Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PE N DAH U LUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Teknologi membran telah tumbuh dan berkembang secara dinamis sejak pertama
kali dikomersilkan Sartorius-Werke di Jerman pada tahun 1927. Pengembangan
dan aplikasi teknologi ini semakin beragam dan penemuan-penemuan baru pun
semakin banyak dipublikasikan. Teknologi membran pada akhirnya menjadi salah
satu teknologi alternatif yang paling kompetitif saat ini dan telah memberikan
beragam solusi bagi manusia dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Membran
ultrafiltrasi dan reverse osmosis merupakan beberapa jenis dari teknologi
membran yang memiliki spesifikasi ukuran membran berturut-turut, 0.001-0.1 m
dan 0,0001-0,001 m. Secara umum ultrafiltrasi diaplikasikan dalam proses
pemisahan unsur- unsur partikulat dari larutannya dengan memanfaatkan beda
tekan dalam proses kerjanya. Untuk membran reverse osmosis digunakan untuk
memisahkan zat terlarut berukuran kecil.
Secara umum, ultrafiltrasi diaplikasikan dalam proses pemisahan unsur-unsur
partikulat, makromolekul (fraksionasi), koloid, dan polimer organik maupun
anorganik dari larutannya. Aplikasi proses ultrafiltrasi di industri di antaranya
adalah untuk proses sterilisasi obat-obatan dan produksi minuman, klarifikasi
ekstrak juice, pemrosesan air ultramurni pada industri semi konduktor, metal
recovery, dan sebagainya. Sedangkan membran reverse osmosis sendiri sudah
banyak diterapkan pada berbagai industri pengolahan misalnya desalinisasi air
laut dan demineralisasi air. Pada proses pemurnian harus diperhatikan kondisi
operasi yang optimal agar membran dapat memurnikan suatu cairan secara
optimal yang ditunjukkan oleh parameter berupa fluks, permeabilitasm dan faktor
rejeksi dari membran.
BAB II
T I N JAUAN PU S TAKA
2.1.Pengertian Membran Ultrafiltrasi
Ultrafiltrasi / Ultrafiltration / UF 0.01 Mikron, mesin penyaring ultrafiltrasi, filter
uf 0.01 Mikron adalah suatu teknologi filtrasi dengan besaran pori 0.01 mikron)
dimana proses pemisahan menggunakan membran dengan tekanan, biasanya
digunakan untuk menyaring makro molekul.
Membran ultrafiltrasi adalah proses pemisahan yang menahan komponen dengan
berat molekul tinggi (protein, makro molekul, polisakarida) sedangkan
melewatkan komponen berberat molekul rendah. Proses pemisahan dalam modul
ultrafiltrasi terjadi secara cross flow dimana umpan mengalir secara tangensial
sepanjang permukaan membran.
Membran ultrafiltrasi dapat digolongkan berpori, namun strukturnya lebih
asimetris dibandingkan membran mikrofiltrasi. Membran ultrafiltrasi memiliki
ukuran pori lapisan teratas 20 1000 A, ketebalan 0,1 1,0 m, dan bekerja pada
tekanan 1 10 bar. Proses ultrafiltrasi biasanya digunakan untuk memisahkan
partikel dengan ukuran berkisar antara 0,05 m 1 nm.
Proses pemisahan menggunakan membran ultrafiltrasi biasanya
digunakan di bidang industri dan penelitian untuk penjernihan air karena ukuran
yang dapat diolah adalah air pekat yang mengandung makromolekul yang
memiliki berat atom sekitar 103-106 Da (1 Da = 0,000714 gram). Pengolahan
menggunakan ultrafiltrasi pada umumnya menggunakan membran berukuran
0.001 mikron 0.01 mikron. Dalam teknologi pemurnian air, membran
ultrafiltrasi dengan BM membran 1000-20000 lazim untuk penghilangan pirogen,
sedangkan BM membran 80000-100000 untuk penghilangan koloid. Pirogen
dengan BM 10000-20000 terkadang dapat dipisahkan dengan membran 80000
karena adanya membran dinamis. Tekanan sistem ultrafiltrasi biasanya rendah 10-
100 psi (70-700 kPa) maka dapat menggunakan pompa sentrifugal biasa.
Membran UF sehubungan dengan pemurnian air dipergunakan untuk
menghilangkan koloid (penyebab fouling), mikroba, pirogen, dan partikel modul
higienis.

