(KCKT)
I. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :
- Menjelaskan teori kromatografi cair kinerja tinggi
- Mengoperasikan alat kromatografi cair dengan baik dan benar
- Menganalisis suatu senyawa kimia baik secara kualitatif maupun kuantitatif dengan
menggunakan alat kromatografi cair tekanan tinggi
HPLC (High Performance Liquid Chromatography) atau biasa juga disebut dengan
Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dikembangkan pada akhir tahun 1960-an dan awal
tahun 1970-an. Saat ini, HPLC merupakan teknik pemisahan yang diterima secara luas untuk
analisis bahan obat, baik dalam bulk atau dalam sediaan farmasetik.
Instrumentasi HPLC pada dasarnya terdiri atas: wadah fase gerak, pompa, alat untuk
memasukkan sampel (tempat injeksi), kolom, detektor, wadah penampung buangan fase
gerak, dan suatu komputer atau integrator atau perekam.
Diagram skematik sistem kromatografi cair seperti ini :
2. Pompa
Pompa yang cocok digunakan untuk HPLC adalah pompa yang mempunyai
syarat sebagaimana syarat wadah pelarut yakni: pompa harus inert terhadap fase gerak.
Bahan yang umum dipakai untuk pompa adalah gelas, baja tahan karat, Teflon, dan batu
nilam. Pompa yang digunakan sebaiknya mampu memberikan tekanan sampai 5000 psi
dan mampu mengalirkan fase gerak dengan kecepatan alir 3 mL/menit. Untuk tujuan
preparatif, pompa yang digunakan harus mampu mengalirkan fase gerak dengan kecepatan
20 mL/menit.
Tujuan penggunaan pompa atau sistem penghantaran fase gerak adalah untuk
menjamin proses penghantaran fase gerak berlangsung secara tepat, reprodusibel, konstan,
dan bebas dari gangguan. Ada 2 jenis pompa dalam HPLC yaitu: pompa dengan tekanan
konstan, dan pompa dengan aliran fase gerak yang konstan. Tipe pompa dengan aliran fase
gerak yang konstan sejauh ini lebih umum dibandingkan dengan tipe pompa dengan
tekanan konstan.
Meskipun demikian, dalam prakteknya, kolom mikrobor ini tidak setahan kolom
konvensional dan kurang bermanfaat untuk analisis rutin.3]
Kebanyakan fase diam pada HPLC berupa silika yang dimodifikasi secara kimiawi, silika
yang tidak dimodifikasi, atau polimer-polimer stiren dan divinil benzen. Permukaan silika
adalah polar dan sedikit asam karena adanya residu gugus silanol (Si-OH).
Silika dapat dimodifikasi secara kimiawi dengan menggunakan reagen-reagen seperti
klorosilan. Reagen-reagen ini akan bereaksi dengan gugus silanol dan menggantinya
dengan gugus-gugus fungsional yang lain.
Oktadesil silika (ODS atau C18) merupakan fase diam yang paling banyak
digunakan karena mampu memisahkan senyawa-senyawa dengan kepolaran yang rendah,
sedang, maupun tinggi. Oktil atau rantai alkil yang lebih pendek lagi lebih sesuai untuk
solut yang polar. Silika-silika aminopropil dan sianopropil (nitril) lebih cocok sebagai
pengganti silika yang tidak dimodifikasi. Silika yang tidak dimodifikasi akan memberikan
waktu retensi yang bervariasi disebabkan karena adanya kandungan air yang digunakan.
5. Detektor HPLC
Detektor pada HPLC dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu: detektor universal
(yang mampu mendeteksi zat secara umum, tidak bersifat spesifik, dan tidak bersifat
selektif) seperti detektor indeks bias dan detektor spektrometri massa; dan golongan
detektor yang spesifik yang hanya akan mendeteksi analit secara spesifik dan selektif,
seperti detektor UV-Vis, detektor fluoresensi, dan elektrokimia.
Idealnya, suatu detektor harus mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Mempunyai respon terhadap solut yang cepat dan reprodusibel.
2. Mempunyai sensitifitas yang tinggi, yakni mampu mendeteksi solut pada kadar yang
sangat kecil.
3. Stabil dalam pengopersiannya.
4. Mempunyai sel volume yang kecil sehingga mampu meminimalkan pelebaran pita.
5. Signal yang dihasilkan berbanding lurus dengan konsentrasi solut pada kisaran yang
luas (kisaran dinamis linier).
