Anda di halaman 1dari 88

TINGKAT PENGETAHUAN HIV, HEPATITIS B, HEPATITIS C

PADA MAHASISWA STIKES ‘AISYIYAH BANDUNG

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi ujian sarjana pada Program Studi Sarjana Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Bandung

Rizwan Dwi Juliana

NIM 312017062

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH

BANDUNG

2019
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Rizwan Dwi Juliana

NIM : 312017062

Program Studi : Sarjana Keperawatan

Dengan ini saya menyatakan bahwa :


1. Skripsi ini asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar sarjana,
baik di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Bandung maupun di
perguruan tinggi lain.

2. Skripsi ini murni berdasarkan hasil gagasan, rumusan dan penelitian saya
sendiri tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing dan masukan
dari tim penguji.

3. Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat seperti yang telah ditulis atau
dipublikasikan oleh orang lain, kecuali secara tertulis dengan tegas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang,
dan tahun yang dicantumkan di daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan norma yang berlaku
diperguruan tinggi ini.

Bandung Maret 2019


Saya yang Menyatakan,

Rizwan Dwi Juliana

i
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG

SURAT PERSETUJUAN

JUDUL : TINGKAT PENGETAHUAN HIV, HEPATITIS B, HEPATITIS

C PADA MAHASISWA STIKES AISYIYAH BANDUNG

PENYUSUN : RIZWAN DWI JULIANA

NIM : 312017062

Bandung, Maret 2019

Menyetujui :

Pembimbing I,

Reynie Purnama Raya, SKM.,M.Epid

NPP. 197905302005012003

Pembimbing II,

H. Yayat Hidayat S.Kep.Ners,.M.Kep

NPP. 1997270170005

ii
ABSTRAK

Rizwan Dwi Juliana

312017062

TINGKAT PENGETAHUAN HIV, HEPATITIS B, HEPATITIS C PADA

MAHASISWA STIKES ‘AISYIYAH BANDUNG

v; 2019; 47 halaman; 6 tanel; 2 bagan; 8 gambar

Penyakit HIV, Hepatitis B, Hepatitis C merupakan penyakit yang dapat menular


melalui kontak dengan darah ataupun cairan.semakin tingginya angka penyakit
tersebut maka akan meningkatkan risiko mahasiswa keperawatan dan kebidanan
akan tertular penyakit tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengerahuan HIV, Hepatiti B,
Hepatitis C pada mahasiswa STIKes Aisyiyah Bandung.
Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif dengan jumlah sampel 220 responden
dengan menggunakan metode total sampling.Penelitian ini menggunakan
intrumen kuesioner yang berjumlah 49 item pernyataan yang dibagi tiga bagian
yaitu pernyataan HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis C.
Hasil penelitian secara kesimpulan tingkat pengetahuan responden tentang
penyakit HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis C secara keseluruhan memiliki tingkat
pengetahuan cukup sebanyak 114 atau (52%).Berdasarkan hasil penelitian tentang
HIV memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 150 responden (68%), Hepatitis
B memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 92 responden (42%) dan Hepatitis
C memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 101 responden (46%).
Hasil penelitian diharapkan menjadi informasi bagi pihak institusi untuk membuat
pembahasan khusus mata kuliah Hepatitis C dan serta menambah referesnsi untuk
penyakit HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis C.

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, HIV, Hepatiti B, Hepatitis C


Kepustakaan : 45 buah (2012-2018)

iii
ABSTRACT

Rizwan Dwi Juliana

312017062

LEVEL OF HIV KNOWLEDGE, HEPATITIS B, HEPATITIS C IN STIKES


STUDENTS ‘AISYIYAH BANDUNG

v; 2019; 47 pages; 6 tanels; 2 charts; 8 images

HIV, Hepatitis B, Hepatitis C is a disease that can be transmitted through contact


with blood or fluids. The higher the rate of the disease will increase the risk of
nursing and midwifery students will contract the disease.

This study aims to determine the level of HIV transmission, hepatitis B, hepatitis
C in STIKes Aisyiyah Bandung students.

This type of research is descriptive quantitative with a total sample of 220


respondents using the total sampling method. This study uses questionnaire
instruments which number 49 statement items divided into three parts, namely
HIV statements, Hepatitis B, and Hepatitis C.

The results of the study conclude that the level of knowledge of respondents about
HIV, Hepatitis B, and Hepatitis C as a whole has a sufficient level of knowledge
of 114 or (52%). have a good level of knowledge of 92 respondents (42%) and
Hepatitis C has a sufficient level of knowledge as many as 101 respondents
(46%).

The results of the study are expected to become information for the institution to
make a special discussion on Hepatitis C courses and to add referrals for HIV,
Hepatitis B and Hepatitis C diseases.

Keywords: Knowledge Level, HIV, Hepatitis B, Hepatitis C


Literature: 45 pieces (2012-2018)

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdullillahhirobbila’llamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya, penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini, yang berjudul “Tingkat Pengetahuan, HIV,

Hepatitis B, Hepatitis C pada Mahasiswa STIKes ‘Aisyiyah Bandung” ,

Shalawat dan salam tak lupa penulis tujukan pada Nabi besar kita Muhammad

SAW, kepada para sahabatnya dan tabi’innya hingga sampai kepada kita semua

sebagai umat akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

bimbingan serta arahan baik moril maupun material dari semua pihak dan

semoga Allah SWT membalas amal kebaikan kita semua. Oleh karena itu pada

kesempatan ini, penulis akan menyampaikan banyak terima kasih kepada :

1. Teruntuk kedua orang tua saya, Bapak Jana Sudrajat dan Ibu Neni Ganeni yang

telah tulus memberikan kasih sayang, memberikan do’a, memberikan semangat

kepada saya. Semoga Allah SWT selalu menjaga, menyayangi dan memberikan

kesehatan kepata Ibu dan Bapak.

2. Tia Setiawati, S.Kp., M.Kep., Ns., S.Kep.,An selaku Ketua STIKes Aisyiyah

Bandung yang telah memberikan motivasi dan dukungan morilnya kepada

penulis.

v
3. Nandang Jamiat N, S.Kp.,M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.Kom selaku Ketua Program Studi

Sarjana Keperawatan STIKes ‘Aisyiyah Bandung yang telah mendukung proses

penelitian ini.

4. Eli Lusiani, M.Kep.,Sp.,An selaku Pembimbing Akademik yang sudah

memberikan dukungan motivasi kepada penulis.

5. Inggriane Puspita Dewi, S.Kep.,Ners.,M.Kep selaku Koordinator Skripsi Sarjana

Keperawatan yang selalu memberikan motivasi kepada penulis untuk selalu

semangat dalam penyusunan skripsi ini.

6. Hj. Reynie Purnama Raya, SKM., M.Epid. selaku Pembimbing satu yang telalh

memberikan arahan dan bimbingan dalam mengerjakan penyusunan skripsi ini.

7. H. Yayat Hidayat S.Kep., Ners., M.Kep selaku Pembimbing dua yang selalu

memberikan motivasi kepada penulis untuk selalu semangat dalam penyusunan

skripsi ini.

8. Seluruh dosen STIKes Aisyiyah Bandung dan Staff yang telah memberikan

dukungan motivasi dalam penyusunan skripsi ini dan seluruh staff yang telah

membantu dalam penelitian ini.

9. Seluruh rekan seperjuangan mahasiswa Sarjana Keperawatan Kelas B2 yang

telah memberikan warna kehidupan dan motivasi kepada penulis dalam 1,5

tahun terakhir.

10. Untuk rekan satu bimbingan Teh Fitri, Teh Yuyun dan A Yusuf yang telah

membatu dan memberikan dukungan pada penulis

11. Untuk Desvy Nurfaradina tersayang yang telah memberikan support dan

motivasi sehingga penulis bersemangat dalam kuliah.

vi
Skripsi ini penulis susun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Keperawatan di STIKes Aisyiyah Bandung. Akhir kata penulis ucapkan

semoga laporan akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Oleh karena itu

demi kesempurnaan, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang dapat

membangun.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, Maret 2019

Penulis

vii
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN..................................................................................... i
SURAT PERSETUJUAN................................................................................... ii
ABSTRAK ........................................................................................................ iii
SURAT PENGESAHAN..................................................................................iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................... v


DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. x
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... xiii
LAMPIRAN ................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5
E. Sistematika Penulisan .................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ............................................................................................. 8
1. Pengetahuan ................................................................................................... 8
2. Kararteristik Responden .............................................................................. 12
3. Blood Borne Disease ................................................................................... 13
B. Hasil Penlitian yang Relevan ..................................................................... 19
C. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian....................................................................................... 25
B. Variabel Penelitian ..................................................................................... 25

viii
C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 27
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 27
E. Instrumen Penelitian................................................................................. 288
F. Validitas dan Reabilitas.............................................................................. 29
G. Teknik Analisa Data ................................................................................... 30
H. Prosedur Penelitian..................................................................................... 31
I. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 32
J. Etika Penelitian .......................................................................................... 32
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Unit Observasi .......................................................................... 36
B. Analisa dan Pembahasan ............................................................................ 36
C. Ketebatasan Penelitian ............................................................................... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................ 50
B. Saran ........................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1: Enam Tingkat Pengetahuan................................................... 9

Tabel 2.2: Jumlah Infeksi HIV Menurut Faktor Risiko Tahun 2016-

2017....................................................................................... 14

Tabel 2.3: Penelitian Yang Relevan....................................................... 19

Tabel 3.1: Definisi Operasional............................................................. 25

Tabel 3.2: Jumlah Mahasiswa Berdasarkan Prodi Tingkat III......... 26

Tabel 4.1: Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di STIKes

Aisyiyah Bandung................................................................ 34

Tabel 4.2 : Riwayat pengalaman Karakteristik Responden di STIKes

Aisyiyah Bandung................................................................ 35

x
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1: Lima Proses Pengetahuan................................................... 9

Bagan 2.2: Kerangka Pemikiran............................................................ 23

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1: Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Profesi Ners, Sarjana

Keperawatan, Diploma III Keperawatan dan Diploma III

Kebidanan Tentang HIV, Hepatitis B dan Hepatitis C....... 36

Gambar 4.2: Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Tentang HIV, Hepatitis

B dan Hepatitis C Berdasarkan Program Studi................... 36

Gambar 4.3: Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Profesi Ners, Sarjana

Keperawatan, Diploma III Keperawatan dan Diploma III

Kebidanan Tentang HIV..................................................... 38

Gambar 4.4: Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Tentang HIV

Berdasarkan Program Studi................................................. 38

Gambar 4.5: Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Profesi Ners, Sarjana

Keperawatan, Diploma III Keperawatan dan Diploma III

Kebidanan Tentang Hepatitis B ......................................... 39

Gambar 4.6: Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Tentang Hepatitis B

Berdasarkan Program Studi................................................. 40

Gambar 4.7: Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Profesi Ners, Sarjana

Keperawatan, Diploma III Keperawatan dan Diploma III

Kebidanan Tentang Hepatitis C ......................................... 41

Gambar 4.8: Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Tentang Hepatitis C

Berdasarkan Program Studi................................................. 42

xii
DAFTAR SINGKATAN

AIDS : Acquired Immuno Deficiency Syndrome

APD : Alat Pelindung Diri

Ditjen P2P : Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

HBV : Hepatitis B Virus

HCV : Hepatitis C Virus

HIV : Human Immunodeficiency Virus

KR-21/KR-20 : Kuder Richardson-21/Kuder Richardson-20

KPAD : Komisi Penanggulangan AIDS Daerah

Ms : Miscrosoft

PBL : Praktik Kerja Lapangan

RI : Republik Indonesia

UU : Undang-undang

WA : Whatsapps

WHO : World Health Organization

xiii
LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Informasi

Lampiran 2 Lembar Persetujuan

Lampiran 3 Kuisioner

Lampiran 4 Kunci Jawaban

Lampiran 5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 6 Kartu Bimbingan

Lampiran 7 Surat Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 9 Daftar Riwayat Hidup

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Human Immunodeficiency Virus (HIV) di dunia telah menginfeksi 35 juta

orang. Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit Kementrian Kesehatan Republik Indonesia triwulan 1 tahun 2018,

jumlah kasus HIV yang dilaporkan mengalami kenaikan setiap tahunnya, jumlah

kumulatif HIV sampai dengan Maret 2018 sebanyak 291.129 orang, persentase

tiga faktor risiko HIV di Indonesia Januari sampai dengan Maret 2018 yaitu

homoseksual 21 % (2.241 orang), heteroseksual 21 % (2.137 orang) dan IDU 1%

(127 orang) (KEMENKES RI, 2018).

