1 Pengertian sedimentasi
Sedimentasi merupakan peristiwa turunya partikel-partikel padat yang
semula tersebar merata dalam cairan karena adanya gaya berat, setelah terjadi
pengendapan cairan jernih dapat dipisahkan dari zat padat yang menumpuk di
dasar atau biasa disebut dengan pengendapan. Selama proses ini berlangsung,
terdapat tiga gaya yang berpengaruh :
a. Gaya Grafitasi
Gaya ini bisa dilihat pada saat terjadi endapan atau mulai turunya pertikel
padatan menuju kedasar tabung untuk membentuk endapan. Hal ini terjadi
karena massa jenis partikel padatan lebih besar dari massa jenis fluida.
Fg = m . g ..(1)
b. Gaya Apung
Gaya apung terjadi jika massa jenis partikel lebih kecil dari massa jenis fluida.
Sehingga partikel padatan berada pada permukaan cairan,
m. r. g
rp
Fa =
...(2)
c. Gaya Dorong
Gaya dorong terjadi pada saat larutan dipompakan ke dalam tabung klarifier.
Larutan ini akan terdorong pada ketinggian tertentu. Gaya dorong dapat juga
kita lihat pada saat mulai turunya partikel padatan karena adanya gaya Gravitsi,
maka fluida akan memberikan gaya yang besarnya sama dengan berat padatan
itu sendiri. Gaya inilah yang disebut gaya dorong dan juga gaya yang memiliki
arah yang berlawanan dengan gaya gravitasi.
Fd =
eksperimen
terhadap
lumpur itu
masing-masingnya
(Mc.Cabe and
Zo
Laju tetap
Z
Zu
tinggi patah
Waktu.t
Gerafik 2.1 Laju Sedimentasi
Laju pengendapan partikel dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Berat jenis air
2. Berat jenis partikel padatan
3. Viskositas air
4. Aliran dalam bak pengendapan
pengendapan
zat
uji
kemungkinan
besar
mempengaruhi
laju
1.
Padatan kasar
Adalah padatan yang dapat dipisahkan dengan cara pengendapan yang
sederhana dalam waktu yang singkat dimana pada padatan kasar mudah terjadi
pengendapanya besar. Pengendapan padatan kasar terjadinya sangat mudah,
hal itu terjadi karena pengendapanya lebih besar. Bila terjadi gerakan relatif
dengan suatu pertikel yang disekitarnya dikelilingi oleh air tersebut. Maka air
akan memberikan tahanan gesek (Drag) kepada partikel itu sebesar :
Fd = Cd . Ap
2.
(4)
Padatan halus
Adalah padatan yang tidak dapat dipisahkan dengan cara pengandapan yang
sederhana didalam waktu yang relatif singkat atau tidak mempunyai peralatan
pengendap
yang
dapat
beroperasi
secara
komersial
mekanisme
penggerak (rake) yang dipasang pada dasar tangki pengendap agar dapat
mempermudah pengumpulan suspensi pekat dari dasar tangki.
Berdasarkan tujuan dari bahan yang ingin didapatkan maka sedimentasi
ini dapat digolongkan jadi dua macam yaitu :
a.
Penjernihan
(1-
5%) dengan suatu tujuan untuk memperoleh cairan yang jernih, proses klarifier
mencakup proses flokulasi dan koagulasi. Proses koagulasi merupakan suatu
proses dimana penambahan zat kimia atau koagulan tertentu kedalam air yang
diolah dan disertai pengadukan cepat sehingga terbentuk flok suatu partikel
yang halus selanjutnya mengalami proses flokulasi yaitu penggabungan flok-flok
membentuk flok yang lebih besar .
b.