6. Tidak peka terhadap perubahan suhu dan kecepatan alir fase gerak.
Beberapa detektor yang paling sering digunakan pada HPLC dengan karakteristik detektor
seperti berikut :
Pemisahan dengan HPLC dapat dilakukan dengan fase normal (jika fase diamnya
lebih polar dibanding dengan fase geraknya) atau fase terbalik (jika fase diamnya kurang non
polar dibanding dengan fase geraknya). Berdasarkan pada kedua pemisahan ini, sering
kali HPLC dikelompokkan menjadi HPLC fase normal dan HPLC fase terbalik.
Selain klasifikasi di atas, HPLC juga dapat dikelompokkan berdasarkan pada sifat fase diam
dan atau berdasarkan pada mekanisme sorpsi solut, dengan jenis-jenis HPLC sebagai berikut:
1. Kromatografi Adsorbsi
Prinsip kromatografi adsorpsi telah diketahui sebagaimana dalam kromatografi kolom
dan kromatografi lapis tipis. Pemisahan kromatografi adsorbsi biasanya menggunakan
fase normal dengan menggunakan fase diam silika gel dan alumina, meskipun
demikian sekitar 90% kromatografi ini memakai silika sebagai fase diamnya. Pada
silika dan alumina terdapat gugus hidroksi yang akan berinteraksi dengan solut.
Gugus silanol pada silika mempunyai reaktifitas yang berbeda, karenanya solut dapat
terikat secara kuat sehingga dapat menyebabkan puncak yang berekor.
6. Kromatografi Afinitas
Dalam kasus ini, pemisahan terjadi karena interaksi-interaksi biokimiawi yang sangat
spesifik. Fase diam mengandung gugus-gugus molekul yang hanya dapat menyerap
sampel jika ada kondisi-kondisi yang terkait dengan muatan dan sterik tertentu pada
sampel yang sesuai (sebagaimana dalam interaksi antara antigen dan antibodi).
Kromatografi jenis ini dapat digunakan untuk mengisolasi protein (enzim) dari
campuran yang sangat kompleks.
1. Meningkatkan deteksi
2. Merubah struktur molekul atau polaritas analit sehingga akan menghasilkan puncak
kromatografi yang lebih baik
3. Merubah matriks sehingga diperoleh pemisahan yang lebih baik
4. Menstabilkan analit yang sensitif.
Detektor yang paling banyak digunakan dalam HPLC adalah detektor UV-Vis sehingga
banyak metode yang dikembangkan untuk memasang atau menambahkan gugus kromofor
yang akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu. Di samping itu, juga
dikembangkan suatu metode untuk menghasilkan fluorofor (senyawa yang mamapu
berfluoresensi) sehingga dapat dideteksi dengan fluorometri.
Suatu reaksi derivatisasi harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut, yakni: produk
yang dihasilkan harus mampu menyerap baik sinar ultraviolet atau sinar tampak atau dapat
membentuk senyawa berfluoresen sehingga dapat dideteksi dengan spektrofluorometri;
proses derivatisasi harus cepat dan menghasilkan produk yang sebesar mungkin (100 %);
produk hasil derivatisasi harus stabil selama proses derivatisasi dan deteksi; serta sisa
pereaksi untuk derivatisasi harus tidakmenganggu pemisahan kromatografi.
Berbagai macam bahan penderivat telah tersedia antara lain :
Derivatisasi ini dapat dilakukan sebelum analit memasuki kolom (pre-column derivatization)
atau setelah analit keluar dari kolom (post-column derivatization).
