Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TUGAS AKHIR

BIOKIMIA (IPA 1530)


“HIPERTENSI, PENYAKIT AKIBAT GANGGUAN PADA
METABOLISME KARBOHIDRAT”

DISUSUN OLEH:

KETUT ARDIKA YASA (1713071015)


M NUR RIZAL KURNIA (1713071038)

S1 PENDIDIKAN IPA
JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2019
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan nikmat kesehatan, iman, dan ilmu pengetahuan kepada umat
manusia. Stas dasar nikmat tersebut itulah kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Hipertensi, Penyakit Akibat Gangguan Pada Metabolisme
Karbohidrat“ tepat pada waktunya.
Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami dalam kesempatan kali ini mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini
sehingga kami mempresentasikannya. Khususnya kepada dosen Biokimia yang
telah memberikan berbagai arahan dan pelajaran dalam arti penting
mengaktualisasikan diri yang merupakan cikal bakal terbentuknya makalah ini.
Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal
itu dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu,
kami sangat mengjharapkan kritik dan saran yang positif dan bersifat membangun
dari dosen, rekan mahasiswa, dan para pembaca sekalian. Akhir kata, kami
memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.

Singaraja, 30 November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
1.3 Tujuan .................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat .................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
2.1 DEFINISI HIPERTENSI ..................................................................................... 3
2.2 GEJALA HIPERTENSI ....................................................................................... 4
2.3 PENYEBAB HIPERTENSI ................................................................................. 5
2.4 KOMPLIKASI YANG TIMBUL AKIBAT HIPERTENSI .............................. 6
2.5 PENGOBATAN HIPERTENSI ........................................................................... 7
2.6 CARA MENCEGAH HIPERTENSI ................................................................ 14
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 15
3.1 KESIMPULAN ................................................................................................... 15
3.2 SARAN ................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 16

iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tekanan darah tinggi/hipertensi adalah kondisi medis yang mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (jangka waktu lama). Penyakit ini adalah
salah stu jenis penyakit yang sangat berbahaya.
Penderita hipertensi di dunia saat ini diperkirakan mencapai lebih dari 800
juta orang. Sebanyak 10-30 % dari jumlah penduduk dewasa hampir di setiap
Negara. Berdasarkan data Lancet (dalam McMarthy, 2010), jumlah penderita
hipertensi di seluruh dunia terus meningkat. Di India, penderita hipertensi
mencapai 60,4 juta orang pada tahun 2002 dan diperkirakan 107,3 juta orang pada
tahun 2025. Di China, 98,5 juta orang dan bakal jadi 151,7 juta orang pada tahun
2025. Di bagian lain di Asia, tercatat 38,4 juta penderita hipertensi pada tahun
2000 dan diperkirakan menjadi 67,4 juta orang tahun 2025. Di Indonesia,
mencapai 17-21% dari populasi penduduk dan kebanyakan tidak terdeteksi.(wir-
nursing.blogspot.com/2011/04/antara-kopi-rokok-dan-tekanan-darah.html)
Di Indonesia banyaknya penderita Hipertensi diperkirakan 15 juta orang
tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada
orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi
sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak
menghindari dan tidak mengetahui factor risikonya, dan 90% merupakan
hipertensi esensial.
Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia.
Betapa tidak, hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada
pelayanan kesehatan primer. Hal itu merupakan masalah kesehatan dengan
prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25.8%, sesuai dengan data Riskesdas 2013.
Di samping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat meskipun obat-obatan
yang efektif banyak tersedia.
Oleh karena itu penulis mengangkat penyakiti hipertensi ini menjadi
sebuah karya tulis berupa makalah dengan tujuan agar pembaca memperoleh
pengetahuan tentang penyakit hipertensi dan dapat melakukan pencegahan
terhadap penyakit ini sejak dini.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian hipertensi ?
1.2.2 Apa saja gejala hipertensi ?
1.2.3 Apa penyebab hipertensi ?
1.2.4 Bagaimana pengobatan hipertensi ?
1.2.5 Bagaimana upaya pencegahan hipertensi ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian hipertensi
1.3.2 Untuk mengetahui gejala hipertensi
1.3.3 Untuk mengetahui penyebab hipertensi
1.3.4 Untuk mengetahui pengobatan hipertensi
1.3.5 Untuk mengetahui upaya pencegahan hipertensi
1.4 Manfaat
Manfaat yang bisa diperoleh dari penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1.4.1 Bagi Penulis
Makalah ini memberikan manfaat bagi penulis untuk dapat menambah
wawasan tentang penyakit hipertensi, gejala hipertensi, penyebab dan upaya
pencegahan serta pengobatan terhadap penyakit hiprtensi, sehingga penulis dapat
menyampaikan informasi yang lebih jelas mengenai informasi tersebut kepada
pembaca dan masyarakat umum yang terkadang masih memiliki pengetahuan
yang minim.
1.4.2 Bagi Pembaca
Makalah ini memberikan manfaat bagi pembaca yang membaca makalah ini
untuk dapat menambah wawasan tentang penyakit hipertensi, gejala hipertensi,
penyebab dan upaya pencegahan serta pengobatan terhadap penyakit hiprtensi.
Selain itu, makalah ini juga dapat digunakan sebagai referensi oleh pembaca
dalam pembuatan makalah yang sejenis.