Pemekatan (Thickener)
Discrate pertikel adalah partikel yang memiliki ukuran bentuk dan spesifik
Gravitasi tetap (tidak berubah dengan waktu) selama proses pemisahan
berlangsung.
b)
Flocullant partikel adalah partikel yang memiliki sifat permukaan yang dapat
membesar
atau
bergabung
dengan
partikel-partikel
lain
ketika
akan
2.3
padat atau tetesan zat cair melalui fluida itu mungkin gas atau zat cair dan
mungkin berada pada keadaan mengalir atau keadaan diam. Dalam beberapa
situasi, tujuandari pada proses itu adalah untuk mengeluarkan partikel dari arus
fluida dan untuk mengeluarkan pengotor yang terdapat didalam fluida atau
untuk memulihkan partikel sebagaimana dalam pembersihan udara atau gas
buang terhadap debu dan uap racun atau untuk membuang zat padat dari air
limbah. Dalam soal soal lain, partikel itu sengaja disuspensikan di dalam fluida
supaya dapat dipisahkan menjadi fraksi fraksi yang berbeda ukuran atau
densitasnya. Fluida itu lalu dipulihkan, kadang kadang untuk digunakan
kembali, dari partikel yang telah di fraksionasi.
Jelaslah bahwa tiap partikel itu mulai dari keadaan diam terhadap fluida
tempat partikel itu terendam, lalu bergerak melaui fluida itu karena adanya
gayagaya luar, gerakan itu dapat dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama
merupakan satu periode singkat dimana berlangsung percepatan, yaitu selama
waktu kecepatan itu meningkat dari nol sampai kecepatan terminal. Tahap kedua
ialah periode dimana partikel itu berada dalam kecepatan terminalnya.
2.4
cukup
untuk
mengendap
keluar
dari
suspensi
itu
akan
tetapi,
2.5
Klasifikator gravitasi
Kebanyakan
klasifikator
yang
digunakan
dalam
pengolahan
kimia
memisahkan zat padat atas dasar ukuran partikel dimana densitas partikel halus
dan partikel besar itu sama.
Klasifikator mekanik banyak digunakan dalam penggilingan rangkaian
tertutup, lebih lebih dalam operasi metalurgi di sini, partikel yang relative kasar
disebut pasir(Sand), sedang bubur partikel halus disebut lanyau (smile). Waktu
diatur sedemikian sehingga pasir mengendap ke dasar peranti sedang lanyau
terbawa oleh zat cair keluar.
2.6
Flokulasi
Flokulasi adalah proses penggabungan muatan positif dan negatif
untuk
flokulasi
mencakup
pengunaan
bahan
aktif
permukaan
dan
B
C
D
D
(A)
(B)
(C)
(D)
(E)
Keterangan Gambar
a.
b.
Gambar (B) jika tidak terdapat pasir dalam campuran itu, zat padat pertama
yang menampakan diri ialah endapan pada dasar bejana pengendap, yang
terdiri dari flok yang berasal dari bagian bawah campuran zat padat yang berupa
flok tergeletak longgar diatas satu sama lain, membentuk suatu lapisan, yang
kita namakan zona D diatas zona D itu terbentuk lagi lapisan lain yaitu zona C,
yang merupakan lapisan transisi, dimana kandungan zat padatnya bervariasi
dari yang seperti pada pulp asal sampai seperti di dalam zona D. Diatas zona C
terdapat zona B, yang terdiri dari suspensi homogen yang konsentrasinya sama
dengan pulp asal. Diatas zona B terdapat lagi zona A yang jika partikel itu telah
terflokulasi penuh, merupakan zat cair jernih.
c.
Gambar (C) dalam pulp yang terflokulasi dengan baik batas antar zona A dan
zona B itu tajam. Jika terdapat pertikel yang teragmolerasi, zona A itu keruh dan
batas antara zona A dan B kabur . dengan adanya pengendapan, kedalam zone
D dan A bertambah, dan tebal zona C tetap, zona B berkurang.
d.
Gambar (D) setelah pengendapan selanjutnya, zona B dan C hilang, dan seluruh
zat padat itu akan terdapat pada zone D.
e.
Gambar (E) Sesudah itu efek lain, yang disebut pemampatan (compresion)
berlangsung saat dimana pemampatan itu bermula disebut titik kritis ataucritical
point. Pada pemampatan sebagaian dari zat cair yang tadinya ikut bersama flok
kedalam zona kompressi D akan terperas keluar dimana bobot endapan itu
menggambarkan struktur flok. Selama pemampatan itu berlangsung, sebagian
dari zat cair di dalam flok itu menyembur keluar seperti geiser geiser kecil, dan
ketebalan zone itu berkurang. Dan akhirnya, bila bobot zat padat itu telah
mencapai
keseimbangan
mekanik
dengan
kekuatan
tekan
flok
proses
pengendapan itu akan berhenti pada saat itu, lumpur sudah mencapai tinggi
akhirnya.
