Meti Fatmawati
Teknik Kimia, ITB, Jl Ganesha No. 10, Bandung, Indonesia
metifatmawati@students.itb.ac.id
Abstrak
Pemisahan campuran organik-organik dengan teknik pervaporasi memiliki peranan penting dalam industri kimia, industri
farmasi maupun industri petrokimia. Pervaporasi menjadi salah satu teknik pemisahan alternatif yang bernilai ekonomis
karena secara umum memerlukan energi yang lebih rendah khususnya dalam pemisahan campuran azeotrop dan
campuran larutan dengan perbedaan titik didih yang kecil, sehingga pemisahan dengan teknik pervaporasi dapat
menggantikan proses konvensional seperti distilasi dan pemisahan kriogenik. Prinsip pervaporasi dapat digunakan untuk
dehidrasi larutan organik, penghilangan senyawa organik yang mudah menguap dari campuran larutan, dan pemisahan
campuran organik/organik. Aplikasi membran dapat digunakan dalam proses pemisahan campuran polar/ nonpolar,
campuran aromatik/ alisiklik, campuran aromatik/ alifatik, dan campuran isomer. Faktor penting dalam teknik
pervaporasi membran adalah kemampuan selektivitas dan fluks yang dimiliki membran. Untuk itu pemilihan karakter
membran sangat berpengaruh terhadap teknik pervaporasi yang dilakukan. Berbagai aplikasi dibahas secara garis besar
dalam tulisan ini. Tujuan dari penulisan paper ini adalah memberikan pandangan mengenai teknologi membran untuk
pemisahan campuran organik-organik dan memberikan informasi mengenai prospek dari teknik pervaporasi membran
dengan alternatif material membran yang lebih efektif. Untuk perkembangan membran yang lebih maju diperlukan adanya
usaha yang lebih yang harus didukung oleh penelitian-penelitian dalam bidang pervaporasi khususnya untuk pemisahan
campuran organik-organik sehingga lebih memahami bagaimana proses pervaporasi membran tersebut.
Kata kunci: pervaporasi, pemisahan, campuran organik/organik, membran
1. Pendahuluan
Dalam dunia industri kimia, farmasi, dan
beberapa industri lainnya, proses pemisahan adalah
hal yang penting untuk memisahkan dan pemurnian
produk dari bahan mentah [1,2]. Proses pemisahan
juga digunakan untuk mendaur ulang bahan-bahan
yang bernilai ekonomis dari limbah [3].
Keberadaan metode-metode pemisahan
telah dipelajari dalam hal efisisensi energi, dan juga
telah dilakukan penelitian untuk menemukan
metode pemisahan yang memerlukan energi yang
lebih rendah. Proses membran menawarkan
prospek yang baik dalam hal ini karena penggunaan
energi yang secara umum lebih rendah dari proses
pemisahan konvensional [3]. Perkembangan
membran di masa depan dalam proses pemisahan
cair-cair bergantung kepada potensi teknologi
tersebut untuk menggantikan cara konvensional
seperti distilasi dan pemisahan kriogenik.
Pervaporasi, yang merupakan teknik umum yang
digunakan dalam membran reverse osmosis dan
pemisahan gas adalah salah satu teknik proses
pemisahan membran cair-cair yang dapat
diaplikasikan untuk pemisahan campuran larutan
Proses
dehidrasi
larutan
organik
menggunakan membran hidrofilik merupakan salah
satu aplikasi yang utama dalam dunia industri.
Disebabkan karena karakter dari hidrofilik tersebut,
membran ini memungkinkan proses ektraksi dari air
dengan fluks dan selektivitas bergantung pada
struktur kimia dari sisi aktif dan mode yang
digunakan adalah crosslinking [7].
Pervaporasi merupakan salah satu proses
pemisahan membran yang menlibatkan proses
penguapan sebagian dari campuran cairan melalui
suatu membran dengan kerapatan tinggi dimana
pada aliran bagian bawah dijaga dalam kondisi
vakum [8]. Transportasi cairan dalam teknik
pervaporasi ini digambarkan dengan berbagai
model
pelarutan-difusi.
Langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut: penyerapan permeat pada
lapisan antarmuka antara larutan umpan dan
membran, proses difusi melewati membran seirirng
dengan perubahan konsentrasi, dan terakhir
desorpsi kedalam bentuk uap pada sisi permeat [5].