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI HIPERTENSI


Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah di
dalam arteri. Arteri adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari jantung
dan dialirkan ke seluruh jaringan dan organ tubuh. Tekanan darah tinggi
(hipertensi) bukan berarti emosi yang berlebihan, walaupun emosi dan stres dapat
meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu.
Hipertensi merupakan suatu penyakit kronis yang sering disebut silent
killer karena pada umumnya pasien tidak mengetahui bahwa merekan menderita
penyakit hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Selain itu penderita
hipertensi umumnya tidak mengalami suatu tanda atau gejala sebelum terjadinya
komplikasi. Kalaupun muncul gejala, seringkali dianggap sebagai gangguan biasa,
sehingga penderita terlambat menyadari penyakit hipertensi tersebut (Chobanian
dkk.2004).
Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik ≥
140 mmHg dan tekanan darah diastoltik ≥ 90 mmHg. Seseorang dikatakan
terkena hipertensi tidak hanya dengan 1 kali pengukuran, tetapi 2 kali atau lebih
pada waktu yang berbeda. Waktu yang paling baik saat melakukan tekanan darah
adalah saat istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring. Klasifikasi tekanan
darah menurut WHO:
Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normotensi <140 <90
Hipertensi ringan 140-180 90-105
Hipertensi perbatasan 140-160 90-95
Hipertensi sedang dan berat >180 >105
Hipertensi sistolik terisolasi >140 <90
Hipertensi sistolik perbatasan 140-160 <90

sedangkan berdasarkan The Sixth Report Of the Joint National Committee on


Preventation,Detection,Evaluation and Treatment of High Bload Pressure,1997
klafisikasi hipertensi yaitu:
Kategori Sistolik Diastolik Rekomendasi

3
(mmHg) (mmHg)
Normal <130 <85 Periksa ulang dalam 2 tahun
Perbatasan 130-139 85-89 Periksa ulang dalam 1 tahun
Hipertensi 140-159 90-99 Konfirmasi dalam 1/2 bulan.
tingkat 1 Anjurkan modifikasi gaya
hidup
Hipertensi 160-179 100-109 Evaluasi/rujuk dalam 1 bulan
tingkat 2
Hipertensi ≥180 ≥110 Evaluasi/rujuk segera dalam
tingkat 3 1 minggu berdasarkan
kondisi medis
Hipertensi adalah salah satu faktor resiko untuk terjadinya stroke,
serangan jantung, gagal jantung, dan merupakan penyebab utama terjadinya gagal
jantung kronis. Sejalan dengan bertambahnya usia hampir setiap orang mengalami
kenaikan tekanan darah. Tekanan darah sistolik terus meningkat sampai usia 80
tahun, sedangkan tekanan darah diastolic terus meningkat sampai usia 55-60
tahun, kemudian berkurang secara perlahan/bahkan menurun drastis.
2.2 GEJALA HIPERTENSI
Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala.
Meskipun demikian secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan
dipercaya berhubungan dengan hipertensi (padahal sebenarnya tidak). Gejala yang
dimaksud adalah sakit kepala, pendarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan
dan kelelahan.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati bisa timbul gejala
berikut :
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Mual
- Muntah
- Sesak nafas
- Gelisah