(Mc.Cabe, Operasi Teknik Kimia, erlangga, 1990)
2.7
memisahkan padatan dari suspensi bubur atau slurry. Operasi ini banyak
digunakan pada prosese-proses untuk mengurangi polusi dari limbah industri.
Suspensi sendiri dibedakan atas dua bagian yaitu:
a.
Suspensi cair adalah suspensi dan konsentrasi dari partikel yang tidak cukup
untuk membentuk batas yang jelas terhadap air saat pengaturan berlangsung.
b.
Concentratif
yangsangat
suspensi
adalah
besar sehingga
suspensi
dengan
terbentuk
suatu
konsentrasi
batas
batas
yang
jelas
struktur flok dan memampatkan limpahan bawah itu sehingga kandungan zat
padatnya lebih besar dari pada zona D pada pengendap tumpak
Puncak zat cair
Tingkat umpan
Zona pengendapan
klarifikasi
Kompresi
cp
cu
Konsentrasi C
Zona A, merupakan cairan jernih atau zona bening yang dimana pengendapan
berlangsung sesuai dengan prinsip yang telah di jelaskan, karena efek penyaring
oleh partikel yang lebih besar, makin tinggi konsentrasi bubur maka makin jernih
produk cairan pada lapisan atas. Pengendapan pada zona ini merupakan bagian
yang paling penting karena diharapkan adalah cairan jernihnya bukan suspensi
pekatnya.
b.
Zona B, zona ini sering disebut sebagai zona pengendapan bebas (Free setling)
atau zona encer. Hal ini dikarenakan pada zona ini belum terjadi gaya dorong
tetapi yang sangat tampak adalah gaya gravitasinya dan padatan turun, dimana
partikel yang lebih besar menyaring partikel yang lebih kecil, konsentrasi
padatan ini lebih tinggi dibandingkan pada konsentrasi bubur atau slurry yang
asli.
c.
Zona C, merupakan cairan yang pekat dan tercapai pada saat saluran kapiler
yang terisi oleh cairan terdesak oleh slurry atau lumpur. pada kondisi ini saluran
yang tersedia telah terisi penuh dengan suspensi yang sangat ketat. Laju
pengendapan pada zona ini sangat lambat sehingga tidak banyak untuk di
perhitungkan pada perancangan peralatan.
Zona bening
Zona encer
Zona pekat
Gambar 2.2 Zona sedimentasi
2.8
a.
Discrate partikel adalah partikel yang memiliki ukuran bentuk dan spesifik
gravitasi
tetap
berlangsung.
(tidak
berubah
dengan
waktu) selama
proses
pemisahan
b.
merupakan
salah
satu
cara
yang
paling
ekonomis
untuk memisahkan yang padatan dari suspensi bubur atau slurry. Operasi ini
banyak digunakan pada proses-proses untuk mengurangai polusi dari limbah
industri. Suspensi sendiri dibedakan atas dua bagian yaitu :
a.
Suspensi cair adalah suspensi dan konsentrasi dari partikel yang tidak cukup
untuk membentuk batas yang jelas terhadap air saat pengaturan berlangsung.
b.
sangat
besar
sehingga
terbentuk
batas
yang
jelas
saat pengaturanberlangsung.
Perbedaan kedua suspensi diatas mengakibatkan pola setting berbeda dan
membutuhkan dan rancangan peralatan sedimentasi selalu didasarkan pada
percobaan sedimentasi pada skala yang lebih kecil.
(F. Parikest, Ir. Diklat Alat-Alat Industri Kimia, 1985)
Suatu gaya sebetulnya adalah hasil interaksi dari dua benda tapi arahnya
berlawanan.
Faksi = Freaksi....(7)
d. Hukum Archimedes
Suatu
benda dalam suatu fluida mendapatkan gaya apung yang besarnya sama
dengan berat fluida yang dapat dipindahkan oleh benda tersebut.
e.
Hukum
Stokes
Suat
dijatuhkan
kekentalan maka gaya yang berkerja pada benda tersebut adalah beratnya
sendiri.
