1. Judul : Teknologi Membran Ultrafiltrasi Untuk Pengelolaan Air Limbah Jurnal Pencucian Industri Tekstil Eco-Print Penulis : Erna Yuliwati, Sri Martini, dan Ani Melani Pendahuluan Membran berperan penting dalam berbagai industri seperti desalinasi, pemurnian air, dan pengolahan air limbah, terutama dalam pemisahan air dari emulsi berukuran berbeda. Polimer PVDF, dikenal karena ketahanan kimia dan stabilitas termalnya, digunakan dalam berbagai aplikasi membran seperti pemisahan emulsi sabun dan zat warna, pemisahan organik-air, penyerapan dan pengupasan gas, distilasi membran, dan ultrafiltrasi. Keistimewaan PVDF mencakup kemampuan tahan suhu tinggi dalam jangka waktu lama serta sterilisasi dengan autoklaf. Dibandingkan dengan polimer lainnya seperti PP dan PTFE, PVDF memungkinkan pembuatan membran asimetris dengan metode inversi fasa. Namun, sebagai polimer semi-kristal, PVDF menunjukkan perilaku pemisahan fase yang kompleks karena pertumbuhan kristalinitas yang dapat memengaruhi volume daerah amorf membran. Dalam industri tekstil eco-print, yang melibatkan senyawa seperti pewarna alami dan pemekat warna berisi klor, teknologi membran, termasuk membran PVDF, digunakan untuk mengelola limbah cair sesuai dengan standar mutu dan peraturan lingkungan. Tujuan Mempelajari penggunaan membran hidrofobik mikro, khususnya membran Polyvinylidene Fluoride (PVDF), dalam pemisahan air limbah tekstil dan mengevaluasi detail struktur halus membran serta kinerja membran PVDF yang telah dimodifikasi dengan perlakuan kimia Metode Penelitian Produksi membran PVDF dilakukan dengan metode dry-jet wet spinning pada suhu kamar. Prosesnya melibatkan pembuatan larutan polimer PVDF dalam pelarut DMF dengan variasi konsentrasi TiO2. Langkah-langkah termasuk ekstrusi kontrol, pengaturan koagulan internal, dan pemadatan membran. Setelah pembuatan membran, dilakukan perendaman dalam air selama 3 hari untuk menghilangkan sisa pelarut dan aditif, diikuti oleh perlakuan dengan larutan gliserol 10% untuk mengurangi penyusutan membran dan pori. Percobaan filtrasi dilakukan dalam kondisi vakum dengan penggunaan gelembung udara untuk mencegah fouling membran. Kualitas air permeasi diukur menggunakan sistem ultrafiltrasi, dan kinerja membran dievaluasi dengan mengukur fluks permeasi dan tingkat rejeksi terhadap parameter pencemar seperti COD, BOD, dan TOC. Selain itu, penelitian ini juga memperhatikan fenomena fouling membran yang kompleks dalam pengolahan air limbah berminyak dan menemukan bahwa membran PVDF yang dimodifikasi dengan TiO2 memiliki kinerja antifouling yang baik dengan pemulihan fluks yang lebih baik dan adsorpsi kontaminan yang lebih sedikit dibandingkan dengan metode bioseparasi. Hasil dan pembahasan Gambar AFM 3D mengungkapkan bahwa permukaan membran memiliki struktur nodul dan agregat nodul yang tidak mulus. Kekasaran permukaan (Ra) diukur sebagai 12,28 nm, 18,65 nm, dan 20,58 nm untuk PVDF dengan 3%, 5%, dan 10% TiO2. Kekasaran meningkat seiring peningkatan aditif. Fluks membran PSf meningkat dengan aditif, tetapi permeabilitas relatif membran PVDF menurun dengan penambahan aditif. Membran PVDF dengan 10% TiO2 memiliki kinerja terbaik dengan tingkat rejeksi 93,2%. Permeabilitas membran menurun tajam dalam 30 menit pertama filtrasi, terkait dengan penolakan awal yang tinggi. Membran PVDF dengan 3% dan 5% TiO2 memiliki tingkat rejeksi masing-masing 82,8% dan 75,2%, menunjukkan bahwa ukuran pori permukaan berpengaruh pada kinerja. Penelitian sebelumnya mendukung temuan ini, menunjukkan bahwa membran dengan pori yang lebih besar memiliki pemisahan zat terlarut yang lebih rendah. Distribusi ukuran pori dan ukuran pori permukaan memainkan peran penting dalam mengatur transpor zat terlarut melalui membran PVDF berongga. Kesimpulan Penambahan TiO2 pada membran PVDF berongga meningkatkan fase inversi dan menciptakan membran asimetris berpori dengan struktur canggih untuk mengolah air limbah tekstil eco-print. Berbagai teknik karakterisasi digunakan untuk mengevaluasi struktur dan kinerja membran. Hasil FESEM menunjukkan bahwa 10% TiO2 meningkatkan hidrofilisitas, mengurangi ukuran pori, dan meningkatkan porositas membran. Analisis AFM mengungkapkan peningkatan kekasaran permukaan dengan peningkatan aditif. Hasil uji permeabilitas menunjukkan fluks yang signifikan hingga 142,92 L/m2h pada pengolahan air limbah tekstil eco-print, dengan penurunan COD sebesar 90,08%, BOD sebesar 85,92%, dan TOC sebesar 92,34%.
