Anda di halaman 1dari 35

UNTAD

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN CARDIORESPIRATORY


DENGAN WAIST HIP RATIO PADA MAHASISWA FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO

PROPOSAL PENELITIAN

RESKY GAU

N 101 18 141

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2021

i
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN
CARDIORESPIRATORY DENGAN WAIST HIP RATIO PADA MAHASISWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO

Yang Diajukan Oleh:

RESKY GAU

N101 18 141

Disetujui dan Disahkan oleh:

Tanggal : 14 Juli 2021

Pembimbing

dr. Gabriella Bamba Ratih Lintin, M.Biomed

NIP: 19890828 201903 2 017

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL PENELITIAN.............................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL..................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................3

1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................................3

1.3.1 Tujuan Umum................................................................................................3

1.3.2 Tujuan Khusus...............................................................................................3

1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................................3

1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti.....................................................................................3

1.4.2 Manfaat Bagi Institusi....................................................................................4

1.4.3 Manfaat Bagi Mansyarakat...........................................................................4

1.5 Keaslian Penelitian.................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................8

2.1 Telaah Pustaka.......................................................................................................8

2.1.1 Kebugaran Jasmani........................................................................................8

2.1.2 Harvard Step Test..........................................................................................11

2.1.3 Antropometri................................................................................................13

2.1.4 Waist Hip Ratio.............................................................................................14

2.2 Kerangka Teori....................................................................................................17

iii
2.3 Kerangka Konsep.................................................................................................18

2.4 Landasan Teori.....................................................................................................18

2.5 Hipotesis Penelitian..............................................................................................19

BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................20

3.1 Desain Penelitian..................................................................................................20

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................................20

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian..........................................................................20

3.4 Variabel Penelitian...............................................................................................22

3.5 Definisi Operasional.............................................................................................23

3.6 Alat dan Bahan Penelitian...................................................................................25

3.7 Alur Penelitian......................................................................................................25

3.8 Pengolahan dan Analisis Data.............................................................................26

3.9 Ethical Clearance.................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................v

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era globalisasi menunjukan derasnya arus informasi yang mempengaruhi
seluruh aspek kehidupan, salah satunya adalah aspek pendidikan. Selama
menjalani proses perkuliahan mayoritas menggunakan sarana video conference
untuk menghubungkan dosen dan mahasiswa. Hal tersebut mengakibatkan
terjadinya peningkatan frekuensi kebiasaan mahasiswa dalam mengoperasikan
smartphone dalam waktu yang lama untuk mendengarkan proses perkuliahan atau
mengerjakan tugas kuliah yang diberikan dosen. Dalam hal ini jika tidak disikapi
dengan bijak maka akan beresiko membuat mahasiswa mengalami kekurangan
gerak. Selain itu, terbatasnya akses beraktifitas di luar rumah maka cenderung
membuat mahasiswa untuk berdiam diri di rumah dalam waktu yang lama. Hal ini
beresiko membuat mahasiswa mengalami sedentary lifestyle sehingga membawa
dampak negatif bagi dirinya, Kurang gerak dapat berdampak buruk bagi
kesehatan seseorang karena dapat meningkatkan resiko terjadinya obesitas. Orang
dengan obesitas memiliki waist hip ratio (WHR) yang lebih besar dibandingkan
orang normal. Sehingga perlu dilakukan pengamatan pada mahasiswa mengenai
ukuran waist hip ratio dengan tingkat kebugaran (Ashadi, 2020).
Waist Hip Ratio (WHR) atau rasio lingkar pinggang dan lingkar panggul
merupakan suatu pengukuran antropometri yang dapat menunjukkan distribusi
lemak tubuh terutama di bagian abdomen dan panggul (Tsani, 2019). Nilai WHR
yang semakin tinggi meningkatkan risiko terjadinya beberapa penyakit. Ukuran
lingkar pinggang orang Asia berdasarkan WHO dikatakan mengalami
peningkatan risiko terkena penyakit tidak menular jika mempunyai lingkar
pinggang >80 cm, sedangkan lingkar pinggang >88 cm dikatakan secara
substansial meningkatkan risiko penyakit degenerative. Salah satu aktivitas yang

1
dapat mempertahankan nilai WHR dalam batas normal yaitu olahraga (Wirawan,
2016).
Olahraga atau kebugaran aktivitas fisik yang termasuk olahraga adalah jalan
cepat, jogging atau lari-lari kecil, berenang, atau bersepeda. Intensitas dalam
setiap olahraga akan berbeda-beda. Intensitas adalah usaha yang di berikan setiap
orang dalam mengerjakan aktifitas fisik (Nugraha, 2017). Kondisi kebugaran
jasmani ini erat kaitannya dengan manusia dalam melakukan olaraga dan
bergerak dalam aktivitas sehari-hari. Seseorang mampu berfikir dengan optimal
dan memiliki kinerja yang baik apabila kebugaran jasmani dalam kondisi baik,
karena dengan kebugaran jasmani yang baik seseorang tidak mudah penat dalam
beraktivitas, Tingkat kebugaran jasmani seseorang akan berpengaruh terhadap
fisik maupun pikiran dalam kesanggupan menerima aktivitas yang berat
(Abdurrahim, 2018).
Kebugaran atau daya tahan kardiorespirasi merupakan kesanggupan dan
kemampuan sistem jantung, pembuluh darah, paru-paru, tulang, atau otot dari
tubuh manusia. Kebugaran kardiorespirasi atau daya tahan tubuh, umumnya
diukur menggunakan treadmill, cycle ergometer atau harvard step. Metode
pemeriksaan kebugaran atau daya tahan kardiorespirasi yang ideal untuk laki-laki
dan perempuan adalah metode treadmill dan cycle ergometer (Tampubolon,
2017).
Kehidupan di masa pandemi Covid-19 ini menuntut manusia menjalani
waktu yang panjang setiap hari di rumah. Data WHO menunjukkan bahwa
sebelum adanya pandemi Covid-19 terjadi kekurangan gerak fisik pada remaja di
seluruh dunia, dengan data di Indonesia sebesar 86.4% remaja mengalami
kekurangan gerak fisik. Hal ini mungkinkan semakin parah dalam kondisi Covid-
19 ini. Hal ini akan berdampak pada kehidupan mahasiswa dalam masa pendemi
ini. Perkuliahan yang dilakukan secara online memungkin para mahasiswa hanya
berdiam dalam rumah dan tidak banyak beraktivitas sehingga dapat
mempengaruhi kondisi kebugaran dan daya tahan kardiorespirasi (Ashadi, 2020).