Partikel di dalam suatu fluida tertentu mengendap di bawah pengaruh
gaya gravitasi pada laju maksimum tertentu. Untuk meningkat laju dari suatu
pendapan tertentu, maka gaya grafitasi yang berkerja pada suatu partikel itu
dapat digantikan dengan gaya sentrifugal yang lebih kuat.
Gaya sentrifugal juga bermanfaat untuk pemisahan secara pengendapan
dan penyaringan. Kedua cara tersebut bila menggunakan gaya sentrifugal
sebagai gaya pendorong disebut sentrifugal dan peralatanya disebut sentrifugasi
dan peralatnya disebut Centrifuge.
Dalam hal ini penjernihan dilakukan untuk dapat memisahkan suspensi
yang
mengandung
bahan
padat
yang
lebih
berat
dengan
kecepatan
pengendapan yang lebih baik atau bahan padat yang lebih ringan dengan
kecepatan pengapungan yang baik. Dalam proses ini, kecepatan pemisahan
pemisahan oleh gaya berat adalah tinggi jika terdapat perbedaan yang besar
antara kerapatan cairan dan kerapatan bahan padat. Apabila perbedaan itu kecil
maka pemisahan metode ini tidak ekonomis. Dalam hal yang demikian
kecepatan pemisahan dapat diperbesar beberapa kali dengan menggunakan
gaya-
gaya
sentrifugal.
Selanjutnya
kecepatan
pemisahan
akan
dapat
2.
....................................................................(1)
Co =
Berat CaCO3
Vtotal
3.
.....................................................................(2)
VL =
................................................................................
(3)
CL =
........................................................................(4)
grafik
B) dengan waktu
tinggi
yang
Lumpur (batas
ditunjukkan
pada
antara
zona
gambar 2c,
selama
dan
zona
tahap
awal
Zu
tinggi patah
0
0
tu
WAKTU
Padatan kasar
Adalah padatan yang dapat dipisahkan dengan cara pengendapan yang
sederhana dalam waktu yang singkat.
2.
Padatan halus
Adalah padatan yang tidak dapat dipisahkan dengan cara pengendapan yang
sederhana didalam waktu yang relative singkat, atau tidak mempunyai peralatan
pengendapan yang dapat beroperasi secara komersial mekanisme penggerak
(rake) yang dipasang pada dasar tangki pengendap agar dapat mempermudah
pengumpulan suspensi pekat dari dasar tangki. (Mc. Cabe and Smith,OTK II,
Thn:1991)
dan
mengumpulkannya ketengah
tangki,
sehingga
dapat
mengalir dari situ kedalam bukaan besar yang bermuara pada pipa masuk
pompa
rancang
tertentu
lengan
penggaruk
itu
zat
cair, kapasitas
yang
lebih
tinggi
persatuan
luas
lantai
grafitasi
pada
laju
maksimum
tertentu.
Untuk
meningkatkan
laju
pengendapan, gaya gravitasi yang bekerja pada partikel itu dapat digantikan
dengan gaya sentrifugal yang jauh lebih kuat. Dalam operasi produksi, separator
sentrifugal sudah banyak menggantikan separator grafitasi karena separator
sentrifugal itu jauh lebih efektif dengan partikel dan tetesan halus, disamping
volumenya yang jauh lebih kecil untuk kapasitas tertentu.
A Pemisahan zat padat dari gas , siklon
Kebanyakan separator sentrifugal yang digunakan untuk mengeluarkan
partikel dari arus gas tidak mempunyai bagia-bagian yang bergerak sama sekali,
contohnya ialah separator siklon yang terlihat pada gambar 2e. Alat ini terdiri
dari sebuah silinder vertical yang mempunyai bagian bawah berbentuk kerucut,
dengan pemasuk yang merupakan garis singgung (tangensial) pada bagian
atasnya, sedang lubang keluar untuk debu-debunya terletak diujung kerucut
disebelah bawah. Lubang masuk itu biasanya berbentuk siku empat. Pipa keluar
menjulur kedalam silinder untuk menjaga agar tidak ada aliran pintas udara
masuk langsung keluar.
Udara
masuk
yang
mengandung
debu
mengalir
dalam
lintasan
spiral mengelilingi silinder kebawah bagian siklon yang berbentuk silinder itu.
