Anda di halaman 1dari 4

Pemeriksaan Penunjang Hipertensi

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg
atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg (Sylvia A. Price dalam Nurarif dan Kusuma,
2015)

Dalam menentukan diagnosa Hipertensi tidak hanya diperiksa Tekanan Darah dalam
satu kali pemeriksaan, namun dilakukan pengkajian secara menyeluruh diantaranya riwayat
penyakit keluarga dan pasien, pemeriksaan fisik, dan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang
lainnya.

Pemeriksaan penunjang Hipertensi menurut Manuntung, 2018 :

1. Hemoglobin/hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan


(vikositas) dan dapat mengindikasikan factor-faktor risiko seperti hipokoagulabilitas,
anemia
2. BUN/kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal
3. Glukosa : hiperglikemia (DM adalah pencetus Hipertensi) dapat diakibatan oleh
peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi)
4. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosterone utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretic
5. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi
6. Kolesterol dan trigliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus
untuk / adanya oembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler).
7. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasokonstriksi dan
hipertensi
8. Kadar aldosterone urin dan serum : untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab)
9. Urinalisa : darah, protein dan gliukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau
adanya diabetes
10. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya
feokomositoma (oenyebab) ; VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian
feokromositoma bila hipertensi hilang timbul
11. Asam urat : hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai factor risiko terjadinya
hipertensi
12. Steroid urin : kenaikan dapat mengiindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma
atau disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s ; kadar renin dapat juga meningkat
13. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim ginjal,
batu ginjal dan ureter
14. Foto dada : dapat menunjukan obstruksi kalsifikasi pada area katub ; deposit pada
dan/EKG atau takik aorta ; perbesaran jantung
15. CT Scan : mengkaji tumor serebral, SCV, ensefalopati, atau feokromositoma
16. EKG : dapat menunjukan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi.
Catatan : luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.

Pemeriksaan penunjang untuk penyakit Hipertensi menurut Dongoes, 2014 :

1. Pemeriksaan darah
- Nitrogen Urea Darah (Blood urea nitrogen, BUN) dan kreatinin (Kr) : BUN
mengukur jumlah nitrogen urea di dalam darah, Kr mengukur jumlah kreatinin dalam
darah atau urine. Arti pemeriksaan yaitu dapat memberikan informasi tentang perfusi
dan fungsi ginjal serta dapat mengungkapkan penyebab hipertensi jika hipertensi
dikaitkan dengan disfungsi ginjal.
- Glukosa : mengukur jumlah glukosa dalam darah pada saat pengumpulan sampel. Arti
pemeriksaan yaitu karena Hiperglikemia dapat terjadi akibat peningkatan kadar
katekolamin (yang meningkatkan TD) dan penggunaan diuretic tiazid. DM dapat
dihubungkan juga dengan hipertensi
- Kalium serum : kalium adalah elektrolit yang membantu mengatur jumlah cairan
dalam tubuh, menstimulasi kontraksi otot, dan mempertahankan keseimbangan asam
basa yang stabil. Arti pemeriksaan yaitu karena Hipokalemia dapat mengindikasikan
keberadaan aldosteronisme primer sebagai kemungkinan penyebab hipertensi atau
dapat merupakan efek samping terapi diuretic.
- Panel lipid, termasuk lipid total, kolesterol lipoprotein densitas tinggi (high-density
lipoprotein, HDL), kolesterol lipoprotein densitas rendah (low density lipoprotein,
LDL), koleterol total, trigliserida : kelompok emeriksaan yang Menyusun profil lipid
telah terbukti menjadi indicator risiko yang baik untuk serangan jantung atau stroke.
Arti pemeriksaan yaitu karena Predisposisi atau keberadaan plak ateromatosa
diindikasikan dengan : level HDL yang kurang dari 40mg/dL pada pria dan kurang
dari 50 mg/dL pada wanita, trigliserida yang lebih dari 150 mg/dL, dan peningkatan
partikel kecil LDL.
- Studi tiroid : pemeriksaan dan pemindaian darah untuk mengevaluasi fungsi tiroid;
pemeriksaan laboratorium yang paling sering digunakan adalah pengukuran hormone
penstimulasi tiroid (Thyroid stimulating hormone, TSH). Arti dari pemeriksaan yaitu
karena Hipertensi terjadi pada sekitas 3% klien yang mengalami hipotiroidisme dan
20 hingga 30% klien yang mengalami tirotoksikosis.
- Kadar aldosterone serum/ urine : dapat dilakukan untuk mengkaji aldosteronisme
primer sebagai penyebab hipertensi. Arti pemeriksaan untuk mengetahui apakah ada
Peningkatan aldosteronisme primer.
- Renin : sebuah enzim yang mengaktivasi sistem reninangiotensin dan penapisan
hipertensi esensial, renal, atau renovascular. Arti pemeriksaan yaitu dapat meningkat
pada renovascular dan hipertensi maligna serta gangguan pelisutan garam
- Protein C-reaktif (C-reactive protein, CRP) : anggota kelas reaktan fase akut. Kadar
serum meingkat secara dramatis selama proses inflamasi yang terjadi dalam tubuh,
pemantauan nilai CRP serial dapat membantu menentukan perkembangan penyakit
atau efektivitas terapi. Arti pemeriksaan yaitu karena CRP adalah sebuah indicator
inflamasi vascular dan dapat mengindikasikan penyakit ateroskelrosis yang
menyebabkan penyakit arteri ginjal dan hipertensi

2. Pemeriksaan diagnostik lain


- Elektrokardiogram (EKG) : rekaman aktivitas elektrik jantung yang dapat
menunjukkan gangguan konduksi, pembesaran jantung, dan pola regangan jantung.
Arti pemeriksaan karena Gelombang P melebar dan membentuk takik merupakan satu
tanda terawal penyakit jantung hipertensif
- Pindai nuklir renografi dan ginjal ( disebut juga regangan) : membantu mengeakkan
diagnosis gangguan ginjal. Arti pemeriksaan yaitu untuk menentukan apakah
hipertensi disebabkan oleh penyakit ginjal
- Klirens kreatinin urine : menentukan luasnya kerusakan nefron padda penyakit ginjal
yang telah diketahui. Arti pemeriksaan yaitu karena dapat menurun pada pasien
hipertensi yang mengalami kerusakan ginjal
- Asam urat : mengukur produksi akhir metabolisme purin, memberikan indeks fungsi
ginjal. Arti pemeriksaan karena Hiperurisemia telah dikaitkan sebagai factor risiko
perkembangan hipertensi

Dalam menentukan penyakit Hipertensi dokter akan melakukan pengkajian secara


menyeluruh dimulai dari pengkajian, Riwayat penyakit pasien dan keluarga, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu
pemeriksaan Tekanan Darah, pemeriksaan Laboratorium darah dan urine, pemeriksaan
Radiologi seperti Rontgen Thoraks, EKG dan lain-lain.

Sebagai perawat kita harus mengetahui nilai normal dan tidak normal dari hasil
pemeriksaan penunjang guna untuk mengetahui penyebab Hipertensi dan dapat juga
mengingatkan dokter mengenai hasilnya untuk memastikan mengenai diagnosa Hipertensi.

Referensi :

o Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Geissler, A., C, (2014). Rencana Asuhan
Keperawatan, Edisi:9. Jakarta : EGC
o Manuntung A. (2018). Terapi Perilaku Kognitif pada pasien Hipertensi. Malang : Wineka
Media
o Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. 2015. Nanda NIC-NOC. Jogjakarta : Mediaction

Anda mungkin juga menyukai