H
DI RUANG DEWI SARTIKA RS MUHAMMADIYAH
BANDUNG
RAYATI
HEVTIN
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi allah swt yang telah memberikan rahmat dan karunianya
kepada kita semua, sehingga atas ijin, anugrah, kekuatan lahir dan batin kelompok
dapat menyelesaikan tugas laporan kasus asuhan keperawatan spirirual muslim yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Spiritual Muslim Pada Ny.H Di Ruang Dewi
Sartika Rs Muhammadiyah Bandung”, tepat pada waktunya.Penulisan laporan
kasus ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam stase Asuhan
Keperawatan Spiritual Muslim dalam program studi keperawatan profesi ners STIKes
„Aisyiyah Bandung.
Kelompok menyadari bahwa dalam pembuatan tugas ini masih memilki
banyak kekurangan, hal ini tidak lepas dari terbatasnya pengetahuan dan wawasan
yang dimilki penulis.Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi terciptanya laporan yang lebih baik.Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan,
arahan baik secara moril maupun material dari berbagai pihak.Semoga amal kebaikan
yang telah diberikan kepada penulis mendapat pahala Allah SWT.Demikan laporan
ini penulis buat, semoga bermanfaat bagi dunia keperawatan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
B. Tujuan ................................................................................................................ 7
C. Konsep Cemas.................................................................................................. 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tubuh. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan yang lebih berat, misalnya
stroke (terjadi pada otak dan menyebabkan kematian yang cukup tinggi),
hipertrofi ventrikel kiri (terjadi pada otot jantung). Hipertensi juga dapat
dengan perbandingan 26,6% pada pria dan 26,1 % pada wanita, sedangkan di
Indonesia pada pria sebesar 22,8% dan pada wanita sebesar 28,8%.19 Prevalensi
hipertensidi Negara timur tengah cukup tinggi, negara Irak merupakan Negara
timur tengah dengan angka prevalensi tertinggi yaitu 40,4%. Diikuti dengan
negara Mesir sebesar 33,4%. Negara timur tengah dengan prevalensi terendah
adalah negara Sudan sebesar 23,6%, sedangkan di wilayah ASEAN yaitu Thailand
1
2
Indonesia sebesar 65.048.110 jiwa atau 25,8% dari total populasi. Terdapat 5
provinsi di Indonesia
426.655 jiwa atau 30,9%, diikuti oleh Provinsi Kalimantan Selatan dengan
jiwa atau 29,5%, dan Provinsi Gorontalo dengan 33.542 jiwa atau 29,4%.
Kalimantan Timur, Provinsi Papua dengan 585.720 jiwa atau 16,8%, Provinsi
Bali dengan 840.851 jiwa atau 19,9%, Provinsi DKI Jakarta dengan
2.027.006 jiwa atau 20,0%, Provinsi Papua Barat dengan 179.874 jiwa atau
hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 29,4
persen. Prevalensi hipertensi pada perempuan cenderung lebih tinggi dari pada
sebaliknya Kab Ciamis Tidak Mencatat jumlah yang diperiksa tetapi ditemukan
kasus Hipertensi.
Hipertensi sangat erat hubungannya dengan faktor gaya hidup dan pola
makan. Gaya hidup sangat berpengaruh pada bentuk perilaku atau kebiasaan
gawatnya hipertensi ketika telah terjadi komplikasi, jadi baru disadari ketika
kualitas hidup. Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak
kuat yang berasal dari diri pasien hipertensi untuk sembuh akan memberikan
hipertensi tidak hanya dengan perawatan non farmakologi seperti olah raga,
(enam puluh) tahun keatas. Keadaan fisiologis lansia, yaitu proses menjadi
tua merupakan proses alami secara fisiologis dan biologis yang terjadi pada
penciuman dan perasa pada lansia mengakibatkan selera makan menurun. Hal itu
atau garam. Pada lansia cenderung berlebihan dalam penggunaannya dan hal
5
leher terfleksi ke depan, ruas tulang belakang mengalami kifosis, panggul dan
pada lanjut usia karena sering ditemukan menjadi faktor utama pernyakit jantung
dan penyakit koroner. Lebih dari separuh kematian diatas usia 60 tahun
menggunakan obat yaitu dengan merubah pola hidup menjadi yang lebih baik.
lanjut usia. Pemberian obat antihipertensi standar pada dewasa dan lanjut usia
merupakan vasokontriktor.
