Oleh:
2020
i
ii
iii
ABSTRAK
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan infeksi akut yang bisa
menyerangsaluran pernafasan mulai dari hidung sampai ke alveoli.
Berdasarkan survey mortalitas ternyata ISPA merupakan penyebab kematian
bayi/balita terbesar di Indonesia.Jawa Barat merupakan provinsi kedua
terbesar yang endemik ISPA dengan prosentase sebesar 42,51% (Kemenkes
RI, 2013-2018). Salah satu faktor terjadinya penyakit pada balita adalah
pengetahuan ibu, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran pengetahuan ibu tentang ISPA pada balita. Metode yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah studi literature dengan cara mengumpulkan data,
membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Sampel dalam
penelitian ini menggunakan 5 jurnal ber kriteria ISSN dengan jangka waktu 5
tahun yang berkaitan dengan pengetahuan ibu tentang ISPA pada balita. Dari 5
jurnal didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara kejadian ISPA pada balita
dengan pengetahuan ibu. Dari beberapa jurnal menunjukkan bahwa penyakit
ISPA pada balita setidakanya dapat dicegah dengan meningkatkan
pengetahuan ibu yang baik.Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa mayoritas ISPA pada balita ialah kurangnya pengetahuan ibu dari
faktor pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan, dan sosial budaya.Saran
dalam penelitian ini diharapkan orangtua terutama ibu mampu meningkatkan
pengetahuan ISPA yang dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti, kegiatan
posyandu dan aktif mengikuti kegiatan kader.
iv
ABSTRACT
Acute Respiratory Infection (ARI) is an acute infection that can attack the
respiratory tract from the nose to the alveoli. Based on the mortality survey, it
turns out that ARI is the biggest cause of infant / under-five mortality in
Indonesia. West Java is the second largest province with ARD endemic with a
percentage of 42.51% (Indonesian Ministry of Health, 2013-2018). One of the
factors in the occurrence of disease in toddlers is maternal knowledge, so this
study aims to describe the knowledge of mothers about ARI in toddlers. The
method used in this research is literature study by collecting data, reading and
taking notes and processing research materials. The sample in this study used 5
journals with ISSN criteria with a period of 5 years related to the knowledge of
mothers about ARI in toddlers. From 5 journals, it was found that there was a
relationship between the incidence of ARI in toddlers and maternal knowledge.
Several journals show that ARI in children under five can at least be prevented by
increasing the knowledge of good mothers. Based on this research, it can be
concluded that the majority of ARI in children under five is the mother's lack of
knowledge regarding the factors of education, occupation, age, environment, and
socio-culture. Suggestions in this study are expected that parents, especially
mothers, can increase the knowledge of ARI that can be obtained from various
sources such as posyandu activities and actively participating in cadre activities.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah mencurahkan nikmat dan karunianya
penelitian ini guna memenuhi sebagian persyaratan tugas akhir Program Syudi
Kencana Bandung.
Kencana
7. Staf dan Dosen Universitas Bhakti Kencana yang telah memberikan izin
vi
8. Kepada Ayahanda (Asep Sudaryat) dan Ibunda (Siti Aisyah) yang selalu
Nurul, Runi Nurazizah, Sellyfah Fitriah, dan Sindy Meilani yang selalu
10. Seluruh sahabat Angkatan XXIV di DIII Keperawatan yang tidak bisa
Atas segala bantuan dan bimbingan, penulis ucapkan terima kasih sebanyak-
baik isi atau susunannya.Semoga penelitian ini dapat bermanfaat tidak hanya
Bandung,Agustus 2020
Penulis
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...........................................................................................................iv
viii
2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ....................................... 8
ix
3.8 Waktu Penelitian ............................................................................................ 32
LAMPIRAN ..........................................................................................................
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR BAGAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Pernafasan Akut lebih besar dari pada anak di atas dua tahun sampai
Provinsi Jawa Barat adalah salah satu provinsi kedua terbesar yang
978 jiwa. Dampak dari terganggunya sistem pernapasan ini tidak baik
juga(diskes.jabarprov.go.id)
baik dalam peran promotif dan preventif yang baik pula (Daulay,
2015).
pada Balita?”
a. Tujuan umum
1. Bagi Akademik
.
BAB II
TINJAUAN TEORI
6
7
a. Tahu (Know)
b. Memahami (Comprehension)
c. Aplikasi (Application)
d. Analisis (Analysis)
e. Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi (Evaluation)
masyarakat.
a. Pendidikan
aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini
kesehatan.
d. Lingkungan
e. Pengalaman
f. Usia
semakin banyak.
dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang
besar yang sebagian besar telah tergantikan oleh keluarga inti yang
a. Peranan ayah
b. Peranan ibu
a. Asih
b. Asuh
spiritual.
c. Asah
13
organ mulai dari hidung sampai alveoli beserta oragan seperti sinus,
tinggi, maka diperlukan usah agar yang ringan tidak menjadi lebih berat
dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan tepat agar tidak jatuh
disebabkan oleh jasad renik atau bakteri, virus, maupun riketsia, tanpa
atau disertai radang parenkim paru. ISPA yang mengenai saluran nafas
akan memberikan gambaran klinik yang berat dan sering sekali berakhir
2. ISPA sedang apabila timbul gejala-gejala sesak nafas, suhu tubuh lebih
3. ISPA berat apabila kesadaran menurun, nadi cepat atau tidak teraba,
a. Berdasarkan Lokasi
anatominya, yaitu: ISPA atas dan ISPA bawah. Contoh ISPA atas adalah
2015).
(Alsagaff, 2016).
1) Batuk
4) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370 C atau jika dahi
gejala dari ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai
berikut:
1) Pernafasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang berumur
kurang dari satu tahun atau lebih dari 40 kali per menit pada
campak.
gejala-gejala ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih
waktu bernafas.
gelisah.
6) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba.
Menurut Widoyono (2015) etiologi ISPA terdiri dari lebih dari 300
1.Faktor lingkungan
paru sehingga akan memudahkan timbulnya ISPA. Hal ini dapat terjadi
dalam rumah, bersatu dengan kamar tidur, ruang tempat bayi dan anak
balita bermain. Hal ini lebih dimungkinkan karena bayi dan anak balita
b.Ventilasi rumah
luasnya 8m² dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang kecuali
a. Umur anak
pernafasan oleh virus melonjak pada bayi,balita dan usia dini anak-anak
fisik dan mental pada masa balita.Bayi dengan berat badan lahir rendah
c. Status Imunisasi
lengkap bayi dan balita yang mempunyai status imunisasi lengkap bila
3. Faktor Perilaku
20
bayi dan balita dalam hal ini adalah praktek penanganan ISPA di
terkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga, satu dengan yang
lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa
atau keluarga.Hal ini perlu banyak menyerang balita, sehingga ibu dan
yang kurang atau buruk akan berpengaruh pada perjalanan penyakit dari
dengan :
21
ISPA pada balita. Hal ini didukung dengan penelitian Frida Mendur et
square di peroleh nilai ρ-value = 0,002 dan 0,000 lebih kecil dari nilai
22
Kabupaten Kendal.
dengan perawatan ISPA pada balita dengan uji pearson chi- square
sudah ada dalam tinjauan teori dan mengikuti kaedah input, proses,
Intelegensia
Pendidikan
Pengalaman
Umur
Faktor Internal Klasifikasi ISPA
Tempat Tinggal
Pekerjaan
Status Ekonomi
Keluarga Pengelolaan awal
Tingkat Pengetahuan
Ibu ISPA pada Anak
Faktor Eksternal
25