HPLC (High Performance Liquid Chromatography) atau biasa juga disebut dengan
Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dikembangkan pada akhir tahun 1960-an
dan awal tahun 1970-an. Saat ini, HPLC merupakan teknik pemisahan yang
diterima secara luas untuk analisis bahan obat, baik dalam bulk atau dalam
sediaan farmasetik.
Fase gerak sebelum digunakan harus disaring terlebih dahulu untuk menghindari
partikel-partikel kecil ini. Selain itu, adanya gas dalam fase gerak juga harus
dihilangkan, sebab adanya gas akan berkumpul dengan komponen lain terutama di
pompa dan detektor sehingga akan mengacaukan analisis.
Elusi dapat dilakukan dengan cara isokratik (komposisi fase gerak tetap selama
elusi) atau dengan cara bergradien (komposisi fase gerak berubah-ubah selama
elusi) yang analog dengan pemrograman suhu pada kromatografi gas. Elusi
bergradien digunakan untuk meningkatkan resolusi campuran yang kompleks
terutama jika sampel mempunyai kisaran polaritas yang luas.4)
Fase gerak yang paling sering digunakan untuk pemisahan dengan fase terbalik
adalah campuran larutan bufer dengan metanol atau campuran air dengan
asetonitril. Untuk pemisahan dengan fase normal, fase gerak yang paling sering
digunakan adalah campuran pelarut-pelarut hidrokarbon dengan pelarut yang
terklorisasi atau menggunakan pelarut-pelarut jenis alkohol. Pemisahan dengan
fase normal ini kurang umum dibanding dengan fase terbalik.2)
2. Pompa
Pompa yang cocok digunakan untuk HPLC adalah pompa yang mempunyai syarat
sebagaimana syarat wadah pelarut yakni: pompa harus inert terhadap fase gerak.
Bahan yang umum dipakai untuk pompa adalah gelas, baja tahan karat, Teflon,
dan batu nilam. Pompa yang digunakan sebaiknya mampu memberikan tekanan
sampai 5000 psi dan mampu mengalirkan fase gerak dengan kecepatan alir 3
mL/menit. Untuk tujuan preparatif, pompa yang digunakan harus mampu
mengalirkan fase gerak dengan kecepatan 20 mL/menit.
Tujuan penggunaan pompa atau sistem penghantaran fase gerak adalah untuk
menjamin proses penghantaran fase gerak berlangsung secara tepat, reprodusibel,
konstan, dan bebas dari gangguan. Ada 2 jenis pompa dalam HPLC yaitu: pompa
dengan tekanan konstan, dan pompa dengan aliran fase gerak yang konstan. Tipe
pompa dengan aliran fase gerak yang konstan sejauh ini lebih umum dibandingkan
dengan tipe pompa dengan tekanan konstan.6)
Konsumsi fase gerak kolom mikrobor hanya 80% atau lebih kecil dibanding
dengan kolom konvensional karena pada kolom mikrobor kecepatan alir fase
gerak lebih lambat (10 -100 μl/menit).
Adanya aliran fase gerak yang lebih lambat membuat kolom mikrobor lebih
ideal jika digabung dengan spektrometer massa.
Sensitivitas kolom mikrobor ditingkatkan karena solut lebih pekat,
karenanya jenis kolom ini sangat bermanfaat jika jumlah sampel terbatas
misal sampel klinis.
Meskipun demikian, dalam prakteknya, kolom mikrobor ini tidak setahan kolom
konvensional dan kurang bermanfaat untuk analisis rutin.3]
Kebanyakan fase diam pada HPLC berupa silika yang dimodifikasi secara kimiawi,
silika yang tidak dimodifikasi, atau polimer-polimer stiren dan divinil benzen.
Permukaan silika adalah polar dan sedikit asam karena adanya residu gugus silanol
(Si-OH).
Silika dapat dimodifikasi secara kimiawi dengan menggunakan reagen-reagen
seperti klorosilan. Reagen-reagen ini akan bereaksi dengan gugus silanol dan
menggantinya dengan gugus-gugus fungsional yang lain.
Oktadesil silika (ODS atau C18) merupakan fase diam yang paling banyak digunakan
karena mampu memisahkan senyawa-senyawa dengan kepolaran yang rendah,
sedang, maupun tinggi. Oktil atau rantai alkil yang lebih pendek lagi lebih sesuai
untuk solut yang polar. Silika-silika aminopropil dan sianopropil (nitril) lebih cocok
sebagai pengganti silika yang tidak dimodifikasi. Silika yang tidak dimodifikasi akan
memberikan waktu retensi yang bervariasi disebabkan karena adanya kandungan
air yang digunakan.