2
Berdasarkan teori diatas yang menjelaskan bahwa ukuran lingkar pinggang
dan panggul dapat dipengaruhi oleh aktivitas fisik seperti olahraga sedangkan di
sisi lain tingkat kebugaran cardiorespiratory seseorang juga dapat dipengaruhi
oleh aktivitas fisiknya. Mahasiswa merupakan salah kelompok yang memiliki
kecenderungan mengalami penurunan aktivitas dimasa pandemik ini. Oleh karena
itu, peneliti tertarik untuk mengobservasi mengenai hubungan tingkat kebugaran
cardiorespiratory terhadap waist hip ratio pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Tadulako.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini
adalah “Bagaimana hubungan tingkat kebugaran cardiorespiratory dengan waist
hip ratio pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako ?”

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat kebugaran cardiorespiratory dengan
waist hip ratio pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako.

1.3.2 Tujuan Khusus


 Mengetahui tingkat kebugaran mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Tadulako.
 Mengetahui waist hip ratio mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Tadulako.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti
 Peneliti dapat menambah ilmu dan wawasan tentang hubungan tingkat
kebugaran cardiorespiratory dengan waist hip ratio pada mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako.

3
 Penelitian ini dapat menjadi sayarat untuk memenuhi tugas akhir bagi
peneliti.

1.4.2 Manfaat Bagi Institusi


Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan dasar bagi
institusi untuk mengembangkan ilmu dibidang ilmu kedokteran dan
penelitian ini dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya yang sejenis.

1.4.3 Manfaat Bagi Mansyarakat


1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan wawasan
kepada masyarakat mengenai dampak dari meningkatkan kebugaran
cardiorespiratory terhadap penurunan risiko terjadinya suatu penyakit
dengan parameter waist hip ratio.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan pengetahuan
untuk mengedukasi masyarakat mengenai dampak buruk dari obesitas.
3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman terhadap
masyarakat bahwa waist hip ratio merupakan salah satu parameter
antropometri untuk menilai kondisi kesehatannya.

4
1.5 Keaslian Penelitian
Nama,
No Tahun, Dan Judul Desain, Teknik, Sampel Hasil Perbedaan Penelitian
Tempat
1 Tsani, A. R., Hubungan Antara Metode: Penelitian ini merupakan Hasil: Dari 30 subjek Perbedaan penelitian ini dengan
Prasetyo, A. Waist Hip Ratio penelitian observasional analitik penelitian, terdapat 12 subjek penelitian yang akan dilakukan adalah
A., 2019, dan Dengan Plantar dengan pendekatan cross sectional. penelitian (40%) yang variabel dependen, tempat, waktu, dan
Fakultas Arch Index Pada Sampel adalah 30 mahasiswi tahun tergolong obesitas sentral dan subjek. Dalam penelitian ini variabel
Kedokteran Mahasiswi ketiga Fakultas Kedokteran 18 subjek (60%) yang dependennya plantar arch index
Universitas Fakultas Universitas Diponegoro yang tergolong non obese. sedangkan pada penilitian yang akan
Diponegoro Kedokteran memenuhi kriteria penelitian. Pengukuran PAI menunjukkan dilakukan yaitu tingkat kebugaran
Universitas Pengambilan sampel dengan terdapat 2 subjek (6,67%) yang cardiorespiratory. Penelitian
Diponegoro metode simple random sampling. mempunyai PAI tinggi dan 28 dilakukan di fakultas kedokteran
Dilakukan pengukuran lingkar subjek (93,33%) dengan PAI Universitas Diponegoro, penelitian ini
pinggang, lingkar panggul, dan normal. Korelasi WHR dengan bertempat di Fakultas Kedokteran
plantar arch index dari foot print PAI berdasarkan uji korelasi Universitas Tadulako.
responden. Uji statistik Spearman didapatkan nilai
menggunakan uji Saphiro-Wilk dan p=0,535 dan r=0,118.
uji korelasi Spearman
2 Setiadi, H. Korelasi Rasio Metode : Penelitian deskriptif Hasil : Dari 63 subyek Perbedaan penelitian ini dengan

5
Q., Harahap, Lingkar analitik dengan pendekatan potong penelitian, terdapat 51 orang penelitian yang akan dilakukan adalah
S. H., Pinggang- lintang. Populasi dalam penelitian (81%) yang tergolong obesitas variabel dependen, tempat, waktu, dan
Indrayana, Panggul Terhadap ini adalah penduduk di Kecamatan abdominal dan 12 orang (19%) subjek. Dalam penelitian ini variabel
Y., 2018, dan Probabilitas Sekarbela Mataram berusia 55-84 yang tergolong normal dependennya probabilitas stroke
Fakultas Stroke Iskemik tahun. Penduduk yang memenuhi berdasarkan RLPP. iskemik, sedangkan pada penilitian
Kedokteran kriteria inklusi dimasukkan sebagai Berdasarkan uji korelasi yang akan dilakukan yaitu tingkat
Universitas subyek penelitian dan didapatkan Pearson diperoleh hasil bahwa kebugaran cardiorespiratory.
Mataram. 63 subyek penelitian, kemudian RLPP tidak berkorelasi dengan Penelitian dilakukan di fakultas
dilakukan wawancara untuk probabilitas terjadinya stroke kedokteran Universitas Mataram,
pengisian kuesioner, pengukuran iskemik (p = 0,11). penelitian ini bertempat di fakultas
RLPP, dan penilaian probabilitas kedokteran Universitas Tadulako.
stroke iskemik menurut Subjek penelitian masyarakat dan
Framingham Study. Analisis data penelitian ini mahasiswa Metode
digunakan uji korelasi Pearson. penelitian deskriptif analitik dengan
pendekatan potong lintang, sedangkan
penelitian ini, penelitian analitik
observasional dengan pendekatan
cross sectional,
3 Wahyuni, N., Hubungan Metode: Studi observasional Hasil: Rerata LP remaja Perbedaan penelitian ini dengan
Murbawani, Lingkar Pinggang dengan desain cross sectional ini sebesar 94,95±1,42 cm, rerata penelitian yang akan dilakukan adalah