Membran ultrafiltrasi dapat menghasilkan fluks yang sangat tinggi, namun pada
umumnya membran ini hanya digunakan untuk menghasilkan fluks antara 50-200
galon perhari dengan tekanan operasi sekitar 50 psi. Membran ultrafiltrasi dapat
berbentukplateand frame, spiral-wound, dan tubular. Setiap konfigurasi memiliki
aplikasinya masing-masing. Untuk air dengan kemurnian tinggi, spiralwound
lebih umum untuk digunakan. Konfigurasi dipilih berdasarkan jenis dan
konsentrasi dari material berkoloid atau emulsi. Untuk semua konfigurasi, desain
sistem yang optimum harus memperhatikan laju alir, hilang tekan, konsumsi
energi, fouling, dan juga harga membran itu sendiri.

Membran ultrafiltrasi dibuat dengan mencetak membran selulosa asetat (SA)


sebagai lembaran tipis. Membran selulosa asetat mempunyai sifat pemisahan
namun sayangnya dapat dirusak oleh bakteri dan zat kimia serta rentan terhadap
pH. Adapula membran dari polimer polisulfon, akrilik, polikarbonat, PVC,
poliamida, poliviniliden fluorida, kopolimer AN-VC, poliasetal, poliakrilat,
kompleks polielektrolit, dan PVA ikat silang. Selain itu, membran dapat dibuat
dari keramik, aluminium oksida, zirkonium oksida, dsb.

2.2.Sistem kerja membrane ultrafiltrasi


Sistem kerja dariUltrafiltrasi / Ultrafiltration / UF 0.01 Mikron sebagai berikut :
Air masuk dengan tekanan rendah +/- 1.5 bar melalui lubang halus dengan
diameter 0.5-2 mm. Ukuran pori filter 0.01-0.05 m (sebagai pembanding sehelai
rambut memiliki besar 50m - jadi pori-pori dari UF ini 500 kali lebih besar)
Kontaminasi dengan ukuran yang lebih besar dari 0.05m tertahan dan terbuang
secara berkala pada saat dilakukan back flushing ataupun forward flushing.
Keunggulan dari sistem UF ini adalah pori-pori yang memiliki nilai absolut
dibandingkan dengan filter biasa. Filter UF memiliki ukuran sangat kecil
dibandingkan dengan bakteri sehingga lebih steril dari filterisasi biasa.
Kinerja membran dapat dilihat dari dua parameter yaitu aliran melalui membran
(fluks) dan selektifitas. Fluks merupakan perbandingan antara volume dengan luas
dan waktu. Untuk proses filtrasi dengan membran yang menggunakan beda tekan
sebagai driving force, fluks merupakan fungsi dari beda tekan dan konstanta
permeabilitas yang dapat dinyatakan dengan persamaan:

Konstanta permeabilitas merupakan konstanta yang menyatakan kemampuan


membrane untuk melewatkan aqua dm. Sejalan dengan waktu, permeabilitas
membran akan berkurang. Hal ini disebabkan oleh
pembentukan fouling. Fouling merupakan proses dimana zat terlarut atau partikel
terdeposisi pada permukaan membran atau pada pori membran sehingga
terjadi penurunan kinerja membran. Foaling dapat disebabakan oleh zat koloid,
biologis, organik, dan mineral. Untuk meningkatkan kembali kinerja membran,
membran dapat dibersihkan dengan secara hidrolik (back wash dengan aqua dm),
kimiawi, mekanik dan juga dengan menggunakan listrik. Selektifitas membran
ditentukan oleh dua parameter yaitu faktor rejeksi (R) dan factor pemisahan ().
Persen rejeksi adalah persen dari konsentrasi yang terpisahkan dari
umpan (feedwater) oleh membran. Secara matematis persen rejeksi dinyatakan
oleh persamaan:

Cf = konsentrasi zat terlarut dalam umpan


Cp= konsentrasi zat terlarut dalam permeat
R bernilai 100% (retensi total dari zat terlarut) yang berarti ideal semipermeabel
membran dan 0% yang berati pelarut dan zat terlarut bebas melewati membran.