Jawa Barat menempati urutan ke tiga penyandang HIV terbanyak sebesar

30.264 orang, dan menempati urutan ke enam untuk penyandang AIDS terbanyak.

Di Kota Bandung sendiri pada tahun 2017 terdapat sebanyak 2528 jiwa yang

terinfeksi HIV. (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2017). Kasus tenaga

profesional medis yang terkena AIDS sejak januari-maret 2018 sebanyak 3 jiwa.

(Ditjen P2P Kementerian Kesehatan RI, 2018)

Jumlah kasus virus Hepatitis B di dunia telah menginfeksi sebanyak 2 milyar

orang, sekitar 240 juta orang diantaranya menjadi pengidap Hepatitis B kronik,

sedangkan untuk Hepatitis C di dunia sebanyak 170 juta orang. 1,5 juta penduduk

1
2

dunia meninggal setiap tahunnya karena Hepatitis. Di Indonesia saat ini terdapat

28 juta penduduk yang terinfeksi Hepatitis B dan C (Kementrian Kesehatan RI,

2014), sedangkan di Jawa Barat pada tahun 2016 sebanyak 23.301 kasus

penduduk yang terinfeksi Hepatitis B dan Hepatitis C (Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Barat, 2016).

Semakin tingginya angka penyakit HIV, Hepatitis C dan Hepatitis B dapat

meningkatkan risiko paparan infeksi penyakit terhadap petugas kesehatan,

penyataaan ini sesuai dengan penelitian Ibrahim Kusman, dll (2014) mengatakan

bahwa tenaga perawat merupakan tenaga kesehatan terbanyak di rumah sakit yang

memiliki kontak berkepanjangan dengan pasien. Pekerjaan perawat sangatlah

berisiko untuk terkena paparan penyakit yang dapat ditularkan melalui kontak

dengan cairan pasien, kontak dengan darah, hingga tertusuk jarum bekas pakai

yang dapat menjadi media penularan penyakit.

Gabr M H, et al.,(2018) menyatakan dalam penelitiannya bahwa pekerja

kesehatan berisiko tinggi terkena penyakit yang disebabkan oleh cedera jarum

suntik. Menurut Sahara (2011) menyatakan rata-rata risiko penyebaran virus

melalui blood-borne pada cedera tertusuk jarum yaitu 30% untuk Hepatitis B,

0,3% untuk virus HIV, dan 3% untuk Hepatitis C. Sementara itu, petugas

kesehatan di Indonesia menurut laporan Ditjen P2PL ada 3 orang yang terkena

HIV pada tahun 2018 dan yang mengalami Hepatitis B sebanyak 2,55%

(Kementrian Kesehatan RI, 2014)

Peningkatan pengetahuan menjadi salah satu faktor untuk mengantisipasi

tertularnya penyakit infeksi melalui darah pada petugas kesehatan dan mahasiswa
3

keperawatan. Menurut penelitian Joshi, K et al., (2013) dari 168 responden

mahasiswa keperawatan laki-laki dan perempuan, 48%-17% mengetahui tentang

HIV/AIDS. Delapan puluh tiga persen mengatakan penularan melalui sexual

adalah penyebab paling umum untuk penularan HIV/AIDS dan 3,85% responden

keliru tentang penyebaran HIV di tularkan melalui pelukan, berbagi handuk,

peralatan dan berjabat tangan dengan pasien HIV.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Daniali et al., (2015) menunjukkan bahwa

mahasiswa memiliki pengetahuan sedikit tentang Hepatitis C. Mahasiswa

kebidanan dan mahasiswa keperawatan memiliki persepsi risiko yang tinggi.

Sedangkan hasil penelitian Suswanti (2015) yang berjudul faktor-faktor yang

berhubungan dengan pengetahuan bidan tentang penularanan HIV/AIDS pada

proses persalinan di RSUP H. Adam Malik Medan, menunjukan hasil mayoritas

pengetahuan bidan kurang tentang penularan HIV/AIDS pada proses persalinan.

Hal ni disebabkan karena kurangnya informasi penularanan HIV/AIDS pada

proses persalinan yang diterima bidan.

Dari data yang didapatkan dari STIKes Aisyiyah Bandung bahwa Program

studi ners melaksanakan praktik kerja lapangan selama 18 minngu yang bertempat

di rumah sakit, program sarjana keperawatan tingkat III telah melaksanakan pratik

kerja lapangan sebanyak 3 kali selama 6 minggu yang bertempatkan di rumah

sakit, program diploma III keperawatan telah melaksankan praktik kerja lapangan

sebanyak 2 kali selama kurun waktu 8 minggu yang dilaksankan di rumah sakit

dan untuk program diploma III kebidanan telah melaksakan praktik kerja

lapangan sebanyak 2 kali selama kurun waktu 9 minggu yang dilaksanakan di


4

rumah sakit. Dari data praktik kerja lapangan responden kemungkinan kontak

dengan pasien sangat sering sehingga meningkatkan risiko tertularnya penyakit.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan kepada sepuluh orang mahasiswa

STIKes Aisyiyah Bandung bertujuan untuk memperkuat data permasalahan

penelitian, dari lima orang mahasiswa masih kurang dalam pengetahuan mengenai

HIV, Hepatitis B dan Hepatitis C yang diukur dengan memberikan 10 pernyataan

dengan pilihan jawaban benar, salah, tidak tahu secara lisan, jika menjawab benar

8-10 pernyataan maka pengetahuan dikategorikan baik, jika menjawab benar 5-7

pernyataan maka pengetahuan dikategorikan cukup dan jika menjawab benar 1-4

pernyataan maka pengetahuan dikategorikan kurang. Sedangkan tujuh orang

memiliki persepsi tinggi terhadap risiko penularan infeksi HIV, Hepatitis B dan

Hepatitis C yang diukur dengan memberikan 3 pertanyaan dengan pilihan

jawaban tinggi, sedang, dan rendah.

Berdasarkan uraian data-data diatas, maka perlu dilakukan peninjauan lebih

lanjut mengenai tingkat pengetahuan HIV, Hepatitis B dan Hepatitis C pada

mahasiswa STIKes ‘Aisyiyah Bandung yang nantinya akan melakukan praktik di

rumah sakit agar dapat mengurangi risiko tertular HIV, Hepatitis B, Hepatitis C

dan penelitian tentang hal ini pun masih jarang dilakukan di Indonesia maupun di

Bandung sendiri. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan penelitian tentang

tingkat pengetahuan HIV, Hepatitis B, Hepatitis C pada mahasiswa STIKes

‘Aisyiyah Bandung.
5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka pertanyaan yang menjadi fokus

penelitian adalah “Bagaimanakah tingkat pengetahuan HIV, Hepatitis B, dan

Hepatitis C pada mahasiswa STIKes Aisyiyah Bandung ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis C

pada mahasiswa STIKes Aisyiyah Bandung

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik mahasiswa STIKes Aisyiyah Bandung,

meliputi usia dan jenis kelamin.

b. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis C pada

mahasiswa STIKes Aisyiyah Bandung.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi STIKes Aisyiyah Bandung

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan menjadi informasi bagi pihak

institusi untuk melakukan langkah prenventif terhadap penyakit HIV, Hepatitis

B, dan Hepatitis C dengan cara meningkatkan pengetahuan kepada mahasiswa

STIKes Aisyiyah Bandung.

2. Bagi penelitian selanjutnya

Semoga hasil ini dapat menjadi data tambahan dalam lingkup bahasan yang

sama dan berharap penelitian berikutnya dapat membahas hubungan


6

pengetahuan dan upaya preventif terhadap penyakit HIV, Hepatitis B dan

Hepatitis C.

E. Sistematika Penulisan

Dalam pembahasan penelitian ini yang berjudul “tingkat pengetahuan HIV,

Hepatitis B, dan Hepatitis C pada mahasiswa STIKes Aisyiyah Bandung”

peneliti membaginya menjadi V Bab yaitu :

1. BAB I Pendahuluan

Pada bab ini membahas tentang latar belakang penelitian mengenai data

penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV), Hepatitis B, Hepatitis C,

tingkat pengetahuan penyakit, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian dan sistematika penelitian.

2. BAB II Tinjaun Pustaka

Bab ini berisi landasan teoritis mengenai teori-teori pengetahuan, Human

Immunodeficiency Virus (HIV), Hepatitis B, Hepatitis C, proses penularan,

pencegahan terhadap petugas kesehatan/mahasiswa keperawatan dan hasil

penelitian yang relevan disertai kerangka pemikiran.

3. BAB III Metode Penelitian

Bab ini membahas jenis dan metode yang dipakai untuk penelitian dan

mencari jawaban terhadap tujuan penelitian yaitu tingkat pengetahuan HIV,

Hepatitis B, Hepatitis C pada mahasiswa STIKes Aisyiyah Bandung.


7

4. BAB IV Pembahasan

Bab ini akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai tingkat

pengetahuan HIV, Hepatitis B, Hepatitis C pada mahasiswa STIKes Aisyiyah

Bandung.

5. BAB V Kesimpulan dan Saran

Bab ini akan menguraikan kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian

tingkat pengetahuan HIV, Hepatitis B, Hepatitis C pada mahasiswa STIKes

Aisyiyah Bandung. Pada bab ini juga menguraikan saran peneliti bagi penelitian

lain dan institusi STIKes ‘Aisyiyah Bandung.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dari penginderaan manusia terhadap suatu

objek (Notoatmodjo, 2012). Sedangkan menurut penelitian Puspitasari (2013)

mengatakan pengetahuan atau kognitif adalah domain yang sangat penting yang

dalam mempengaruhi terhadap tindakan seseorang.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dapat

diketahui melalui indera dan proses pembelajaran.

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012) terdapat 6 tingkatan pengetahuan yaitu :

Tabel 2.1
Enam tingkat pengetahuan
No Enam Tingkat Penjelasan
Pengetahuan
1 Know (Tahu) Tahu ini diartikan sebagai suatu proses
mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu
yang telah diperlajari.
2 Comprehension Memahami disini dapat diartikan sebagai
(Memahami) kemampuan menginterpretasikan atau
mejelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui.
3 Application (Aplikasi) Aplikasi adalah kemampuan untuk
mengunakan atau mempraktekan materi yang
telah di pelajari pada kondisi sebenarnya.
Bersambung ke halaman berikutnya

8
9

No Enam Tingkat Penjelasan


Pengetahuan
4 Analysis (Analisis) Analisis adalah kemampuan seseorang dalam
menjabarkan, mengambarkan, membedakan,
memisahkan, mengelompokkan objek-objek
kedalam suatu komponen.
5 Synthesis (Sintesis) Sintesis adalah kemampuan untuk menyusun,
dapat merencanakan, meringkas, dan
menyesuaikan terhadap suatu teori yang
sudah ada.
6 Evaluation (Evaluasi) Evaluasi adalah kemampuan untuk
melakukan penilaian terhadap hasil dari suatu
objek.

c. Proses terjadinya Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012) proses terjadinya pengetahuan dibagi dalam 5

tahap yaitu :

Lima proses
terjadinya
pengetahuan

Menimbang-
Awareness Interest Trial Adaptasi
nimbang

Bagan 2.1
Lima proses pengetahuan
10

d. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012) ada beberapa faktor yang mempengaruhi

pengetahuan, yaitu :

1) Pendidikan

Pendidikan ialah proses usaha mengembangkan diri serta kemampuan

didalam maupun diluar sekolah yang berlangsung seumur hidup (Notoatmodjo

2012). Sedangkan Olankule (2012) dalam Erisa H (2013) mengatakan bahwa

pendidikan dapat mempengaruhi beberapa aspek seperti, pengetahuan, perilaku

kesehatan serta faktor psikologikal.

2) Informasi

Informasi adalah pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan

opini seseorang dalam meningkatkan pengetahuan (Notoatmodjo 2012). Sam

San (2013) mejelaskan bahwa sumber informasi dapat mempengaruhi tingkat

pengetahuan. Informasi yang diterima akan dipahami oleh individu akan

menentukan baik atau tidaknya pengetahuan.