6
A., E., 2016, Dan Rasio dilakukan di SMA Kolese Loyola RLPP remaja 0,86±0,05, rerata variabel independen, dependen,
dan Fakultas Lingkar Pinggang Semarang dan SMA 6 Semarang. kadar hsCRP remaja tempat, waktu, subjek, metode. Dalam
Kedokteran Panggul Dengan Kadar hsCRP dihitung pada 34 1,098±0,402 mg/L. Subjek penelitian ini variabel independen
Universitas Kadar Serum siswa obesitas (persentil IMT/U dengan nilai LP dan RLPP kadar serum hsCRP, sedangkan pada
Tadulako High Sensitivity ≥95th) yang berusia 15-17 tahun. tinggi memiliki level serum penilitian yang akan dilakukan yaitu
C-Reactive Data yang dikumpulkan adalah data hsCRP yang juga tinggi waist hip ratio. Penelitian ini variabel
Protein (Hscrp) identitas subjek, antropometri (p=0,002 dan p=0,020) dependennya lingkar pinggang dan
Pada Remaja (berat badan, tinggi badan, LP, dan rasio lingkar pinggang panggul
Obesitas RLPP), kadar serum hsCRP sedangkan pada penilitian yang akan
(dengan metode enzyme-linked dilakukan yaitu tingkat kebugaran
immunosorbent assay (ELISA)), cardiorespiratory. Subjek penelitian
dan tingkat aktivitas fisik siswa sekolah menengah atas dan
(menggunakan Physical Activity penelitian ini mahasiswa.
Questionnaire for Adolescencts
(PAQ-A))

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Pustaka


2.1.1 Kebugaran Jasmani
a. Definisi
Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh dalam menjalankan
aktivitas fisik tanpa menimbulkan keletihan secara berlebihan.
Kebugaran jasmani pada diri seseorang sangat dipengaruh oleh kondisi
kegiatan fisik yang dilakukan. Kondisi fisik sangat penting dan faktor
penting bagi seseorang untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
Sehingga kebugaran jasmani baik akan memberikan dampak dalam
menjalankan kegiatan menjadi lebih segar dan tidak cepat Lelah
(Sinuraya, 2020).
Olahraga atau gerakan kebugaran jasmani adalah suatu keadaan
yang sangat diinginkan oleh setiap orang untuk dalam kondisi yang
sehat. Sebab karna kebugaran jasmani orang bisa tampil secara
bersemangat (Darmawan, 2017).
Kebugaran jasmani mempunyai fungsi pengemban kesanggupan
kerja bagi siapapun, sehingga dapat menyelesaikan tugas pekerjaannya
dengan baik dengan tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Adapun
fungsi dari kebugaran jasmani dapat digolongkan sebagai berikut
(Yusuf, 2018):
1) Golongan yang dihubungkan dengan pekerjaan
a. Kebugaran jasmani bagi olahragawan dibutuhkan untuk
meningkatkan prestasi.
b. Kebugaran jasmani bagi karyawan dibutuhkan untuk
meningkatkan efisien dan produktivitas kerja.

8
c. Kebugaran Jasmani bagi pelajar dan mahasiswa jasmani bagi
anak untuk meningkatkan prestasi dan mempertinggi
kemampuan hasil belajar.
2) Golongan yang dihubungkan dengan keadaannya
a. Kebugaran jasmani bagi penderita cacat untuk rehabilitasi.
b. Kebugaran jasmani bagi ibu hamil untuk perkembangan bayi
dalam kandungan mempersiapkan diri menghadapi saat
persalinan.
3) Golongan yang dihubungkan dengan usia
a. Kebugaran jasmani bagi anak untuk menjamin pertumbuhan
dan perkembangan yang baik.
b. Kebugaran jasmani bagi orang tua untuk mempertahankan
kondisi fisik terhadap serangan penyakit. Faktor-faktor
kebugaran jasmani
b. Kebugaran jasmani dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor
yakni berupa (Yusri, 2020):
1) Keturunan (Heriditer)
2) Jenis kelamin
3) Usia
4) Makanan/Zat gizi
5) Kebiasaan merokok
6) Aktivitas fisik
7) Status kesehatan
c. Komponen-komponen kebugaran jasmani
Jika seseorang ingin memiliki kondisi badan bugar, beberapa
unsur-unsur kebugaran jasmani berikut dapat dijadikan sebagai
pedoman, yaitu, (Tampubolon, 2017):
1) Daya tahan kardiorespirasi (endurance)
2) Daya tahan otot

9
3) Kekuatan otot (strength)
4) Kelentukan (flexibility)
5) Komposisi tubuh
6) Kecepatan (speed)
7) Kecepatan reaksi (speed reaction)
8) Daya ledak (power)
9) Kelincahan (agility)
10) Keseimbangan (balance)
11) Kecepatan (accuracy)
12) Koordinasi (coordination).
d. Manfaat dari kebugaran jasmani
Manfaat yang dapat dirasakan dari kebugaran jasmani meliputi,
(Yusuf, 2018):
1) Fisiologis Memperkuat sendi-sendi dan ligamen, meningkatkan
kemampuan jantung dan paru, memperkuat otottubuh,
menurunkan tekanan darah, mengurangi lemak tubuh, mengurangi
kadargula, mengurangi resiko terkena penyakit jantung koroner,
memperlancar pertukaran gas.
2) Psikologis Mengendurkan ketegangan mental, suasana hati
senang, nyaman dan rasa terhibur.
3) Sosial Meningkatkan kualitas dan kuantitas persahabatn dengan
orang lain serta menghargai lingkungan hidup dan alam sekitar.
4) Budaya atau Kultur Kebiasaan hidup sehat secara teratur dan
terencana, melestarikan nilai-nilai budaya yang berkaitan dengan
jenis latihan kesegaran jasmani dan olahraga terpilih.

