Farmasi Fisika merupakan suatu ilmu yang menggabungkan antara ilmu Fisika
dengan ilmu Farmasi
Ilmu Fisika mempelajari tentang sifat-sifat fisika suatu zat baik berupa sifat
molekul maupun tentang sifat turunan suatu zat
Ilmu Farmasi adalah ilmu tentang obat-obat yang mempelajari cara membuat,
memformulasi senyawa obat menjadi sebuah sediaan jadi yang dapat beredar
di pasaran.
Gabungkan kedua ilmu tersebut akan menghasilkan suatu sediaan farmasi
yang berstandar baik, berefek baik, dan mempunyai kestabilan yang baik
pula.
MATERI AJAR
Ek Ep Em
Ketinggian Kelajuan
Energi Mekanik, Kinetik, dan Potensial pada
Rollercoster
Apabila benda selama bergerak naik dan turun hanya dipengaruhi oleh
gaya gravitasi, besar energi mekanik selalu tetap. Dengan kata lain,
jumlah energi potensial dan energi kinetik selalu tetap. Pernyataan itu
disebut Hukum Kekekalan Energi Mekanik.
Usaha
(n faktor)
Keterangan:
a n disebut bilangan berpangkat
a disebut bilangan pokok atau basis
n disebut pangkat atau eksponen
Contoh 1:
Nyatakan bentuk berikut dalam bentuk perkalian:
a. 43
b. 37
c. (-3)4
Jawab:
a. 43 = 4 x 4 x 4
b. 37 = 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3
c. (-3)4 = (-3) x (-3) x (-3) x (-3)
Contoh 2:
Nyatakan perkalian berikut dalam bentuk bilangan
berpangkat!
a. 4 x 4 x 4 x 4 x 4
b. 7 x 7 x 7
c. (-5) x (-5) x (-5) x (-5) x (-5)
Jawab:
a. 4 x 4 x 4 x 4 x 4 = 45
b. 7 x 7 x 7 = 73
c. (-5) x (-5) x (-5) x (-5) x (-5) = (-5)5
Contoh 3:
Dengan menuliskan faktor-faktornya , tunjukkan bahwa:
a. a2 x a3 = a5 c. (a2)3 = a6 e. 4
a a4
4
b. a a 2 d. (ab)3 = a3b3 4
2 b b
c. a
Jawab:
a. a2 x a3 = (a x a) x (a x a x a) = ( a x a x a x a x a) = a 5
a4 a xa xa xa
b. a x a a 2
a2 a xa
c. (a2)3 = a2 x a2 x a2 = (a x a) x (a x a) x (a x a)
= a x a x a x a x a x a = a6
d. (ab)3 = (ab) x (ab) x (ab) = (a x a x a) x (b x b x b) = a3b3
4
a a a a a a xa xa xa a
4
e. x x x 4
b b b b b b x b x b x b b
B. Pangkat Nol dan Bulat Negatif
a n a n x a n a n n a 0 1
a n a n x n
a an an an an
1
Sehingga dapat didefinisikan: a n
an
C. Sifat-sifat Perpangkatan
Jika a dan b bilangan real, m dan bilangan bulat
maka:
1. am x an = am+n
am mn
2. n a , a 0, m n
a
3. (am)n = amn
4. (ab)n = anbn
n
a an
5. n , b 0
b b
6. a0 = 1
n 1
a n
7. a
LOGARITMA
Bentuk Umum: alog b = c ac = b
a = bilangan pokok logaritma.
b = numerus
c = hasil logaritma.
Syaratnya:
a > 0 dan a ≠ 1
b>0
c bebas asalkan bilangan riil.
alog b =c ac = b
Contoh:
1. 2log 8 = 3 sebab 23 = 8
2. 7log 49 = 2 sebab 72 = 49
3. 5log 125 = 3 sebab 53 = 125
4. 2log 32 = 5 sebab 25 = 32
5. log 1000 = 3
Sifat-sifat Logaritma
1. Logaritma bilangan bentuk perkalian
alog (xy) = alog x + alog y
alog
log b
b = log a
4. Sifat-sifat lain yang diturunkan dari sifat-sifat sebelumnya:
a. alog b.blog c.clog d = alog d
1
b. alog b= blog a
y
c. ax
log a y
x
a
log x
d. a
LATIHAN
1. Nyatakan bentuk-bentuk berikut dalam pangkat bulat positif !
a. 2-3
b. 1/a-3
c. ab-2
3. Sederhanakanlah bentuk
(x - y)(x-1 + y-1)
LATIHAN 3
1. 4log 16 = .......
2. 5log 625 = .......
3. 2log ⅛ = .......
4. log 10000 = ......
5. 3log ⅓ = .......
6. Tentukan nilai x, jika xlog 81 = 4
7. Tentukan nilai x, jika log x = 5
KEPEKAAN DAN
KESALAHAN DALAM
PENIMBANGAN
Apt. Anwar Sodik, M. Farm.
Timbangan
Neraca harus diletakan secara mendatar di atas meja yang tidak dapat
bergetar, tidak langsung terkena cahaya matahari, tidak dekat dengan sumber
panas dan harus bebas dari bahan yang mudah menguap dan korosif.
Bila neraca tidak dalam keadaan terpakai, neraca harus dalam keadaan
’terkunci’. Dalam hal ini untuk neraca sederhana, pisau-pisau akan
Kesalahan pengukuran untuk kepentingan
analisis dapat dikelompokkan menjadi 3
golongan
a. Kesalahan sistematis
b. Kesalahan acak
c. Kesalahan merambat..
Ketidakpastian sistematik
Ketidakpastian sistematik bersumber dari alat ukur yang digunakan atau kondisi
yang menyertai saat pengukuran.
Ketidakpastian alat
Kesalahan Nol
Waktu respon yang tidak tepat
Kondisi yang tidak sesuai
Ketidakpastian alat
Ketidakpastian ini muncul akibat kalibrasi skala penunjukkan angka pada alat
tidak tepat, sehingga pembacaan skala menjadi tidak sesuai dengan yang
sebenarnya. Misalnya, kuat arus listrik yang melewati suatu beban sebenarnya
1,0 A, tetapi bila diukur menggunakan suatu Ampermeter tertentu selalu
terbaca 1,2 A. Karena selalu ada penyimpangan yang sama, maka dikatakan
bahwa Ampermeter itu memberikan ketidakpastian sistematik sebesar 0,2 A.
Untuk mengatasi ketidakpastian tersebut, alat harus di kalibrasi setiap akan
dipergunakan.
Kesalahan Nol