2. Judul : Pengaruh Variasi Tekanan Pada Pemurnian Minyak Goreng Bekas
Jurnal Menggunakan Membran Polisulfon Ultrafiltrasi Penulis : Muhammad Hamzah Alhusaini, Selastia Yuliati, Muhammad Yerizam Pendahuluan Teknologi membran banyak digunakan di berbagai sektor industri, termasuk produksi air minum dan pengolahan makanan. Membran memungkinkan pemisahan berdasarkan ukuran molekul, dengan keunggulan efisiensi energi, kemudahan operasi, dan dampak lingkungan yang rendah. Polisulfon, sebagai polimer dalam membran ultrafiltrasi, memiliki sifat mekanis yang kuat, tahan terhadap suhu tinggi, dan stabil secara kimia. Penggunaan adsorben dan karbon aktif sering meninggalkan partikel yang sulit dipisahkan. Penelitian terbaru mempertimbangkan pemurnian minyak jelantah bekas menggunakan membran, seperti membran nata de coco dan membran polisulfon ultrafiltrasi, dengan tujuan mengurangi kadar asam lemak bebas, air, dan bilangan peroksida untuk memungkinkan penggunaan ulang minyak tersebut. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah membuat membran polisulfon untuk memurnikan minyak jelantah Metode Penelitian Metode penelitian ini melibatkan pembuatan larutan casting dengan mencampur polisulfon (18% w/w), pelarut DMAc (60% w/w), dan aditif PEG (22% w/w), yang diaduk selama 3 jam. Larutan tersebut dituangkan pada plat kaca yang dilengkapi dengan selotip pembatas, kemudian dimasukkan ke dalam bak koagulasi untuk membentuk membran yang kemudian dicuci. Selanjutnya, minyak goreng bekas (3 liter) diuji untuk kadar ALB, kadar air, dan bilangan peroksida sebelum dialirkan melalui membran polisulfon dalam modul membran dengan variasi tekanan (0,5; 1,0; 1,5; dan 2,0 bar). Permeat yang dihasilkan juga diuji untuk parameter yang sama. Hasil dan pembahasan Dalam penelitian ini, dilakukan uji kinerja membran untuk mengevaluasi efisiensi membran dalam hal fluks dan rejeksi. Hasil penelitian menunjukkan fluks meningkat seiring dengan peningkatan tekanan, dengan puncak fluks terjadi pada tekanan 2 bar dan terendah pada 0,5 bar. Parameter penting lainnya adalah rejeksi, yang mengukur kemampuan membran polisulfon untuk menurunkan kadar alb dan bilangan peroksida. Membran polisulfon dengan komposisi khusus mampu menurunkan kadar alb dan bilangan peroksida dengan signifikan. Pengaruh tekanan pada kinerja membran menyebabkan penurunan nilai rejeksi membran, karena tekanan tinggi dapat menyebabkan deformasi membran dan pelebaran pori-pori membran. Kadar air dalam minyak mempengaruhi kualitasnya, dengan kadar air yang tinggi meningkatkan kadar asam lemak bebas. Bilangan peroksida dalam minyak harus diminimalkan untuk menjaga kualitas dan keamanan kesehatan manusia. Kesimpulan rejeksi tertinggi didapatkan dari tekanan operasi 0,5 bar dengan nilai rejeksi ALB sebesar 67,32%, kadar air sebesar 30,63% dan bilangan peroksida sebesar 54,49%. Produk minyak jelantah yang dihasilkan masih belum memenuhi standar SNI minyak goreng karena kandungan yang terdapat dalam produk minyak jelantah masih tinggi terutama pada kandungan asam lemak bebas dan kadar air.
