Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Modifikasi struktur molekul senyawa yang telah diketahui aktivitas biologisnya


merupakan salah satu strategi dalam pengembangan obat. Modifikasi tersebut
bertujuan untuk mendapatkan senyawa baru yang mempunyai aktivitas lebih
tinggi, masa kerja lebih panjang, tingkat kenyamanan yang lebih tinggi, toksisitas
atau efek samping yang lebih rendah, lebih selektif dan lebih stabil. (Siswandono
dan Soekardjo, 2000)

Selama beberapa dekade terakhir, penelitian tentang modifikasi senyawa kimia


fluorin berkembang pesat. Senyawa-senyawa yang mengandung fluorin telah
memainkan peran yang penting dalam bidang kimia, biologi, farmasi dan ilmu
material. Fluorin memiliki elektronegativitas tertinggi di antara semua halogen dan
memiliki ukuran atom dekat dengan hidrogen. Ikatan yang terbentuk antara fluor
dan atom karbon menghasilkan dipol besar dan menunjukkan tingkat kelembaman
kimia yang sangat tinggi. Dalam bidang farmasi, senyawa organofluorin terutama
penggabungan molekul trifluorometil (CF3) dapat meningkatkan sifat
farmakodinamik maupun farmakokinetik termasuk peningkatan permeabilitas
membran, interaksi protein-ligand yang menguntungkan, peningkatan stabilitas
dan lipofilisitas, reaktivitas yang selektif dalam bioaktivitas serta perubahan sifat
fisikokimia (Zhang et al, 2014).

Hasil studi molecular docking oleh Parwati et al (2017), senyawa hasil modifikasi
turunan pirazolidindion dengan penambahan gugus CF3 yaitu 1-asam benzoat-2-
trfluorometil-3,5-pirazolidindion berpotensi sebagai inhibitor selektif
siklooksigenase (COX) 2. Rangkaian pembentukan senyawa ini memerlukan
reaksi trifluorometilasi pada dietil malonat dengan reagen asam trifluoroasetat,
katalis perak karbonat dan pelarut diklorometana membentuk 1,3-dietil-2-
trifluorometil propanadiaoat (Shi et al, 2014) dan dilanjutkan reaksi amonolisis
dengan hidrazobenzen membentuk 1-asam benzoat-2-trifluorometil-3,5-
pirazolidindion (Florey,1982).

1
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan sintesis dan karakterisasi senyawa 1,3-
dietil-2-trifluorometil propandioat menggunakan dietil malonat, asam
trilfuoroasetat sebagai reagen trifluorometilasi, katalis perak karbonat dan pelarut
diklorometana. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk membuat senyawa
pemula yang akan digunakan untuk tahap lanjutan sintesis senyawa turunan 3,5
pirazolidindion yaitu 1-asam benzoat-2-trifluorometil-3,5-pirazolidindion.

Trifluorometilasi adalah proses memasukkan gugus CF3 ke dalam senyawa kimia


organik seperti ester, aldehid, keton dan lainnya. Beberapa reagen untuk
trifluorometilasi memiliki sifat beracun, tidak mudah direaksikan dan juga kurang
komersial. Sehingga dikembangkan reagen-reagen baru untuk metode
trifluorometilasi. Seperti yang telah dilakukan oleh Shi et al (2014) dengan meneliti
metode trifluorometilasi langsung dari arena menggunakan asam trifluoroasetat
dengan katalis perak serta pelarut diklorometana memberikan rendemen hingga
77%.

Salah satu tipe reaksi trifluorometilasi adalah reaksi trifluorometilasi nukleofilik.


Dalam reaksi ini pelarut menentukan nukleofilisitas suatu anion. Pelarut yang
digunakan yaitu pelarut aprotik, yaitu pelarut yang tidak memiliki atom hidrogen
terpolarisasi positif. Pelarut diklorometana dapat mengurangi reaksi samping
antara reagen dengan katalis karena sifatnya polar aprotik, sehingga tidak akan
membentuk ikatan hidrogen dengan nukleofil anionik dan akan memberikan
rendemen hasil yang diinginkan lebih besar (Khaeruni et al., 2016).

Anda mungkin juga menyukai