membantu dalam membuat kondisi pasien dengan hipertensi. Salah datu terapi
satu metode pengobatan yang memiliki semua jenis program dan data yang
Mendengarkan murottal akan menimbulkan efek tenang dan rileks pada diri
murottal juga dapat mempengaruhi kecemasan, seperti laporan dari salah satu
hasil penelitian bahwa, ada perbedaan rerata skor kecemasan sebelum dan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
3. Sistematika Penulisan
berikut:
a. Bab I Pendahuluan
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penulisan baik secara umum
Pada bab ini, penulis mengemukakan proses asuhan keperawatan pada pasien
d. Bab IV Pembahasan
Pada bab ini akan menguraikan kesenjangan antara teori dan data-data yang
telah diperoleh dari kasus serta analisa jurnal untuk menguraikan analisis dan
Pada bab ini menguraikan kesimpulan dari seluruh laporan yang telah
dilakukan.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
1. Pengertian Spiritual
Kamus besar Bahasa Indonesia mengartikan kata spiritual adalah sesuatu yang
jiwa, semangat, kepedulian antar sesama manusia, makhluk lain dan alam sekitar
merupakan konsep yang luas, sangat subjektif dan individualis, diartikan dengan
Spiritual dalam pandangan islam memiliki makna yang sama dengan ruh. Ruh
merupakan hal tidak dapat diketahui keberadaannya (gaib). Ruh selalu hubungan
mampu melihal yang dapat masuk akal. Ruh merupakan esensi dari hidup manusia,
ia diciptakan langsung dan berhubungan dengan realitas yang lebih tinggi yaitu
penciptanya. Ruh memiliki hasrat dan kinginan untuk kembali ke Tuhan pada waktu
masih barada dan menyatu dengan tubuh manusia. Ruh yang baik adalah ruh yang
tidak melupakan penciptanya dan Selalu merindukan realitas yang lebih tinggi. Ini
9
10
dapat terlihat dari perbuatan individu apakah ia ingkar dan suka maksiat atau suka
dan selalu berbuat kebaikan. Pemahaman tentang ruh ini tidak dapat dipisahkan dari
firman Allah dalam QS: Al-Isra‟: 85 (Abdul Mujib, dan Jusuf Mudzakir, Nuansa-
2. Spritual Care
sebagai terbebasnya jiwa dari berbagai penyakit ruhaniah, seperti syirik (polytheist),
kufur (atheist), nifaq atau munafik ,(hypocrite), dan fusuq (melanggar hukum). Kondisi
spiritual yang sehat terlihat dari hadirnya ikhlas (ridha dan senang menerima
mengekspresikan rasa keterkaitan ke dimensi transcendental atau untuk sesuatu yang lebih besar
3. Kebutuhan Spiritual
percaya dengan Tuhan. Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan mencari arti dan
11
tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai, serta kebutuhan untuk
a. Perkembangan
Tuhan.
b. Keluarga
spiritual, karena keluarga memiliki ikatan emosional yang kuat dan selalu
c. Ras/suku
pemenuhan kebutuhan spiritual pun berbeda sesuai dengan keyakinan yang dimiliki.
12
Keyakina pada agama tertentu yang dimiliki oleh seseorang dapat menentukan
e. Kegiatan keagamaan
dengan Tuhan dan selalu mendekatkan diri kepada Penciptanya (Asmadi, 2008:
254-257)
terhadap rangsangan yang berasal dari dalam dan luar individu. Kondisi sehat dan
oleh setiap manusia, apabila seseorang dalam keadaan sakit, maka berhubungan
dengan Tuhannya pun semakin dekat, mengingat seseorang dalam kondisi sakit
menjadi lemah dalam segala hal, tidak ada yang mampu membangkitkan nyadari
spiritual. Selama penyakit atau kehilangan, individu sering menjadi kurang mampu
13
untuk merawat diri mereka dan lebih bergantung pada orang lain untuk perawatan
mencari makna tentang apa yang sedang terjadi, yang mungkin dapat
jalan hidup seluruhnya, tujuan hidup, dan sumber dari makna hidup (Perry dan
Perawat dituntut mampu memberikan pemenuhan yang lebih pada saat pasien sakit,
Perawat merupakan orang yang selalu hadir ketika seseorang sakit, kelahiran,
menonjol, dalam hal ini perawat berperan untuk memberikan spiritual care
(Cavendish, 2003).