Saat ini, teknik pemisahan dengan
pervaporasi telah menjadi suatu alternatif yang
bernilai ekonomis dalam banyak pemisahan
campuran organik-organik khususnya dalam
pemisahan azeotropic dan pemisahan larutan
dengan titik didih yang berdekatan [9].
Keuntungan pervaporasi antara lain:
Tanpa tambahan entrainer dan tanpa
kontaminasi,
Konsumsi energi rendah,
Selektivitas tinggi,
Ramah lingkungan,
Mudah dioperasikan,
Hemat tempat dan pemasangan
Mudah
[6]
x p ,i / x p , j
x f ,i / x f , j
(1)
Kategori Campuran
Organik
Polar/Non-polar
Contoh:
Metanol/Toluena
Etanol/Benzena
i-Propanol/Toluena
Metanol/MTBE
Etanol/ETBE
Aromatik/Alifatik
Aromatik/Alisiklik
Contoh:
Benzena/i-oktana
Benzena/n-Heptana
Toluena/n-Oktana
Toluena/n-Heptana
Contoh:
Benzena/Sikloheksana
Toluena/Sikloheksana
Isomer
Contoh:
Isomerik Xylena
n/i Heptana
n-Propanol/iPropanol
C4-C8 Isomer
FEED (L)
LIQUID
VAPORS
MEMBRAN
E
VACUUM
COOLER
PERMEATE
Gambar 2. Skema Teknik Pervaporasi [10]
Dimana x p ,i dan x p , j adalah fraksi mol
xf , j
Ji x f , j
J j x f ,i
Jk
(2)
C f ,k H k C p ,k
Rov , k
(3)
Dimana
C f ,k
dan
C p ,k
merupakan
d. Polarisasi Konsentrasi
Ketika campuran biner dilewatkan melalui
membran semipermeabel dengan kecepatan
komponen yang berbeda-beda, peningkatan
dari komponen yang kurang permeabel pada
lapisan yang dekat dengan membran akan
terjadi [7]. Perbedaan konsentrasi antara
larutan yang lebih pekat dengan larutan kurang
pekat disebut dengan polarisasi konsentrasi
Dalam teknik pervaporasi peran dari polarisasi
konsentrasi ini tidak signifikan [14]. Namun
peran dari polarisasi konsentrasi dalam
pemisahan campuran organik-organik masih
perlu untuk dieksplorasi. Salah satu upaya
mengurangi
pembentukan
polarisasi
konnsentrasi adalah dengan mengatur
hidrodinamikan di dalam modul membran.
Penggunaan spacer berbentuk jejaring dapat
digunakan untuk menghasilkan aliran turbulen
sehingga
polarisasi konsentrasi dapat
dikurangi [15]
direpresentasikan
dalam
bentuk
tahanan
perpindahan massa dari masing-masing komponen
[12], dengan mengkombinasikan persamaan (2) dan
(3) sehingga diperoleh
Rov , j
Rov ,i
(4)
(5)
4. Isu
Terkini
Mengenai
Pervaporasi
Campuran Organik-Organik
Perkembangan terbaru dalam bidang ini
membuktikan bahwa membran berperan penting
khususnya dalam dunia industri petrokimia, seperti:
Pemisahan
campuran
azeotrop.
Contohnya pemurnian alkileter ETBE.
Liquid retentate
Liquid feed
Membran
Vacuum
system
Water outlet
Condensor
Valve to adjust
presure
Water inlet
Liquid
temperature
Vacuum
pump
Membran
Mercury
manometer
Permeat
Gambar 3. Skema Proses Pervaporasi Sederhana [5]
6. Pembentukan Membran
6.1. Morfologi Membran
Komposisi
dan
morfologi
membran
merupakan kunci untuk menghasilkan
keefektifan teknologi membran. Ketika
material dengan selektivitas yang tinggi
dipilih, performa membran dapat dioptimissasi
lebih dengan mereduksi ketebalan efektiv
membran. Penggunaan film yang tipis
merupakan pilihan yang baik untuk
mendiskriminasi
pengurangan
lapisan
berporos. Hal ini berarti bahwa baik asimetrik
atau komposit membran bisa dikembangkan
sehingga memiliki lapisan atas yang rapat da
bagian bawah dengan pori terbuka.
Rancangan
modul
cassete
ini
mengkombinasikan teknologi membran terkini
dengan optimisasi geometri modul [19].
b. Modul Tubular
Modul membran tubular terdiri dari tiga
jenis yaitu hollow fiber, kapiler, dan tubular.
