
- Klien tampak lebih tenang dari sebelumnya
- Klien sudah mengetahui cara mencuci tangan dan melakukan secara Dimas
mandiri
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi 1,2,3,4, dan 5
25 Mei 2022 13.20 3 S :
D
WIB
- Klien mengatakan sudah bisa melakukan beberapa aktifitas
- Klien mengatakan sudah lebih segar dari sebelumnya
O :
- Klien sudah bisa duduk dan berpindah tempat Dimas
45
SpO2 : 98%
- Klien sudah tenang
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
BAB 4. PEMBAHASAN
yang dilakukan pada tanggal 24 Mei 2022 pada saat proses melahirkan pasien
mengalami konraksi his yang tidak adekuat. Maka dapat disimpulkan faktor yang
menyebabkan pasien mengalami kala 1 memanjang adalah tidak adanya his yang
adekuat dan pasien dilakukan operasi SC.
memeriksa kondisi luka dan luka oprasi, anjurkan meningkatkan asupan nutrisi, dan
anjurkan meningkatkan asupan nutrisi.
Pada diagnose ke 3 kami mengambil intervensi dukungan mobilisasi yang
meliputi identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya, identifikasi toleransi
melakukan pergerakan, fasilitasi melakukan pergerakan, libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan, dan ajarkan mobilisasi
sederhana. Pada diganosa keperawatan ke 4 kami mengambil intervensi reduksi
ansietas yang meliputi identifikasi jika tingkat ansietas berubah, identifikasi
kemampuan mengambil keputusan, monitor tanda-tanda ansietas, ciptakanlah
suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan, temani pasien untuk
mengurangi kecemasan, pahami situasi yang mengakibatkan ansietas, dengarkan
dengan penuh perhatian, gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan,
motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan dan anjurkan untuk
mengungkapkan perasaan dan persepsi.
DAFTAR PUSTAKA
Danuatja, B. (2015). Pengaruh Upright Position Terhadap Lama Kala I Fase Aktif.
Ilmu Kesehatan Andalas , 4(3).
DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator
Diagnostik. Ed.1 Cetakan III (Revisi). PPNI: Jakarta
DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperatan Indonesia. Definisi dan Tindakan
Keperawatan Ed.1 Cetakan II. PPNI: Jakarta
DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Definisi dan Kiteria
Hasil Keperawatan Ed.1 Cetakan II. PPNI: Jakarta
Manuaba, ida bagus, dkk. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta :EGC
Nugraheny, esti. 2020. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Pustaka Rihama
Saifudin, abdul bari,dkk. 2016. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Edisi 2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Saifudin, abdul bari,dkk. 2018. BukuAcuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Sulistyawati, dkk. 2020. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta : Salemba
Medika
Sumarah, dkk. 2019. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Bersalin). Yogyakarta : Fitramaya
TUNA, S. R. (2018). pengaruh posisi merangkak terhadap kemajuan persalinan
kala I fase aktif pada primigravida di RSIA Siti Khadijah [Universitas Negeri
Gorontalo]. https://repository.ung.ac.id/skripsi/show/841414045/pengaruh-
posisi-merangkak-terhadap-kemajuan-persalinan-kala-i-fase-aktif-pada-
primigravida-di-rsia-siti-khadijah.html#
WHO, W. H. (2015). Pengaruh Upright Position Terhadap Lama Kala I Fase Aktif.
Jurnal Kesehatan Andalas , 4(3).
Wiknjosastro, gulardi,dkk. 2018. Asuhan Persalinan Normal. Asuhan Esensial,
Pencegahan dan Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi
Baru Lahir. Jakarta : JNPK-KR