Menurut Undang undang Kesehatan No.23 tahun 1992 bahwa Perawat adalah
(2012) peran perawat dalam asuhan spiritual dilakukan melalui peran pendampingan
Hamid (2008) mengatakan bahwa pada dasarnya informasi awal yang perlu
mencari dan meneriama terapi, ritual atau upacara agama, persepsi penyakit yaitu
3) Nilai agama atau spiritual, mempengaruhi : tujuan dan arti hidup, tujuan dan arti
Pengkajian aspek spiritual pasien menurut Stoll dalam Spiritual care, meliputi
b. Diagnosa Keperawatan
keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana
ibadah, kesiapan untuk peningkatan praktik ibadah, risiko gangguan praktik ibadah,
spiritual, risiko bunh diri, cemas akan kematian, harga diri kronis, harga diri rendah,
berduka.
c. Rencana keperawatan
pada orang sakit, membantu pealaksanaan ibadah praktik dirumah sakit, stabilitas
d. Implementasi
pasien, perawat perlu hadir setiap saat untuk pasien, kemampuan perawat untuk
spiritual care bukan hanya tugas dari pemuka agama, oleh karena itu perawat juga
harus mengenali keterbatasan pada diri sendiri dan harus bekerjasama dengan
disiplin ilmu lain seperti pembimbing rohani yang ada dirumah sakit, sehingga
Membantu berdoa atau mendoakan pasien juga merupakan salah satu tindakan
keterhubungan. Pasien dapat memilih untuk berpartisipasi secara pribadi atau secara
kelompok dengan keluarga, teman atau pemuka agama. Pada situasi ini peran
e. Evaluasi
melakukan evaluasi yaitu dengan menentukan apakah tujuan telah tercapai. Hal ini
sulit dilakukan karena dimensi spiritual yang bersifat subjektif dan lebih kompleks.
Membahas hasil dengan pasien dari implementasi yang telah dilakukan tampaknya
menjadicara yang baik untuk mengevaluasi spiritual care pasien (Govier, 2000).
17
untuk segala jenis penyakit, baik penyakit hati maupun penyakit fisik,baik penyakit
bahwa Al-Quran bermanfaat untuk menjadi obat, penawar dan penyembuh dari
tenang, keluarnya huruf dari makhroj sesuai dengan semestinyayang disertai dengan
2008).
Pada masa sekarang, media dan alat perekam suara telah ditemukansehingga
media tersebut bisa di manfaatkan untuk merekam baca‟an Al-Qur‟an dan rekaman
baca‟an tersebut bisa di ulang kembali.Hal ini juga sangat berguna dalam rangka
Berikut ini adalah manfaat dari murottal (mendengarkan bacaan ayat-ayat suci
204
﴿٢٠٤
﴾Terjemahan :“dan apabila kamu tidak membawa suatu ayat Al-Qur’an kepada
Tuhanku kepadaku. Al-Qur’an ini adalah bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu,
Allah SWT terus menerus, Selanjutnya Allah SWT menyuruh Nabi Muhammad
SAW agar menjelaskan bahwa Al-Quran itu wahyu yang diturunkan kepadanya
sebagai bukti yang nyata, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
19
paling mudah dijangkau. Dengan tempo yang lambat serta harmonis lantunan Al-
rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga
denyut nadi, dan aktifitas gelombang otak. Laju pernafasan yang lebih dalam
atau lebih lambat tersebut sangat baik menimbulkan ketenangan, kendali emosi,
pemikiran yang lebih dalam dan metabolisme yang lebih baik. Terapi bacaan Al-
penurunan frekuensi detak jantung. Terapi murottal bekerja pada otak, dimana
kedalam reseptor-reseptor yang adadi dalam tubuh dan akan memberikan umpan
C. Konsep Cemas
1. Pengertian Cemas
masih baik, keperibadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian
a. Faktorintrinsik
1) Usia
Gangguan kecemasan dapat terjadi pada semua usia, lebih sering padausia
dewasa dan lebih banyak pada wanita. Sebagian besar kecemasan terjadi pada umur
21-45 tahun.
sangat berharga yang terjadi pada individu terutama untuk masa-masa yang akan
datang. Pengalaman awal ini sebagai bagian penting dan bahkan sangat menentukan
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui
lain.