Gaya sentrifugal yang timbul didalam vorteks cenderung menggerakkan partikel
secara radial kearah diding dan partikel yang sampai kedididng itu meluncur
kebawah kedalam kerucut sehingga dapat dikumpulkan.
Gas keluar
masuk
Debu keluar
Gambar. 2.3 Siklon
1.
sempit, dengan diameter 4 sampai 6 in (100 sampai 150 mm) dan berputar
didalam rumahan yang stasioner pada kecepatan kira-kira 15.000 put/min.
Umpan masuk dari nosel stasioner yang diselipkan dari suatu bukaan pada dasar
mangkuk. Zat cair terpisah menjadi 2 lapisan didalam mangkuk itu. Lapisan yang
disebelah dalam, atau lapisan ringan menumpah dari tanggul dibagian atas
mangkuk dan terlempar keluar ketutup pembuang yang stasioner dan dari situ
kesuatu corot. Zat cair berat mengalir melalui sebuah tanggul lain ketutup dan
corot pembuang sendiri.Tanggul yang dilewati aliran zat cair berat dapat
ditanggalkan dan digantin dengan tanggul lain yang ukuran bukaanya berbeda.
Posisi
natar
muka
zat
cair
dan
zat
cair
(zona
netral) di jaga
dengan
keseimbangan hidraulik. Pada beberapa rancang zat cair itu keluar dengan
tekanan dan posisi antar muka itu diatur dengan suatu katup luar pada pipa
pembuangan.
2.
piring sangat efektif. Alat ini terdiri dari sebuah mangkuk pendek dan lebar,
diameter 8-20 in (200- 500 ml) yang berputar pada suatu sumbu vertical.
Mangkuk itu datar pada bagian dasar tetapi berbentuk kerucut pada bagian atas.
Umpan masuk dari atas melalui suatu pipa stasioner kedalam leher mangkok.
Dua lapisan zat cair akan terbentuk seperti pada decanter sentrifugal tabung
masing-masingnya mengalir melalui tanggul yang dapat diatur tanggulnya
tingginya kecorot pembuang yang terpisah. Didalam mangkuk itu dan berputar
berasama itu ada beberapa piring yang tersususn dengan jarak pisah kecil,
yang sebetulnya terdiri dari kerucut-kerucut lembaran logam yang tersususn
satu diatas yang lain. Pada setiap piring terdapat lubang berpasangan kira-kira
pada jarak ditengah tengah antara poros dan dinding mangkuk. Lubang-lubang
itu membentuk saluran tempat zat cair itu lewat. Dalam operasinya, zat cair
umpan masuk kedalam mangkuk dari bawah, lalu mengalir keatas melaui
saluran itu melewati piring-piring. Zat cair berat akan terlempar keluar dan
mendorong zat cair ringan keararh tengah mangkuk. Dalam perjalanannya
keluar, zat cair itu akan menumbuk bagian bawah piring dan akan mengalir
dibawah kepinggir mangkuk tanpa terpaksa bertumbukan lagi dengan zat cair
ringan, demikian pula mengalir kedalam dan keatas melaui permukaan atas
piring. Oleh karena jarak antara piring-piring itu sangat rapat, jarak yang
ditempuh oleh setiap tetesan zat cair untuk keluar dari fase yang satu lagi
pendek saja, jauh lebih pendek dari decanter sentrifugal tabung dimana lapisan
zat cairnya tebal. Disamping itu, didalam mesin piring terdapat geser yang agak
besar pada antar muka zat cair dan zat cair pada waktu satu fase mengalir
berlawanan arah dengan fase yang satu lagi. Geser ini sangat membantu dalam
memecah emulsi. Dekanter sentrifugal piring sangat bermanfaat dalam, hal yang
menjadi
tujuan
bukanlah
pemisahan penuh
tetapi
hanyalah
pemekatan
konsentrasi didalam satu fase fluida,seperti dalam pemisahan lemak dari susu.
Jika zat cair yang diumpankan kedekanter sentrifugal piring atau tabung
itu mengandung kotoran atau partikel zat padat berat, zat padat itu akan
mengumpul didalam mangkuk dan harus dibersihkan dengan menghentikan
mesin, mengeluarkan dan membongkar mangkuk dan mengikis zat padat yang
menumpuk. Cara ini akan menjadi tidak ekonomis apabila kandungan zat padat
didalam umpan lebih dari beberapa persen saja.
