Disusun Oleh :
KELOMPOK 9
Nama Nim Kontribusi
Ilham Hidayatul Latif 202205039 Halaman 7 - selesai
Inayatul Maftukhah 202205040 Halaman 1- 4
Tiara Aidahrahma 202205057 Halaman 5-7
1
KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI
(KCKT)
2
- Syarat membuat pelarut untuk fase gerak : menggunakan pelarut, buffer, dan reagen dengan
kemurnian yang sangat tinggi.
Fase gerak pada KCKT
Fase gerak atau eluen terdiri atas campuran pelarut yang dapat bercampur yang berperan dalam
daya elusi dan resolusi.
▪ Fase Normal (fase diam lebih polar daripada fase gerak) : kemampuan elusi meningkat
dengan meningkatnya polaritas pelarut
▪ Fase terbalik ( fase diam kurang polar daripada fase gerak) : kemampuan elusi menurun
dengan meningkatnya pelarut.
Elusi dapat dilakukan dengan cara :
▪ Isokratik (komposisi fase gerak tetap selama elusi)
▪ Bergradien (komposisi fase gerak berubah-ubah selama elusi).
Fase gerak yang sering digunakan untuk pemisahan dengan fase terbalik adalah campuran larutan
buffer dengan methanol atau campuran air ddengan asetonitril.
2 jenis pompa dalam KCKT :
▪ Pompa dengan tekanan konstan
▪ Pompa dengan aliran fase gerak yang konstan.-> umum digunakan.
Pada Fase Normal, fase gerak yang sering digunakan adalah campuran pelarut-pelarut hidrokarbon
dengan pelarut yang terklorisasi atau menggunakan pelarut jenis alkohol.
Pompa pada KCKT
2 jenis kolom pada KCKT yaitu : konvensional dan mikrobor.
Ada 3 keuntungan utama kolom mikrobor dibanding kolom konvensional yaitu :
1. Konsumsi fase gerak kolom mikrobor hanya 80% atau lebih kecil disbanding kolom
konvensional.
2. Adanya aliran fase gerak lebih lambat (10-100μ/menit) membuat kolom mikrobor lebih
ideal jika digabung dengan spectrometer massa.
3. Sensitivitas kolom mikrobor ditingkatkan karena solute lebih pekat, karenanya jenis kolom
ini sangat bermanfaat jika jumlah sampel terbatas missal sampel klinis.
Kekurangan kolom mikrobor : tidak setahan kolom konvensional dan kurang bermanfaat untuk
analisis rutin.
Fase diam pada KCKT
Kebanyakan fase diam pada KCKT berupa silica yang dimodifikasi. Permukaan silica polar dan
sedikit asam karena adanya residu gugus silanol (Si-OH).
3
Silika yang dimodifikasi mempunyai karakteristik kromatografi dan selektifitas yang berbeda jika
dibandingkan dengan silika yang tidak dimodifikasi.
Solut-solut yang polar, terutama yang basa akan memberikan puncak yang mengekor (tailing peak)
pada penggunaan fase diam silika fase terikat yang disebabkan karena adanya interaksi absorbsi
antara solut-solut ini dengan residu silanol dan pengotor logam yang terdapatpada silika. ->
masalah ini dapat diatasi dengan end-capping yaitu proses menutup silanol dengan gugus
trimetilsili dan menggunakan silica dengan kemurnian yang tinggi (kandungan logam <1ppm)
Detektor KCKT
2 golongan detektor :
1. Detektor universal (mampu mendeteksi zat secara umum, tidak bersifat spesifik, dan tidak
bersifat selektif) Co: detector indeks bias dan spektrofotometri massa
2. Detektor spesifik ( hanya mendeteksi analit secara spesifik dan selektif) Co: detector UV-
Vis, detector fluorosensi, dan elektrokimmia.
Karakteristik ideal detector :
➢ Respon solute cepat dan reproduksibel.
➢ Sensitifitas tinggi
➢ Stabil dalam pengoperasiannya
➢ Mempunyai sel volume kecil
➢ Signal berbanding lurus dengan konsentrasi solute (kisaran dinamis linear)
➢ Tidak peka pada perubahan suhu dan kecepatan alir fase gerak.
4
yakni antara 10-100, sementara keunggulannya adalah bahwa detektor ini lebih sensitif dan
selektif.
4. Detektor indeks bias
Hampir bersifat universal akan tetapi sensitivitasnya sedang Sangat sensitif terhadap suhu,
dan tidak dapat digunakan pada elusi bergradien.