Menurut Stuart & Sundeen (2007) peran adalah pola sikap perilaku dan tujuan
b. Faktor Ekstrinsik
medis. Misalnya, pada pasien sesuai hasil pemeriksaan akan mendapatkan diagnosa
pembedahan, hal ini akan mempengaruhi tingkat kecemasan klien. Sebaliknya pada
pasien yang dengan diagnose baik tidak terlalu mempengaruhi tingkat kecemasan.
2) Tingkat pendidikan
umumnya berguna dalam mengubah pola piker, pola bertingkah laku dan pola
pengambilan keputusan. Tingkat pendidikan yang cukup akan lebih muda dalam
3) Akses informasi
terdiri dari tujuan kemoterapi, proses kemoterapi, resiko dan komplikasi serta
4) Proses adaptasi
Tingkat adaptasi manusia dipengaruhi oleh stimulus internal dan eksternal yang
dihadapi individu dan membutuhkan respon perilaku yang terus menerus. Proses
kelas sosial ekonomi rendah prevalensi psikiatriknya lebih banyak. Jadi keadaan
terdapat ancaman pada integritas tubuh dan jiwa seseorang. Semakin mengetahui
23
kemoterapi.
7) Komunikasi terapeutik
Komunikasi sangat dibutuhkan baik bagi perawat maupun pasien. Terlebih bagi
3. Tingkat Kecemasan
Stuart (2007) membagi tingkat kecemasan menjadi empat tingkatan antara lain :
a. Kecemasan Ringan
pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung, muka berkerut,
bibir bergetar. Respon kognitif merupakan lapang persepsi luas, mampu menerima
efektif. Respon perilaku dan emosi seperti tidak dapat duduk tenang, tremor halus
b. Kecemasan Sedang
Respon fisiologis ditandai dengan sering bernafas pendek, nadi dan tekanan
darah meningkat, mulut kering, diare,dan gelisah. Respon kognitif, lapang persepsi
menyempit, ransangan luar tidak mampu diterima, berfokus pada apa yang menjadi
c. Kecemasan Berat
Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang terhadap sesuatu yang terinci dan
spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal yang lain. Semua perilaku ditujukan
banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pikiran pada suatu area lain.
Respon fisiologis ditandai dengan nafas pendek, nadi dan tekanan darah
meningkat, berkeringat, ketegangan dan sakit kepala. Respon kognitif yaitu lapang
Menurut Hawari (2007)alat ukur Hamilaton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)
terdiri dari empat belas kelompok drinci lagi dengan gejala-gejala yang lebih
spesific. Masing-masing kelompok gejala diberi penilaian angka (skor) antara 0-4,
Nilai 0 : Tidak ada gejala (keluhan), 1 :1 dari gejala yang ada , 2 : Separuh dari
gejala yang ada, 3 : Lebih dari separuh gejala yang ada, 4: Semua gejala ada
Penilaian hasil yaitu dengan menjumlahkan nilai skor item 1 sampai 14 dengan
25
ketentuan sebagai berikut : Skor kurang dari 14=Tidak ada kecemasan Skor 14
sampai 20= Kecemasan ringan Skor 21 sampai 27= Kecemasan sedang Skor 28
5. Penatalaksanaan Cemas
aktif lebih baik daripada pendekatan tidak langsung, dan secara keseluruhan lebih
utama daripada tanpa pengobatan; namun sebagian besar penelitian tersebut gagal
TINJAUAN KASUS
A. Biodata Pasien
Nama Pasien : Ny H
Usia : 59 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : purwakarta IV no 53
26
27
penyakit seperti ini hanya pasien mempunyai riwayat Hipertensi, dan penyakit
3 hari sebelum RS Pasien mengeluh Bab cair lebih dari 10x dan muntah-
muntah tiap kali di isi,badan terasa lemes sampai kaki dan tangan pun terasa baal
pusing dan dada terasa berdebar-debar dan nyeri pada uluhati 8 dengan skala
nyeri ( 1-10 ) padahal selama ini sudah menjaga pola makannya,jam 14,00
Pada saat di lakukan pengkajian pasien mengatakan pusing masih ada, BAB
2-3 Kali nyeri di uluhati sudah berkurang 3 dengan skala (1-10 ) dan muntah-
hasil : TD : 150/110 MMHG , Nadi 88x/ menit, Resoirasi 19x/menit, Suhu 36,8.