3) Pekerjaan

Menurut Wawan (2010) dalam Sholihatin Nur (2017) mengatakan jika ibu

yang tidak bekerja memiliki akses mendapat informasi lebih sedikit

dibandingkan dengan ibu yang bekerja, sehingga pekerjaan dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang.

4) Lingkungan

Faktor lingkungan mengambil peran secara tidak langsung dalam

mempengaruhi tingkat pengetahuan sebagai faktor eksternal seseorang. Jika


11

lingkungan individu positif maka akan timbul motivasi yang dapat

memepengaruhi pengetahuan (Sam San, 2013).

5) Pengalaman

Pengalaman adalah sumber pengetahuan yang didapatkan dengan cara

mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah

yang dihadapi dimasa lalu (Notoatmodjo 2012).

Warawirasmi (2014) dalam Maulita (2015) pengalaman yang didapat dalam

melakukan praktik klinik akan mempengaruhi tingkat pengetahuan karena

memberikan dampak dalam kemampuan berpikir.

6) Usia

Sitompul (2012) dalam Erisa H (2014) usia dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang dilihat dari daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin berkembang usia maka akan berkembang pula daya pikir dan pola

pikirnya.

Hasil dari penelitian Hanifah (2013) dalam Sholohatin Nur (2017) usia 20-35

tahun menunjukan sifat berpikir yang matang dan mempunyai mental untuk

mempelajari seta menyesuaikan diri pada situasi-situasi yang baru.

e. Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Dalam pengukuran data dapat dilakukan dengan cara wawancara atau angket

untuk mengukur subjek penelitian. Pada saat mengkur pengetahuan harus

diperhatikan eumusan kata dan kalimat pertanyaan menurt tahapan pengetahuan

(Arikunto, 2014).
12

Menurut Arikunto (2014) hasil pengetahuan dapat di kelompokan menjadi 3

kategori yaitu :

1) Tingkat pengetahuaan kategori baik yaitu, 76% sampai 100%

2) Tingkat pengetahuan kategori cukup yaitu, 56% sampai 75%

3) Tingkat pengetahuan katergori kurang yaitu, <=55%

2. Kararteristik Responden

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) merupakan kerangka

perjenjangan kualifikasi sumber daya manusia indonesia yang menyandingkan,

menyertakan dan mengintegrasikan sektor pendidikan dengan sektor pelatihan

dan pengalaman kerja dalam suatu skema pengakuan kerja yang disesuaikan

dengan struktur diberbagai sektor pekerjaan. Dalam sistem KKNI terdapat

kualifikasi jenjang pendidikan dengan pasar kerja dari mulai level 1 hingga level

9.

Dalam penelitian ini terdapat 4 responden dengan jenjang pendidikan yang

berbeda sesuasi level KKNI, seperti berikut :

a. Diploma III Keperawatan dan Diploma III Kebidanan

Dalam KKNI program studi Diploma III atau vokasi di kualfikasikan dalam

jenjang level 5 yang dimana pada level ini bertugas mampu menyelesaikan

pekerjaan berlingkup luas, menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan secara

umum, mampu memformulasikan penyelesain masalah prosedural, mampu

mengelola kelompok kerja, menyusun laporan secara komperhensif dan

bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri atau kerja kelompok.


13

b. Sarjana Keperawatan

Dalam KKNI progam studi sarjana keperaawatan atau S1 di kualifikasikan

dalam jenjang level 6, pada level ini program studi bertugas mampu

mengaplikasikan bidang keahliannya, menguasai konsep teoritis bidan

pengetahuan tertentu dan konsep teoritis khusus secara mendalam, serta

mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural, mampu

mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisa data dan bertanggung

jawab pada pekerjaan sendiri dan kelompok.

c. Profesi Ners

Dalam KKNI program studi ners atau profesi dikualifikasikan dalam jenjang

level 7, pada level ini program studi bertugas mampu merencanakan dan

mengelola sumber daya di bawah tanggung jawabnya dan mengevaluasi secara

konferhensif, mampu memecahkan masalah dibidang keilmuannya melalui

pendekatan monodisipliner dan mampu melalukan riset serta bertanggung jawab

pada diri sendiri dan kelompok.

3. Blood Borne Disease

a. Human Immunodeficiency Virus (HIV)

1) Pengertian HIV

Menurut Kementerian Kesehatan RI (2014) HIV adalah virus yang

menyerang sistem kekebalan tubuh manusia sehingga dapat menimbulkan satu

penyakit yang disebut AIDS.


14

2) Tanda Gejala

Menurut Nordqvist (2018) tanda awal dan gejala HIV pada umumnya terasa

beberapa minggu setelah tertular virus seperti flu, demam, ruam pada kulit, sakit

kepala, sakit tenggorokan, kelelahan hingga gejala yang lebih dari itu seperti

bisul dimulut, bisul dialat kelamin, mual dan muntah, nyeri persendian dan

pembengkakan pada kelenjar getah bening. Sedangkan gejala tahap akhir

biasanya akan terjadi diare, demam yang berlangsung berminggu-minggu,

penurunan berat badan, bintik putih pada lidah atau mulut.

3) Cara Penularan HIV

Laporan KPAD Semarang (2014) dalam Forman (2017) proporsi kelompok

resiko dari tahun 2007-2014 di Semarang sumber penularan heteroseksual 79

persen, penasun 6 persen, homoseksual 5 persen, tidak diketahui 3 persen,

perinatal 3 persen, dan transfusi darah 1 persen.

Menurut laporan data Ditjen P2P Kemeskes RI (2017) jumlah infeksi HIV

menurut faktor resiko dapat dilihat pada tabel 2.2 :

Tabel 2.2
Jumlah Infeksi HIV Menurut Faktor RisikoTahun 2016-2017
Tahun
Faktor Resiko
2016 2017
Penasun 938 200
Heteroseksual 17,754 2,448
LSL 13,063 2,867
Lain-lain 5,479 925
Tidal Diketahui 12,790 3,824
15

b. Hepatitis B

1) Pengertian Hepatitis B

Hepatitis B adalah penyakit infeksi serius yang mengakibatkan kerusakan

pada hati (Joukar F et., al (2017)

Menurut Word Health Organization (2018) menjelaskan bahwa hepatitis B

(HBV) merupakan infeksi virus yang menyerang hati dan menyebabkan

kerusakan kronis pada hati.

2) Tanda Gejala

Tanda dan gejala pada penderita hepatitis B akan mengalami kuning pada

kulit (jaundice), urin berwarna gelap, kelelahan ekstrim, mual muntah dan sakit

perut (WHO, 2018).

3) Cara Penularan

Menurut Word Health Organization (2018) cara penularan virus hepatitis B

ditularkan melalui kontak dengan darah atau cairah tubuh seperti dari ibu ke

anak pada saat kelahiran dari orang yang terinfeksi. Penularan juga dapat terjadi

dari penggunaan kembali jarum suntik baik dalam pelayanan kesehatan maupun

pengidap narkoba, selain itu infeksi juga dapat terjadi melalui tato, penggunaan

pisau cukur dan benda serupa yang terkontaminasi dengan darah yang terinfeksi

virus.

Sedangkan Susiloningsih (2013) dalam Tsania (2018) mengatakan Penularan

HBV dapat melalui cairan semen, ludah, darah atau bahan yang berasal dari

darah, lendir, kemaluan wanita, darah menstruasi, dan cairan tubuh lainnya.
16

Ibekwe (2006) dalam Hassan M (2016) virus hepatitis B sejauh ini sangat

ditakut dibandingan penyakit infeksi menular darah lainnya. Jarum suntik

menyebabkan risiko tertularnya hepatitis B sebesar 30 persen.

c. 323Hepatitis C

a) Pengertian Hepatitis C

Hepatitis C adalah penyakit infeksi serius yang mengakibatkan kerusakan

pada hati (Joukar F et., al (2017)

b) Tanda Gejala

Menurut Departement of Health Australia (2013) pasien yang terkena virus

ini pada awalnya tidak menunjukan gejala atau menderita penyakit yang ringan

seperti flu. Pada beberapa kasus ditemui gejala seperti kulit menjadi kuning,

kelelahan yang berat, hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, demam dan

nyeri persendian.

c) Cara Penularan

Menurut laporan Ditjen P2PL pada tahun 2007-2012 faktor risiko penularan

hepatitis C meliputi, transplantasi organ 0,37 persen, transfusi darah 6,84 persen,

tenaga kesehatan 4,42 persen, tato/tindik 5,89 persen, penasun 27,52 persen,

pasca operasi 8,54 persen, kontak darah dengan penderita hepatitis C 9,93

persen, keluarga pengidap hepatitis C 13,83 persen, hubungan seks tidak aman

7,51 persen dan cuci darah 15,16 persen.


17

d. Penularan Human Immunodeficiency Virus (HIV), Hepatitis B, dan

Hepatitis C kepada Tenaga Kesehatan

Tenaga perawat merupakan tenaga kesehatan terbanyak di rumah sakit yang

memiliki kontak berkepanjangan dengan pasien. Pekerjaan perawat sangatlah

beresiko untuk terkena paparan penyakit yang dapat ditularkan melalui kontak

dengan cairan pasien, kontak dengan darah, hingga tertusuk jarum bekas pakai

yang dapat menjadi media penularan penyakit (Ibrahim Kusman, dll, 2014).

Selain perawat bidan juga mempunyai risiko yang tinggi tertular penyakit

HIV/AIDS, jika tidak mengetahui cara pencegahan tertularnya penyakit

HIV/AIDS. Di Sumatra Utara terdapat 3 orang bidan yang tertular HIV

dikarenakan membantu persalinan ibu, penularan seperti ini dapat terjadi jika

saat proses pertolongan perlengkapan tidak sesuai dengan standar yang telah

ditentukan (Suswanti, 2015).

Menurut Shivalli (2014) menyatakan bahwa perawat berisiko besar terkena

HIV/AIDS dikarenakan pekerjaanya yang sering kontak dengan pasien.

Gabr M H, et al.,(2018) menyatakan dalam penelitianya bahwa pekerja

kesehatan beresiko tinggi terkena penyakit yang disebabkan oleh cedera jarum

suntik. Menurut Sahara (2011) menyatakan rata-rata risiko penyebaran virus

melalui blood-borne pada cedera tertusuk jarum yaitu 30% untuk Hepatitis B ,

0,3% untuk virus HIV, dan 3% untuk Hepatitis C.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Daniali et al., (2015) menunjukkan

bahwa mahasiswa memiliki pengetahuan sedikit tentang Hepatitis C, dan

mahasiswa kebidanan serta mahasiswa keperawatan memiliki persepsi risiko


18

yang tinggi. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan pada petugas kesehatan

dalam kategori baik sedangkan mahasiswa keperawatan dalam kategori cukup.

Adanya angka penularan penyakit biasanya disebabkan oleh kelalain dalam

prokteksi diri saat melakukan tugas seperti pernyataan Jamsostek (2011) dalam

Asmi (2017) bahwa angka kecelakaan kerja di akibatkan dari kelalaian

penggunaan alat pelindung diri, sehingga meningkatkan resiko tekena penyakit

seperti HIV dan Hepatitis.

e. Pencegahan Penularan HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis C

Menurut laporan National Library of Medicine (2017) penularan penyakit

HIV dan Hepatitis dapat dicegah dengan menggunakan alat pelindung diri

(APD) seperti sarung tangan, kacamata, apron, sepatu dan juga penting untuk

dibersihkan setelah pemakaiannya.

Dalam mencegah penularan penyakit terhadap petugas kesehatan dapat

dicegah dengan cara membersihkan tangan sebelum kontak dengan pasien,

sebelum tindakan aseptic, setelah terkena cairan tubuh pasien, setelah kontak

dengan pasien dan setelah menyentuh lingkungan pasien (WHO).

Dalam upaya pencegahan mahasiswa Stikes Aisyiyah sebelum memasuki

praktik belajar lapangan, akan dilakukan skrining cek darah, kemudian setelah

itu akan dilakukan vaksinasi hepatitis B. Menurut salah seorang mahasiswa di

Poltekes TNI AU program studi kebinanan mengatakan jika sebelum memasuki

praktik kerja lapangan mahasiswa akan diberikan vaksinasi hepatitis B.