IV. Langkah Kerja
- Menyiapkan fase gerak yang akan digunakan untuk analisa dan memasukkan ke botol
fase gerak yang tersedia
- Memeriksa ketersediaan cairan seal wash pada pompa. Bila habis atau sudah lama
harap ditambah atau diganti dengan aquabidest baru
- Memasang kolom sesuai kebutuhan analisa (posisi panah kolom kearah bawah)
- Meyalakan instrumen : pompa, detektor (tombol power ada di belakang instrumen)
- Menyalakan CPU computer dan monitor
- Mengaktifkan server monitor pada pojok kanan bawah layar monitor
- Membuka software chromeleon 6.8
- Membuka panel instrumen : (bila ada warning tekan ok)
- Melakukan koneksi software dengan instrumen dengan memberi tanda ceklist pada
pump dan detector
- Melakukan purging pada channel fase gerak yang akan digunkan :
1. Membuka knob purging pada pompa
2. Mengatur prosentasi pompa
3. Mengklik purge pada software
4. Bila selesai purging jangan lupa tutup kembali knob purgenya
- Mengalirkan kolom dengan fase gerak yang diinginkan dengan flow 1 ml/menit
- Menyalakan lampu UV/VIS pada detektor sesuai kebutuhan analisa
- Membiarkan kolom teraliri fase gerak selama 30-60 menit
- Memindahkan window software ke posisi browser
- Membuat sequence : mengklik new sequence OK next
- Membuat program ;
1. Mengklik New Program File OK
2. Mengklik My computer HPLC Next
3. Memasukkan konsentrasi fase gerak yang diinginkan dan flowrate yang
digunakan, Next
4. Memasukkan waktu Runtime setiap injek Next
5. Memasukkan panjang gelombang yang diinginkan Next
6. Lalu disimpan, File Beri nama Save
- Membuat kuantitasi Data HPLC :
1. Pada window browser double klik salah satu standart
2. Akan muncul hasil data UV VIS 1 lalu klik QNT-Edtor
3. Mengklik General, memasukkan dimensi of amounts mis: ppm
4. Mengklik Detection melakukan pengaturan area : 0,1
5. Mengklik peak table mengarahkan panah ke tengah peak isi nama
zat
6. Mengklik amount table memasukkan amount konsentrasi standart,mis: 15
ppm
7. Mengklik save
8. Mengklik printer layout
9. Mengklik print
- Membuat sequence, instrumen method (program) dan prossesing data (rincian ada
pada bagian selanjutnya)
- Bila sequence, program dan proses method telah dibuat, klik batch start
- Mengklik ready check untuk memastikan sequence telah siap running, lalu start
- Melakukan injeksi standart dan sample
Cat : bila ingin menginjek sample, posisi injector ada pada posisi LOAD (atas). Bila
sudah ada warning waiting for injection, lalu putar injector ke posisi INJECT
- Menutup program :
1. Mengklik silang kecil
2. Mengklik stop batch
3. Mengklik immediatly OK
4. Mengklik silang kecil
5. Mematikan UV lamp
6. Pada pump mengklik stop flow
7. Pada home, uncek pump dan detector
8. Mengklik silang kecil silang besar
9. Pada chromeleon server monitor klik stop
10. Mematikan komputer dan HPLC
Analisa Data
Pada praktikum kali ini, kami melakukan praktikum kromatografi cair kinerja
tinggi. Pada kali ini dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif terhadap tablet
paracetamol dengan menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi. Analisis ini bertujuan
untuk mengetahui mutu sediaan dari tablet paracetamol. Prinsip kerja KCKT adalah
pemisahan suhu senyawa berdasarkan sifat kepolarannya. System yang digunakan pada
percobaan ini yaitu fase balik, dimana fase diam yang digunakan bersifat non polar
sedangkan fse geraknya bersifat polar.
Pengujian tablet paracetamol diawali dengan penginjeksian sampel uji. Dengan
bantuan pompa bertekanan tinggi, sampel masuk kedalam kolom. Didalam kolom,
komponen-komponen sampel dipisahkan berdasarkan kepolarannya. Paracetamol yang
bersifat polar akan keluar terlebih dahulu Bersama fase gerak, dan eksipien lain yang
bersifat non polar akan tertahan adalah kolom.
Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa KCKT adalah
instrument untuk pemisahan sejumlah senyawa organic, anorganik maupun senyawa
biologis, analisis ketidak murnian (impurines) dan analisis senyawa-senyawa yang tidak
mudah menguap.
Daftar Pustaka
Tim Penyusun Laboratorium. Panduan Praktikum “Kimia Analitik Instrumen”.
Kromatografi cair kinerja tinggi.Politeknik Negeri Sriwijaya
https://arnisfarida.wordpress.com/tag/kromatografi-cair-kinerja-tinggi/
http://lansida.blogspot.co.id/2010/07/hplc-kromatografi-cair-kinerja-tinggi.html
Gambar Alat