4
- Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada
otak,mata,jantung dan ginjal
Kadang penderita hipertensi berat penurunan kesadaran dan bahkan koma karena
terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopoti hipertensif yang
memerlukan penanganan segera.
2.3 PENYEBAB HIPERTENSI
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Hipertensi Primer/Esensial
Hipertensi primer/esensial adalah hipertensi yang tidak atau belum di
ketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopaik. Tedapat 95% kasus.
Banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetik, lingkungan, hiperativitis
susunan simpatis, system renin-angiotensis, defek dalam ekskresi Na,
peningkatan Na dan Ca intraselular, dan factor-faktor yang meningkatkan
risiko, seperti obesitas, alcohol, merokok serta polisitemia.
Penurunan eksresi natrium pada keadaan tekanan arteri normal merupakan
peristiwa awal dalam hipertensi esensial. Penurunan ekskresi natrium dapat
menyebabkan meningkatnya volume cairan, curah jantung, dan
vasokonstriksi perifer sehingga tekanan darah meningkat. Faktor lingkungan
dapat memodifikasi ekspresi gen pada peningkatan tekanan. Stress,
kegemukan, merokok, aktivitas fisik yang kurang, dan konsumsi garam dalam
jumlah besar dianggap sebagai faktor eksogen dalam hipertensi (Robbins
dkk.2007).
b. Hipertensi sekunder.
Terdapat sekitar 5% kasus orang yang mengidap hipertensi sekunder.
Penyebab spesifiknya diketahui seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal,
hipertensi vascular renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom cushing,
feokromositomo, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubung dengan
kehamilan, dan lain-lain.
Penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan hipertensi.
Obat-obatan tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
menyebabkan hipertensi atau memperberat hipertensi. Penghentian
penggunaan obat tersebut atau mengobati kondisi komorbid yang

5
menyertainya merupakan tahapan pertama dalam penanganan hipertensi
sekunder (Depkes RI.2006). Beberapa penyebab hipertensi sekunder.
Hubungan antara gangguan metabolisme dan hipertensi telah lama
diketahui dan telah banyak dilaporkan oleh banyak peneliti, namun mekanisme
terjadinya hipertensi akibat gangguan metabolisme hingga saat ini belum jelas.
Sebagian besar peneliti menitikberatkan patofisiologi tersebut pada tiga hal utama
yaitu gangguan sistem autonom, resistensi insulin, serta abnormalitas struktur dan
fungsi pembuluh darah. Ketiga hal tersebut dapat saling mempengaruhi satu
dengan lainnya.
Akhir-akhir ini diketahui bahwa peningkatan kejadian obesitas dan
sindrom metabolik terjadi akibat asupan total fruktosa meningkat. Fruktosa seperti
gula lainnya menyebabkan peningkatan kadar asam urat dengan cepat. Fruktosa
adalah gula biasa yang terdapat pada madu dan buah-buahan. Fruktosa sering
ditambahkan pada minuman ringan, kue, permen, dan yogurt. Pemberian fruktosa
oral atau intravena dalam waktu 30-60 menit dapat meningkatkan asam urat
serum pada manusia dan hal ini dapat berkesinambungan. Glukosa dan gula
sederhana lainnya tidak mempunyai efek seperti ini. Di hati, fruktosa akan diubah
menjadi fruktosa-11 fosfat dan adenosin triphosphate (ATP) oleh enzim
fruktokinase, dan selanjutnya diubah menjadi adenosine diphosphate (ADP).
Turunan ADP dimetabolisme menjadi bermacam-macam subtrat purin. Pelepasan
fosfat yang cepat bersamaan dengan reaksi adenosine monophosphate (AMP)
deaminase. Kombinasi keduanya akan meningkatkan substrat melalui fruktosa
oral, dan enzim (deaminase AMP) merupakan regulasi produksi asam urat. Asam
urat yang tinggi dapat mengakibatkan disfungsi endotel dan menurunkan
bioavailabilitas nitric oxide (NO) endotel. Gangguan nitric oxide memediasi
terjadinya resistensi insulin dan hipertensi.
2.4 KOMPLIKASI YANG TIMBUL AKIBAT HIPERTENSI
Hipertensi yang tidak terkendali bisa menyebabkan komplikasi berikut ini:
1. Arteriosklerosis (pembuluh darah yang memasok oksigen dan nutrisi
lainnya ke organ tubuh mengeras dan menjadi lebih sempit):
Arteriosklerosis bisa menyebabkan penyakit serius, misalnya penyakit
jantung dan stroke.