28
C. Pengkajian Spiritual
Pada saat di kaji Pasien bertanya kenapa ini bisa terjadi pada diri saya dan
merasa cemas dengan penyakit yang di deritanaya karena pasien sering bolak
balik ke rs ,dan pasien pun mengatakan rasa cemas dan penyakitnya datang saat
pasien mengingat akan masa lalunya pasien merasakan marah yang terpendam
selama hampir 12 tahun sekarang di bulan September dan merasa sangat sesak ke
dadanya bila ingat kejadian dimana suaminya bermain hati dengan perempuan
lain tapi pasien mengatakan berusaha untuk ikhlas atas semua yang ada karena
semua penyakit yang datangnya dari allah swt dan allah swt pulalah yang akan
karena teringat masih punya anak yang belum menikah di usia 31 tahun ini,wajah
Pasien mengatakan bahwa sakit adalah ujian dalam hidup nya dan dengan
sakit ini pasien lebih mendekatkan diri dengan tuhan.sedangkan sehat menurut
pasieb adalah kondisi yang paling berharga dan sangat mahal ,dan kita harus
selalu bersyukur dengan sehat ini. Pada saat dilakukam pengkajian scoring
ada di sekitar rumah tiap hari jumat ,mengaji alquran biasa dilkukan di dalam
puasa nya harus batal di karenakan pasien harus di rawat dan masuk RS,Untuk
merasa sulit kekamr mandi terpasang infuse dan oksigen, pasien paham tentang
tatacara tayamum pengganti wudhu dan tatacara shalat untuk orang yang sakit
akan tetapi pasien masih butuh bimbingan untuk tatacara tayamum yang baik
dan benar,pasien juga merasakarena sering buang air kecil di pampers dan
ketika perawat datang dan mendengarkan murotal dari pengeras suara dirumah
sakit,ketika merasa cemas dan sakit pasien berdoa di dalam hatinya sembari
4. Konsep Ketuhanan
Pasien mengatakam bahwa sakit yang dirasakannya sebagai bentuk ujian dari
Allah SWT ,dengan sakitnya ini menjadikanya harus senantiasa bersyukur dan
semangat untuk sembuh dan tidak merasa sendiri ,karena apayang terjadi dalam
hidupnya sudah takdir tuhan untuk dirinya, setiap kali merasa sakit dan cemas
Pasien mengatakan bahwa hidup harus terus di jalani ,dengan kondisi sakit ini
tidak seharusnya bersedih dan merasa sendiri ,karena masih banyak di luar sana
yang sakit dan punya masalah seperti saya tetapi tidak setegar dan sekuat saya
,hidup harus selalu di syukuri dan yakinlah bahwa allah selalu memberikan
mengatakan merasa tenang saat di temani oleh anak dan saudara2nya sekalipun
saudara2nya yg selalu ada dan yang di rumah di bantu oleh keluarga yang
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
KEPERAWATAN
juga merasakarena
di pampers dan
menganggap
walaupun sudah di
bersihkan masih
merasa belum
sempurna,
- pasien mengatakan
datang dan
mendengarkan murotal
dirumah sakit,ketika
menutup
matanya,pasien
mendatakan doanya
alfatihah,alikhlas, doa
sapujagat sembari
swt.
balik ke rs Resoirasi
cemas dan
penyakitnya datang
akan masalalunya
pasien merasakan
sekarang di bulan
kejadian dimana
dengan perempuan
lain - pasien
mengatakan berusaha
yang akan
menyembuhnkanya,pa
sembuh karena
menikah di usia 31
tahun ini,
36
sakit/penyakit kriteria :
1. Koordinasikan dan sediakan pelayanan
Islami (biblioterapi)
2 Anxietas (sedang) berhubungan Pasien dapat mengontrol perasaan 1. Gunakan pendekatan yang tenang dan
kecemasan (5)
4. Dorong keluarga untuk mendampingi
kecemasan)
5. Dengarkan klien
Keterangan :
6. Dukung penggunaan mekanisme koping
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu
40
Hasil :
Jam 16.15
Jam 18.30
Jam 19.00
41
Hasil :
Hasil: klien mengatakan skala cemas menurun, skala awal 1 turun menjadi
G. EVALUASI
Diagnosa
Tanggal Evaluasi Paraf
Keperawatan
O:
Keterangan :
O:
Keterangan :
P: Intervensi dipertahankan
45
ANALISA JURNAL
P : Kecemasan merupakan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya yang menimpa
C : Terapi Musik
Qur’an Terhadap Kriteria inklusi : memberikan dampak jurnal ini penelitian ini
Tingkat Kecemasan 1) Pasien pria dan wanita, psikologis kearah positif, dapat dilakukan di dunia
Pada Pasien Jantung 2) Pasien beragama Islam, karena apa yang keperawatan sebagai
3) Pasien berusia diatas 18 tahun, didengarkan akan salah satu terapi non
Author : 4) Pasien dengan keadaan sadar, disampaikan keotak untuk farmakologis yang
Saleh, Muhammad 5) Pasien yang baru pertama kali dipersepsikan sehingga membantu kesembuhan
Chairil Ibnu, Agustina, didiagnosa penyakit jantung, dengan terapi Murottal ini pasien dari segi
Dwi Martha, Hakim, 6) Mampu berkomunikasi dengan baik dan kualitas kesadaran spiritual.