Modul Hollow Fiber
Selective layer
0,1-2 m
UF porous support
10-100 m
nonwoven
100 m
Gambar 4. Morfologi
Pervaporasi [10]
Komposit
Membran
Modul Kapiler
Modul Tubular
Material Membran
31% Methanol/benzene
Methanol (5-90%) /benzene
Methanol (5-90%)/toluene
Ethanol (10%)/toluene
Methanol
(12,1%)/cyclohexane
Etahol(12,8%)/cyclohexane
IPA(13,2%)/cyclohexane
Methanol (1-5%)/MTBE
Methanol (21%)/MTBE
Methanol (9%)/MTBE
Methanol
(azeotrop)
35%)/MTBE
(5-
Modified PPO
Ceramic silica
Blends of PVA/PPA
Blends of PVA/SSA
Methanol/MTBE(5-50%)
surfactant
CA
Selektivitas
( )
Flux
(kg m / m 2 h)
Temperatur
(o C )
Referensi
9,6
100,28
45
[19]
0-100
5-90
4-38
3-20
4-21
3-10,5
2,2-3,8
1200-25
100-0
39-4
20-4
20-4
12-3
4-2
126
2415
2-52
0-17
25-77
18-68
17-57
13-107
0-13
15-67
0-13
25-74
18-69
17-68
13-117
0-22
2,8
10,8
[20,21]
[20]
50
[22]
106,7
5,7
0-26 (PVP)
0100(PVAc)
5,4-7,8
19
4000
1500-6800
1200-1300
Low
-
8,7
10,4
2,5-31
0-7,5
50
25
[23]
3-4,8
0,41
1,0
1,0-2
1,6-2
very low
40
50
30
50
30
25
[24]
[24]
[25]
[26]
Flux
Material Membran
Selektivitas
( )
(kg m / m 2 h)
Temperatur ( C )
Referensi
2,7
100
80
[27]
Modified CE
PP(oriented)
PP(double oriented)
LDPE
composite with PS and PAM
Polyurethane
5,2
1,3
2,4
1,6
7,9
6
50,3
54,4
64,6
10,8
1,4x103
0,9
80
55
[28]
[29]
25
30
30
[30]
[31]
[32]
Benzene (20-100%)/n-hexane
Styrene(2080%)/ethylbenzene
Material Membran
Polyurethane
Faujasite-type zeolite
membrane
composite based on
polyesterimide
ionically crosslinked
copolymersof methyl, ethyl,
n-butyl acrylate with AA
PVA
Asymetric
Homogenous
Polyurethane
Crosslinked poly(hexamethyl
sebacate)
Flux
Selektivitas
( )
(kg m / m 2 h)
Temperatur
(o C )
Referensi
2,8-5,8
1,1-3,5
25
[33]
45
60
[34]
70
10
[35]
2,5-13
20-1000
40
[36,37]
2,2-28,35
2,45-~
1,1-5,7
1,15-1,47
0,3-1,2
0,04-25
60
-
[38]
[39]
Material Membran
PVA filled with cyclodextrin
Polycrystalline ZSM-5
membrane
silicalite zeolite membrane
CD-PVA
Flux
Selektivitas
( )
(kg m / m 2 h)
2,96
0,95
25
[40]
0 (high)
Very low
26-75
[41]
1,1-22,5
90-165
[42]
1,1-24
90-160
1,2-55
96-160
1,0
90-160
2,6-15,2
35
Temperatur
(o C )
Referensi
[43]
8. Kesimpulan
Teknik pervaporasi untuk pemisahan
campuran organik-organik memiliki potensi yang
sangat besar dalam menggantikan proses
konvensional. Namun bagaimanapun, teknik
pervaporasi ini memiliki tantangan yang cukup
besar karena sebagian industri tetap bertahan
dengan proses konvensional. Membran yang cocok
sangat mempengaruhi dalam rancangan sistem
pervaporasi ini. Secara keseluruhan proses
pengembangan terpadu antara pemisahan dengan
pervaporasi dan teknik konvensional perlu
diberikan. Untuk mencapai kesuksesan dalam
proses perkembangan membran, diperlukan usaha
yang harus didukung oleh penelitian-penelitian agar
lebih memahami proses yang rumit dari
pervaporasi.
Daftar Pustaka
[1] C. Judson King, Separation Processes, 2nd ed.,
McGraw Hill, New York (1980)
[5]
Kumar S,
Overview.
Mahesh.
Pervaporation:
An
[43]
12