2.3.Prinsip kerja membrane ultrafiltrasi


Prinsip Kerja Ultrafiltrasi / Ultrafiltration / UF 0.01 Mikron :
Ultrafiltrasi / Ultrafiltration adalah proses pemisahan molekul berdasarkan
molekul terlarut. Membran Ultrafiltrasi / Ultrafiltration dapat menyaring molekul
berukuran kecil dan membuat molekul besar tertahan
Gambar 2.3 Ilustrasi Pemisahan Membran dengan Ultrafiltrasi

2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Ultrafiltrasi / Ultrafiltration / UF


0.01 Mikron

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja sistem ultrafiltrasi:


1.Arus seberang (cross flow) Permukaan Membran .
Kenaikan Tingkat serapan dengan kecepatan aliran cairan di permukaan
membran
Arus kecepatan (flowrate) hal ini sangat penting diperhatikan untuk cairan yang
mengandung emulsi atau suspensi Aliran yang lebih tinggi juga berarti konsumsi
energi yang lebih tinggi dan pompa yang lebih besar. Peningkatan kecepatan
aliran juga mengurangi fouling/kegagalan dari permukaan membran. Umumnya,
kecepatan aliran optimum dicapai oleh keseimbangan antara besarnya pompa
dan peningkatan laju serapan.
2.Tekanan operasi. (OperatingPressure)
Menembus tingkat berbanding lurus dengan tekanan diterapkan di seluruh
permukaan membran namun , karena meningkatnya kegagalan dan pemadatan
kotoran,
tekanan operasi jarang melebihi 100 psig dan umumnya sekitar 50 psig karena
akan merusak dan merobek pori membran
3.Suhu Operasional
Air Hasil akan meningkat searah dengan meningkatnya suhu. Namun , suhu
umumnya bukanlah variabel terkontrol
Hal ini penting untuk mengetahui pengaruh suhu pada membran fluks untuk
membedakan
antara penurunan serapan karena penurunan suhu dan pengaruh parameter lainnya
.Sistem Ultrafiltrasi ( Ultrafiltration) yang bisa menghasilkan output hasil yang
besar menggunakan lebih sedikit ruang dan energy serat berongga UF membran
yang banyak digunakan untuk menggantikan metode pengolahan air tradisional
dan sebagai pra penyaringan reverse osmosis.
2.5.Aplikasi Membran ultrafiltrasi di bidang Industri
Aplikasi yang dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi Ultrafiltrasi sangat
beragam dari pemprosesan makro yang sederhana hingga pengolahan limbah.
Aplikasi ini seperti, Depot Air Minum Isi Ulang, Pengolahan air bersih, Penyaring
dari air sungai,Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), Pengolahan air limbah, dll.
Keuntungan menggunakanUltrafiltrasi / Ultrafiltration / UF 0.01 Mikron:
Dibandingkan dengan metode lain maka sistem ini relatif lebih mudah dalam
aplikasinya, kemudahan merawat, membersihkan dan instalasi.
Penghambat mikroorganismE dan bakteri yang lengkap. Qualitas hasil yang
difilter tidak tergantung dari air masuk
Ultrafiltrasi juga dapat membuang chlorine resistant germs seperti
cryptosporidium. Konsentrat (air limbah) juga akan terbuang .
Dalam sistem yang dirangkai secara lengkap dapat menurunkan biaya
investasi.dan juga biaya perawatan.
Memungkinkan sistem yang full otomatis.
Dapat membuang hampir semua film-forming pada membrane reverse osmosis,
sehingga dapat memperpanjang umur membrane
Namun, sistem membran ultrafiltrasi memiliki beberapa kekurangan, salah satu
masalah besar yang sering terjadi pada masalah ultrafiltrasi, khususnya
ultrafiltrasi dengan umpan multi komponen, adalah fouling. Fouling adalah suatu
fenomena yang disebabkan oleh deposisi dan akumulasi secara irreversible dari
partikel-partikel submikron pada permukaan membran dan atau kristalisasi serta
prepitasi dari partikel-partikel yang berukuran kecil pada permukaan atau di
dalam membran-membran itu sendiri.