Vol 3 No 2 (2018): Jurnal 1) Pasien mengalami gangguan jiwa dan menyebabkan totalitas
yang terdiri dari 14 item pernyataan yang secara umum dapat ditarik
Sampel yang digunakan oleh peneliti pada itu, harapan peneliti terapi
menurunkan tingkat
kecemasan pasien.
50
2 Intervensi Terapi Audio 1. Validitas Seleksi Terapi murottal lebih Setelah menganalisis
Dengan Murottal Surah Penelitian ini membandingkan dua efektif dibandingkan jurnal ini penelitian ini
Al-Fatihah Terhadap kelompok dengan DM tipe II yaitu dengan mendengarkan dapat dilakukan di dunia
Penurunan Stres Pada kelompok intervensi (kelompok diberikan musik dalam menurunkan keperawatan sebagai
Diabetes Mellitus Tipe terapi murrotal) dan kelompok kontrol stres, bahkan terapi ini salah satu terapi non
Dyah Restuning Prihati, Tahap pemilihan sampel berdasarkan Total Sara S, 2013). pasien dari segi spiritual
Maulidta Karunianingtyas sampling dengan kriteria inklusi yaitu Hasil penellitian ini yang
Publikasi : Prosiding DM tipe II, kesadaran kompos mentis, tingkat stress pada
(Volume 1, 2018) Eksklusi yaitu klien non muslim dan klien sebelum dan sesudah
51
intervensi murottal.
kelompok intervensi.
4. Validitas Analisis
kontrol.
5. Validitas Eksterna
inap.
3 Pengaruh Terapi Murottal 1. Validitas seleksi Hasil penelitian ini Terapi murottal al-
Al Qur‟an Terhadap Penelitian ini berada dilakukan di unit mengidentifikasi qur‟an ini dapat
Kualitas Tidur Lansia Di Rehabilitasi Sosial Dewanata karakteristik usia dilakukan diruangan
Unit Rehabilitasi Sosial Cilacap pada lansia yang berusia 60-80 responden kelompok perawatan, terapi ini
Author : Sasongko Priyo 2. Validitas informasi homogeny, yaitu berusia yang sulit untuk
Dwi Oktora, Iwan Data dikumpulkan melalui Pittsburg Sleep 60 - 74 tahun dan 75 - 90 ditemukan, terapi ini
Purnawan, Deny Quality Index (PSQI) yang masing-masing tahun. Jenis kelamin juga dapat dilakukan
Achiriyati berjumlah 7 komponen penilaian dan responden kelompok oleh tenaga medis
Publikasi : Jurnal memiliki skor dari 0 - 21. Variabel yang intervensi dan kontrol juga namun penelitian ini
Keperawatan Soedirman akan diteliti meliputi variabel bebas tarapi homogen. Selain itu, rata – sebaiknya dilakukan
(The Soedirman Journal murottal Al-Qur‟an dan variabel terikat rata kualitas tidur awal secara bijak dengan
of Nursing), Volume 11, kualitas tidur lansia Terapi murottal Al- responden kelompok mempertimbangkan
No.3, November 2016) Qur‟an diberikan menggunakan speaker kontrol lebih baik kepercayaan dan budaya
55
5. Validitas eksterna
1 Pemberian Terapi Musik 1. Validitas seleksi Pemberian terapi musik Terapi musik ini dapat
Intrumental Menurunkan Subyek penelitian ini menggunakan instrumental dapat dilakukan diruangan
Tingkat Kecemasan Pada Ibu purposive sampling. Subjek dalam menurunkan tingkat perawatan, terapi ini tidak
Bersalin Kala 1 Fase Laten penelitian ini adalah ibu bersalin kala I fase kecemasan pada ibu membutuhkan alat yang
Author : Maria Ulfa laten yang mengalami cemas. penelitian ini bersalin fase laten sulit untuk ditemukan,
Publikasi : JuKe Vol. 1 No. 2, menggunakan desain pre eksperimental Penelitian ini dapat terapi ini juga dapat
Juli - Desember 2017 design dengan posttest only control group menjadi sumber perawat dilakukan oleh tenaga
Dalam penelitian ini, instrument yang mandiri bagi pasien yang secara bijak dengan
perancu.
