Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH

PENYAKIT
DOSEN PEMBIMBING : NISKA SALSIANI SINTA,S.KM.,M.kes

NAMA : KADEK DEVITA SARI


NIM : PBB220061
KELAS : M22B

PRODI REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK BAUBAU
TAHUN 202
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas Kehadirat Tuhan YME, atas karunia dan limpahannya yang telah
memberikan kesehatan kepada kita semua sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan
yang dimana makalah ini membahas tentang “ Shjrj ”. Dengan tersusunnya makalah ini, saya
menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dan tentu jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, demi kesempurnaan maklah ini saya mengharapkan kritik dan saran untuk
dapat membangun kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca serta mampu menambah wawasan kita semua.

Baubau,5 april 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar .................................................................................................................... i

Daftar isi.............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1.LATAR BELAKANG .................................................................................................. 1


1.2.RUMUSAN MASALAH ..............................................................................................
1.3.TUJUAN ....................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHSAN ....................................................................................................... 3

2.1.Pengertian penyakit hipertensi ................................................................................. 3


2.2.Penyebab Hipertensi................................................................................................. 4
2.3.Faktor Risiko Hipertensi .......................................................................................... 4
2.4.Gejala Hipertensi ...................................................................................................... 5
2.5.Diagnosis Hipertensi ................................................................................................ 6
2.6.Pengobatan Hipertensi ............................................................................................. 6
2.7.Bagan riwayat penyakit ............................................................................................ 7
2.8. Segitiga Epidemiologi penyakit hipertensi ............................................................. 8
2.9.Memutuskan mata rantai hipertensi ......................................................................... 10

2.10.Pencegahan penyakit hipertensi ............................................................................. 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 11

3.1. PENUTUP.................................................................................................................... 11

3.2. SARAN ........................................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 12

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hipertensi menjadi masalah kesehatan di seluruh belahan dunia dan sebagai salah satu
faktor risiko utama penyakit kardiovaskular. Hipertensi juga disebut sebagai penyakit
tidak menular, karena hipertensi tidak ditularkan dari orang ke orang. Penyakit tidak
menular adalah penyakit kronis yang tidak dapat ditularkan ke orang lain. Penyakit tidak
menular masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian di
Indonesia saat ini. Hal ini dikarenakan munculnya PTM secara umum disebabkan oleh
pola hidup setiap individu yang kurang memperhatikan kesehatan (Riskesdas, 2018).
Data yang dikeluarkan oleh WHO (2018) menujukkan bahwa sekitar 26,4% penduduk
dunia mengalami hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita.
Sebanyak kurang lebih 60% penderita hipertensi berada di negara berkembang, termasuk
Indonesia. Menurut data yang telah dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan, hipertensi
dan penyakit jantung lain meliputi lebih dari sepertiga penyebab kematian, dimana
hipertensi menjadi penyebab kematian kedua setelah stroke. Hipertensi didefinisikan
sebagai peningkatan tekanan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg,
dan peningkatan tekanan diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmHg. Hipertensi
merupakan penyebab utama terjadinya gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Banyak
faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah, baik faktor yang dapat diubah maupun
tidak. Salah satu faktor yang dapat diubah adalah gaya hidup (life style), dimana gaya
hidup seseorang 2 sangat dipengaruhi oleh pengetahuannya akan suatu penyakit. Dan
faktor yang tidak dapat diubah adalah genetik. Hipertensi dijuluki sebagai Silent Killer
atau sesuatu yang secara diam-diam dapat menyebabkan kematian mendadak para
penderitanya. Kematian terjadi akibat dari dampak hipertensi itu sendiri atau penyakit
lain yang diawali oleh hipertensi. Oleh sebab itu, penderita berusaha melakukan
kepatuhan mendisiplinkan diri terhadap makanan maupun gaya hidupnya. Penyakit
hipertensi juga merupakan the silent disease karena orang tidak mengetahui dirinya
terkena hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. (Septianingsih, Dea Gita
2018). Maka dari itu banyak dari penderita hipertensi mengalami kematian secara