10
Unsur-unsur kebugaran jasmani dapat diketahui melalui beberapa
instrumen tes/prosedur pelaksanaan tes yang berguna bagi seseorang
untuk mengetahui sejauh mana tingkat kebugaran jasmaninya. Salah
satu cara mengukur kebugaran jasmani adalah dengan menggunakan
metode harvard step test (Nuryadin, 2021).

2.1.2 Harvard Step Test


a. Definisi
Harvard Step Test merupakan tes untuk menguji tingkat kesegaran
atau kebugaran jasmani dengan naik turun serta menggunakan media
bangku setinggi 47 cm bagi laki-laki dan 40 cm bagi perempuan selama
5 menit sesuai dengan irama metronome dengan mengkategorikan
tingkat kebugaran jasmani menjadi kesangupan kurang, sedang, dan
baik. Semakin cepat detak jantung kembali normal setelah melakukan
tes, semakin baik kebugaran seseorang. Tes Harvard merupakan salah
satu jenis tes untuk meningkatkan kerja jantung untuk mendeteksi atau
mendiagnosa penyakit kardiovaskuler juga. Tes ini sangat mudah
dilakukan karena tidak membutuhkan biaya yang banyak, sehingga
cocok sekali dilakukan oleh orang dewasa, termasuk mahasiswa,
(Tsani, 2019).

11
b. Prosedur
Harvard Step Test dilakukan pengukuran dengan prosedur yakni,
Sebelum pengukuran Harvard step test dimulai alat yang digunakan
berupa metronome diatur terlebih dahulu dengan irama 120 kali per
menit dan diatur sesuai dengan kecepatan naik turun bangku yang akan
dilakukan. Ukur kecepatan denyut nadi dilakukan, setelah percobaan
naik turun bangku atau dalam keadan istirahat, serta dihitung selama 30
detik dengan posisi duduk. Sebelum melakukan pengukuran harvard
step test dilakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum dimulai. Pada
saat aba-aba pengukuran “Mulai” diberikan, orang yang di uji agar
menempatkan salah satu kakinya di atas bangku tepat pada detikan
metronome yang pertama kemudian stopwatch 1 ditekan. Pada detikan
metronome kedua, ketiga, dan seterusnya kakinya tetap sesui irama
yang sama serta posisi naik turun dalam bangku. (Wijaya, 2016).
Pengukuran dilakukan selama 5 menit, dan tidak bisa lewat dari 5
menit. Posisi tubuh selama naik turun bangku harus tetap lurus (sikap
tegak) dan tidak boleh membungkuk bila mana sikap atau irama tetap
salah selama 10-15 detik walaupun sudah berkali-kali diberi peringatan,
maka test harus dihentikan dan lamanya naik turun bangku kemudian
dicatat. Pada saat test dihentikan orang diharapkan duduk dan kedua
stopwatch ditekan. Penekanan stopwatch yang pertama untuk
menunjukkan lamanya naik turun bangku dan penekanan stopwatch
yang kedua untuk memulai menghitung periode pemulihan denyut nadi
setelah test selesai dilakukan. Kemudian setelah itu lakukan pencatatan
denyut nadi selama 30 detik untuk menghitung indeks kesanggupan
badan (IKB) (Santoso, 2020).

12
c. Rumus dan Interpretasi harvard step test
1) Rumus : (Santoso, 2020).

Lamanyanaik turun bangku dalam detik X 100


IKB =
5 , 5 X Denyut nadi selama 30 detik

2) Interpretasi
Cara penilaiannya adalah sebagai berikut : (Santoso, 2020).
 Nilai kurang dari 50 = Kesanggupan Kurang
 Nilai 50 – 80 = Kesanggupan Sedang
 Nilai diatas 80 = Kesanggupan Baik

2.1.3 Antropometri
a. Definisi
Antropometri berasal dari kata “anthro” yang berarti manusia dan
“metri” yang berarti ukuran, sehingga antropometri dapat didefinisikan
sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh
manusia, Antropometri merupakan bagian dari ergonomi yang secara
khusus mempelajari ukuran tubuh yang meliputi dimensi linear, serta,
isi dan juga meliputi daerah ukuran, kecepatan, dan aspek lain dari
gerakan tubuh. (Andhini, 2018).
Antropometri merupakan salah satu cara mengumpulkan data
berupa angka yang berhubungan dengan karakteristik tubuh manusia,
kekuatan manusia, dan bentuk tubuh manusia (Hasimjaya, 2017).
Antropometri adalah ukuran tubuh manusia, diamana terdapat berbagai
macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai
tingkat umur (Romadhon, 2016).

13
Antropometri dapat dibagi menjadi dua yaitu, (Wijaya, 2016):
1. Antropometri Statis
Antropometri statis merupakan ukuran tubuh dan karakteristik
tubuh dalam keadaan diam (statis) untuk posisi yang telah
ditentukan atau standar, Contoh: Lebar Bahu, Telapak Tangan,
Kepala, dan Kaki.
2. Antropometri Dinamis
Antropometri dinamis adalah ukuran tubuh atau karakteristik
tubuh dalam keadaan bergerak, atau memperhatikan gerakan-
gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan
kegiatan, Contoh: Putaran sudut tangan, sudut putaran
pergelangan kaki.