3. Judul : Membran Ultrafiltrasi Polisulfon/TiO2 (Psf/TiO2) Sebagai Filter Pada
Jurnal Pencemaran Air Oleh Bahan Bakar Solar Penulis : Alfian Yulia Rahmat1, Intan Syahbanu, dan Rudiyansyah Pendahuluan penggunaan membran umumnya terbuat dari polimer seperti polisulfon (PSF). Namun, PSF memiliki sifat hidrofobik yang mempengaruhi kinerja membran, mengurangi fluks, dan memperpanjang waktu filtrasi. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba meningkatkan kinerja membran PSF dengan menambahkan TiO2 yang memiliki sifat hidrofilik. Pembuatan membran PSF/TiO2 menggunakan metode inversi fasa dengan harapan menghasilkan membran asimetrik yang cocok untuk filtrasi bertekanan tinggi. Penelitian ini menggunakan teknik ultrafiltrasi dengan emulsi solar dalam air sebagai model pencemaran perairan oleh bahan bakar solar. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kinerja membran ultrafiltrasi dengan mengurangi sifat hidrofobik PSF menggunakan metode blending dengan TiO2. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pembuatan membran PSF adalah teknik inversi fasa. Awalnya, PSF dikeringkan dalam oven, kemudian dilarutkan dalam NMP dan dicampur dengan PEG. Campuran ini dituangkan pada plat kaca dan membentuk lembaran membran setelah koagulasi dan pengeringan. Selanjutnya, emulsi solar dibuat dengan mencampurkan solar, air, dan emulgator Tween 80. Untuk analisis, digunakan reagen Sudan Blue dan pembuatan kurva standar. Reagen Sudan Blue dibuat dengan cara melarutkan serbuk Sudan Blue ke dalam aseton. Kurva standar dibuat dari emulsi solar/air yang dibuat dalam beberapa variasi konsentrasi. Uji fluks dilakukan dengan mengalirkan air melalui membran pada tekanan 1,5 bar setelah kompaksi, dengan pencatatan volume air yang melewati membran setiap 5 menit selama 30 menit. Uji rejeksi juga dilakukan pada tekanan 1,5 bar dengan mencatat volume permeat selama 1 jam. Terakhir, penentuan ketahanan fouling membran dilakukan dengan menguji membran terhadap emulsi solar selama 1 jam, dengan pencatatan fluks air (JW1), volume permeat emulsi solar (J2), dan fluks air setelah pencucian (JW2). Hasil dan pembahasan Hasil analisis dengan SEM mengungkapkan bahwa kedua membran memiliki susunan pori asimetrik, tetapi membran PSF/TiO2 memiliki susunan pori yang lebih teratur. Hal ini diharapkan akan meningkatkan kinerja membran dalam proses filtrasi. Hasil uji kinerja membran menunjukkan bahwa membran PSF/TiO2 memiliki fluks yang lebih tinggi (21,05 L/m2 jam) dibandingkan dengan membran PSF murni (0,674 L/m2 jam) karena sifat hidrofilik yang ditingkatkan oleh TiO2. Selain itu, membran PSF/TiO2 memiliki nilai rejeksi yang lebih tinggi (71,614%) dibandingkan dengan membran PSF murni (55,899%), menunjukkan kemampuan filtrasi yang lebih efektif. Penelitian juga mencatat bahwa membran PSF/TiO2 memiliki tingkat fouling yang lebih rendah (42,34%) dibandingkan dengan membran PSF murni (68,455%). Analisis XRD mengungkapkan bahwa keberadaan TiO2 meningkatkan kristalinitas membran, yang dapat mempengaruhi susunan pori dan morfologi membran. Membran PSF/TiO2 memiliki kinerja yang lebih baik dalam proses filtrasi dibandingkan dengan membran PSF murni, dengan fluks yang lebih tinggi, nilai rejeksi yang lebih baik, dan tingkat fouling yang lebih rendah. Kesimpulan Membran PSF/TiO2 memiliki kinerja yang lebih baik dalam melakukan proses filtrasi. Hal ini ditunjukkan dengan beberapa nilai parameter yang lebih unggul dibandingkan dengan membran PSF murni. Beberapa parameter tersebut seperti fluks, rejeksi dan fouling total pada proses filtrasi. Nilai rejeksi dan fluks membran PSF/TiO2 relatif lebih besar yaitu 71,614% dan 21,05 L/m2 jam sedangkan untuk membran dengan komposisi PSF murni memiliki nilai rejeksi sebesar 48,646% dan fluks sebesar 0,674 L/m2 jam. Fouling sebagai parameter penumpukan residu dari emulsi terlihat lebih besar pada membran tanpa TiO2, yaitu 68,45% sedangkan untuk membran PSF/TiO2 memiliki nilai fouling yang relatif lebih kecil yaitu 42,34%. Morfologi dan pori pori membran juga tampak lebih teratur pada membran PSF/TiO2