1
mendadak karena kurangnya kepatuhan menjaga pola makan maupun memeriksakan diri
ke fasilitas pelayanan kesehatan. Menurut data WHO (2018), di seluruh dunia, sekitar
972 juta orang atau 26,4% mengidap penyakit hipertensi, angka ini kemungkinan akan
meningkat menjadi 29,2% di tahun 2021 (Pratama, 2016). Diperkirakan setiap tahun ada
9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasi. 333 juta dari 972 juta
pengidap hipertensi berada di negara maju dan sisanya berada di negara berkembang
salah satunya Indonesia (Pratama, 2016). Menurut Riskesdas (2018), prevelensi
hipertensi pada umur > 18 tahun didiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4%, sedangkan
yang minum obat hipertensi sebesar 9,5%. Sehingga terdapat 0,1% penduduk yang tidak
pernah didiagnosis hipertensi oleh tenaga kesehatan tetapi minum obat hipertensi.
1.2. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini yaitu :
1. Apa itu penyakit hipertensi?
2. Bagaimana gejala hipertensi?
3. Bagaimana penanganan dan pencegahannya?
1.3. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini yaitu :
1. Memberi pemahaman mengenai definisi penyakit hipertensi
2. Menjelaskan bagaimana saja bentuk gejala hipertensi
3. Memberi pemahaman tentang bagaiman cara untuk menangani maupun
mencegah hipertensi,serta
4. Memeberi pemahaman yang lebih spesifik dengan menjelaskan secara detail
tentang penyakit hipertensi

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian penyakit hipertensi

Hipertensi adalah kondisi ketika tekanan darah berada di angka 130/80 mmHg atau lebih. Jika
tidak segera ditangani, hipertensi atau tekanan darah tinggi bisa menyebabkan munculnya
penyakit-penyakit serius yang mengancam nyawa, seperti gagal jantung, penyakit ginjal, dan
stroke.

Tekanan darah dibagi menjadi tekanan sistolik dan tekanan diastolik. Tekanan sistolik adalah
tekanan saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh, sedangkan tekanan diastolik adalah
tekanan saat jantung berelaksasi sebelum kembali memompa darah.

Hipertensi terjadi ketika tekanan sistolik berada di atas 130 mmHg dan tekanan diastolik
lebih dari 80 mmHg. Tekanan darah yang melebihi angka tersebut merupakan kondisi
berbahaya dan harus segera ditangani.

3
2.2 Penyebab Hipertensi

Hipertensi terbagi menjadi dua jenis, yaitu hipertensi primer dan sekunder. Berikut penjelasan
tentang penyebab hipertensi ini:

1. Hipertensi Primer
Sering kali, penyebab terjadinya hipertensi pada kebanyakan orang dewasa tidak dapat
diidentifikasi. Hipertensi primer cenderung berkembang secara bertahap selama
bertahun-tahun yang akhirnya semakin parah jika tidak dilakukan penanganan.
2. Hipertensi Sekunder
Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi karena alami kondisi kesehatan yang
mendasarinya. Hipertensi jenis ini cenderung terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan
tekanan darah lebih tinggi dibandingkan hipertensi primer.

Berbagai kondisi yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder, antara lain:

 Obstruktif sleep apnea (OSA).


 Masalah ginjal.
 Tumor kelenjar adrenal.
 Masalah tiroid.
 Cacat bawaan di pembuluh darah.
 Obat-obatan, seperti pil KB, obat flu, dekongestan, obat penghilang rasa sakit yang dijual
bebas.
 Obat-obatan terlarang.

2.3 Faktor Risiko Hipertensi

Memang faktor risiko untuk alami hipertensi berbanding lurus dengan usia. Seseorang yang
memiliki usia lebih tua memiliki kemungkinan lebih besar untuk alami hipertensi. Beberapa
faktor risiko lainnya yang dapat meningkatkan terjadinya hipertensi adalah:

 Memiliki usia di atas 65 tahun.


 Sering mengonsumsi makanan tinggi garam berlebihan.
 Alami kelebihan berat badan atau obesitas.
 Adanya riwayat keluarga dengan kondisi medis yang sama.
 Kurang mengonsumsi buah dan sayuran.
 Tidak aktif secara fisik atau jarang berolahraga.
 Mengonsumsi terlalu banyak makanan atau minuman yang mengandung kafein.
 Memiliki kebiasaan merokok.