2.1.4 Waist Hip Ratio


a. Definisi
Waist hip ratio adalah ratio antara lingkar pinggang dan panggul
dalam melakukan pengukuran terhadap tubuh manusia. Adapun tujuan
dari Waist Hip Ratio yakni dapat menunjukkan distribusi lemak tubuh
terutama di daerah abdomen dan panggul. Pengukuran lingkar panggul
dengan cara mengukur bagian panggul pada lingkar terbesar antara
pinggang dan paha. Waist Hip Ratio dihitung dengan lingkar pinggang
dibagi lingkar panggul, (Tsani, 2019). Waist hip ratio dapat digunakan
untuk deteksi dini pada risiko suatu penyakit yang meliputi jantung,
tekanan darah tinggi, hiperkolesterolemia, diabetes mellitus dan
dyslipidemia (Karimah, 2018).

14
Waist hip ratio (WHR) akan diperoleh dengan dengan rumus
membagi lingkar pinggang (WC) dengan lingkar pinggul (HC)
menggunakan unit pengukuran yang sama untuk keduanya. Waist hip
ratio (WHR peserta dihitung dengan rasio pinggang mereka di sekitar
pusar ke pinggul mereka pada titik terlebar. HC diukur menggunakan
pita nonelastik atau waist ruler yang dipegang secara horizontal tanpa
menyempitkannya pada titik yang menghasilkan diameter maksimum
di atas bokong (Hartanto, 2018).
Pengukuran WC membutuhkan pelatihan dan standarisasi karena
ada beberapa metode yang dijelaskan untuk mengukur WC, dua yang
paling umum adalah di batas atas krista iliaka (WC) atau di tengah
antara batas bawah iga dan batas atas krista iliaka (WC-pertengahan)
dengan pita fleksibel nonelastik atau waist ruler. Untuk WC dan HC,
setiap pengukuran harus dilakukan dua kali dan jika kedua pengukuran
berada dalam jarak 1 cm, rata-rata keduanya harus dicatat. Namun, jika
kedua pengukuran berbeda >1 cm, setiap pengukuran harus diulang
(Ahmed, 2019).
b. Faktor-faktor waist hip ratio
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi WHR yaitu berupa faktor
genetik, faktor lingkungan, faktor stres, faktor jenis kelamin, faktor
usia, faktor status reproduksi, dan faktor ras. Adapun Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi pengukuran nilai WHR diantaranya adalah
posisi anatomis penempatan pita pengukur, ketatnya pita, jenis pita
pengukur, posisi subjek, fase respirasi, tekanan abdomen, isi abdomen,
dan baju, (Tsani, 2019).

15
c. Prosedur
Waist hip ratio (WHR) atau Waist to hip rasio adalah suatu
pengukuran Lingkar pinggang yang diukur pada titik tengah antara
margin bawah costae terakhir dengan crista illiaca dimana dalam
keadaan ekspirasi normal, sedangkan pengukuran lingkar panggul
yakni dengan cara mengukur bagian panggul pada lingkar terbesar
antara pinggang dan paha, serta pengukuran dilakukan sejajar dengan
lantai dengan pita secara pas badan namun tidak terlalu ketat demikian
subjek berdiri tegak dengan kaki rapat, lengan di samping, berat merata
di seluruh kaki dan memakai pakaian yang tipis, (Wirawan, 2019).
d. Rumus dan Interpretasi waist hip ratio
1) Rumus : (Fauziana, 2016).
Lingkar Pinggang
WHR =
Lingkar Panggul

2) Interpretasi
Cara Penilaiannya adalah sebagai berikut : (Tsani, 2019).

16
2.2 Kerangka Teori

Faktor yang mempengaruhi


kebugaran jasmani:

a. Keturunan (Heriditer)
b. Jenis kelamin
c. Usia
d. Makanan/Zat gizi
e. Kebiasaan merokok
f. Aktivitas fisik

Kurang

Kebugaran Harvard Waist Hip


Sedang Antropometri
Jasmani Step Test Ratio

Baik
Komponen-komponen kebugaran
jasmani:
1. Daya tahan kardiorespirasi
(endurance)
2. Daya tahan otot
3. Kekuatan otot (strength)
4. Kelentukan (flexibility)
5. Komposisi tubuh
6. Kecepatan (speed)
7. Kecepatan reaksi (speed reaction)
8. Daya ledak (power)
9. Kelincahan (agility)
10. Keseimbangan (balance)
11. Kecepatan (accuracy)
12. Koordinasi (coordination) 17
2.3 Kerangka Konsep
Gambar 2.3 Kerangka Teori.
Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan pustaka, maka peneliti
membuat kerangka konsep untuk memudahkan mengidentifikasi konsep-konsep
sesuai penelitian sehigga dapat dimengerti dan dalam mengembangkan konsep
dan teori menjadi sebuah kerangka kerja. Di bawah ini dijelaskan mengenai
kerangka konsep yang akan dilakukan penelitian pada mahasiswa-mahasiswa
Universitas Tadulako.

Tingkat Kebugaran
Waist Hip Ratio
Cardiorespiratory
Variabel Terikat
Variabel Bebas

Gambar 2.3 Kerangka Konsep.