5. Detektor elektrokimia
Peka terhadap perubahan suhu dan kecepatan alir fase gerak, tidak dapat digunakan pada
elusi bergradien. Hanyamendeteksi solut-solut ionik. Sensitifitas sangat bagus, selektif
tetapi timbul masalah dengan adanya kontaminasi elektroda.
Jenis-Jenis KCKT
1. Kromatografi Adsorbsi
Pemisahan kromatografi adsorbsi biasanya menggunakan fase normal dengan
menggunakan fase diam silika gel dan alumina meskipun demikian sekitar 90%
kromatografi ini memakai silika sebagai fase diamnya.
2. Kromatografi Partisi
Kromatografi jenis ini disebut juga dengan kromatografi fave terikat. Kebanyakan fase
diam kromatografi ini adalah silika yang dimodifikasi secara kimiawi atau fase terikat.
Sejauh ini yang digunakan untuk memodifikasi silika adalah hidrokarbon-hidrokarbon non
polar seperti dengan oktadesilsilana, oktasilana, atau dengan fenil.
3. Kromatografi penukar ion
KCKT penukar ion menggunakan fase diam yang dapat menukar kation atau anion dengan
suatu fase gerak Ada banyak penukar ion yang beredar di pasaran, meskipun demikian yang
paling luas penggunaannya adalah polistiren resin.
4. Kromatografi Eksklusi Ukuran
Kromatografi ini disebut juga dengan kromatografi permiasi gel dan dapat digunakan untuk
memisahkan atau menganalisis senyawa dengan berat molekul > 2000 dalton.
5
Meskipun derivatisasi ditujukan untuk meningkatkan sifat kromatografi, akan tetapi di sini lebih
ditujukan untuk deteksi analit Uraian derivatisasi di sini akan didasarkan pada gugus fungsional
1. Asam karboksilat
Suatu reaksi derivatisasi yang umum bagi asam ini adalah pembentukan ester yang berasal
dari reaksi asam karbokosilat dengan pereaksi fenasil bromida.
2. Alkohol
Pembentukan ester juga banyak diterapkan pada derivatisasi alkohol. Derivat asam
karboksilat aktif seperti asil klorida merupa kan pereaksi yang banyak digunakan. Benzoil
klorida bereaksi dengan alkohol membentuk ester benzoat
3. Amina
Pembentukan amida yang melibatkan reaksi antara amina dengan asam karboksilat sama
dengan pembentukan ester bagi alkohol dengan asam karboksilat. Pembentukan amida ini
merupa kan reaksi unum bagi amina Pereaksi asilasi untuk alkohol juga digunakan untuk
derivatsasi amina. Selain itu, juga digunakan p-metoksibenzoil klorida sebagai bahan
asilasi gugus amina. Amina bereaksi dengan N-suksinil-p-nitrofenil membentuk pnitro-
fenilasetamida untuk membentuk derivat yang mempunyai kromofor.
4. Aldehida dan keton
Reaksi yang dikenal dengan penambahan nukleofil pada suatu ikatan rangkap karbon
heteroatom paling banyak digunakan untuk derivatisasi senyawa karbonil. Contoh reaksi
ini adalah kondensasi suatu keton dengan 2,4-dinitrofenilhidrazil (2,4-DNPH) membentuk
hidrazon yang mempunyai serapan molar lebih besar dari 10 pada 254 nm.
6
Penggunaan metode KCKT untuk analisis
Obat Fase diam Fase gerak Detekstor
Adrenalis hidroksida C18 MeOG-bufer UV 280 nm
(injeksi) (380:620);bufer
disiapkan dari 7,8 g
natrium dosunat. pH
diatur 3,8 dengan
H3PO3.
Azaperon (injeksi) C18 CH3CN-bufer UV 243 nm
fosfat,pH diatur 7,8
Benzalkonium Siano , Zorbax H2O-THF- UV 215 nm
(perawatan mata) tratalonamin
(2500:1500:2)
Daunorubisin C18 H2O-CH3CN (62:38) UV 254 nm
(injeksi)
Ekonazol (serbuk) C18, Nova-pak MeOH-THF trieta- UV 230 nm
nolamin (0,1 pH
7,0)(70:12:18)
Fenilbutazon C18 Metanol-asam asetat UV 240 nm
(plasma,unrin,saliva, 2% (65:35)
keingat)
Guafenisin C18 Fosfar 10 UV 245 nm
(kapsul/eliksir) nM=MeOG-CH3CN
(8:2:1); pH diatur 5,5;
kecepatan air 1,2
mL/menit