6
2. Aneurisma (pembuluh darah yang bengkak): hipertensi yang tidak
terkendali bisa menyebabkan pembuluh darah menjadi tipis dan
mengembang, dan mengakibatkan aneurisma. Hal ini bisa berakibat fatal
jika aneurisma pecah.
3. Gagal jantung: peningkatan tekanan darah akan meningkatkan resistensi
pembuluh darah, memberikan beban tambahan pada jantung; dan akan
menyebabkan kegagalan jantung.
4. Stroke: pecahnya aneurisma di otak bisa menyebabkan stroke. Hipertensi
yang tidak terkendali juga bisa menyebabkan pembekuan darah di arteri
karotis (arteri di leher). Bekuan darah tersebut bisa menyebabkan stroke
emboli bila memasuki otak.
5. Gagal ginjal: hipertensi yang tidak terkendali akan memengaruhi arteri di
ginjal, menyebabkan kerusakan pada fungsi ginjal.
6. Retinopati (kerusakan pembuluh darah pada jaringan peka cahaya di bagian
belakang mata): hipertensi yang tidak terkendali akan memengaruhi arteriol
(cabang arteri) di mata, sehingga menyebabkan lesi.
2.5 PENGOBATAN HIPERTENSI
Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi,
karena olah raga isotonik (seperti bersepeda, jogging, aerobik) yang teratur dapat
memperlancar peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah
raga juga dapat digunakan untuk mengurangi/ mencegah obesitas dan mengurangi
asupan garam ke dalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan mengeluarkan garam
lewat kulit).
Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
1. Pengobatan non obat (non farmakologis)
2. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
a. Pengobatan non obat (non farmakologis)
Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan
darah sehingga pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau sekurang-
kurangnya ditunda. Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi
diperlukan, pengobatan non farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk
mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik.

7
Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :
1. Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh
2. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.Nasehat pengurangan garam,
harus memperhatikan kebiasaan makan penderita. Pengurangan asupan
garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Cara pengobatan ini
hendaknya tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik
digunakan sebagai pelengkap pada pengobatan farmakologis.
3. Ciptakan keadaan rileks Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau
hipnosis dapat mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan
tekanan darah.
4. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45
menit sebanyak 3-4 kali seminggu.
5. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alcohol
6. Perbanyak maknan yg mengandung kalsium,kalium dan magnesium
7. Perbanyak makanan yg mengandung serat
8. Menjaga berat badan
9. Hindari kebiasaan minum kopi berlebihan
b. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang
beredar saat ini. Obat-obatan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh
(lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang
mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh
obatannya adalah Hidroklorotiazid.
2. Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis
(saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas ). Contoh obatnya adalah :
Metildopa, Klonidin dan Reserpin.
3. Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya
pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang

8
telah diketahui mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial.
Contoh obatnya adalah : Metoprolol, Propranolol dan Atenolol. Pada
penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala
hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi
sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang
tua terdapat gejala bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan)
sehingga pemberian obat harus hati-hati.
4. Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi
otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini
adalah : Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan
terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala dan pusing.
5. Penghambat ensim konversi Angiotensin
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat
Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah).
Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping
yang mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala dan
lemas.
6. Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara
menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan
obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang
mungkin timbul adalah : sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.
7. Penghambat Reseptor Angiotensin II
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat
Angiotensin II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya
pompa jantung. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah
Valsartan (Diovan). Efek samping yang mungkin timbul adalah : sakit
kepala, pusing, lemas dan mual. Dengan pengobatan dan kontrol yang
teratur, serta menghindari faktor resiko terjadinya hipertensi, maka angka
kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.