4
 Banyak mengonsumsi minuman beralkohol.
 Stres. Tingkat stres yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara.
 Alami kondisi kronis tertentu, seperti penyakit ginjal, diabetes, atau sleep apnea.

Perlu dipahami juga terkadang kehamilan juga dapat menyebabkan terjadinya tekanan darah
tinggi. Selain itu, gangguan ini juga dapat terjadi pada anak-anak yang biasanya disebabkan
masalah pada ginjal atau jantung. Pengaruh gaya hidup yang buruk juga semakin memperparah
masalah ini.

Meski demikian, kamu dapat menurunkan atau bahkan mencegah risiko terjadinya hipertensi
dengan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat dan mengatur pola makan secara rutin.
Pastikan untuk memenuhi asupan gizi pada tubuh agar tetap sehat, konsumsi air putih setiap hari,
dan berolahraga secara teratur.

Lengkapi juga dengan mengonsumsi suplemen atau vitamin untuk menjaga tubuh agar tetap
sehat.

2.4 Gejala Hipertensi

Seseorang yang mengidap hipertensi akan merasakan beberapa gejala yang timbul, antara lain:

 Sakit kepala;
 Mimisan;
 Masalah penglihatan;
 Nyeri dada;
 Telinga berdengung;
 Sesak napas; dan
 Aritmia.

Untuk hipertensi yang berat gejalanya bisa berupa:

 Kelelahan;
 Mual dan/atau muntah;
 Kebingungan;
 Merasa cemas;
 Nyeri pada dada;
 Tremor otot; dan
 Adanya darah dalam urine.

5
2.5 Diagnosis Hipertensi

Dokter akan mengajukan pertanyaan tentang riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan
fisik. Setelah itu, dokter atau tenaga ahli biasanya akan memakaikan manset lengan tiup di
sekitar lengan dan mengukur tekanan darah dengan menggunakan alat pengukur tekanan.

Hasil pengukuran tekanan darah dibagi menjadi empat kategori umum:

 Tekanan darah normal adalah tekanan darah di bawah 120/80 mmHg.


 Prahipertensi adalah tekanan sistolik yang berkisar dari 120–139 mmHg, atau tekanan
darah diastolik yang berkisar dari 80–89 mmHg. Prahipertensi cenderung dapat
memburuk dari waktu ke waktu.
 Hipertensi tahap 1 adalah tekanan sistolik berkisar 140–159 mmHg, atau tekanan
diastolik berkisar 90–99 mm Hg.
 Hipertensi tahap 2 tergolong lebih parah. Hipertensi tahap 2 adalah tekanan sistolik 160
mmHg atau lebih tinggi, atau tekanan diastolik 100 mmHg atau lebih tinggi.
 Krisis hipertensi. Hasil pengukuran tekanan darah lebih tinggi dari 180/120 mmHg.
Kondisi ini termasuk situasi darurat yang memerlukan perawatan medis segera. Jika
kamu mendapatkan hasil ini saat mengukur tekanan darah di rumah, tunggu lima menit
dan tes ulang. Jika alami gejala hipertensi, ada baiknya segera mendapatkan pemeriksaan
di rumah sakit.

2.6 Pengobatan Hipertensi

Sebagian pengidap hipertensi harus mengonsumsi obat seumur hidup guna mengatur tekanan
darah. Namun, jika tekanan darah sudah terkendali melalui perubahan gaya hidup, penurunan
dosis obat atau konsumsinya dapat dihentikan. Perhatikan selalu dosis obat yang diberikan dan
efek samping yang mungkin terjadi.

Obat-obatan yang umumnya diberikan kepada para pengidap hipertensi, antara lain:

 Obat untuk membuang kelebihan garam dan cairan di tubuh melalui urine. Pasalnya,
hipertensi membuat pengidapnya rentan terhadap kadar garam tinggi dalam tubuh.
 Obat untuk melebarkan pembuluh darah sehingga tekanan darah bisa menurun. Perlu
diketahui bahwa hipertensi membuat pengidapnya rentan mengalami sumbatan pada
pembuluh darah.
 Obat yang bekerja untuk memperlambat detak jantung dan melebarkan pembuluh darah.
 Obat penurun tekanan darah yang berfungsi untuk membuat dinding pembuluh darah
lebih rileks.
 Obat penghambat renin untuk menghambat kerja enzim yang berfungsi menaikkan
tekanan darah. Jika renin bekerja berlebihan, tekanan darah akan naik tidak terkendali.

