Ketut Ardika Yasa M Nur Rizal Kurnia I Kadek Artawan
1713071015 1713071038 1713071029
Kelas 6A Kelas 6A Kelas 6A Prodi S1 Pendidikan IPA Prodi S1 Pendidikan IPA Prodi S1 Pendidikan IPA PERKEMBANGAN ETNOSAINS DI DUNIA • Muncul pada tahun 1960 ketika sekelompok antropolog amerika yang tumbuh dari tradisi boas, berusaha membuat orientasi emik mereka eksplisit dan terinspirasi oleh linguistic untuk memperbaiki ketelitian metodologis mereka. • Berawal dari etnografi baru atau antropologi kognitif • Asumsi dasar adalah bahwa lingkungan bersifat kultural (Heddy,1994) • Mengacu pada paradigma kebudayaan yang menyatakan kebudayaan tidak berwujud fisik tetapi berupa pengetahuan yang ada pada manusia (Goodenought) ETNOSAINS DI INDONESIA Indonesia adalah negara kesatuang yang memiliki raga budaya daerah, setiap daerah memiliki lokal genius (kearifan lokal) nya masing-masing. Salah satu contoh etnosains dan kearifan lokal di Indonesia adalah : • TRADISI SEDEKAH LAUT Tradisi sedekah laut rutin dilkukan nelayan tradisional Teleng Ria Pacitan tepatnya menjelang tahun baru Hijriah atau biasa dikenal bulan suro (muharram). tradisi sedekah laut berlangsung meriah dan mengandung nilai-nilai kearifan lokal yang mempunyai ciri khas tersendiri. • Sains Masyarakat : Pelaksanaan sedekah laut sudah mengakar secara turun temurun pada bulan Suro sebagai ungkapan syukur dan memohon keselamatan serta sebagai bentuk pengharapan agar mendapat rezeki melimpah apda tahun berikutnya. • Sains Ilmiah : Pada bulan Suro atau tahun baru Hijriah kondisi bulan sedang berada pada fase bulan baru dimana waktu tersebut permukaan air laut tertarik gravitais bulan sehingga tepat untuk menangkap ikan. Bulan Suro jatuhnya sekitar bulan September/Oktober dimana pada bulan tersebut merupakan musim terbaik untuk mencari ikan karena ikan cenderung agresif sewatu perubahan musim • REOG PONOROGO Reog Ponorogo merupakan seni pertunjukan tradisional yang mempunyai latar belakang beragam. Kesenian ini telah menjadi bagian hidup dari masyarakat yang menyimbolkan sekaligus menjadi representasi dari aktivitas keseharian masyarakat. Reog ponorogo menjadi kearifan lokal masyarakat Ponorogo dengan ciri khas yang dimilikinya. • Sains Masyarakat: Pada pertujukan Reog seorang pemain memanggul barongan atau kepala singa yang sangat berat. Bahkan tidak sembarang pemain bisa melakukannya karena memerlukan latihan yang cukup dan kekuatan serta keyakinan dari dalam diri yang kuat (PUSPARI LPPM UNS, 2012). • Sains Ilmiah: Kekuatan memanggul barongan tidak terlepas dari teori dalam mengangkat beban berat tersebut. Secara pengetahuan sains, teori ini dapat dipelajari pada bab usaha, energi, dan gerak otot. Selain itu, posisi saat hendak mengangkat barongan juga menentukan kekuatan memanggul barongan tersebut. • PENCAK SILAT Pencak Silat adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang telah diakui oleh dunia internasional sebagai salah satu bentuk kearifan lokal Indonesia melalui UNESCO. Pencak silat merupakan sistem bela diri yang diwariskan oleh nenek moyang sebagai budaya bangsa Indonesia. Kata “pencak” sendiri merupakan istilah resmi pencak silat di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur (Kriswanto, 2015). Dari filosofi gtersebut menunjukkan bahwa pencak silat mengandung nilai kearifan lokal. • Sains Masyarakat: Seluruh uborampe dan gerakan dalam seni bela diri mengandung nilai seni maupun olahraga. Salah satu Pada kegiatan sabung, saat hendak menerapkan gerakan bantingan atlet memasang posisi kuda-kuda terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar musuh tidak mudah menjatuhkan sang atlet. • Sains Ilmiah: Posisi kuda-kuda merupakan salah satu trik untuk mengumpulkan tenaga pada paha sehingga kaki menjadi kuat dan mampu menahan guncangan maupun perlawanan dari musuh. ETNOSAINS DI BALI • Kuburan trunyan di bali Desa trunyan adalah desa adat yang berada di kabupaten bangli, kecamatan kintamani bali. Desa ini memiliki tradisi penguburan jenazah yang bereda dari daerah-daerah lain di bali. Upacara kematian di trunyan disebut dengan istilah mepasah. Jenasah dibaringkandi atas lubang yang tak terlalu dalam dengan bagian atas dibiarkan terbuka. Jumlah lianglahat di area kuburan utama ada sekitar 7 ancak saji atau liang yang digunakan secara bergantian untuk tiap jenasah. Jika semua liang terisi, sementara ada warga yang harus dimakamkan, maka salah satu rangka jenasah dalam liang harus diangkat dan diletakkan disekitar liang. Tidaklah mengherankan jika di area sema banyak berserakan tengkorak dantulang-tulang. Meskipun jenasah orang trunyan tidak dikubur dan dibiarkan terbuka, konon tak menyebarkan bau busuk. Masyarakat trunyan meyakini bahwa bau busuk jenasah telah disedot oleh pohon taru menyan. • PERMASALAHAN TERKAIT DENGAN PERKEMBANGAN ETNOSAINS DI DUNIA ADALAH SEBAGAI BERIKUT: 1. Apakah yang menjadi dasar munculnya bidang kajian Etnosais di dunia? 2. Apa sebenarnya yang ingin dicapai dengan adanya perkembangan etnosains? 3. Apakah kearifan lokal dari suatu negara bisa musnah akibat perkembangan zaman ? 4. Bagaimana langkah yang tepat dilakukan untuk terus dapat mengembangkan kajian etnosains di dunia? THAT’S ALL. THANK YOU! ANY QUESTIONS?