5. Detektor HPLC
Detektor pada HPLC dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu: detektor universal
(yang mampu mendeteksi zat secara umum, tidak bersifat spesifik, dan tidak
bersifat selektif) seperti detektor indeks bias dan detektor spektrometri massa;
dan golongan detektor yang spesifik yang hanya akan mendeteksi analit secara
spesifik dan selektif, seperti detektor UV-Vis, detektor fluoresensi, dan
elektrokimia.
Beberapa detektor yang paling sering digunakan pada HPLC dengan karakteristik
detektor seperti berikut :
Detektor Sensitifitas Kisaran Karakteristik
(g/ml) linier
Absorbansi Uv-vis
Fotometer filter 5 x 10-10 104 Sensitivitas bagus, paling sering
Spektrofotometer 5 x 10-10 105 digunakan, selektif terhadap
spektrometer photo- > 2 x 10-10 105 gugus-gugus dan struktur-struktur
diode array yang tidak jenuh.
Fluoresensi 10-12 104 Sensitifitas sangat bagus, selektif,
Tidak peka terhadap perubahan
suhu dan kecepatan alir fase gerak.
Indeks bias 5 x 10-7 104 Hampir bersifat universal akan
tetapi sensitivitasnya sedang.
Sangat sensitif terhadap suhu, dan
tidak dapat digunakan pada elusi
bergradien
Elektrokimia
Konduktimetri 10-8 104 Peka terhadap perubahan suhu
Amperometri 10-12 105 dan kecepatan alir fase gerak, tidak
dapat digunakan pada elusi
bergradien. Hanya mendeteksi
solut-solut ionik. Sensitifitas sangat
bagus, selektif tetapi timbul
masalah dengan adanya
kontaminasi elektroda.
JENIS HPLC
Pemisahan dengan HPLC dapat dilakukan dengan fase normal (jika fase diamnya
lebih polar dibanding dengan fase geraknya) atau fase terbalik (jika fase diamnya
kurang non polar dibanding dengan fase geraknya). Berdasarkan pada kedua
pemisahan ini, sering kali HPLC dikelompokkan menjadi HPLC fase normal
dan HPLC fase terbalik.
Selain klasifikasi di atas, HPLC juga dapat dikelompokkan berdasarkan pada sifat
fase diam dan atau berdasarkan pada mekanisme sorpsi solut, dengan jenis-jenis
HPLC sebagai berikut:
1. Kromatografi Adsorbsi
Prinsip kromatografi adsorpsi telah diketahui sebagaimana dalam kromatografi
kolom dan kromatografi lapis tipis. Pemisahan kromatografi adsorbsi biasanya
menggunakan fase normal dengan menggunakan fase diam silika gel dan alumina,
meskipun demikian sekitar 90% kromatografi ini memakai silika sebagai fase
diamnya. Pada silika dan alumina terdapat gugus hidroksi yang akan berinteraksi
dengan solut. Gugus silanol pada silika mempunyai reaktifitas yang berbeda,
karenanya solut dapat terikat secara kuat sehingga dapat menyebabkan puncak
yang berekor.3)
6. Kromatografi Afinitas
Dalam kasus ini, pemisahan terjadi karena interaksi-interaksi biokimiawi yang
sangat spesifik. Fase diam mengandung gugus-gugus molekul yang hanya dapat
menyerap sampel jika ada kondisi-kondisi yang terkait dengan muatan dan sterik
tertentu pada sampel yang sesuai (sebagaimana dalam interaksi antara antigen dan
antibodi).
Kromatografi jenis ini dapat digunakan untuk mengisolasi protein (enzim) dari
campuran yang sangat kompleks.2)
1. Meningkatkan deteksi
2. Merubah struktur molekul atau polaritas analit sehingga akan menghasilkan
puncak kromatografi yang lebih baik
3. Merubah matriks sehingga diperoleh pemisahan yang lebih baik
4. Menstabilkan analit yang sensitif.5)
Referensi:
Pada gambar diatas dapat terlihat bahwa komponen-komponen dari HPLC yaitu
a.tempat sampel
b. injektor
c. detektor
d. pompa
e. mesin pengendali
untuk lebih lengkapnya bagian-bagian dari HPLC yaitu
1. Tempat sampel
Tempat sampel berfungsi untuk mengimpan sampel yang akan dipisahkan dalam HPLC dimana
sampel yang digunakan disimpan dalam botol kemudian dimasukkan kedalam tempat tersebut.