Ultrafiltrasi Dalam Pengolahan Limbah Berminyak


Saat ini pengolahan limbah emulsi minyak umumnya dilakukan dengan
pemberian koagulan, asam dan pemanasan untuk memecah emulsi minyak,
selanjutnya minyak dan air dipisahkan dengan prinsip gravitasi dan menggunakan
proses oksidasi, koagulasi dengan DAF. Penggunaan teknologi tersebut
memungkinkan untuk menghasilkan keluaran sesuai dengan standar buangan yang
diizinkan, namun disisi lain menghasilkan sludge yang termasuk limbah B3
dengan volume yang cukup banyak. Teknologi membran khususnya ultrafiltrasi
dan mikrofiltrasi merupakan salah satu metode alternatif untuk memisahkan
minyak dari air. Teknologi ini memiliki efisiensi yang tinggi dalam memisahkan
minyak, tidak memerlukan bahan kimia dalam prosesnya, dapat menghasilkan air
dengan kualitas yang konsisten dan juga teknologi ini dapat mengolah emulsi
minyak dalam air dengan partikel berdiameter kurang dari 5 mikron, yang tidak
dapat diolah dengan hidrosiklon. Membran telah digunakan untuk mengolah
umpan berupa emulsi minyak seperti emulsi crude oil, emulsi minyak kerosene
dan crude oil, emulsi cutting oil. Hasil dari beberapa penelitian menyebutkan
bahwa membran ultrafiltrasi rata-rata dapat merejeksi minyak, COD serta
surfaktan di atas 90%.
Berikut ini merupakan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa
Universitas Diponegoro Semarang untuk pengolahan limbah berminyak yang
berupa emulsi minyak-air dengan membran ultrafiltrasi. Pada penelitian ini
digunakan umpan model limbah emulsi minyak dengan fasa terdispersi berupa
minyak pelumas, bensin dan solar. Fasa kontinu adalah air, sedangkan surfaktan
adalah sebagai mediator. Minyak pelumas, bensin, dan solar digunakan untuk
mewakili limbah kilang minyak bumi yang berasal dari kolom-kolom distilasi
serta limbah dari operasi peralatan proses pada utility plant. Penelitian ini
difokuskan pada pengujian kinerja membran (fluks dan rejeksi) ultrafiltrasi
limbah emulsi minyak-air. Dengan model emulsi minyak-air yang lebih sederhana
maka pengaruh spesifik minyak terhadap kinerja membran dapat diketahui.
Umpan emulsi minyak-air dibuat dengan mendispersikan fase
minyak( bensin, minyak pelumas, dan solar) sebagai fase terdispersi, fase kontinu
aquades serta Tween 80 sebagai emulsifier. Konsentrasi minyak dalam pembuatan
emulsi adalah 200 mg/l dengan konsentrasi surfaktan 0,1%. Fase minyak
didispersikan dalam fase kontinu menggunakan IKA Manual Ultra Turax
Homogenizer dengan kecepatan 21.200 rpm selama 2 menit. Membran ultrafiltrasi
yang digunakan adalah flat sheet Polyethersulfone dengan ukuran pori nominal 10
kDa dan luas permukaan 0,00138 m2 . Membran tersebut dipasang pada modul
dead end ultrafiltrasi. Untuk mengetahui karakteristik membran, dilakukan
analisis terhadap morfologi membran dengan Scanning Electron Microscope dan
permeabilitas membran. Permeabilitas menggambarkan laju filtrasi per unit area
filtrasi (fluks) tiap unit beda tekanan.
Sebelum melakukan evaluasi kinerja dengan menggunakan model emulsi,
membran dikompaksi dengan tekanan 1 Bar selama 180 menit. Uji performasi
membran ultrafiltrasi dilakukan dengan mengoperasikan membran pada tekanan 1
Bar selama 120 menit, dengan pengukuran fluks permeat tiap 5 menit.
Pengukuran fluks dilakukan dengan menghitung volume dan waktu yang
diperlukan permeat untuk melewati membran. Analisis rejeksi dihitung dari
konsentrasi Chemical Oxygen Demand (COD) menggunakan HANA COD Meter
dan total oil content (menggunakan Gas Chromatography) pada permeat.
Jadi kesimpulan dari penelitian tersebut, membran ultrafiltrasi telah
digunakan untuk pemisahan model emulsi minyak-air. Model limbah emulsi
minyak-air terdiri dari fase terdispersi berupa bensin,pelumas, dan solar. Fasa
kontinu adalah air, sedangkan surfakta adalah sebagai mediator. Pengujian kinerja
membran ultrafiltrasi dilakukan dengan mengetahui profil fluks dan rejeksi (COD
dan total oil content). Profil fluks emulsi bensin, minyak,pelumas, dan solar
menunjukkan bahwa penurunan fluks bensin yang tertinggi. Hal ini disebabkan
ukuran tetes emulsi bensin yang paling kecil dan kestabilan emulsi dipengaruhi
oleh ukuran tetesnya. Makin kecil ukuran tetesnya, maka emulsi tersebut semakin
stabil dan lebih sulit dipisahkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa membran
polyethersulfone yang digunakan mampu merejeksi COD sebesar 98% dan
minyak sebesar 98% untuk umpan emulsi bensin( konsentrasi COD permeat
sebesar 81 mg/l dan total oil content sebesar 3,69 mg/l). Untuk emulsi minyak
pelumas, 94% COD dan 99% minyak dapat direjeksi (konsentrasi COD pada
permeat 228 mg/l dan total oil content pada permeat 1,27 mg/l). Sedangkan untuk
umpan emulsi minyak solar, rejeksi COD sebesar 90% dan rejeksi minyak sebesar
98% (konsentrasi COD pada permeat 230 mg/l dan total oil content pada permeat
2,43 mg/l).