Dekanter sentrifugal piring atau tabung sangat menguntungkan untuk
memisahkan larutan zat padat dari minyak pelumas, zat cair proses, tinta dan
minuman yang harus bersih sempurna. Alat ini dapat mengeluarkan zat cair
berlendir atau seperti gelatin yang mungkin akan menyumbat filter dengan
segera.
(Mc.
Cabe
and
Smith,
OTK
II,
Thn
:1991)
Sedimentasi
Sedimentasi
adalah salah satu operasi pemisahan campuran padatan dan cairan (slurry) menjadi cairan beningan
dan sludge (slurry yang lebih pekat konsentrasinya),
Pemisahan dapat berlangsung karena adanya gaya gravitasi yang terjadi pada butiran tersebut. Proses
sedimentasi dalam industri kimia banyak digunakan ,misalnya pada proses pembuatan kertas
dimana slurry berupa bubur selulose yang akan dipisahkan menjadi pulp dan air, proses penjernihan air (water
treatment),dan proeses pemisahan buangan nira yang akan diolah menjadi gula.
Proses sedimentasi dalam dunia industri dilakukan secara sinambung dengan menggunakan alat yang dikenal
dengan nama thickener,sedangkan untuk skala laboratorium dilakukan secara batch. Data-data yang diperoleh
dari prinsip sedimentasi secara batch dapat digunakan untuk proses yang sinambung.
Di industri aplikasi sedimentasi banyak digunakan, antara lain :
1.
Pada unit pemisahan , misalnya untuk mengambik senyawa magnesium dari air laut
2.
Untuk memisahkan bahan buangan dari bahan yang akan diolah, misalnya pada pabrik gula
3.
4.
Proses pemisahan padatan berdasarkan ukurannya dalam clarifier dengan prinsip perbedaan terminal
velocity
Sedimentasi adalah suatu proses pemisahan suspensi secara mekanik menjadi dua bagian,
yaitu slurry dan supernatant. Slurry adalah bagian dengan konsentrasi partikel terbesar, dansupernatant adalah
bagian cairan yang bening. Proses ini memanfaatkan gaya gravitasi, yaitu dengan mendiamkan suspensi hingga
terbentuk endapan yang terpisah dari beningan (Foust, 1980).
Proses sedimentasi dapat dilakukan dengan tiga macam cara, yaitu :
1.
Cara Batch
Cara ini cocok dilakukan untuk skala laboratorium, karena sedimentasi batch paling mudah dilakukan,
pengamatan penurunan ketinggian mudah. Mekanisme sedimentasi batch pada suatu silinder / tabung bisa
dilihat pada gambar berikut :
Gambar di atas menunjukkan slurry awal yang memiliki konsentrasi seragam dengan partikel padatan yang
seragam di dalam tabung (zona B). Partikel mulai mengendap dan diasumsikan mencapai kecepatan maksimum
dengan cepat. Zona D yang terbentuk terdiri dari partikel lebih berat sehingga lebih cepat mengendap. Pada
zona transisi, fluida mengalir ke atas karena tekanan dari zona D. Zona C adalah daerah dengan distribusi
ukuran yang berbeda-beda dan konsentrasi tidak seragam. Zona B adalah daerah konsentrasi seragam, dengan
komsentrasi dan distribusi sama dengan keadaan awal. Di atas zona B, adalah zona A yang merupakan cairan
bening.
Selama sedimentasi berlangsung, tinggi masing-masing zona berubah (gambar 2 b, c, d). Zona A dan D
bertambah, sedang zona B berkurang. Akhirnya zona B, C dan transisi hilang, semua padatan berada di zona D.
Saat ini disebut critical settling point, yaitu saat terbentuknya batas tunggal antara cairan bening dan endapan
(Foust, 1980).
2. Cara Semi-Batch
Pada sedimentasi semi-batch , hanya ada cairan keluar saja, atau cairan masuk saja. Jadi, kemungkinan yang
ada bisa berupa slurry yang masuk atau beningan yang keluar. Mekanisme sedimentasi semi-batch bisa dilihat
pada gambar berikut :