2.4 Landasan Teori


Kebugaran kardiorespirasi merupakan salah satu komponen terpenting dari
kebugaran jasmani. Dengan memiliki kebugaran kardiorespirasi yang baik,
seseorang dapat melaksanakan aktivitas kesehariannya, tanpa mengalami
kelelahan yang berarti, di samping itu jantung dan paru dapat berfungsi secara
optimal, sehingga dapat terhindar dari suatu penyakit jantung dalam tubuh
manusia (Febrianta, 2019).
Pengukuran antropometri adalah serangkaian pengukuran kuantitatif otot,
tulang, dan jaringan adiposa yang digunakan untuk menilai komposisi
tubuh. Elemen inti antropometri adalah tinggi badan, berat badan, indeks massa
tubuh (IMT), lingkar tubuh (pinggang, pinggul, dan tungkai), dan ketebalan
lipatan kulit. Pengukuran antropometri diperoleh mengikuti standar protokol dan

18
instrumen yakni berupa dua pengukuran panjang yaitu tinggi dan tinggi duduk
(Bhattacharya, 2019).
Waist hip ratio dapat berfungsi sebagai faktor risiko yang lebih disukai
untuk memprediksi MI, yang dapat dikaitkan dengan dimasukkannya pengukuran
lingkar pinggul. Biasanya, waist hip ratio berkorelasi negatif dengan risiko
kardiometabolik dan MI. Peningkatan keadaan pinggul akan menyebabkan
peningkatan massa lemak subkutan di pinggul, otot gluteal, dan massa otot total
di kaki. Spesifikasifi secara umum, massa otot di kaki, yang dapat berfungsi
sebagai pengukuran tidak langsung dari aktivitas fisik, berkorelasi negatif dengan
risiko kardiometabolik (Cao, 2018).
Harvard langkah-test siswa naik di bangku (h=43 cm) dan turun dari itu
selama 30 detik dengan kecepatan 30 langkah per menit. Dalam naik dan turun
lengan bergerak secara alami seperti berjalan biasa. Untuk pembuldozeran
frekuensi naik dan turun yang tepat, kami menggunakan metronome. Frekuensi
metronome disesuaikan untuk 120 denyut per menit (setiap gerakan berhubungan
dengan satu ketukan metronome). Setelah pemenuhan step-test siswa beristirahat
dalam posisi duduk. Denyut nadinya diukur tiga kali (1,5 menit sejak awal tes)
selama 30 detik (Р1), setelah 2 menit istirahat (2,5 menit sejak awal tes) selama
30 detikв (Р2), setelah 3 menit istirahat (3 menit sejak awal tes) selama 30 detik
(Р3). Total tes memakan waktu 4 menit (En, 2016).

2.5 Hipotesis Penelitian


1. H0 : Tidak terdapat hubungan tingkat kebugaran cardiorespiratory dengan
waist hip ratio pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako.
2. H1 : Terdapat hubungan tingkat kebugaran cardiorespiratory dengan waist
hip ratio pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako.

19
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional, akan dilakukan pengukuran waist hip ratio dan
Harvard step test pada subjek penelitian.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


a. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan bulan Agustus hingga bulan September tahun
2021.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


A. Populasi
1. Populasi Target
Populasi target adalah populasi yang diinginkan oleh peneliti yang
berkaitan dengan penelitian. Pada penelitian ini, populasi target peneliti
adalah seluruh mahasiswa preklinik angkatan 2018, 2019, dan 2020
Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako.
2. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau adalah populasi yang dapat digunakan peneliti
dalam penelitiannya dan memenuhi kriteria inklusi. Pada penelitian ini
populasi terjangkau yang digunakan penelti adalah mahasiswa aktiv
preklinik angkatan 2018, 2019, dan 2020 Fakultas Kedokteran Universitas
Tadulako.

20
B. Sampel
1. Kriteria Sampel
a) Kriteria Inklusi
3) Mahasiswa aktiv preklinik angkatan 2018, 2019, dan 2020 Fakultas
Kedokteran Universitas Tadulako.
4) Mahasiswa sehat jasmani dan rohani
b) Kriteria Eksklusi
 Tidak menderita penyakit kronis (CVD, HT, TBC, DM, dan COVID-19).
 Tidak merokok.
 Tidak memiliki riwayat trauma
 Tidak memiliki riwayat terdaftar sebagai atlet

1. Teknik Sampling
Teknik sampling menggunakan teknik sistematik simple random
sampling, semua mahasiswa aktif preklinik 2018, 2019, dan 2020 yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diambil sampai dengan jumlah
sampel yang ditentukan.

2. Besar Sampel
Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan
menggunakan rumus slovin.

Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Besar Populasi
e = Batas toleransi kesalahan (0,05)

21
132
n=
1+ 132(0 , 05 x 0 , 05)
132
n=
1, 33
n=92,248
Dalam penelitian ini akan dilakukan pencarian simple random sampling.

3.4 Variabel Penelitian


Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independent (bebas) adalah
tingkat kebugaran cardiorespiratory. Variabel dependent (terikat) adalah variabel
yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
waist hip ratio.

22
3.5 Definisi Operasional

23
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Waist hip ratio Waist hip ratio adalah Waist ruler, Pengukuran WHR Laki- Numerik
(dependent). ratio antara lingkar dan menggunakan waist laki:
pinggang dan panggul kalkulator. ruler yang dimana a. normal
dalam melakukan lingkar pinggang yang 0,90,
pengukuran terhadap diukur pada titik b. obesitas
tubuh manusia, (Tsani, tengah antara margin perifer
2019). bawah costae terakhir <0,90
dengan crista illiaca c. dan obesitas
dimana dalam sentral
keadaan ekspirasi >0,90
normal, sedangkan
pengukuran lingkar
panggul yakni dengan
cara mengukur bagian
panggul pada lingkar
terbesar antara
pinggang dan paha.
Tingkat Harvard Step Test bangku, Pengukuran a. Nilai kurang Ordinal
kebugaran merupakan tes untuk stopwatch, menggunakan bangku dari 50 =
cardiorespirat menguji tingkat metronome, dan metronome yang Kesanggupan
ory kesegaran atau dan caranya naik turun Kurang (point
(Independent). kebugaran jasmani kalkulator. tangga dengan irama = 1)
dengan naik turun serta 120 kali per menit dan
menggunakan media diatur sesuai dengan b. Nilai 50 – 80
bangku setinggi 47 cm kecepatan naik turun =
bagi laki-laki dan 40 cm bangku yang akan Kesanggupan
24
bagi perempuan selama dilakukan. Sedang (point
5 menit sesuai dengan = 2)
irama metronome
3.6 Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan pada pengukuran harvard step test yaitu berupa :
bangku, stopwatch, metronome, dan kalkulator. Pengukuran pada waist hip ratio
yaitu berupa : waist ruler, dan kalkulator.