Menurut penelitian Masloman (2015) mengenai pelaksanaan dan pencegahan

infkesi menunjukan bahwa pelaksanaan kebersihan tangan, pemakaian alat


19

pelindung diri, pemprosesan peralatan pasien, pengelolahan limbah, belum

berjalan dengan pedoman infeksi Kementerian Kesehatan. Sementara itu

berdasarkan hasil penelitian Ferdinah (2017) mengenai perilaku hand hygene

yang kurang pada perawat sebesar 55,3% , sedangkan hand hygene dengan

sabun dan air mengalir maupun handrub sebesar 61,7% dan 57,4 %.

B. Hasil Penlitian yang Relevan

Penelitian yang relevan ini terdiri dari sembilan jurnal luar negeri dan satu

dalam dalam negeri.

Tabel 2.3
Penelitian yang Relevan

No Judul dan Peneliti Variabel Desain Hasil penelitian


penelitian
1 Occupational Pengetahuan, Deskriptif Jumlah responden 87 orang (84,5%)
exposure to HIV : Sikap, Cross- perempuan dan 16 orang (14,5%)
Perceptions and Pencegahan sectional laki-laki Sebanyak 72 orang (70%)
Prevrntive menganggap berisiko tinggi tertular
Practices of Indian HIV (50% laki-laki dan 73,6%
Nurshing Students perempuan).
(Siddharudha Sebanyak 96,1% telah merawat
Shivalli, 2014) pasien HIV pada tahun lalu, 8 dari 10
mahasiswa keperawatan pernah
terpapar darah dan cairan tubuh
pasien, 1/5 tersebut terjadi saat
merawat pasien HIV.

2 Knowledge, risk Pengetahuan, Studi Sebagian besar responden perempuan


perception and persepsi deskriptif (56,5%) Profesi perawat (55,6%)
Hepatitis B risiko, 124 petugas 78,2% pengetahuan baik terhadap
vaccination status Hepatitis B, kesehatan Hepatitis B 93,5% merasa berisiko
of healthcare status vaksin tinggi terhadap infeksi Hepatitis B
workers in Usmanu dibanding profesi lain. Hanya 40,3%
Danfodiyo yang pernah divaksinasi terhadap
University infeksi Hepatitis B.
Teaching Hospital,
Sokoto, Nigeria
(Hassan,M.
Awosan,K. Nasir,S.
Tunau,K.
Burodo,A.
Yakubu,A. And
Oche,M.O. 2016)
Bersambung ke halaman selanjutnya
20

No Judul dan Peneliti Variabel Desain Hasil penelitian


penelitian
3 Knowledge among Pengetahuan, Study Mayoritas responden (62,5%)
nurshing students persepsi, deskriptif memiliki pengetahuan tinggi tentang
of blood borne Blood borne cross- penyakit infeksi yang ditularkan
virues and virues, sectional melalui darah, 25% mengetahui
practices to pencegahan bahwa HIV dapat disebarkan melalui
prevent penularaan darah yang terinfeksi, hubungan
transmission sexual, instrumen tato dan tindik,
(Arunima Sharma, serta penularan dari ibu ke anak
Ashima Sharma, selama kehamilan dan persalinan.
Ashok Sharma, Dalam penelitian ini 89%
2017) mengetahui bahwa pekerja layanan
kesehatan beresiko terkena Hepatitis
B, C dan
HIV.

4 Knowledge level Hepatitis C, Deskriftif 11,5% pengetahuan Hepatitis C


and Attitude of pengetahuan, korelasi buruk 60,5% pengetahuan Hepatitis
Nursing Interns sikap C sedang 28% pengetahuan Hepatitis
toward Patients C baik 50,5% sikap positif 49%
with Hepatitis C at sikap negatif
Tanta University
Hospital (Entisar
Abo, Afaf
Abdelaziz and
Fatma abdelrehim,
2014)
5 Nurse’s knowledge Pengetahuan Study Sebanyak 1008 petugas kesehatan
toward Hepatitis B , Hepatitis C, deskriptif memenuhi syarat penelitian.
and Hepatitis C in Hepatitis B cross- Sebagian peserta (55,4% dan 52,9%)
Guilan Iran sectional memiliki pengetahuan kurang
(Joukar Farahnaz, memuaskan tentang HBV dan HCV.
Fariborz Mansour- Sebagian besar respondem menjawab
Ghanaei, dengan benar tentang penyebaran
Mohammad Reza HBV dan HCV (90% dan 80%).
Naghipour and
Tolou Hasandokt.,
2017)
6 Under graduate HIV, AIDS, Deskriptif Rata-rata jumlah keseluruhan (38,05
nursing students’ sikap 172 ± 4,91) dari 49 soal pengetahuan baik
knowledge and mahasiswa Skor sikap (51,26 ± 6,2)
attitude toward sarjana Pengetahuan baik (77,6%) Sikap
people living with keperawatan cukup (67,4%)
human
immunodeficiency
virus / acquired
immunodeficiency
syndrome (Mythili
Dharmalingam,
Vijayalakshmi
Poreddi, sailaxmi
G, Rama Chandra,
2015)
Bersambung ke halaman selanjutnya
21

No Judul dan Peneliti Variabel Desain Hasil penelitian


penelitian
7 Tingkat Pengetahuan, kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan tingkat
pengetahuan dan Persepsi, deskriptif pengetahuan tentang HIV responden
persepsi risiko HIV, adalah baik sebanyak 131 responden
penularan HIV, Hepatitis B, (44,6%), pengetahuan tentang
Hepatitis B, Hepatitis C Hepatitis B responden baik sebanyak
Hepatitis C pada 134 responden (45,6%), pengetahuan
mahasiswa sarjana tentang Hepatitis C responden cukup
keperawatan Stikes sebanyak 126 responden (42,6%).
Aisyiyah Bandung Untuk persepsi risiko terhadap
(Hidayah Tsania, penularan HIV dan Hepatitis C
2018) secara pribadi responden memiliki
persepsi yang rendah sebanyak 117
responden (39,8%) dan 113
responden (38,4%), sementara untuk
Hepatitis B secara pribadi responden
memiliki persepsi risiko yang sedang
sebanyak 100 responden (34,0%),
sedangkan untuk persepsi risiko
secara umum responden memiliki
persepsi risiko yang sedang untuk
HIV sebanyak 138 responden
(46,9%), Hepatitis B sebanyak 147
responden (50,0%), Hepatitis C
sebanyak 136 responden (46,3%).
8 A study of Pengetahuan, Study cross- Dari 190 mahasiswa keperawatan,
knowledge & kepedulian, sectional 168 orang yang berpartisipasi, 83%
awareness HIV/AIDS perempuan dan 17% laki-laki. 98%
regarding rata-rata usia 18-24 tahun. 48%-17%
HIV/AIDS among di mengetahui lengkap tentang
Nursing Students HIV&AIDS. Sekitar 83% mengatkan
(K.P Joshi, M. rute seksual adalah rute paling umum
Robins, Debjani untuk penularan HIV. 3,58% peserta
Mitra Sen, KM. salah paham bahwa penularan HIV
Mallikarjunaih, melalui pelukan, berbagi
2013). kursi,handuk,peralatan,berjabat
tangan dengan pasien HIV. 95,23%
peserta menyadari tentang lankah
pencegahan HIV/AIDS. Sekitas
86,90% menyadari bahwa HIV
menyerang sistem kekebalan tubuh.
14,88% mengatakan bahwa tersedia
vaksin untuk HIV/AIDS & 15,47%
mengatakan dapat disembuhkan.
31% peserta takut terinfeksi dalam
memberikan perawatan pada pasien
HIV/AIDS.

Bersambung ke halaman selanjutnya


22

No Judul dan Peneliti Variabel Desain Hasil penelitian


penelitian
9 Knowledge and Hepatitis B, Dilakukan Usia rata-rata 29,7 ± 5,8 83,7
preventive Pengetahuan, kepada 300 pendidikan Diploma Keperawatan
practices Praktik perawat 94,3% responden berjenis kelamin
regarding pencegahan perempuan Mean pengetahuan yaitu
Hepatitis B among 20,62 ± 3,11 67,3% tingkat
nurses in some pengetahuan memadai 49,3% baik
selected hospitals praktik pencegahan
of Dhaka city,
Bangladesh
(Nadira Mehriban,
GU Ahsan, Tujul
Islan , 2014)
10 Knowledge and Pengetahuan, Cross- Hasil penelitian 41% staff
attitudes toward sikap, sectional pendukung, 37% mahasiswa
HIV, Hepatitis B HBV,HCV, keperawatan, 22% adalah perawat
Virus, Hepatitis C HIV profesional. Perawat profesional dan
Virus infection staf pendukung memiliki skore
among Heals-care pengetahuan sangat tinggi yang
workers in Malawi berkaitan dengan HIV/AIDS dan
(Jasintha bersikap positif. Tetapi terdapat
Mtengezo, Haeok perbedaan dalam pengetahuan dan
Lee, Jonathan sikap terhadap HIV/AIDS, HBV dan
Ngoma, Susie Kim, HCV antara petugas kesehatan
Teri Aronowitz, p<0,01. Mayoritas memiliki
Rosanna DeMarco, pengetahuan kurang tentang HBV
Ling Shi, 2016) dan HCVserta sikap negatif terhadap
hepatitis.
23

C. Kerangka Pemikiran

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

1. Pendidikan
2. Informasi
3. Pekerjaan
4. Sosial, budaya dan ekonomi
5. Lingkungan
6. Pengalaman
7. Usia

Mahasiswa Sarjana
Keperawatan, D3 Keperawatan,
D3 Kebidanan dan Program
Studi Ners

Tingkat
Pengetahuan

1. Baik
2. Cukup
3. Kurang

Bagan 2.2
Kerangka pemikiran
Sumber : Arikunto 2014

Keterangan :

= Yang di teliti

= Yang tidak di teliti


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian deskiptif kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisa data yang bersifat

statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono,

2017).

Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk

memaparkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini (Sugiyono,

2017). Penelitian deskriptif kuantitatif ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

pengetahuan HIV, Hepatitis B, Hepatitis C pada mahasiswa STIKes Aisyiyah

Bandung

B. Variabel Penelitian

Variabel pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti sehingga dapat diperoleh informasi yang kemudian

dapat ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017).

Pada penelitian ini terdapat satu variabel yaitu tingkat pengetahuan HIV,

Hepatitis B, Hepatitis C pada mahasiswa Sarjana Keperawatan, Diploma III

Keperawatan, Diploma III Kebidanan dan Program studi pendidikan profesi

Ners.

25
26

1. Definisi Konseptual

a. Pengetahuan merupakan hasil tahu dari penginderaan terhadap suatu objek

(Notoatmodjo, 2012).

b. Menurut penelitian Puspitasari (2013) mengatakan pengetahuan atau kognitif

adalah domain yang sangat penting yang dalam mempengaruhi terhadap

tindakan seseorang.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau

fenomena. (Hidayat, 2017).

Tabel 3.1

Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur Skala
Operasional
Pengetahuan Tingkat pemahaman Kuesioner 1. Kategori Ordinal
mahasiswa S1 mahasiswa S1 baik yaitu,
keperawatan, DIII keperawatan, DIII 76% sampai
keperawatan ,DIII keperawatan ,DIII 100%
kebidanan tingkat III kebidanan tingkat III 2. Kategori
dan Progam studi dan Progam studi Ners cukup yaitu,
Ners mengenai HIV, mengenai penyakit 56% sampai
Hepatitis B dan HIV, Hepatitis B dan 75%
Hepatitis C Hepatitis C. 3. kategori
kurang
yaitu,
<=55%
(Arikunto,
2014)
27

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono 2017).

Populasi dalam penelitian ini terdiri dari mahasiswa Sarjana Keperawatan,

tingkat 3, Diploma III Keperawatan tingkat 3, Diploma III Kebidanan tingkat 3

dan Program studi pendidikan profesi Ners yang berjumlah 224 mahasiswa.

Tabel 3.2
Jumlah Mahasiswa Berdasarkan Prodi tingkat III
Prodi Jumlah
Sarjana Keperawatan 60
DIII Keperawatan 66
DIII Kebidanan 36
Program profesi Ners 62
Jumlah 224

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi

(Arikunto 2014). Cara pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan

Total Sampling. Total Sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana

jumlah sampel sama dengan pupulasi (Sugiyono, 2017).