Tempat ini menyimpan banyak botol sampel hal inilah yang menjadi kelebihan dari proses
pemisahan dengan menggunakan HPLC karena dapat memisahkan sampel dengan jumlah yang
banyak.
2. Injektor
Injektor adalah alat yang digunakan untuk menginjeksi sampel yang akan dipisahkan.Ada tiga tipe
dasar injektor yang dapat digunakan :
a. Stop-Flow: Aliran dihentikan, injeksi dilakukan pada kinerja atmosfir, sistem tertutup, dan aliran
dilanjutkan lagi. Teknik ini bisa digunakan karena difusi di dalam cairan kecil clan resolusi tidak
dipengaruhi
b. Septum: Septum yang digunakan pada HPLC sama dengan yang digunakan pada Kromtografi
Gas. Injektor ini dapat digunakan pada kinerja sampai 60 -70 atmosfir. Tetapi septum ini tidak tahan
dengan semua pelarut-pelarut Kromatografi Cair.Partikel kecil dari septum yang terkoyak (akibat
jarum injektor) dapat menyebabkan penyumbatan.
c. Loop Valve: Tipe injektor ini umumnya digunakan untuk menginjeksi volume lebih besar dari 10
μ dan dilakukan dengan cara automatis (dengan menggunakan adaptor yang sesuai, volume yang
lebih kecil dapat diinjeksifan secara manual). Pada posisi LOAD, sampel diisi kedalam loop pada
kinerja atmosfir, bila VALVE difungsikan, maka sampel akan masuk ke dalam kolom.
3. Detektor
Suatu detektor dibutuhkan untuk mendeteksi adanya komponen sampel di dalam kolom
(analisis kualitatif) dan menghitung kadamya (analisis kuantitatif).Detektor yang baik memiliki
sensitifitas yang tinggi, gangguan (noise) yang rendah, kisar respons linier yang luas, dan memberi
respons untuk semua tipe senyawa. Suatu kepekaan yang rendah terhadap aliran dan fluktuasi
temperatur sangat diinginkan, tetapi tidak selalu dapat diperoleh.
Detektor HPLC yang umum digunakan adalah detektor UV 254 nm. Variabel panjang
gelombang dapat digunakan untuk mendeteksi banyak senyawa dengan range yang lebih luas.
Detektor indeks refraksi juga digunakan secara luas, terutama pada kromatografi eksklusi, tetapi
umumnya kurang sensitif jika dibandingkan dengan
Detektor pada HPLC dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu: detektor universal (yang mampu
mendeteksi zat secara umum, tidak bersifat spesifik, dan tidak bersifat selektif) seperti detektor
indeks bias dan detektor spektrometri massa; dan golongan detektor yang spesifik yang hanya akan
mendeteksi analit secara spesifik dan selektif, seperti detektor UV-Vis, detektor fluoresensi, dan
elektrokimia. Idealnya, suatu detektor harus mempunyai karakteristik sebagai berikut: (1)
mempunyai respon terhadap solut yang cepat dan reprodusibel; (2) mempunyai sensitifitas yang
tinggi, yakni mampu mendeteksi solut pada kadar yang sangat kecil; (3) stabil dalam
pengopersiannya; (4) mempunyai sel volume yang kecil sehingga mampu meminimalkan pelebaran
pita; (5) signal yang dihasilkan berbanding lurus dengan konsentrasi solut pada kisaran yang luas
(kisaran dinamis linier); dan (6) tidak peka terhadap perubahan suhu dan kecepatan alir fase gerak2)
4. Pompa
Pompa yang cocok digunakan untuk HPLC adalah pompa yang mempunyai syarat sebagaimana
syarat wadah pelarut yakni: pompa harus inert terhadap fase gerak. Bahan yang umum dipakai
untuk pompa adalah gelas, baja tahan karat, Teflon, dan batu nilam. Pompa yang digunakan
sebaiknya mampu memberikan tekanan sampai 5000 psi dan mampu mengalirkan fase gerak
dengan kecepatan alir 3 mL/menit. Untuk tujuan preparatif, pompa yang digunakan harus mampu
mengalirkan fase gerak dengan kecepatan 20 mL/menit.