9
Berikut adalah 13 cara alami tanpa obat yang jitu untuk menurunkan tekanan
darah seperti:
1. Biasakan berjalan kaki
Pasien hipertensi yang membiasakan diri berjalan dapat menurunkan
tekanan darahnya dengan cepat sebanyak sekitar 6 mmHg sampai 8
mmHg. Berjalan akan membuat jantung lebih banyak menggunakan
oksigen dengan lebih efisien, sehingga tidak berupaya keras memompa
darah. Lakukan latihan kardio sedikitnya 30 menit setiap hari dalam
seminggu. Cobalah tingkatkan kecepatan atau jaraknya sehingga membuat
badan tetap langsing.
2. Tarik napas panjang
Pernapasan yang lambat dan melakukan meditasi seperti qigong, yoga dan
tai chi akan menurunkan hormon stres kortisol yang dapat mengangkat
renin, enzim dari ginjal yang meningkatkan tekanan darah. Lakukan
latihan pernapasan selama 5 menit di pagi dan malam hari. Tarik napas
dalam-dalam dan perluas perut. Buang napas dan lepaskan semua
ketegangan.
3. Pilih produk kaya kalium
Kandungan kalium yang banyak terdapat dalam buah dan sayuran
merupakan bagian penting dalam program penurunan tekanan darah.
Usahakan untuk mendapatkan asupan kalium dari 2.000 sampai 4.000 mg
per hari, "kata Linda Van Horn, PhD, RD, profesor kedokteran preventif di
Northwestern University Feinberg School of Medical. Sumber makanan
yang kaya kalium antara lain ubi jalar, tomat, jus jeruk, kentang, pisang,
kacang merah, kacang polong, melon, semangka dan buah-buahan kering
seperti kismis.”
4. Batasi konsumsi garam
Orang yang memiliki riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi lebih
besar kemungkinannya memiliki tekanan darah tinggi, terutama yang
sensitif terhadap garam atau sodium. Tapi karena tidak ada cara untuk
mengetahui apakah seseorang sensitif terhadap sodium, maka setiap orang

10
harus mengurangi asupan sodiumnya," kata Eva Obarzanek, PhD, ahli gizi
penelitian di National Heart, Lung, dan Darah Institute.
Batasi penggunaan garam adalah 1.500 mg per hari. Sedangkan setengah
sendok teh garam mengandung sekitar 1.200 mg sodium. Perhatikan juga
kadar garam atau sodium dalam makanan olahan, sebab di situlah sebagian
besar asal muasal sodium dalam makanan. Bumbui makanan dengan
rempah-rempah, jamu, lemon, dan jangan ditambahi garam.
5. Makan cokelat hitam
Coklat hitam mengandung flavanol yang membuat pembuluh darah
menjadi lebih elastis. Dalam sebuah penelitian, 18% pasien yang makan
cokelat hitam setiap hari mengalami penurunan tekanan darah. Ada
baiknya memakan 1/2 ons cokelat hitam setiap hari-hari. Pastikan coklat
hitam yang dimakan mengandung setidaknya 70% kakao.
6. Minum suplemen
Dalam kajian dari 12 penelitian, para peneliti menemukan bahwa koenzim
Q10 mengurangi tekanan darah hingga 10 mmHg sampai 17 mmHg.
Antioksidan diperlukan untuk memproduksi energi dan melebarkan
pembuluh darah. Konsultasikan dengan dokter tentang pemakaian
suplemen 60 mg sampai 100 mg untuk 3 kali sehari.
7. Minum sedikit saja alkohol
Menurut kajian dari 15 penelitian, semakin sedikit minum alkohol,
semakin sedikit tekanan darah yang dapat diturunkan. Sebuah penelitian di
rumah sakit Boston's Brigham and Women menemukan bahwa minum
alkohol dalam taraf ringan, yaitu seperempat sampai setengah minuman
per hari untuk wanita, dapat mengurangi tekanan darah lebih banyak
daripada yang tidak minum setiap hari. Yang dimaksud satu minuman
adalah 12 ons bir, atau 5 ons anggur atau 1,5 ons alkohol. Penelitian lain
juga menemukan bahwa minum satu gelas sehari pada wanita dan dua
gelas sehari untuk pria dapat menurunkan risiko penyakit jantung. "Dalam
jumlah tinggi, alkohol jelas merugikan. Tapi konsumsi alkohol dalam taraf
sedang adalah pelindung jantung, jika diminum dalam porsi yang cukup,"
kata Obarzanek.