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan

oleh peneliti untuk mengumpulkan data secara tepat, sehingga data yang didapat

benar-benar valid dan reliabel. (Notoatmodjo, 2012). Sedangkan menurut


28

Hidayat ( 2017) pengumpulan data adalah suatu cara yang dilakukan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode pengumpulan data

penelitian ini menggunakan kuisioner. Pengumpulan data dilakukan dengan

penyebaran kuisioner melalui bantuan media Whatsapp (WA) atau lembaran

kertas. Pengumpulan data dengan kuisioner ini terdiri dari :

1. Lembar Demografi

Lembar ini digunakan untuk mencatat karateristik responden yang berisi dari

nama, usia, jenis kelamin, prodi, pengalaman praktik belajar lapangan (merawat

pasien HIV, Hepatitis B dan Hepatitis C).

2. Lembar Pertanyaan

Lembar pertanyaan berisi mengenai pengetahuan HIV, Hepatitis B, dan

Hepatitis C

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner

yang dibuat oleh peneliti yang meliputi data demografi, kuesioner pengetahuan

HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis C.

Kuesioner terdiri dari 2 bagian yaitu bagian satu berupa data demografi,

bagian kedua pertanyaan pengetahuan. Jawaban untuk kuisioner pengetahuan

menggunakan skala Guttman yaitu benar, salah, dan tidak tahu skoring benar

diberi skor 1, salah dan tidak tahu diberi skor 0.


29

F. Validitas dan Reabilitas

1. Validitas

Peneliti telah melakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner di STIKes

Dharma Husada Bandung dengan jumlah responden 20 mahasiswa dengan

karakteristik yang sama.

Prinsip validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip

keandalan instrumen dalam mengumpulkan data (Nursalam, 2016). Uji validitas

untuk kuesioner pengetahuan menggunakan point biserial correlation,

sedangkan untuk kuesioner persepsi menggunakan rumus spearman rank

(Arikunto, 2014).

Dari hasil pengolahan data didapatkan hasil uji validitas didapatkan (nilai

p>0,444). Dari hasil uji validitas kuesioner pengetahuan ini, peneliti

mengunakan 49 item pernyataan untuk penelitian ini, dengan membuang

pernyataan yang constan serta pernyataan yang diwakili oleh pernyataan yang

lain pada uji valid ulang dan mengganti pernyataan yang tidak valid.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan fakta yang

diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan (Nursalam, 2016). Hasil untuk

uji reliabilitas pada kuesioner pengetahuan menggunakan rumus Kuder

Richardson-20 (KR-20) atau Kuder Richardson-21 (KR-21) dan untuk kuesioner

persepsi menggunakan rumus Alpha Cronbach.


30

Hasil reliabilitas untuk kuesioner pengetahuan risiko penularan HIV,

Hepatitis B, Hepatitis C pada uji validitas didapatkan reliabilitas 0,900 (nilai r >

0,70).

G. Teknik Analisa Data

1. Pengolahan Data

a. Editing

Peneliti akan memeriksa kembali lembar observasi yang telah diisi oleh

responden. Jika ada data yang kurang tepat dan belum lengkap maka peneliti

akan kembali menghubungi responden.

b. Entry Data

Peneliti akan memasukan data-data yang sudah dikumpulkan kedalam bagan

atau data base ke dalam Microsoft Excel 2013.

c. Cleaning

Peneliti melakukan proses pengecekan kembali data-data yang telah masuk

dan yang telah dikumpulkan untuk memastikan tidak ada lagi kesalahan didalam

data. Terutama kesalahan dalam pengkodean data yang sudah dilakukan, jika

terjadi kesalahan, maka akan dilakukan segera perbaikan.

2. Analisa Data

Analisa data menggunakan program Ms. Excel 2013 dengan mendeskripsikan

variabel penelitian yang termasuk ke dalam data numerik dan kategorik. Data

numerik ini meliputi usia yang akan diolah dengan mencari mean, range,

maksimal dan minimal. Data kategorik meliputi jenis kelamin, pengalaman


31

praktik kerja lapangan, tingkat pengetahuan yang akan disajikan alam bentuk

persentase.

H. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan penelitian ini dilakukan pada bulan September 2018,

dimana peneliti mengajukan judul penelitian kepada pembimbing yang telah

ditentukan. Kemudian setelah mendapatkan persetujuan peneliti melakukan studi

litelatur, membuat studi pendahuluan hingga sampai berbentuk proposal

penelitian. Setelah itu peneliti membuat surat permohonan izin pengajuan untuk

melakukan penelitian di STIKes Aisyiyah Bandung.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Tahap pelaksanaan penelitian akan dilakukan pada bulan 15 januari 2019.

b. Peneliti akan meminta bantuan kepada ketua kelas dalam pengambilan data.

c. Peneliti akan menjelaskan maksud dan tujuan dilakukannya penelitian.

d. Setelah disepakati, peneliti memberikan lembar persetujuan yang harus

ditanda tangani responden.

e. Peneliti membagikan kuesioner dalam bentuk digital atau kertas kepada

responden.

f. Kemudian responden akan mengisi data demografi.

g. Setelah itu responden akan mengisi bagian kuesioner pertanyaan tentang

tingkat pengetahuan risiko penularan HIV, Hepatitis B dan Hepatitis C.


32

h. Jika responden telah selesai menjawab semua kuesionernya maka responden

wajib mengklik/memilih tombol kirim sebagai tanda bahwa responden telah

selesai mengisi semua jawaban

3. Tahap Akhir Penelitian

Pada tahap ini peneliti akan melakukan pengecekan semua jawaban yang

telah dikirimkan responden dan hasil dari semua itu akan peneliti olah dalam

Ms. Excel 2013 kemudian peneliti buat menjadi laporan hasil penelitian.

I. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dikampus STIKes Aisyiyah Bandung, proses

penyusunan penelitian dibagi 3 waktu yaitu penyusunan proposal yang dimulai

dari bulan September sampai Oktober tahun 2018, pengambilan data dimulai

dari tanggal 15 sampai 26 Januari 2019 dan penyusunan hasil penelitain dimulai

tanggal 28 Januari 2019

J. Etika Penelitian

1. Informed Consent

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan maksud tujuan dilakukannya penelitian

kepada responden dan meminta responden untuk mentandatangani lembar

persetujuan sebagai bentuk responden bersedia untuk menjadi bagian dari

penelitian ini.

2. Anonymity

Dalam penelitian ini peneliti tidak mencantumkan nama responden sebagai

bentuk menjaga keprivasian responden dan mengantikanya dengan nomor.


33

3. Kerahasiaan

Peneliti menjamin semua kerasahasian data yang responden berikan dan tidak

akan mnyebarluasakanya, kemudian data akan disimpan secara pribadi oleh

peneliti dan pembimbing dalam kisaran waktu 5 tahun.

4. Beneficient

Dengan dilakukan penelitian ini dapat diketahui tingkat pengetahuan HIV,

Hepatitis B, Hepatitis C pada mahasiswa STIKes Aisyiyah Bandung sehingga

kedepannya STIKes Aisyiyah Bandung sebagai institusi pendidik dapat

mengembangkan pembahasan mengenai penyakit HIV, Hepatitis B, Hepatitis C

sebagai bentuk preventif terhadap risiko tertularnya penyakit pada mahasiswa.

5. Non maleficient

Peneliti disini memberikan pilihan kepada responden, sehingga responden

berhak untuk menerima atau menolak menjadi responden dalam penelitian ini.

Apabila dalam proses pengambilan data responden terhambat oleh ketersedian

media (Wifi, Hp, Laptop) dalam mengisi kuisioner, dalam hal ini peneliti siap

menyediakan alat tersebut.

6. Keadilan

Dalam penelitian ini peneliti bersikap adil terhadap responden dalam

pengambilan data tanpa ada diskriminasi baik sebelum, selama dan sesudah

keikutsertaan responden. Peneliti tidak membeda-bedakan responden bersarkan

ras, agama, jenis kelamin, suku dan budaya dengan cara tidak mencantumkan itu

semua pada data demografi.


BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Unit Observasi

Penelitian ini dilaksanakan di STIKes Aisyiyah Bandung yang berlokasi di

Jalan K.H Ahmad Dahlan (Banteng) Dalam No. 6 Bandung. STIKes ‘Aisyiyah

Bandung memiliki empat program studi yaitu Program Studi Diploma III

Keperawatan, Diploma III Kebidanan, Sarjana Keperawatan dan Pendidikan

Profesi Ners. Responden dalam penelitian ini berjumlah 224 responden yang

terdiri dari program studi Diploma III Keperawatan Tingkat 3, Diploma III

Kebidanan Tingkat 3, Sarjana Keperawatan Tingkat 3 dan Program Studi

Pendidikan Profesi Ners.

Saat dilakukan pengambilan data, responden yang bersedia berpatisipasi

dalam penilitian ini berjumlah 220 mahasiswa dari 224 mahasiswa. Empat

reponden yang tidak bisa berpartisipasi dalam penelitian ini berasal dari program

studi ners, dengan alasan tidak memberikan respon ketika dihubungi, sehingga

responden tersebut dikeluarkan dalam penelitian ini.

B. Analisa dan Pembahasan

1. Hasil penelitian

a. Karakterisistik Responden

34
35

Karakterisitik responden dalam penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin,

pengalaman praktik bekerja lapangan (PBL), untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel 4.1 :

Tabel 4.1
Distibusi Frekuensi Karakteristik Responden
di STIKes Aisyiyah Bandung

Program studi
Variabel Sarjana Diploma III Diploma III
Keseluruhan Ners
Keperawatan Keperawatan Kebidanan
(n=220) (n=58)
(n=60) (n=66) (n=36)
Usia (tahun)

Mean 22 26 20 20 20
Range 27 24 3 4 6
Minimal 18 21 19 19 18
Maksimal 45 45 22 24 24
Jenis kelamin

Laki-laki 38 14 11 13
(17%) (24%) (19%) (29%)
Perempuan 182 44 49 53 36
(83%) (86%) (81%) (80%) (100%)
Praktek
Bekerja
Lapangan 220 58 60 66 36
n(%) (100%) (100%) (100%) (100%) (100%)

Tabel 4.1 menunjukan karakterisistik responden. Usia responden secara

keseluruhan rata-rata 21,8 tahun, dimana usia paling rendah 18 tahun dan paling

tinggi usia 45 tahun. Pada setiap program studi juga dapat dilihat usia pada

Program Studi Pendidikan Ners rata-rata 26 tahun, Sarjana Keperawatan 20 tahun,

Diploma III Keperawatan 20 dan Diploma III Kebidanan 20 tahun. Karakterisistik

jenis kelamin responden berdasarkan jenis kelamin keseluruhan didominasi oleh

perempuan sebanyak 182 responden (83%) dan laki-laki sebanyak 38 responden

(17%).
36

b. Karakteristik Riwayat Pengalaman

Tabel 4.2
Riwayat Pengalaman Karakteristik Responden
di STIKes Aisyiyah Bandung

Program studi
Sarjana Diploma III Diploma III
Variabel Ners
Keperawatan Keperawatan Kebidanan
(n=58)
(n=60) (n=66) (n=36)
Pengalaman
merawat 46 43 33 13
pasien HIV (79%) (72%) (72%) (36%)

Pengalaman
merawat 46 38 28 33
pasien (79%) (63%) (63%) (92%)
Hepatitis B
Pengalaman
merawat 41 23 19 7
pasien (71%) (38%) (28%) (19%)
Hepatitis C

Tabel 4.2 menunjukan pengalman responden dalam merawat pasien HIV,

Hepatitis B dan Hepatitis C. Program studi pendidikan ners menunjukan

persentase tinggi dalam pengalaman merawat pasienn HIV, Hepaitits B dan

Hepatitis C

c. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa STIKes ‘Aisyiyah Bandung Tentang HIV,

Hepatitis B dan Hepatitis C

1) Tingkat Pengetahuan Responden

a) Tingkat Pengetahuan Mahasiswa STIKes ‘ Tentang HIV, Hepatitis B dan

Hepatitis C.
37

100
80

persentase
60 51.8
35.5 Kurang
40
20 12.7 Cukup
0 Baik
Kurang Cukup Baik

Tingkat Pengetahuan

Gambar 4.1
Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Profesi Ners, Sarjana Keperawatan,
Diploma III Keperawatan dan Diploma III Kebidanan Tentang HIV,
Hepatitis B dan Hepatitis C (n=220)

Berdasarkan gambar 4.1 hasil penelitian tingkat pengetahuan pada mahasiswa

STIKes Aisyiyah Bandung tentang HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis C secara

keseluhuran responden memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 114 atau

(52%), tingkat pengetahuan baik sebanyak 78 atau (35%), dan tingkat

pengetahuan kurang sebanyak 28 responden (13%).

b) Tingkat Pengetahuan Mahasiswa STIKes ‘Aisyiyah Bandung Tentang HIV,

Hepatitis B dan Hepatitis C berdasarkan Program Studi.