3.7 Alur Penelitian

Pembuatan proposal,
Tahap Persiapan koordinasi.

Tahap Pelaksanaan Kriteria Inklusi dan


Eksklusi

Pengisian Informed
Consent

Pengambilan data waist


hip ratio dan
pengukuran tingkat
kebugaran
cardiorespiratory

Tahap pengelolaan data

Analisa Statistik

Gambar 3 Alur Penelitian

25
3.8 Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
a. Editing yaitu proses pemeriksaan kembali kelengkapan data yang telah
diperoleh. Jika ada data yang salah, maka data tersebut tidak akan
digunakan.
b. Coding yaitu mengklasifikasikan jawaban responden dengan memberi kode
pada masing-masing jawaban untuk memudahkan dalam penyajian data.
c. Tabulating yaitu memasukkan data sesuai pengkodean ke dalam satu tabel
di computer untuk memudahkan analisis data.
d. Entry yaitu memasukkan data hasil tabulasi ke dalam program computer
(master sheet penelitia)
e. Analisis data
2. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan
statistical package for social sciences (SPSS). Pertama-tama dilakukan
pengujian distribusi data dengan menggunakan Kolmogorov-smirnov. Jika
data terdistribusi normal maka akan dilanjutkan dengan uji korelasi pearson
dan jika data tidak terdistribusi normal maka akan dilanjutkan dengan uji
korelasi spearman.

3.9 Ethical Clearance


Ethical clearance dimintakan dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako sebelum penelitian
dilakukan. Subjek penelitian akan diberi penjelasan singkat tentang tujuan dan
manfaat dari penelitian. Seluruh subjek yang memenuhi kriteria akan diminta
bukti persetujuan keikutsertaan penelitian dalam bentuk informed consent
tertulis. Subjek dapat menolak untuk diikutsertakan dalam penelitian maupun
berhenti sewaktu waktu dari penelitian. Identitas subjek penelitian akan
dirahasiakan dan tidak akan dipublikasikan tanpa izin dari subjek penelitian.

26
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahim, F., & Hariadi, I. 2018. Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Sdntulungrejo
03 Daerah Dataran Tinggi Kecamatan Bumiaji Kota Batu Tahun Pelajaran
2018/2019. Indonesian Performance Journal. Vol 2(1). Viewed On: 05 Juli
2021. Form : http://journal2.um.ac.id/index.php/jko
Ahmed, Y. A., Baioumi, A. 2019. Comparing Measures of Obesity: Waist
Circumference, Waist-Hip, and Waist-Height Ratios. Academic Press Journal.
Viewed On : 17 Juli 2021. Form :
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9780128160930000033
Andhini, V. 2018. Hubungan Antropometri Dengan Kursi Kerja Di Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara Mojokerto. The Indonesian Journal Of Occupational
Safety and Health. Vol 7(2). Viewed On : 17 Juli 2021. Form : https://e-
journal.unair.ac.id/IJOSH/article/view/5053
Ashadi, K., Andriana, M. L., & Pramono, A. B. 2020. Pola Aktivitas Olahraga
Sebelum Dan Selama Masa Pandemi Covid-19 Pada Mahasiswa Fakultas
Olahraga Dan Fakultas Non-Olahraga. Jurnal Sportif. Vol 6(3). Viewed On : 18
Juli 2021. Form : https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i3.14937
Bhattacharya, A., Pal, B., Mukherjee, S., & Roy, K. S. 2019. Assessment Of
Nutritional Status Using Anthropometric Variables By Multivariate Analysis.
BMC Public Health Journal. Vol 19. Viewed On : 23 Juli 2021. From :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6683359/pdf/12889_2019_Arti
cle_7372.pdf
Cao, Q., BS., Yu, S., Xiong, W., PhD., Li, Y., Li, H., Li, J., & Li, F. 2018. Waist-Hip
Ratio As A Predictor Of Myocardial Infarction Risk. Medicine Journal. Vol
97(30). Viewed On : 23 Juli 2021. From :
https://www.researchgate.net/publication/326614905_Waisthip_ratio_as_a_pre
dictor_of_myocardial_infarction_risk_A_systematic_review_and_metaanalysis

v
Darmawan, I. 2017. Upaya Meningkatkan Kebugaran Jasmani Siswa Melalui Penjas.
Jurnal Pendidikan Olahraga Pascasarjana Um. Vol 7(2). Viewed On: 05 Juli
2021. Form : https://doi.org/10.21067/jip.v7i2.1700
En, K., Vv, D., Vl, K., Mv, K., & Ss. I. 2016. Modification Of Harvard Step-Test For
Assessment Of Students’ With Health Problems Functional Potentials.
Physical Education Of Students Journal. Viewed On : 23 Juli 2021. From :
https://www.researchgate.net/publication/308042388_Modification_of_Harvard
steptest_for_assessment_of_students'_with_health_problems_functional_potent
ials
Fauziana, R., Jeyagurunathan, A., Abdin, E., Vaingankar, J., Sagayadevan, V.,
Shafie, S., Sambasivam, R., Chong, A. S., & Subramaniam, M. 2016. Body
mass index, waist-hip ratio and risk of chronic medical condition in the elderly
population: results from the Well-being of the Singapore Elderly (WiSE) Study.
BMC Geriatrics Journal. Vol 16(125). Viewed On : 26 Juli 2021. From :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4912714/pdf/12877_2016_Arti
cle_297.pdf
Febrianta, Y., & Sriyanto. 2019. Tingkat Kebugaran Kardiorespirasi Pemain Ukm
Sepakbola Universitas Muhammadiyah Purwokerto Tahun 2017. Jurnal Tunjuk
Ajar. Vol 2(1). Viewed On: 23 Juli 2021. Form :
https://jta.ejournal.unri.ac.id/index.php/JTA/article/view/7032/6243
Hartanto, A., & Yong, C. J. 2018. Measurement matters: higher waist-to-hip ratio
but not body mass index is associated with deficits in executive functions and
episodic memory. PeerJ (Life & Environment) Journal. Vol 6. Viewed On : 23
Juli 2021. From : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6130234/
Hasimjaya, J., Wibowo, M., & Wondo, D. 2017. Kajian Antropometri & Ergonomi
Desain Mebel Pendidikan Anak Usia Dini 3-4 Tahun Di Siwalankerto. Jurnal
Intra. Vol 5(2). Viewed On : 23 Juli 2021. Form :
http://publication.petra.ac.id/index.php/desain-interior/article/view/5858/5353