BAB III
DESKRIPSI PR0SES
3.1.Blok Diagram Pengoperasian Membran
Data P
Ukuran volume permeat tiap 3 menit.
Mulai
Isi sampel dengan cairan umpan.
Atur konfigurasi pompa dalam setting operasi pompa
Nyalakan pompa
Atur laju alur umpan.tunggu hingga stabil.
Atur tekanan pompa sesuai yang di inginkan
Tampung retentat dan permeat
Data volume permeat
Lakukan backwash dengan aqua dm selama 1 menit dengan intermittent 3 menit.
Matikan pompa setelah di peroleh data volume permeat 10x3 menit.
Selesai

Rangkuman :
o Mengisi sampel dengan cairan umpan
o Mengatur konfigurasi pompa dalam setting operasi pompa
o Nyalakan pompa dan mengatur laju alur umpan hingga stabil
o Mengatur tekanan pompa sesuai yang diinginkan
o Menampung retentate dan permeat, mencatat ukuran volume permeat tiap 3
menit
o Melakukan backwash dengan aqua dm selama 1 menit dengan intermitten
3menit
o Mencatat volume permeat
o Matikan pompa setelah diperoleh volume permeat 10 x 3 menit

BAB IV
K E S I M PU LAN
4.1.Kesimpulan
P Ultrafiltrasi / Ultrafiltration / UF 0.01 Mikron, mesin penyaring ultrafiltrasi,
filter uf 0.01 Mikron adalah suatu teknologi filtrasi dengan besaran pori 0.01
mikron) dimana proses pemisahan menggunakan membran dengan tekanan,
biasanya digunakan untuk menyaring makro molekul.
PMembran ultrafiltrasi dapat menghasilkan fluks yang sangat tinggi, namun pada
umumnya membran ini hanya digunakan untuk menghasilkan fluks antara 50-200
galon perhari dengan tekanan operasi sekitar 50 psig
PPrinsip Kerja Ultrafiltrasi / Ultrafiltration / UF 0.01 Mikron :Ultrafiltrasi
/ltrafiltration adalah proses pemisahan molekul berdasarkan molekul terlarut.
P Keunggulan dari sistem UF ini adalah pori-pori yang memiliki nilai absolut
dibandingkan dengan filter biasa. Filter UF memiliki ukuran sangat kecil
dibandingkan dengan bakteri sehingga lebih steril dari filterisasi biasa.
D AF TAR P U S TAK A

http://www.igwenten.com/2013/02/teknologi-membran-untuk-pengelolaan-
air.html
http://www.academia.edu/8517606/PEMBUATAN_DAN_KARAKTERISASI_M
EMBRAN_NANOFILTRASI_UNTUK_PENGOLAHAN_AIR_Tesis_Untuk_me
menuhi_sebagian_persyaratan_Mencapai_derajat_Sarjana_S-
2_Magister_Teknik_Kimia_MAGISTER_TEKNIK_KIMIA
http://eprints.undip.ac.id/13965/1/BAB_1.pdf
http://rezaputraahmad.blogspot.co.id/
http://ndarucs.blogspot.co.id/2009/10/membran-ultrafiltrasi.html

Anda mungkin juga menyukai