100
90
80
70 60.6
persentase

55.6
60 48.3 44.8 46.7
50 41.7 Baik
36.7
40 Cukup
30 16.6 19.7 19.7 Kurang
20 6.9
10 2.8
0
Ners Sarjana D III Keperawatan D III Kebidanan
Keperawatan
Pogram Studi

Gambar 4.2
Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Tentang HIV, Hepatitis B dan
Hepatitis C berdasarkan Program Studi (n=220)
38

Berdasarkan gambar 4.2 hasil penelitian tingkat pengetahuan mahasiswa

tentang HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis C berdasarkan program studi. Dapat

dilihat dalam gambar 4.2 diperoleh data pada Program studi pendidikan profesi

Ners memiliki tingkat pengetahuan yang baik dengan jumlah 38 responden

(48,3%), kemudian disusul oleh progam studi Diploma III Kebidanan dan

Sarjana Keperawatan yang memiliki tingkat pengetahuan baik masing-masing

sebesar (41,7%) dan (36,7%), sedangkan Diploma III Keperawatan memiliki

tingkat pengetahuan baik paling sedikit dengan jumlah 13 responden (19,7%).

Untuk tingkat pengetahuan yang cukup dapat dilihat bahwa Diploma III

Keperawatan memperoleh nilai tertinggi dengan jumlah 40 reponden (60,6%),

Diploma III Kebidanan dengan jumlah 20 responden (55,6%), lalu Sarjana

Keperawatan dengan jumlah 28 responden (46,7%), sedangkan untuk tingkat

pengetahuan kurang dapat dilihat bahwa Diploma III Keperawatan memperoleh

nilai tertinggi dengan jumlah responden 13 responden (19,7) dan program studi

pendidikan profesi Ners memperoleh nilai terendah dengan jumlah responden 4

(6,9%).

2) Tingkat Pengetahuan HIV

a) Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Program studi pendidikan profesi Ners,

Sarjana Keperawatan, Diploma III Keperawatan dan Diploma III Kebidanan

tentang HIV.
39

100
80 68.2

persentase
60
Kurang
40 27.7
Cukup
20 4.1
Baik
0
Kurang Cukup Baik

Tingkat Pengetahuan

Gambar 4.3
Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Profesi Ners, Sarjana Keperawatan,
Diploma III Keperawatan dan Diploma III Kebidanan
Tentang HIV (n=220)

Berdasarkan gambar 4.3 diperoleh hasil penelitian pada mahasiswa STIKes

Aisyiyah Bandung tentang penyakit HIV, diperoleh hasil responden memliki

tingkat pengetahuan baik sebanyak 150 responden (68%), sedangkan untuk

pengetahuan cukup sebanyak responden 61 (28%), dan untuk pengetahuan

kurang sebanyak 9 responden (4%).

b) Tingkat Pengetahuan Responden Tentang HIV berdasarkan Program Studi

100
90 77.6 81.7
80
70 58.3
persentase

60 53
41.7 Baik
50 39.4
40 Cukup
30 19 Kurang
20 15
3.4 3.3 7.6
10 0
0
Ners Sarjana D III Keperawatan D III Kebidanan
Keperawatan

Program Studi

Gambar 4.4
Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Tentang HIV
berdasarkan Program Studi (n=220)
40

Berdasarkan gambar 4.4 diperoleh hasil tingkat pengetahuan mahasiswa

tentang HIV, menunjukan hasil bahwa Sarjana Keperawatan memiliki tingkat

pengetahuan baik dengan jumlah 49 responden (81,7%), Program studi

pendidikan profesi Ners dengan jumlah 45 responden (77,6%), Diploma III

kebidanan dengan jumlah 21 responden (58,3%), sedangkan Diploma III

keperawatan dengan jumlah 35 responden (53%). Untuk tingkat pengetahuan

kategori cukup Diploma III Kebidanan berada diperingkat pertama dengan 15

responden (41,7%), di peringkat kedua ada Diploma III Keperawatan dengan

jumlah 28 responden (39,4%), kemudian di susul oleh Program studi pendidikan

Ners dan Sarjana dengan responden 11 (3,4%) dan 9 (3,3%). Kemudian untuk

hasil tingkat pengetahuan kategori kurang Diploma III Keperawatan berada pada

peringkat pertama dengan jumlah responden 5 (7,6%), dan progam studi

pendidikan profesi Ners dan Sarjana dengan jumlah masing-masing 2 responden.

3) Tingkat Pengetahuan Hepatitis B

a) Tingkat Pengetahuan Mahasiswa STIKes ‘Aisyiyah Bandung tentang

Hepatitis B.

100
80
persentase

60 39.5 41.8 Kurang


40 18.6
20 Cukup
0 Baik
Kurang Cukup Baik

Tingkat Pengetahuan

Gambar 4.5
Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Profesi Ners, Sarjana Keperawatan,
Diploma III Keperawatan dan Diploma III Kebidanan
Tentang Hepatitis B (n=220)
41

Berdasarkan gambar 4.5 diperoleh hasil penelitian pada mahasiswa STIKes

Aisyiyah Bandung tentang penyakit Hepatitis B, responden memiliki

pengetahuan baik sebanyak 92 responden (42%), sedangkan untuk pengetahuan

cukup sebanyak responden 87 (39%), dan untuk tingkat pengetahuan kurang

sebanyak 41 responden (19%).

b) Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Tentang Hepatitis B Berdasarkan Program

Studi

100
90
80
70
58.6
pesentase

60 52.8 Baik
50 42.4 44.4
38.3 35 Cukup
40 32.8
26.7 28.8 28.8 Kurang
30
20
8.6
10 2.8
0
Ners Sarjana D III D III Kebidanan
Keperawatan Keperawatan

Program Studi

Gambar 4.6
Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Tentang Hepatitis B
berdasarkan Pogram Studi (n=220)

Berdasarkan gambar 4.6 diperoleh hasil penelitian pada mahasiswa STIKes

Aisyiyah Bandung tentang Hepatitis B berdasarkan program studi, responden

tingkat pengetahuan kategori baik terdapat penurunan persentase dari program

studi pendidikan profesi Ners (58,6%), Sarjana Keperawatan (38,2%), Diploma


42

III Keperawatan (28,%) dan mengalami kenaikan pada Diploma III Kebidanan

(44,4%), dengan progam studi paling banyak dikategorikan baik berjumlah 34

responden (58,6%), kemudian yang paling sedikit yaitu bejumlah 19 responden

(28,8%). Untuk tingkat pengetahuan kategori cukup terdapat kenaikan pesentase

dari prorgam studi pendidikan profesi Ners paling sedikit dengan jumlah 19

responden (32,8%) dan Diploma III Kebidanan paling banyak dikategorikan

cukup dengan jumlah 19 responden (52,8%). Pada tingkat pengetahuan kurang

Diploma III Keperawatan memiliki persentase yang paling banyak dengan

jumlah 28 responden (22,8%) dan Diploma III Kebidanan nilai pesentase paling

sedikit dengan jumlah 1 responden (2,8%).

4) Tingkat Pengetahuan Hepatitis C

a) Tingkat Pengetahuan Mahasiswa STIKes ‘Aisyiyah Bandung Tentang

Hepatitis C.

100

80
peesentase

60
45.9 Kurang
40 33.6
Cukup
20.5
20 Baik
0
Kurang Cukup Baik

Tingkat Pengetahuan

Gambar 4.7
Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Profesi Ners, Sarjana Keperawatan,
Diploma III Keperawatan dan Diploma III Kebidanan
Tentang Hepatitis C (n=220)
43

Berdasarkan gambar 4.7 diperoleh hasil penelitian pada mahasiswa STIKes

Aisyiyah Bandung bahwa tingkat pengetahuan tentang penyakit Hepatitis C,

responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 74 responden (34%), sedangkan

untuk tingkat pengetahuan cukup sebanyak responden 101 (40%), dan untuk

tingkat pengetahuan kurang sebanyak 45 responden (20%).

b) Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Tentang Hepatitis C berdasarkan Program

Studi

100
90
80
70
52.8
60 51.5
44.8 45
50 38.9 Baik
persentase

36.2
40 30
25 24.2 24.2 Cukup
30 19
20 Kurang
8.3
10
0
Ners Sarjana D III D III Kebidanan
Keperawatan Keperawatan

Program Studi

Gambar 4.8
Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Tentang Hepatitis C
berdasarkan Pogram Studi (n=220)

Berdasarkan gambar 4.8 diperoleh hasil penelitian pada mahasiswa STIKes

Aisyiyah Bandung bahwa tingkat pengetahuan tentang Hepatitis B berdasarkan

program studi, responden memiliki tingkat pengetahuan kategori baik terdapat

penurunan persentase dari program studi pendidikan profesi Ners (44,8%),


44

Sarjana Keperawatan (30%), Diploma III Keperawatan (24,2,%) dan mengalami

kenaikan pada Diploma III Kebidanan (38,9%), dengan progam studi paling

banyak dikategorikan baik berjumlah 26 responden (44,8%), kemudian yang

paling sedikit yaitu bejumlah 19 responden (28,8%). Untuk kategori cukup

terdapat kenaikan pesentase dari prorgam studi pendidikan profesi Ners paling

sedikit dengan jumlah 16 responden (36,2%) dan Diploma III Kebidanan paling

banyak dikategorikan cukup dengan jumlah 19 responden (52,8%). Pada tingkat

pengetahuan kurang Sarjana Keperawatan memiliki persentase yang paling

banyak dengan jumlah 15 responden (25%) dan Diploma III Kebidanan nilai

pesentase paling sedikit dengan jumlah 3 responden (8,3%).

2. Pembahasan

a. Tingkat Pengetahuan Penyakit HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis C

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan

reponden tentang penyakit HIV, Hepatitis B dan Hepatitis C memiliki tingkat

pengetahuan cukup sebanyak 114 responden (52%), sedangkan untuk tingkat

pengetahuan baik paling banyak oleh mahasiswa Program studi pendidikan

profesi Ners sebanyak 28 responden (48,3%), dan untuk tingkat pengetahuan

kurang oleh mahasiswa Diploma III Keperawatan sebanyak 13 responden

(19,7%).

Budiman dan Riyanto (2013) mengatakan bahwa faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang adalah pendidikan, dan usia.

Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin banyak pengetahuan yang

dimiliki. Semakin bertambah usia seseorang maka akan semakin berkembang


45

daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh akan

semakin baik. Sedangkan Warawirasmi (2014) dalam Maulita (2015)

mengatakan tingkat pengetahuan juga dapat dipengaruhi oleh pengalaman yang

didapatkan reponden.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa mahasiswa Program studi pendidikan

profesi Ners memiliki tingkat pengetahuan baik paling banyak dan Diploma III

Keperawatan memiliki tingkat pengetahuan baik paling sedikit. Hal ini dapat

disebabkan oleh adanya perbedaan tingkat pendidikan dan pengalaman yang

didapat oleh mahasiswa profesi Ners dalam praktik klinik lebih banyak

didapatkan dibandingkan mahasiswa Diploma III Keperawatan.

1) Pengetahuan Tentang HIV

Hasil penelitian pengetahuan tentang HIV yang memiliki pengetahuan baik

sebanyak 150 responden (68%), sedangkan untuk pengetahuan cukup sebanyak

responden 61 (28%), dan untuk pengetahuan kurang sebanyak 9 responden

(4%). Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dharmalingam et

al., (2015) dengan judul Under graduate nursing students’ knowledge and

attitude toward people living with human immunodeficiency virus/acquired

immunodeficiency syndrome yang mengatakan bahwa skor pengetahuan tentang

HIV pada mahasiswa keperawatan yaitu 38,05 ± 4,91 dari 49 soal, hal ini

menunjukkan tingkat pengetahuan yang baik dengan persentase sebesar 77,6%.

