Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KALKULUS

EKSPONEN DAN LOGARITMA

Kelompok : 5 (Lima)
• Herzi Syifani Putri (11210960000008)
• Serly Nuraini (11210960000013)
• Ragil Galih Saputro (11210960000016)
• Aries Paranita Rosanti (11210960000026)
• Nadira Syafni (11210960000032)
• M Rizky Alfatah (11210960000037)
• Ardy Satria Andhika (11210960000039)
Kelas : Kimia 1A
Dosen : Nina Valentika, SSi., MSi

Program Studi Kimia


Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Eksponen dan Logaritma
Dalam kehidupan sehari-hari dan seperti kita ketahui, bahwa secara tidak sadar banyak
sekali beberapa kegiatan yang kita lakukan di setiap harinya baik itu bisnis, pendidikan
bahkan juga ketatanegaraan yang menggunakan konsep eksponen dan logaritma dalam
mendeskripsikan dan menyelesaikan suatu permasalahan di dunia ini. Misalnya investasi
uang, pertambahan penduduk, dan lainnya. Secara umum eksponen dan logaritma juga
sering digunakan untuk mendeskripsikan suatu peristiwa pertumbuhan. Hal ini
dikarenakan logaritma merupakan invers yang juga kebalikan dari eksponen. Logaritma
juga digunakan untuk memecahkan masalah-masalah eksponen yang sulit untuk dicari
penyelesaiannya.

Misalkan 2x = 8, kita pasti akan dapat mengetahui bahwa nilai x yang memenuhi yaitu 3.
Akan tetapi, untuk menyatakan bentuk x, kita dapat menuliskan dalam bentuk logaritma
yaitu x = 2 log 8. Dengan menggunakan sifat dari logaritma, maka dapat diketahui nilai x
yang memenuhi adalah 3. Definisi fungsi eksponen dengan bilangan pokok atau basis
adalah fungsi yang mempunyai bentuk umum :

f : x → ax atau y = f(x) = ax

Sedangkan logaritma sendiri merupakan invers atau kebalikan darieksponen. Sehingga


dapat didefinisikan Fungsi logaritma dengan bilangan pokok a (a>0 dan a ≠ 1) adalah
fungsi yang mempunyai bentuk umum :

y = f(x) = o log x

2. Integral dan Turunan


Turunan adalah pengukuran terhadap bagaimana fungsi berubah seiring perubahan nilai
input, atau secara umum turunan menunjukkan bagaimana suatu besaran berubah akibat
perubahan besaran lainnya. Turunan merupakan operasi matematika yang tidak asing lagi
bagi seorang mahasiswa. Namun tidak dipungkiri bahwa dalam menyelesaikan operasi
turunan membutuhkan waktu yang cukup lama karena harus menyelesaikan perhitungan-
perhitungan yang cukup rumit dan hasilnya pun belum tentu kebenarannya. Begitupun
operasi integral, juga butuh perhitungan yang cukup rumit jika dilakukan dengan manual.
Tetapi semua masalah itu saat ini sudah bisa diatasi oleh program aplikasi Maple. Dalam
program aplikasi Maple, kita hanya menuliskan perintah turunan ataupun integral saja,
lalu operasi turunan ataupun integral akan terselesaikan dengan cepat dengan hasil yang
maksimal. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melakukan praktikum tentang operasi
turunan maupun integral menggunakan program Maple.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Eksponen dan logaritma, serta Integral dan turunan dari Eksponen
dan Logaritma?
2. Apa saja sifat-sifat dari Eksponen dan Logaritma?
3. Bagaimana pembahasan mengenai rumus Eksponen dan Logaritma?
4. Bagaimana pembahasan mengenai Integral dan turunan dari eksponen?
5. Bagaiman penggambaran grafiknya?

C. Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu Metodologi Analisis.
Dimana ada tiga tahap dalam metodologi analisis yang kami gunakan.

Yang pertama, kami melakukan pengumpulan data-data dan informasi dari berbagai buku
yang kami baca dari berbagai platform untuk mengetahui definisi, sifat-sifat, model
matematika dan penjelasan lebih rinci tentang eksponen dan logaritma.

Yang kedua, setelah diperoleh data-data dan informasi yang valid tentang eksponen dan
logaritma yang ada pada buku tersebut, kami melakukan pembuktian-pembuktian
penyelesaian permasalahan eksponen dan logaritma yang tersedia dalam latihan soal pada
buku tersebut,

Yang Terakhir, kemudian data yang didapat dapat digaris bawah pada data yang
dibutuhkan untuk selanjutnya ditulis ulang dalam bentuk makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN

Teori
1. Eksponen
a. Pengertian Eksponen
Eksponen adalah bentuk perkalian dengan bilangan yang sama yang di ulang-ulang
atau singkatnya adalah perkalian yang diulang-ulang. Di tinjau dari bentuknya,
bentuk an dengan a disebut basis atau bilangan pokok dan n disebut eksponen atau
pangkat.