4. Validitas analisis
Test.
5. Validitas eksterna
2 Pengaruh Teknik Relaksasi 1. Validitas seleksi Dari hasil penelitian di Penelitian ini diharapkan
Musik Instrumental Terhadap Subyek penelitian ini adalah ibu hamil dapatkan ada pengaruh dapat dijadikan salah satu
Penurunan Tingkat dengan usia kehamilan ≥ 28 minggu teknik relaksasi musik terapi nonfarmakologis
Kecemasan Ibu Hamil sebanyak 27 ibu hamil trimester III di instrumental terhadap yang diberikan oleh
Trimester III Puskesmas Perawatan Simpang Empat penurunan tingkat tenaga kesehatan pada
Author : periode April-Mei 2018 kecemasan ibu hamil pasien untuk mengurangi
Tuti Meihartati, Aries Abiyoga, 2. Validitas informasi trimester III Di Puskesmas kecemasan pada saat
Lidia Widia Teknik pengambilan data dengan Perawatan Simpang Empat melakukan pelayanan
Publish : Jurnal Darul Azhar menggunakan data primer dan data Kecamatan Simpang kesehatan.
Vol 6, No.1 Agustus 2018 – sekunder di Puskesmas Perawatan Empat Kabupaten Tanah
Januari 2019, Hal : 76 – 84 Simpang Empat Tanah Bumbu Bumbu Tahun 2018.
perancu.
4. Validitas analisis
5. Validitas eksterna
trimester
61
Musik Suara Alam 1. Validitas seleksi Hasil bahwa terdapat Terapi musik suara alam
Terhadap Penurunan Kriteria inklusi responden meliputi perbedaan yang bermakna sebagai salah satu
Kecemasan Pada Pasien bersedia menjadi dan mendengarkan musik antara kelompok kontrol intervensi keperawatan
Kritis suara alam, berusia diatas 18 tahun, dan kelompok intervensi dan standart operasional
Author : dirawat di ICU ≥ 48 jam, GCS 13-15, dengan nilai p < 0,005. prosedur dan
Johan, Nana Rochana, gangguan pendengaran, menyetujui dan dalam perawatan pasien
hari
4. Validitas analisis
5. Validitas eksterna
kelompok kontrol
Kesimpulan : berdasarkan hasil telaah jurnal kelompok mengambil terapi yang dilakukan pada pasien adalah terapi qur’anic
healing, hal ini berdasarkan telaah jurnal yang telah dilakukan menunnjukkan bahwa terapi qur’anic healing lebih efektif dari pada
terapi mendengarkan musik berhubungan dengan kepercayaan pasien yang mempercayai al-qur‟an adalah firman tuhan.
Berdasarkan terapi Murottal memberikan dampak psikologis kearah positif, karena apa yang didengarkan akan disampaikan keotak
untuk dipersepsikan sehingga dengan terapi Murottal ini kualitas kesadaran terhadap Tuhan akan meningkat dan menyebabkan
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
menyatakan ikhlas terhadap ujian yang diterimanya melalui sakit, hal ini
yang paling penting dari kehidupannya dan jelas bahwa penyakit akan
Pada saat di kaji Pasien bertanya kenapa ini bisa terjadi pada diri saya
dan merasa cemas dengan penyakit yang di deritanaya karena pasien sering
bolak balik ke rs ,dan pasien pun mengatakan rasa cemas dan penyakitnya
datang saat pasien mengingat akan masa lalunya pasien merasakan marah
Menurut Stuart & Sundeen (2007) cemas dapat dipengaruhi oleh proses
maka sesuai dengan data yang diperoleh bahwa pasien belum bisa
65
66
B. Diagnosa Keperawatan
pengkajian adalah :
merasa sulit kekamr mandi terpasang infuse dan oksigen, pasien paham
tentang tatacara tayamum pengganti wudhu dan tatacara shalat untuk orang
yang sakit akan tetapi pasien masih butuh bimbingan untuk tatacara
tayamum yang baik dan benar,pasien juga merasakarena sering buang air
Pasien bertanya kenapa ini bisa terjadi pada diri saya dan merasa cemas
dengan penyakit yang di deritanaya karena pasien sering bolak balik ke rs.