6
Selain konsumsi obat-obatan, pengobatan hipertensi juga bisa dilakukan melalui terapi relaksasi,
misalnya terapi meditasi atau olahraga olah tubuh seperti yoga. Namun, pengobatan hipertensi
tidak akan berjalan lancar jika tidak disertai dengan perubahan gaya hidup. Contohnya seperti
menjalani pola makan dan hidup sehat, serta olahraga teratur.

Untuk lebih jelasnya mengenai pengaruh penerapan pola makan sehat pada pengidap hipertensi
bisa kamu baca di sini: Kenali Jenis Diet yang Tepat untuk Pengidap Hipertensi.

2.7 Bagan riwayat penyakit

RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT HIPERTENSI

FASE FASE FASE KLINIS FASE FASE


RENTAN PREPATOGEN LANJUT TERMINAL
E

2. Fase Rentan 5. Fase Klinis


Tahap ini Peningkatan
4. Fase
meliputi tekanan darah
Prapatogene
orang-orang merupakan satu-
sis
yang sehat, satunya tanda pada
Perjalanan 1. Tahap
hipertensi ringan. 3. Fase
tetapi penyakit Akhir
Bergantung pada Lanjut
mempunyai hipertensi Penyakit :
tingginya tekanan Gagal
factor resiko sangat Tahap
darah gejala yang jantung,
untuk perlahan, akhir
timbul dapat gangguan
terkena penderita penyakit
berbeda-beda, penglihata
penyakit hipertensi hipertensi
hipertensi baru n,
hipertensi. mungkin tak Komplikasi
tampak bila telah gangguan
Factor – menunjukan antara
terjadi komplikasi neurologi,
factor resiko gejala lain:
pada organ target / dan
dari selama - Infark
vital seperti ginjal, gangguan
penyakit bertahun- - Mioka
jantung, otak, dan fungsi
tersebut tahun. Masa rdium
mata. Gejala ginjal
adalah : usia laten ini - Stroke
seperti, sakit paling
dan jenis menyelubun - Gagal
kepala, epistaksis, banyak
kelamin, gi ginjal
pusing, marah, ditemuka
genetika, perkembang dan;
telinga berdenging, n pada
aktivitas an penyakit - kemat
kaku kuduk, hipertensi
fisik, sampai ian
migran, insomnia, berat.
merokok, terjadi
obesitas, kunang-kunang,
kerusakan
pola makan, kelelahan, dapat
organ yang
dan beban dinyatakan sebagai
bermakna
pikiran gejala klinis
hipertensi.

7
2.8.Segitiga Epidemiologi penyakit hipertensi

Daya tahan
HOST (PENJAMU)
tubuhterhadap
penyakit, Genetis,
Umur,gender, Daya
tahan tubuh
Kebiasaan dan

 System
ENVIRONMENT kes.
 Profil
AGENT umur
 Life
style

Faktor nutrisi
Faktor kimia
Faktor biologi
Faktor fisik

8
2.9.Memutuskan mata rantai hipertensi

1. Kurangi mengonsumsi makanan tinggi garam berlebihan.

Salah satu akibat mengonsumsi garam berlebihan dapat meningkatkan resiko penyakit
hipertensi. Hal ini dikarenakan kandungan natrium pada garam dapat menarik cairan
masuk ke pembuluh darah sehingga meningkatkan volume darah di dalam tubuh yang
kemudian menyebabkan tekanan berlebih pada pembuluh darah.

2. mengonsumsi buah dan sayuran.

Saat Anda mempunyai penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi, vitamin dan mineral
serta serat yang terkandung dalam sayuran dan buah-buahan dapat
membantu menurunkan tekanan darah. Terutama, buah yang mengandung kalsium,
magnesium, serta kalium adalah buah yang dianjurkan sebagai penurun tekanan darah
tinggi.

3. berolahraga.