5. Kolom
Ada 2 jenis kolom pada HPLC yaitu kolom konvensional dan kolom mikrobor. Kolom merupakan
bagian HPLC yang mana terdapat fase diam untuk berlangsungnya proses pemisahan solut/analit.
Kolom mikrobor mempunyai 3 keuntungan yang utama dibanding dengan kolom konvensional,
yakni: Konsumsi fase gerak kolom mikrobor hanya 80% atau lebih kecil dibanding dengan kolom
konvensional karena pada kolom mikrobor kecepatan alir fase gerak lebih lambat (10 -100 μl/menit).
• Adanya aliran fase gerak yang lebih lambat membuat kolom mikrobor lebih ideal jika digabung
dengan spektrometer massa.
• Sensitivitas kolom mikrobor ditingkatkan karena solut lebih pekat, karenanya jenis kolom ini
sangat bermanfaat jika jumlah sampel terbatas misal sampel klinis.
Meskipun demikian, dalam prakteknya, kolom mikrobor ini tidak setahan kolom konvensional dan
kurang bermanfaat untuk analisis rutin. Kebanyakan fase diam pada HPLC berupa silika yang
dimodifikasi secara kimiawi, silika yang tidak dimodifikasi, atau polimer-polimer stiren dan divinil
benzen. Permukaan silika adalah polar dan sedikit asam karena adanya residu gugus silanol (Si-OH).
Silika dapat dimodifikasi secara kimiawi dengan menggunakan reagen-reagen seperti klorosilan.
Reagen-reagen ini akan bereaksi dengan gugus silanol dan menggantinya dengan gugus-gugus
fungsional yang lain.
Oktadesil silika (ODS atau C18) merupakan fase diam yang paling banyak digunakan karena mampu
memisahkan senyawa-senyawa dengan kepolaran yang rendah, sedang, maupun tinggi. Oktil atau
rantai alkil yang lebih pendek lagi lebih sesuai untuk solut yang polar. Silika-silika aminopropil dan
sianopropil (nitril) lebih cocok sebagai pengganti silika yang tidak dimodifikasi. Silika yang tidak
dimodifikasi akan memberikan waktu retensi yang bervariasi disebabkan karena adanya kandungan
air yang digunakan.
6. Botol pelarut
Botol pelarut merupakan wadah tempat menyimpan eluent yang akan digunakan untuk
mengaliri fasa diam. Wadah fase gerak harus bersih dan lembam (inert). Wadah pelarut kosong
ataupun labu laboratorium dapat digunakan sebagai wadah fase gerak. Wadah ini biasanya dapat
menampung fase gerak antara 1 sampai 2 liter pelarut(1). Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas
campuran pelarut yang dapat bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan
resolusi. Daya elusi dan resolusi ini ditentukan oleh polaritas keseluruhan pelarut, polaritas fase
diam, dan sifat komponen-komponen sampel. Untuk fase normal (fase diam lebih polar daripada
fase gerak), kemampuan elusi meningkat dengan meningkatnya polaritas pelarut. Sementara untuk
fase terbalik (fase diam kurang polar daripada fase gerak), kemampuan elusi menurun dengan
meningkatnyapolaritaspelarut. Fase gerak sebelum digunakan harus disaring terlebih dahulu untuk
menghindari partikel-partikel kecil ini. Selain itu, adanya gas dalam fase gerak juga harus
dihilangkan, sebab adanya gas akan berkumpul dengan komponen lain terutama di pompa dan
detektor sehingga akan mengacaukan analisis. Elusi dapat dilakukan dengan cara isokratik
(komposisi fase gerak tetap selama elusi) atau dengan cara bergradien (komposisi fase gerak
berubah-ubah selama elusi) yang analog dengan pemrograman suhu pada kromatografi gas. Elusi
bergradien digunakan untuk meningkatkan resolusi campuran yang kompleks terutama jika sampel
mempunyai kisaran polaritasyangluas4).