vi
Karimah, M. 2018. Rasio Lingkar Pinggang-Panggul Memiliki Hubungan Paling
Kuat Dengan Kadar Glukosa Darah. Jurnal Berkala Epidemiologi. Vol 6(3).
Viewed On : 18 Juli 2021. Form :
https://e-journal.unair.ac.id/JBE/article/download/8039/6201.
Nugraha, R. A., & Berawi, N, K. 2017. The Effect of High Intensity Interval Training
(HIIT) toward Cardiorespiratory Fitness (Pengaruh High Intensity Interval
Training (HIIT) terhadap Kebugaran Kardiorespirasi). Majority Journal. Vol
6(1). Viewed : 18 Juli 2021. Form :
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1521/1479
Nuryadin, A., & Siswantoyo. 2021. Development Of Harvard Step Test An-515 Based
On Digital Integrated Technology. Medikora Jourrnal. Vol 20(1). Viewed On :
18 Juli 2021. From : https://journal.uny.ac.id/index.php/medikora
Romadhon, A., & Purnomo, S. A. 2016. Sistem Pendukung Keputusan Untuk
Menentukan Status Gizi Balita Menggunakan Metode Fuzzy Inferensi Sugeno
(Berdasarkan Metode Antropometri). Informatics Journal. Vol 1(3). Viewed On
: 23 Juli 2021. Form :
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/INFORMAL/article/view/3138/2840
Santoso, G., & Suning. 2020. Kesanggupan Kinerja Menggunakan. Jurnal Wahana.
Vol 72(1). Viewed On: 05 Juli 2021. Form :
http://jurnal.unipasby.ac.id/index.php/whn/article/view/2371
Setiadi, H. Q., Harahap, S. A., & Indrayana, Y. 2018. The Correlation Of Waist Hip
Ratio To Ischemic Stroke Probability (Korelasi Rasio Lingkar Pinggang-
Panggul Terhadap Probabilitas Stroke Iskemik). Jurnal Fakultas Kedokteran
Universitas Mataram. Vol 4(1). Viewed On: 05 Juli 2021. Form :
http://eprints.unram.ac.id/id/eprint/8867
Sinuraya, F. J. 2020. Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa Pendidikan Olahraga
Tahun Akademik 2019/2020 Universitas Quality Berastagi. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Jasmani. Vol 4(1). Viewed On : 18 Juli 2021. Form :
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/kinestetik/article/view/10359

vii
Tampubolon, N. N. R., & Simorangkir, V. J. S. 2017. Perbedaan Tingkat Daya Tahan
Kardiorespirasi Antara Mahasiswa Perempuan Dengan Kepribadian Tipe A
Dan Kepribadian Tipe B Di Universitas HKBP Nommensen Medan. Journal Of
Medicine. Vol 3(2). Viewed On: 05 Juli 2021. Form :
https://uhn.ac.id/files/akademik_files/1804200845_2017
Tsani, A. R., & Prasetyo, A. A. 2019. Hubungan Antara Waist Hip Ratio Dengan
Plantar Arch Index Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro. Jurnal Kedokteran Diponegoro. Vol 8(1). Viewed On: 05 Juli
2021. Form : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
Wahyuni, N., & Murbawani, A. E. 2016. Hubungan Lingkar Pinggang Dan Rasio
Lingkar Pinggang Panggul Dengan Kadar Serum High Sensitivity C-Reactive
Protein (Hscrp) Pada Remaja Obesitas. Jurnal Of Nutrition Collage. Vol 5(4).
Viewed On: 05 Juli 2021. Form : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc
Wijaya, A. M., 2016. Analisa Perbandingan Antropometri Bentuk Tubuh Mahasiswa
Pekerja Galangan Kapal Dan Mahasiswa Pekerja Elektronika. Jurnal
Profisiensi. Vol 4(2). Viewed : 18 Juli 2021 Form :
https://www.journal.unrika.ac.id/index.php/jurnalprofisiensi/article/view/593
Wirawan, N. N. 2016. Sensitivity And Specificity Of Body Mass Index And Waist-Hip-
Ratio In Classifying Obesity On Woman (Sensitifitas Dan Spesifisitas IMT Dan
Lingkar Pinggang-Panggul Dalam Mengklasifikasikan Kegemukan Pada
Wanita). Indonesia Journal Of Human Nutrition. Vol 3(1). Viewed On: 05 Juli
2021. Form : https://ijhn.ub.ac.id/index.php/ijhn/article/view/137
Yusri., Zulkarnain, M., & Sitorus, J. R. 2020. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kebugaran Jasmani Calon Jemaah Haji Kota Palembang Tahun 2019. Jurnal
Epidemiologi Kesehatan Komunitas. Vol 5(1). Viewed On: 05 Juli 2021. Form :
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jekk/article/view/6911.

viii
Yusuf, H. 2018. Evaluasi Kebugaran Jasmani Melalui Pada Mahasiswa PJKR
Tahun2016/2017 Ikip Budi Utomo. Jurnal Pendidikan. Jasmani , Olahraga dan
Kesehatan. Vol 1(2). Viewed On: 05 Juli 2021. Form :
http://ejurnal.budiutomomalang.ac.id/index.php/JPJO

ix

Anda mungkin juga menyukai