11
8. Minum kopi tanpa kafein
Para ilmuwan telah lama memperdebatkan efek kafein terhadap tekanan
darah. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kafein tidak
mempengaruhi tekanan darah, tapi suatu penelitian dari Duke University
Medical Center menemukan bahwa konsumsi kafein 500 mg atau sekitar
tiga 8 ons cangkir kopi, dapat meningkatkan tekanan darah sebesar 4
mmHg. Efeknya berlangsung hingga menjelang tidur. "Kafein dapat
meningkatkan tekanan darah dengan mengencangkan pembuluh darah dan
mempembesar efek stres. Ketika sedang stres, jantung memompa darah
lebih banyak dan meningkatkan tekanan darah. Dan kafein akan
memperkuat efek itu," kata sang peneliti Jim Lane, PhD, profesor riset di
Duke University.
Lane kemudian merekomendasikan untuk mengganti kopi biasa dengan
kopi tanpa kafein untuk melindungi jantung. Sebagai perbandingan, 8 ons
kopi biasa mengandung 100 sampai 125 mg. Dalam jumlah yang sama, teh
mengandung 50 mg kafein dan cola sekitar 40 mg kafein.
9. Minum teh herbal
Dalam sebuah penelitian oleh Tufts University, peserta yang meminum 3
cangkir teh hibiscus setiap hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik
sebesar 7 poin dalam rata-rata 6 minggu. Hasil ini setara dengan obat
resep. Peserta yang meminum minuman plasebo hanya mengalami
penurunan tekanan darah sebesar satu poin.
Bahan fitokimia dalam hibiscus atau kembang sepatu nampaknya dapat
banyak mengurangi tekanan darah tinggi. Dalam teh herbal, banyak
terkandung kembang sepatu. Lihatlah campuran bahan-bahan yang
terkandung dalam produk teh, dan pilihlah produk yang banyak
mengandung kembang sepatu dalam setiap porsinya.
10. Kurangi lembur
Bekerja lebih dari 41 jam setiap minggu di kantor akan meningkatkan
risiko hipertensi sebesar 15%, demikian menurut penelitian oleh
University of California, Irvine terhadap 24.205 orang warga California.

12
Sebabnya, kerja lembur membuat tubuh jarang berolahraga dan makan
sehat. Usahakan menyelesaikan pekerjaan pada jam yang tepat sehingga
dapat mengunjungi pusat kebugaran atau lebih sering memasak makanan
sehat.
11. Bersantai dengan musik
Untuk menurunkan tekanan darah, disamping dibantu oleh obat, juga bisa
dibantu dengan merubah gaya hidup. Menurut para peneliti di University
of Florence di Italia, lagu-lagu yang tepat dapat membantu menurunkan
tekanan darah. Peneliti meminta 28 orang dewasa yang sudah
mengggunakan pil hipertensi mendengarkan musik klasik, Celtic, atau
musik India selama 30 menit setiap hari sambil bernapas perlahan-lahan.
Setelah seminggu, para peserta rata-rata mengalami penurunan tekanan
darah sistolik sebesar 3,2 poin. Sebulan kemudian, angkanya turun
sebanyak 4,4 poin.
12. Mengatasi mendengkur saat tidur
Dengkuran yang kencang adalah salah satu gejala utama sleep apnea
obstruktif (OSA). Peneliti dari Universitas Alabama menemukan bahwa
penderita apnea tidur banyak memiliki kadar aldosteron yang tinggi,
hormon yang dapat meningkatkan tekanan darah. Bahkan, diperkirakan
bahwa separuh dari semua orang yang mengalami sleep apnea memiliki
tekanan darah tinggi. Penderita apnea tidur biasanya mengalami banyak
gangguan tidur yang berpotensi mengganggu pernapasan dan mengancam
nyawa saat tertidur. Selain mendengkur dengan keras, kelelahan yang
berlebihan di siang hari dan sakit kepala pada pagi hari juga adalah
pertanda apnea tidur. Jika memiliki tekanan darah tinggi, tanyakan kepada
dokter apakah apnea tidurnya dapat disembuhkan. Mengobati apnea tidur
dapat menurunkan kadar aldosteron dan memperbaiki tekanan darah
tinggi.
13. Banyak makan kedelai
Penelitian yang dimuat Journal of American Heart
Association menemukan untuk pertama kalinya bahwa mengganti
karbohidrat olahan dengan makanan kaya protein kedelai atau susu, seperti