Fase gerak yang paling sering digunakan untuk pemisahan dengan fase terbalik adalah campuran
larutan bufer dengan metanol atau campuran air dengan asetonitril. Untuk pemisahan dengan fase
normal, fase gerak yang paling sering digunakan adalah campuran pelarut-pelarut hidrokarbon
dengan pelarut yang terklorisasi atau menggunakan pelarut-pelarut jenis alkohol. Pemisahan dengan
fase normal ini kurang umum dibanding dengan fase terbalik
7. Selang penghubung
Mesin pengendali merupakan bagian yang terpenting dalam proses pemisahan ini karena mesin
pengendali berfungsi sebagai sebagai alat untuk mengendalikan semua proses pemisahan yang
sedeng berlangsung.
9. Komputer
Kumputer merupakan alat yang digunakan untuk membaca pembacaan kromatogram yang telah
dihasilkan pada perconbaan ini.
D. Kelebihan dan kekurangan
1. Kelebihan dari HPLC
• mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran
• mudah melaksanakannya
• kecepatan analisis dan kepekaan yang tinggi
• dapat dihindari terjadinya dekomposisi / kerusakan bahan yang dianalisis
• Resolusi yang baik
• dapat digunakan bermacam-macam detektor
• Kolom dapat digunakan kembali
• mudah melakukan "sample recovery"
2. Kekurangan dari HPLC
a. Memerlukan biaya yang banyak untuk proses pemisahannya
b. Memerlukan orang yang trampil dalam proses pemisahannya.
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini yaitu HPLC secara mendasar
merupakan perkembangan tingkat tinggi dari kromatografi kolom. Selain dari pelarut yang menetes
melalui kolom dibawah grafitasi, didukung melalui tekanan tinggi sampai dengan 400 atm. Ini
membuatnya lebih cepat.
HPLC memperbolehkan penggunaan partikel yang berukuran sangat kecil untuk material
terpadatkan dalam kolom yang mana akan memberi luas permukaan yang lebih besar berinteraksi
antara fase diam dan molekul-molekul yang melintasinya. Hal ini memungkinkan pemisahan yang
lebih baik dari komponen-komponen dalam campuran.Perkembangan yang lebih luas melalui
kromatografi kolom mempertimbangkan metode pendeteksian yang dapat digunakan. Metode-
metode ini sangat otomatis dan sangat peka.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dalam percobaan ini yaitu sebaiknya dalam pengoperasian
ini lebih berhati-hati karena bahan yang dipergunakan sedikit dan harga barangnya relatif mahal.
DAFTAR PUSTAKA
Sesuai namanya, prinsip HPLC menggunakan prinsip kromatografi untuk mengukur sampel.
Dalam kromatografi, analisis dilakukan dengan cara memisahkan molekul berdasarkan
perbedaan struktur ataupun komposisinya. Pemisahan tersebut terjadi saat sampel bergerak
melewati fase diam (dapat berupa zat padat atau cair) karena terbawa oleh fase gerak (dapat
berupa zat cair atau gas).
Beragam komponen dalam sampel akan terpisah berdasarkan perbedaan afinitasnya terhadap
fase diam. Komponen yang dapat berinteraksi secara kuat dengan fase diam akan bergerak
lebih lambat sehingga dapat terpisah dari komponen lain dengan interaksi yang lemah.
Kromatografi kertas
Pada kromatografi kertas, sampel yang diteteskan di bagian ujung kertas kromatografi (fase
diam) akan lambat laun bergerak dan terpecah komponennya seiring dengan pergerakan
cairan pada dasar kertas (fase gerak). HPLC pun demikian, sampel yang diinjeksikan
bergerak melalui fase diam dalam kolom karena terbawa oleh fase gerak.
Sebagai salah satu metode kromatografi cair (liquid chromatography), HPLC menggunakan
zat cair sebagai fase geraknya. Sampel yang telah dilarutkan dapat dipisahkan dan dihitung
konsentrasi zat spesifik yang terkandung di dalamnya. Sebagai contoh, kandungan kafein
dalam sampel minuman dapat diukur dengan HPLC berdasarkan afinitas kafein terhadap fase
diam pada kolom yang digunakan.
Diagram di atas menunjukkan komponen utama yang terdapat pada HPLC. Larutan sampel
diinjeksikan melalui injektor (3) dan terbawa oleh fase gerak (1) melewati fase diam pada
kolom (5), kemudian hasilnya dibaca oleh detektor (6) dan ditampilkan pada pengolah data
(7) sebagai kromatogram.
Berbeda dengan kromatografi kolom tradisional yang memanfaatkan gravitasi agar fase gerak
dapat melalui fase diam, HPLC menggunakan pompa bertekanan tinggi (2) untuk
mengalirkan fase gerak menuju kolom fase diam.