Pasien bertanya kenapa ini bisa terjadi pada diri saya dan merasa cemas
,dan pasien pun mengatakan rasa cemas dan penyakitnya datang saat pasien
67
terutama tata cara beribadah ketika sakit, bimbingan untuk tatacara tayamum
yang baik dan benar dan membutuhkan bimbingan dari perawat. Diagnosa
3. Perencanaan
pengkajian dan analisa data yang didasarkan pada teori yang didapat penulis
yaitu dari buku NOC dan NIC. Tujuan utama dari perencanaan yang dibuat
adalah meningkatnya tentang praktik ibadah pada orang sakit dengan kriteria dan
tuuan kedua pasien dapat mengontrol perasaan cemas, tegang atau gelisah dari sumber
Intervensi yang diberikan oleh penulis pada kedua diagnosa, antara lain:
Islam
- Bantu dan ajarkan pasien tata cara sholat sesuai dengan kondisi sakitnya
- Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang akan dialami klien selama
prosedur
4. Implementasi
implementasi yang diberikan pada klien Ny. H sebagian besar telah sesuai
Spiritual dalam pandangan islam memiliki makna yang sama dengan ruh.
Ruh merupakan hal tidak dapat diketahui keberadaannya (gaib). Ruh selalu
penciptanya, ia juga mampu melihal yang dapat masuk akal. Ruh merupakan
realitas yang lebih tinggi yaitu penciptanya. Ruh memiliki hasrat dan
kinginan untuk kembali ke Tuhan pada waktu masih barada dan menyatu
dengan tubuh manusia. Ruh yang baik adalah ruh yang tidak melupakan
penciptanya dan Selalu merindukan realitas yang lebih tinggi. Ini dapat
terlihat dari perbuatan individu apakah ia ingkar dan suka maksiat atau suka
dan selalu berbuat kebaikan. Pemahaman tentang ruh ini tidak dapat
dipisahkan dari firman Allah dalam QS: Al-Isra‟: 85 (Abdul Mujib, dan Jusuf
hal 329-330).
dalam darah tepi. Dosis kortisol yang tinggi dalam darah akan menyebabkan
atropi jaringan limfosit dalam tymus, limfa dan kelenjar limfe sehingga daya
tahan tubuh akan menurun dan rentang untuk terkena penyakit (Guyton,
2014)
pada pasien adalah terapi qur’anic healing karena pasien mengatakan saat
2009; 61).
5. Evaluasi
yang penulis lakukan pasien tampak tenang dan mengatakan dapat tertidur
dengan nyaman.
spiritual. Melalui hubungan yang saling mengasihi ini akan sangat membantu
perawat untuk memberikan perawatan dengan cara yang sensitive, kreatif dan
sesuai. Sedangkan bagi klien dapat membantu klien berorientasi pada masa
A. Kesimpulan
yang berespon secara holistik .Kebutuhan spiritual penting bagi pasien karena
menjadi suatu kebutuhan mencari arti dan tujuan hidup, kebutuhan untuk
maaf.
untuk sembuh. Pada kasus Ny.H dapat dilihat bahwa asuhan yang diberikan
oleh perawat telah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu terpenuhinya
B. Saran
1. Bagi perawaT
ketika dirawat termasuk juga kebutuhan spiritual pasien. Oleh karena itu
keperawatan spiritual.
72
73
tayamum, shalat ketika keadaan sakit dan bimbingan rohani yang rutin setiap
shitnya
DAFTAR PUSTAKA
Asy‟arie, M., 2012, Spiritualitas dan Keberagamaan; Tahap Faith, ought dan Discovery,
disampaikan pada Seminar Pemantapan Ekspresi Kecerdasan Spiritual melalui
Pendekatan Agama dari Filsafat dan Pendidikan, Komisi Imtak Graha Masyarakat Ilmiah
Kedokteran & FMI, Fakultas Kedokteran Unair