13
susu rendah lemak, dapat menurunkan tekanan darah sistolik penderita
hipertensi atau prehipertensi
2.6 CARA MENCEGAH HIPERTENSI
Sebelum penyakit hipertensi menyerang kita akan lebih baik jika kita
mencegahnya terlebih dahulu. Cara yang tepat untuk mencegah hipertensi yaitu :
1. Tidak merokok karena nikotin dalam rokok dapat mengakibatkan jantung
berdenyut lebih cepat dan menyempitkan pembuluh darah kecil yang
menyebabkan jantung terpaksa memompa lebih kuat untuk memenuhi
keprluan tubuh kita.
2. Kurangi konsumsi garam karena garam berlebih dalam darah dapat
menyebabkan lebih banyak air yang disimpan dan ini mengakibatkan
tekanan darah menjadi tinggi.
3. Kurangi lemak, lemak yang berlebih akan terkumpul di sekeliling
pembuluh darah dan menjadikannya tebal dan kaku.
4. Pertahankan berat badan ideal.
5. Olahraga secara teratur.
6. Hindari konsumsi alkohol.
7. Konsumsi makanan sehat,rendah lemak,kaya vitamin dan mineral alami.

14
BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik
≥140mmHg dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Penyakit in adalah penyakit
yang berbahaya karena merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stroke.
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2, yaitu hipertensi primer
atau merupakan hipertensi dengan penyebab yang tidak diketahui secara pasti.
Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyebab spesifik
tertentu, misalnya penyakit ginjal, penyakit endokrin atau karena penyakit
koartasio aorta.
3.2 SARAN
Setelah membaca makalah ini kami berpesan kepada para pembaca :
1. Selalu menjaga kesehatan. Kesehatan merupakan anugrah yang tak ternilai
harganya. Karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
2. Selalu memperhatikan asupan makanan yang masuk dalam tubuh kita.
Makanlah makanan yang bergizi tinggi yang dapat memenuhi semua
kebutuhan tubuh kita
3. Rajin berolahraga

15
DAFTAR PUSTAKA
Bustan, M.N. 2007.Hipertensi dan Faktor Resiko dalam Kajian Epidemiologi.
Makassar :FKM Unhas.
Dedy. 2010.Epidemiologi Penyakit Menular Jakarta : Rineka Cipta.
dr.Moch Noerhadi.2008.Hipertensi dan Pengaruhnya Terhadap Organ-organ
Tubuh. Jurnal Medikora vol IV No 2 hal 1-18.Universitas Negeri
Yogyakarta.
Edwin.Tanpa tahun.Hipertensi, Gejala dan Komplikasi.Makalah Hipertensi
www.scribd.comTohaga, Wordpress.comhttp://id.wikipedia.org
Mansjoer Arif,Triyanti Kuspuji,Savitri Rakmi,Wardani Wahyu
Ika,Setiowulan,Editor. 2001.Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Edissi
III,Media Aesculapius.Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Sitorus, Sampe. 2009.Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi). Sidenreng.com
Smartpatient.2018.Hypertension Indonesian. Dalam situs
https://www21.ha.org.hk/smartpatient/EM/MediaLibraries/EM/EMMedia/H
ypertension-Indonesian-201801.pdf?ext=.pdf. Diakses pada tanggal 8
Desember 2019
Surya, Andari. Tanpa tahun.Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi). Wordpress.com

16
17

Anda mungkin juga menyukai