Kromatografi kolom
Fase diam yang digunakan dalam HPLC dapat terdiri dari partikel dengan pori berukuran
mikron sehingga tekanan tinggi diperlukan agar fase gerak dan sampel dapat bergerak
melewati pori tersebut. Penggunaan tekanan tinggi inilah menyebabkan metode ini
dinamakan High Performance Liquid Chromatography atau yang dulu disebut juga sebagai
High Pressure Liquid Chromatography.
Instrumentasi HPLC
Kalau kamu melihat lagi diagram HPLC di atas, HPLC terdiri atas beberapa komponen utama
yang digunakan dalam analisis sampel. Berikut akan dibahas mengenai masing-masing
komponen yang perlu kamu tahu.
Fase gerak pada HPLC harus menggunakan pelarut dengan kemurnian sangat tinggi.
Idealnya, pelarut khusus yang memang sudah memenuhi standard untuk HPLC dipergunakan
untuk hasil yang lebih akurat. Reservoir pelarut merupakan wadah penyimpanan fase gerak,
biasanya berbentuk botol kaca dengan selang penghubung.
2. Pompa
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, pompa yang digunakan dalam HPLC haruslah
pompa bertekanan tinggi agar dapat mendorong fase gerak dalam reservoir menuju kolom
fase diam dan melewati detektor. Tekanan yang digunakan beragam tergantung dari dimensi
kolom, ukuran partikel fase diam, serta laju alir dan komposisi dari fase gerak yang akan
dipakai.
Pompa HPLC
3. Injektor
Injektor merupakan tempat masuknya sampel ke dalam sistem HPLC. Proses injeksi dapat
dilakukan secara manual dengan syringe atau dengan menggunakan sistem injeksi otomatis.
Injektor pada HPLC harus dapat menampung sampel cairan dalam kisaran volume 0.1-100
mL.
4. Sampel
Sampel yang dapat dianalisis menggunakan HPLC harus bersifat bening dan tidak ada
endapan, untuk itu preparasi sampel diperlukan sebelum dianalisis, misalnya dengan
melakukan filtrasi sampel. Preparasi lain dapat pula dilakukan sesuai kebutuhan seperti
mengatur konsentrasi sampel, desalting, dan lain-lain.
5. Kolom HPLC
Aktivitas utama dalam HPLC terjadi di dalam kolom sebagai fase diam. Di dalam kolom
akan terjadi pemisahan komponen sampel yang kemudian dapat dihitung waktu retensi
masing-masing komponennya oleh detektor. Waktu retensi adalah waktu yang dibutuhkan
oleh senyawa komponen sampel untuk melewati kolom menuju detektor. Waktu retensi
dihitung dari saat sampel diinjeksikan hingga puncak pembacaan maksimum pada detektor.
Senyawa yang berbeda akan memiliki waktu yang berbeda sehingga masing-masing
konsentrasinya dapat dihitung.
Kolom HPLC tersedia dalam panjang serta packing material yang berbeda-beda tergantung
dari jenis HPLC yang hendak digunakan. Packing material merupakan material yang diisikan
ke dalam kolom sebagai fase diam. Packing material yang sering digunakan biasanya yang
berbasis silika, baik silika yang tidak dimodifikasi maupun yang telah termodifikasi seperti
oktadesil silika (ODS) yang memiliki lapisan C18.
6. Detektor
Detektor UV-Vis
Alat ini berfungsi untuk mendeteksi keberadaan komponen yang telah melewati kolom dan
memberikan sinyal elektronik pada pengolah data. Terdapat beberapa jenis detektor HPLC
tergantung dari karakteristik yang hendak dibaca. Misalnya pada detektor jenis UV-vis, maka
karakteristik yang dibaca oleh detektor adalah absorbansinya. Detektor jenis lain yang bisa
digunakan adalah detektor indeks bias, fluoresensi, serta detektor elektrokimia.
7. Pengolah Data
Pengolah data menampilkan output visual hasil analisis yang terbaca oleh detektor dalam
bentuk kromatogram. Kromatogram menggambarkan jumlah komponen pada sampel dilihat
dari jumlah puncak (peak) yang dihasilkan. Konsentrasi komponen yang hendak dianalisis
dapat dihitung dengan membandingkan luas area peak komponen dengan luas area peak serta
konsentrasi standar.
Contoh kromatogram