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan setiap program studi diatas

diperoleh hasil Sarjana Keperawatan yang memiliki kategori baik paling banyak,

dan tingkat pengetahuan kurang diraih oleh Diploma III Keperawatan. Hal ini
46

menunjukan bahwa tingkat akademik mempengaruhi pengetahuan responden

yang disebabkan oleh perbedaan infomasi dimana progam studi Sarjana

Keperawatan mendapatkan mata kuliah keperawatan HIV/AIDS sedangkan

program studi Diploma III Keperawatan tidak diberikan secara khusus.

2) Pengetahuan Hepatitis B

Hasil penelitian mengenai Hepatitis B menunjukan bahwa tingkat

pengetahuan reponden tentang penyakit Hepatitis B, memiliki pengetahuan baik

sebanyak 92 responden (42%), sedangkan untuk pengetahuan cukup sebanyak

responden 87 (39%), dan untuk pengetahuan kurang sebanyak 41 responden

(19%).

Hasil penelitian ini selarasa dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayah

Tsania, 2018 yang berjudul tingkat pengetahuan dan persepsi risiko penularan

HIV, Hepatitis B, Hepatitis C pada mahasiswa sarjana keperawatan Stikes

Aisyiyah Bandung menunjukan dari 295 responden hasilnya pengetahuan

Hepatitis B responden baik sebanyak 134 responden (45,6%) dan penelitian

yang dilakukan oleh Hassan et al., (2016) yang menunjukkan bahwa

pengetahuan tentang Hepatitis B pada petugas kesehatan mayoritas baik dengan

persentase sebesar (78,2%).

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan setiap program studi

didapatkan Profesi Ners yang memiliki kategori baik paling banyak, dan tingkat

pengetahuan kurang diraih oleh Diploma III Keperawatan. Hal ini menunjukan

bahwa tingkat akademik mempengaruhi pengetahuan responden, selain itu

tingkat pengetahuan juga dapat dipengaruhi oleh pengalaman dan usia


47

responden, dikarenakan pengalaman yang didapat oleh mahasiswa profesi Ners

dalam praktik klinik lebih banyak didapatkan dibandingkan mahasiswa Diploma

III Keperawatan.

Tingginya hasil tingkat pengetahuan baik yang diperoleh responden

menunjukan bahwa proses pembelajaran penyakit Hepatitis B bisa dikatakan

baik dan pihak institusi juga telah melakukan upaya preventif Hepatitis B

dengan memberikan vaksin sebelum mahasiswa melakukan praktik kerja

lapangan.

3) Pengetahuan Hepatitis C

Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan reponden tentang

penyakit Hepatitis C, memiliki pengetahuan cukup sebanyak 101 responden

(46%), sedangkan untuk pengetahuan baik sebanyak responden 74 (36%), dan

untuk pengetahuan kurang sebanyak 41 responden (20%).

Penelitian ini yang sejalan dilakukan oleh Elkazeh et al., (2014) dengan judul

Knowledge level and Attitude of Nursing Interns toward Patients with Hepatitis

C at Tanta University Hospital yang mengatakan bahwa dari 200 responden

sebagian besar memiliki pengetahuan yang cukup tentang Hepatitis C dengan

jumlah 121 responden (60,5%). Selain itu hasil penelitian dari Hidayah, Tsania

(2018) yang berjudul tingkat pengetahuan dan persepsi risiko penularan HIV,

Hepatitis B, Hepatitis C pada mahasiswa sarjana keperawatan Stikes Aisyiyah

Bandung menunjukan dari 295 responden hasilnya pengetahuan Hepatitis C

responden cukup sebanyak 126 responden (42,6%).


48

Berdasarkan dari hasil tersebut, dapat disimpulkan pengetahuan responden

tentang Hepatitis C dalam kategori cukup hal ini dikarenakan untuk

pembelajaran Hepatitis C sendiri tidak terdapat kurikulum khusus dan

pembelajaran tentang Hepatitis C masih bergabung dengan materi lain.

C. Ketebatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu kurrang fokusnya responden dalam

mengisi kuesioner dikarenakan saat dilakukan penelitian ini di kampus STIKes

Aisyiyah Bandung sedang diadakan acara olimpiade mahasiswa mengakibatkan

konsenterasi responden terpecah sehingga mempengaruhi hasil penelitian ini.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran tingkat pengetahuan penularan

HIV, hepatitis B, hepatitis C pada mahasiswa sarjana keperawatan, diploma III

keperawatan, diploma III kebidanan & progam studi ners STIKes ‘Aisyiyah

Bandung, dari 220 responden dapat diambil kesimpulan tingkst pengetahuan

responden tentang penyakit HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis C secara

keseluruhan memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 114 atau (52%).

Berdasarkan hasil penelitian tentang HIV memiliki tingkat pengetahuan baik

sebanyak 150 responden (68%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 61

responden (28%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 9 reponden (4%).

Hepatitis B memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 92 responden

(42%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 87 responden (39%) dan tingkat

pengetahuan kurang sebanyak 41 reponden (19%).

Hepatitis C memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 101 responden

(46%), tingkat pengetahuan baik sebanyak 74 responden (34%) dan tingkat

pengetahuan kurang sebanyak 45 reponden (20%).

49
50

B. Saran

1. Bagi STIKes Aisyiyah Bandung

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi bagi pihak institusi

mengenai tingkat pengetahuan penyakit HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis C

dengan adanya informasi tersebut pihak instistusi agar merumuskan pembahasan

mata kuliah tersendiri khususnya Hepatitis C yang menunjukan hasil tingkat

pengetahuan cukup dibandingkan HIV dan Hepatitis B yang menunjukan tingkat

pengetahuanbaik adapun saran lain diharapkan pihak institusi juga dapat

menambah referensi buku-buku penyakit HIV, Hepatitis B dan Hepatitis C.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Semoga hasil ini dapat menjadi data tambahan dalam lingkup bahasan yang

sama dan berharap penelitian berikutnya dapat membahas hubungan

pengetahuan dan upaya preventif terhadap penyakit HIV, Hepatitis B dan

Hepatitis C.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.
Asmi, Asri. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan
Perawat Dalam Penggunaan APD di Ruang Rawat Inap RS. Bhayangkara
Makasar Tahun 2017. Skripsi.
Communicable Disease Control Directorate Departement of Health. (2013).
Hepatitis C. Western Australia.
Daniali, S. S., Bakhtiari, M. H., Nasirzadeh, M., Aligol, M., & Doaei, S. (2015).
Knowledge, Risk Perception, and Behavioral Intention About Hepatitis C,
Among University Students. Journal of Education and Health Promotion.
Dharmalingam, Mythili, Vijayalakshmi, P., Sailaxmi, G., Rama, C. (2015). Under
Graduate Nursing Students’ Knowledge and Attitude Toward People Living
with Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency
Syndrome. International Journal of Advanced Medical and Health
Research, Volume 2, Issue 1.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. (2017). Profil Kesehatan. Jawa Barat.
Direkrorat Jendral Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Kementerian
Kesehatan RI. (2017). Laporan Situasi Perkembangan HIV-AIDS & PMS di
Indonesia Januari-Maret 2017. Jakarta.
Direkrorat Jendral Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Kementerian
Kesehatan RI. (2017). Panduan Singkat Tatalaksana Hepatitis C. Jakarta.
Elkazeh, Entisar, A. E. E., Afaf, A. B., Fatma, A. M. (2014). Knowledge level and
Attitude of Nursing Interns toward Patients with Hepatitis C at Tanta
University Hospital. International Journal of Advanced Research, Volume
2, Issue 1, 691-701.
Ferdinah, Rahfita. (2017). Gambaran Perilaku Hand Hygiene dan Determinannya
pada Perawat di Ruang Rawat Inap Gedung X Rumah Sakit Jakarta Tahun
2017. Skripsi.
Gabr, H. M., Aziza Saad El-Badry, Faten Ezzelarab Younis. (2018). Risk Factors
Associated eith Needlestick Injuries among Health Care Workers ini
Menoufia Governorate, Egypt. www.theijoem.com Vol 9, Num 2; April,
2018.
Herwindari, Erisa, Eka Ardiani Putri & Andriani. (2013). Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu Dengan Penatalaksanaan Awal Diare pada Balita di
Wilayah Puskesmas Perumnas II Pontianak Tahun 2013. Naskah Publikasi.
Hidayah, Tsania. (2018). Tingkat pengetahuan dan Persepsi Risiko Penularan
HIV, Hepatitis B, Hepatitis C pada Mahasiswa Sarjana Keperawatan Stikes
Aisyiyah Bandung Tahun 2018. Skripsi.
Hidayat, A. A. (2017). Metodologi Penelitian Keperawatan dan Kesehatan.
Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Hurtiati. (2014). HIV/AIDS pada Anak. Sulesna Volume 9 Nomor 2 Tahun 2014.
Joukar, F., Fariborz, M., Mohammad, R.N., Tolou, H,. (2017). Nurses’
Knowledge toward Hepatitis B and Hepatitis C in Guilan, Iran. The Open
Nursing Journal, 2017, Volume 11.
K. P, Joshi, et al. (2013). A Study of Knowledge & Awareness Regarding
HIV/AIDS among Nursing Students. Indian Journal of Public Health
Research & Development, Vol. 4, Issue 2; 293-296.
Kemenetrian Kesehatan RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016.
Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Situasi dan Analisis Hepatitis. Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Situasi dan Analisis HIV AIDS. Jakarta.
Kowalak, Welsh, & Mayer. (2011). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Kusman, I., Wiwi, M., & Ayu, P. (2014). Pengetahuan, Sikap, dan Praktik
Kewaspadaan universal Perawat Terhadap Penularan HIV/AIDS. Jurnal
Ners, Vol. 9 No. 1 April 2014.
M, Hassan., K.J, Awosan., S, Nasir., K, Tunau., A, Burodo., A, Yakubu., & M.O,
Oche. (2016). Knowledge, risk perception and hepatitis B vaccination status
of healthcare workers in Usmanu Danfodiyo University Teaching Hospital,
Sokoto, Nigeria. Journal of Public Health and Epidemiology, 2141-2316.
Masloman, Anugrah Perndana, G. D Kandou, Ch. R. Tilaar. (2015). Analisis
Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Kamar Operasi RSUD
Dr. Sam Ratulangi Tondano. JIKMU, Vol. 5. No. 2 April 2015.
Maulita, Reci, Widi Raharjo, Iit Fitrianingrum. (2015). Perbandingan Tingkat
Pengetahuan Mahasiswa PSPD Dengan Dokter Lulusan Universitas
Tanjungpura Mengenai Dokter Layanan Primer Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga. Naskah Publikasi.
Maryunani, A., & Aeman, U. (2009). Pencegahan Penularan HIV dari Ibu Ke
Bayi: Penatalaksanaan di Pelayanan Kebidanan. Jakarta: CV. Trans Info
Media.
Mehriban, Nadira, G.U Ahsan, Tujul Islan. (2014). Knowledge and preventive
practices regarding Hepatitis B among nurses in some selected hospitals of
Dhaka city, Bangladesh.
Mtengezo, Jasintha, et al. (2016). Knowledge and Attitudes Toward HIV,
Hepatitis B Virus, Hepatitis C Virus Infection Among Heals-care Workers
in Malawi. Asia-Pacific Journal of Oncologt Nursing Vol. 3.
Nawafleh, H. A., Abozead, S. E., Al Momani, M. M., & Aaraj, H. (2018).
Investigating needle stick injuries: Incidence, knowledge and perception
among South Jordania nursing students. Journal of Nursing Education and
Practice Vol. 8 No. 4.

Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi. Jakarta: Rineka


Cipta.
Nurbaity, Sholihatin. (2017). Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang Nutrisi
Selama Hamil di Puskesmas Godean II Sleman Yogyakarta. Karya Tulis
Ilmiah.
Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis.
Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam, & Kurniawati, N. D. (2013). Asuhan Keperawatan pada Pasien
Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Sahara, A. (2011). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Perawat
dan Bidan dalam Penerapan Kewas[adaan Universal/ Kewaspadaan Standar
Di Rumah Sakit Palang Merah Indonesia Bogor Tahun 2011. Skripsi
San, Sam, Agus Fitriangga & Ita Armyanti. (2013). Tingkat Pengetahuan Studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Mengenal
Gambaran Klinis Penyakit Demam Berdarah Dengue. Naskah Publikasi.
Sharma, A., Sharma, A., & Sharma, A. (2017). Knowledge among nursing
students of blood borne viruses and practices to prevent transmission. Sri
Lankan Journal of Infectious Diseases Vol.7 (2): 100-105.
Shivalli, Siddharudha. (2014). Occupational Exposure to HIV: Perceptions and
Preventive Practices of India Nursing Students. Advance in Preventive
Medicine.
Sidjabat, Forman Novrindo, dkk. (2017). Lelaki Seks Lelaki, HIV/AIDS dan
Perilaku Seksualnya di Semarang. Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 8(2),
2017: 131-142.
Soemoharjo, S. (2008). Hepatitis Virus B. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Suswanti. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Bidan
Tentang Penularan HIV/AIDS Pada Proses Persalinan Di Rumah Sakit
Umum Pusat H. Adam Malik Medan. Jurnal Ilmiah PANNMED, Vol. 9 No.
3 Januari-April 2015.
Tanto, C. (2014). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
U.S. National Library of Medicine. (2017). Bloodborne Pathogens.
www.Medlineplus.gov dilihat tanggal 25 September 2018.
World Health Organization. (2018). Hepatitis B. www.who.int dilihat tanggal 11
November 2018.
Yayasan Spiritia. (2014).Prifilaksis Pascapajanan
LAMPIRAN
Lampiran 1
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Kepada Yth.
Calon Responden

Dengan Hormat,

Saya Rizwan Dwi Juliana mahasiswa program pendidikan Sarjana


Keperawatan STIKes ‘Aisyiyah Bandung bermaksud untuk melaksanakan untuk
penelitian dengan “Tingkat Pengetahuan HIV, Hepatitis B, Hepatitis C pada
Mahasiswa STIKes ‘Aisyiyah Bandung”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui tingkat pengetahuan HIV, Hepatitis B, Hepatitis C pada mahasiswa
STIKes Aisyiyah Bandung.
Penelitian ini tidak akan menimbulkan kerugian bagi saudara/i sebagai
responden. Penelitian ini akan tetap menjaga hak-hak saudara/i sebagai responden
dengan tidak akan memaksa untuk berpartisipasi dan tidak akan memberitahukan
jawaban yang saudara/i berikan kepada orang lain. Data yang saudara/i berikan
tidak akan disebarkan.
Bersama dengan ini saya memohon kesediaan saudara/i untuk menjadi
responden dalam penelitian ini dan menjawab pertanyaan terkait penelitian yang
akan dilakukan. Atas ketersediaannya, saya mengucapkan terima kasih.

Bandung, Februari 2019

Rizwan Dwi Juliana


Lampiran 2

INFORMED CONSENT

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dari penelitian


tersebut. Saya bersedia/tidak bersedia*) secara sukarela untuk menjadi responden
dengan penuh kesadaran serta tanpa keterpaksaan.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak
manapun.

Bandung, Februari 2019

Peneliti, Responden,

( ) ( )

*) coret salah satu


Lampiran 3

KUISIONER TINGKAT PENGETAHUAN HIV, HEPATITIS B,

HEPATITIS C PADA MAHASISWA STIKES ‘AISYIYAH BANDUNG


Lampiran 4

KUNCI JAWABAN KUESIONER

Pernyataan Jawaban
B S Sumber
1. HIV dapat menular melalui gigitan  Nursalam, 2013
nyamuk ?
2. HIV dapat menular melalui sentuhan  Tirto.id
keringat ?
3. Menggunakan kondom dapat  Nursalam, 2013
mencegah penularan HIV?
4. Setia pada pasangan seks dapat  Nursalam, 2013
mencegah penularan HIV?
5. Seseorang dapat tertular HIV bila  Nursalam, 2013
berjabat tangan dengan orang yang
terinfeksi HIV
6. HIV dapat dicegah dengan antibotik  STBP, 2011
dan makanan begizi ?
7. Seseorang dapat tertular HIV bila  Maryunani, 2013
berenang di kolam renang bersama
ODHA ?
8. Seseorang dapat tertular HIV apabila  Nursalam, 2013
berbagi makanan dengan orang yang
sudah terinfeksi HIV ?
9. Pencegahan penularan HIV dapat  Detik.news
dilakukan dengan vaksinasi ?
10. AIDS dapat disembuhkan?  Martini, 2013
11. Orang yang positif HIV kadang-  Unicef, 2012
kadang tidak mengeluhkan gejala
apapun?
12.  Nursalam, 2013
13. Penularan HIV dapat dicegah dengan
menggunakan sarung tangan pada
saat menangani darah dan cairan
tubuh pasien?

Bersambung ke halaman selanjutnya


Pernyataan Jawaban

B S Sumber
14. Penularan HIV dapat dicegah  Nursalam, 2013
dengan tidak memberikan
pelayanan kesehatan pada pekerja
seks komersial?
15. Seseorang dapat tertular HIV  Nursalam, 2013
apabila berbagi jarum suntik yang
tidak steril?
Hepatitis B  WHO, 2014
16. Virus hepatitis B dapat ditularkan
melalui darah?
17. Virus hepatitis B dapat menular  www.hepatitis.co.id
melaluli gigitan nyamuk?

18. Seseorang dapat tertular virus  www.hepatitis.co.id


hepatitis B bila berjabat tangan
dengan orang yang terinfeksi virus
hepatitis B?
19. Penularan virus hepatitus B dapat  Soemoharjo, 2008
terjadi pada proses transfusi darah?
20. Penularan virus hepatitis B dapat  Soemoharjo, 2008
menular bila seseorang yang
terinfeksi virus hepatitis B
mendonasikan darahnya?
21. Virus hepatitis B dapat menular bila  Yayasan
melakukan hubungan seksual tidak Spiritia,2016
aman?
22. Penularan virus hepatitis B dapat  Tanto, 2014
meningkat bila melakukan
hubungan seksual lebih dari satu
orang ?
23. Seseorang dapat tertular virus  www.hepatitis.co.id
hepatitis B bila berenang di kolam
renang bersama orang yang
terinfeksi hepatitis B?

Bersambung ke halaman selanjutnya


Jawaban
Pernyataan
B S Sumber
24. Seseorang dapat tertular virus  Yayasan
hepatitis B bila makan bersama Spiritia,2016
orang yang terinfeksi hepatitis B
menggunakan alat makan yang
sama?
25. Bayi dapat tertular virus hepatitis B,  Soemoharjo,
bila ibunya terinfeksi virus hepatitis 2008
B?
26. Virus hepatitis B dapat menular  Soemoharjo,
dari ibu hamil yang terinfeksi 2008
hepatitis B ke janinnya?
27. Orang yang terinfeksi hepatitis B Yayasan
dapat disembuhkan? Spiritia,2016
28. Orang yang terinfeksi virus  Yayasan
hepatitis B kadang-kadang tidak Spiritia,2016
mengeluhkan gejala apapun?
29. Penularan virus hepatitis B dapat  Maryunani,
dicegah dengan menggunakan 2009
sarung tangan pada saat menangani
pasien?
30. Mencuci tangan setiap setelah  Maryunani,
selesai memeriksa pasien dapat 2009
menghindari penularan virus
hepatitis B?
31. Penularan virus hepatitis B dapat  Maryunani,
dicegah dengan tidak memberikan 2009
pelayanan kesehatan pada pekerja
seks komersial?
32. Kecanduan narkoba suntik dapat  Yayasan
Spiritia,2016
meningkatkan resiko penularan
virus hepatitis B?
Hepatitis C  Kowalak,2013
33. Virus hepatitis C dapat ditularkan
melalui darah?
34. Virus hepatitis c dapat ditularkan  WHO,2014
melalui gigitan nyamuk?
Bersambung ke halaman selanjutnya
Jawaban
Pernyataan
B S Sumber
35. Seseorang dapat tertular virus  WHO,2014
hepatitis c bila berjabat tangan
dengan orang yang terinfeksi
hepatitis C?
36. Seseorang dapat tertular virus  Tanto,2014
hepatitis C apabila berbagi jarum
suntik yang tidak steril?
37. Penularan virus hepatitis C dapat  Tanto,2014
terjadi pada proses transfusi darah?
38. Virus hepatitis C dapat menular bila  Tanto,2014
seseorang yang terinfeksi virus
hepatitis C mendonasikan
darahnya?

39. Penularan virus hepatitis C dapat  Tanto,2014


terjadi bila melakukan hubungan
seks tidak aman?
40. Penularan virus hepatitis C dapat  WHO,2014
meningkat bila melakukan
hubungan seksual dengan lebih dari
satu orang?
41. Seseorang dapat tertular virus  WHO,2014
hepatitis C bila berenang di kolam
renang bersama orang yang
terinfeksi hepatitis C?
42. Virus hepatitis C dapat menular  Tanto,2014
dari ibu ke bayi jika ibu terinfeksi
hepatitis C?
43. Virus hepatitis C dapat menular  Tanto,2014
dari ibu hamil ke janin jika ibu
hamil terinfeksi hepatitis C?
44. Terdapat vaksinasi untuk mencegah  Daniali, 2015
penularan virus hepatitis C?

Bersambung kehalaman selanjutnya


Jawaban
Pernyataan
B S Sumber
45. Hepatitis C dapat disembuhkan?  Yayasan Spirita, 2016
46. Orang yang terinfeksi virus  Maryunani, 2009
hepatitis C kadang-kadang tidak
mengeluhkan gejala apapun?
47. Menggunakan sarung tangan pada  Maryunani, 2009
saat menangani darah dan cairan
tubuh dapat menghindari penularan
virus hepatitis C?
48. Mencuci tangan setiap setelah  Maryunani, 2009
selesai memeriksa pasien dapat
menghindari penularan virus
hepatitis C?
49. Tidak memberikan pelayanan  Maryunani, 2009
kesehatan pada pekerja seks
komersial dapat menghindari
penularan virus hepatitis C
50. Kecanduan narkoba suntik dapat  Yayasan Spirita, 2016
meningkatkan risiko penularan
virus hepatitis C?
Lampiran 5

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

No r tabel r hasil Interpretasi


1. 0,444 0,361 Tidak Valid
2. 0,444 -0,195 Tidak Valid
3. 0,444 0,089 Tidak Valid
4. 0,444 -0,316 Tidak Valid
5. 0,444 0,073 Tidak Valid
6. 0,444 0,509 Valid
7. 0,444 0,509 Valid
8. 0,444 0,011 Tidak Valid
9. 0,444 -0,303 Tidak Valid
10. 0,444 0,491 Valid
11. 0,444 0,514 Valid
12. 0,444 0,491 Valid
13. 0,444 0,557 Valid
14. 0,444 0,359 Tidak Valid
15. 0,444 0,359 Tidak Valid
16. 0,444 0,416 Tidak Valid
17. 0,444 0,151 Tidak Valid
18. 0,444 0,441 Tidak Valid
19. 0,444 0,489 Valid
20. 0,444 0,469 Valid
21. 0,444 0,281 Tidak Valid
22. 0,444 0,199 Tidak Valid
23. 0,444 0,081 Tidak Valid
24. 0,444 0,257 Tidak Valid
25. 0,444 0,509 Valid
26. 0,444 0,141 Tidak Valid
27. 0,444 0,579 Valid
28. 0,444 0,463 Valid
29. 0,444 0,674 Valid
30. 0,444 -0,073 Tidak Valid
31. 0,444 0,467 Valid
32. 0,444 0,641 Valid
33. 0,444 0,725 Valid
34. 0,444 0,779 Valid
35. 0,444 0,628 Valid
36. 0,444 0,583 Valid
37. 0,444 0,791 Valid
38. 0,444 0,615 Valid
39. 0,444 0,722 Valid
40. 0,444 0,567 Valid
41. 0,444 0,704 Valid
42. 0,444 0,597 Valid
43. 0,444 0,609 Valid
44. 0,444 0,512 Valid
45. 0,444 0,649 Valid
46. 0,444 0,683 Valid
47. 0,444 0,656 Valid
48. 0,444 0,498 Valid
49. 0,444 0,671 Valid

Validitas Jumlah
Valid 30
Tidak valid 19

Reliabilitas Hasil
0,70 0,900

Anda mungkin juga menyukai