Dengan olahraga, jantung akan lebih sehat dan tekanan darah akan menurun sehingga
terhindar dari risiko komplikasi hipertensi. Selain itu, olahraga rutin pun dapat
mengurangi kebutuhan minum obat darah tinggi bagi penderita hipertensi. Pasalnya
olahraga dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 4-9 mmHg,

4. Kurangi atau bahkan jangan Mengonsumi makanan atau minuman yang mengandung
kafein.
Kafein dalam kopi dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dalam jangka pendek,
bahkan meski kamu tidak memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi). Diketahui bahwa
kafein dalam kopi dapat memblokir hormon yang membantu menjaga arteri melebar.
Kafein juga dapat menyebabkan kelenjar adrenalin melepaskan lebih banyak adrenalin.
Itulah yang menyebabkan terjadinya tekanan darah meningkat. Beberapa orang yang
secara teratur minum minuman berkafein memiliki tekanan darah rata-rata yang lebih
tinggi daripada mereka yang tidak minum.

5. Hentikan kebiasaan merokok.


Pada penelitian yang telah banyak dilakukan, dijelaskan bahwa efek akut yang
disebabkan oleh merokok antara lain meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah
dengan adanya peningkatan kadar hormon epinefrin dan norepinefrin karena aktivasi
sistem saraf simpatis. Banyak penelitian juga mengatakan bahwa efek jangka panjang
dari merokok adalah peningkatan tekanan darah karena adanya peningkatan zat inflamasi,
disfungsi endotel, pembentukan plak, dan kerusakan vaskular (Gumus et al, 2013).
Perokok dapat diklasifikasikan berdasarkan banyak rokok yang dihisap perhari. Bustan
membaginya ke dalam 3 kelompok, yang dikatakan perokok ringan adalah perokok yang
menghisap 1 - 10 batang rokok sehari, perokok sedang, 11 - 20 batang sehari, dan

9
perokok berat lebih dari 20 batang rokok sehari. Merokok dapat menyebabkan hipertensi
akibat zat-zat kimia yang terkandung dalam tembakau terutama nikotin yang dapat
merangsang saraf simpatis sehingga memicu kerja jantung lebih cepat sehingga peredaran
darah mengalir lebih cepat dan terjadi penyempitan pembuluh darah, serta peran karbon
monoksida yang dapat menggantikan oksigen dalam darah dan memaksa jantung
memenuhi kebutuhan oksigen tubuh

6. Hindari minuman beralkohol minuman beralkohol.

Selama ini, banyak dihubungkan konsumsi alkohol menyebabkan hipertensi atau tekanan
darah tinggi. Akan tetapi, hasil sebaliknya didapatkan dalam sebuah studi. Para peneliti
menemukan, efek minum alkohol justru dapat menurunkan risiko hipertensi.Akan tetapi
alangkah baiknya jika untuk memutus mata rantai penyakit ini lebih baik jika tidak
mengonsumsi minuman beralkohol.

2.10. Pencegahan Hipertensi

Terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah hipertensi, yaitu:

 Mengonsumsi makanan sehat, seperti buah dan sayuran.


 Batasi asupan garam (menjadi kurang dari 5g setiap hari).
 Kurangi konsumsi kafein yang berlebihan.
 Berhenti merokok.
 Berolahraga secara teratur.
 Menjaga berat badan.
 Mengurangi konsumsi minuman beralkohol.
 Membatasi asupan makanan tinggi lemak jenuh.
 Menghilangkan/mengurangi lemak trans dalam diet.

10
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Dari penjelasan tersebut diatas maka ditarik kesimpulan bahwa kebanyakan atau
bahkan rata rata pengidap hipertensi biasanya adalah orang dewasa dan pastinya
hal tersebut ditimbulkan karena kebiasaan hidup mereka yang tidak sehat apalagi
yang bekerja 24 jam dan tanpa jeda istrahat akan banyak mengonsumsi makanan
instan yang tentunya tidak sehat.Selain itu, sering menonsumsi obat obatan tanpa
petunjuk dokter juga merupakan salah satu factor utama timbulnya penyakit ini.

3.2.Saran
Adapun beberapa saran yang ditujukan yaitu:
1. Menerapkan gaya hidup atau pola hidup sehat,salah satu contohnya
mengonsumsi makanan yang sehat
2. Melakukan olahraga yang teratur
3. Apabila ingin mengonsumsi obat sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu
kepada dokter.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/hipertensi
https://www.scribd.com/doc/157993363/MAKALAH-PENYAKIT-HIPERTENSI

12

Anda mungkin juga menyukai