• Pangkat Bulat Positif


Secara umum bentuk dari pangkat bulat positif adalah ;
an = a x a x a x a x a………. x a (perkalian a sebanyak n kali)
• Pangkat Nol
Pangkat nol dinyatakan dengan bentuk ;
ao = 1, dengan a ≠ 0
• Pangkat Bulat Negatif
Untuk a bilangan real dan a ≠ 0, m bilangan positif, dapat didefinisikan ;
1
a-m = (𝑎)m

Definisi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut ;

• Pangkat Pecahan
Bilangan pangkat merupakan suatu bilangan yang didapatkan dari operasi
perkalian terhadap suatu bilangan beberapa kali. Sedangkan bilangan pecahan
merupakan suatu bilangan yang ditampilkan dalam bentuk ;
𝐦
𝐧

dimana ;
• m disebut pembilang
• n disebut penyebut
• m dan n merupakan bilangan bulat
• n≠0

Bentuk pangkat pecahan dapat diartikan sebagai bentuk lain dari penarikan akar.
Dimana untuk m dan n bilangan bulat dan n > 0, n ≠ 1 berlaku
𝑚 𝑛
a 𝑛 = √𝑎 m

b. Fungsi Eksponen
Fungsi eksponen dengan bilangan pokok atau basis a adalah fungsi yang mempunyai
bentuk umum : f : x → ax atau y = f(x) = ax.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :


• f(x) = ax di sebut rumus atau aturan bagi fungsi eksponen baku atau fungsi
eksponen standar.
• a di sebut bilanga pokok atau basis bagi fungsi f(x) = ax, dengan ketentuan : a > 0
dan a ≠ 1 (0 < a < 1 atau a > 1).
• Peubah x dinamakan peubah bebas atau variable bebas dan himpunan dari semua
peubah x disebut daerah asal atau domain fungsi f , ditulis : Df = {x I x € R}
• Peubah y dinamakan peubah bergantung atau variable tak bebas dan himpunan
dari semua peubah y disebut daerah hasil atau range fungsi f , ditulis : Wf = {y I y
> 0 dan y € R}.

c. Sifat-sifat Eksponen
Jika a dan b adalah bilangan real positif, serta x dan y bilangan real, maka berlaku
hubungan :
• ax x ay = ax+y
• ax : ay = ax-y , a ≠ 0
• (a : b)x = ax : bx , b ≠ 0
• (ax)y = ax.y
• (a x b)x = ax x bx
• (am x bn)x = amx x bnx
1
• a-x = 𝑎x
• a0 = 1, a ≠ 0
√ √𝑎 p = 𝑚𝑛√𝑎p = 𝑝mn
𝑚 𝑛
• 𝑎
𝑚

𝑛
√𝑎 m = a 𝑛

Catatan :
• a0 = 1 untuk setiap a € R dan a ≠ 0
00 = tak tentu
• 0x = 0 untuk setiap x bilangan real positif
0x = tak terdefinisikan untuk setiap x bilangan real negative.

d. Rumus Eksponen
a. Persamaan Eksponen
Persamaan eksponen adalah persamaan yang eksponennya mengandung peubah x dan
tidak menutup kemungkinan bilangan pokoknya juga mengandung peubah x.

Dalam pasal-pasal berikut ini dibahas beberapa macam bentuk persamaan eksponen
disertai cara menentukan penyelesaiannya.

• Bentuk af(x) = ap
Jika af(x) = a0 (a > 0 an a ≠ 1), maka f(x) = p
• Bentuk af(x) = 1
Jika af(x) = 1 (a > 0 dan a ≠ 1), maka f(x) = 0
• Bentuk af(x) = ag(x)
Jika af(x) = ag(x) (a > 0 dan a ≠ 1, maka f(x) = g(x)
• Bentuk af(x) = bf(x)
Jika af(x) = bf(x) (a > 0 dan a ≠ 1, b > 0 dan b ≠ 1, dan a ≠ b), maka f(x) = 0
• Bentuk {H(x)}g(x)
Jika {h(x)}f(x) = {h(x)}g(x), maka kemungkinannya adalah
- f(x) = g(x)
- h(x) = 1
- h(x) = 0, asalkan f(x) dan g(x) keduanya positif
- h(x) = -1, asalkan f(x) dan g(x) keduanya ganjil atau (x) dan g(x) keduanya
genap.
• Bentuk A{af(x)}2 + B{af(x)} + C = 0
Himpunan penyelesaian dari persamaan eksponen A{af(x)}2 + B{af(x) + C = 0 (a >
0 dan a ≠ 1), A, B, dan C bilangan real dan a ≠ 0) dapat ditentukan dengan cara
mengubah eksponen itu ke dalam persamaan kuadrat.

b. Pertidaksamaan Eksponen
Pertidaksamaan eksponen adalah pertidaksamaan yang eksponennya mengandung
peubah x, dan tidak menutup kemungkinan bilangan pokoknya juga mengandung
peubah x. Penyelesaian dari pertidaksamaan eksponen menggunakan sifat fungsi
monoton turun pada fungsi-fungsi eksponen baku.

Sifat fungsi monoton naik (a > 0)


• Jika af(x) ≥ sebuah ag(x), maka f(x) ≥ g(x)
• Jika af(x) ≤ ag(x) , maka f(x) ≤ g(x)
Sifat fungsi monoton turun (0 < a < 1)
• Jika af(x) ≥ sebuah ag(x), maka f(x) ≤ g(x)
• Jika af(x) ≤ ag(x), maka f(x) ≥ g(x)
e. Grafik Eksponen
1. Grafik monoton naik

2. Grafik monoton turun

f. Contoh Penerapan
a) Bila diketahui 5 x 10-2 mol Fe dan tetapan avogadro sebesar 6,02 x 1023.
Berapakah jumlah partikel Fe?
Penyelesaian :
Diketahui. n = 5 x 10-2 mol
Fe L = 6,02 x 1023
Ditanya : x ?
Dijawab :
x = n x L = 5 x 10-2 mol
Fe x 6,02 x 1023 = 3,01 x 1022 atom Fe

b) Diberikan (𝑥) = 22𝑥−1 , carilah nilai dari 𝑓(2) dan 𝑓 ( ½ ) adalah?


Penyelesaian :

2. Integral eksponen
a) Pengertian Integral eksponen
Integral eksponensial adalah fungsi khusus pada bidang kompleks. Ini
didefinisikan sebagai satu integral tertentu yang pasti dari rasio antara fungsi
eksponensial dan argumennya.

b) Rumus Integral Eksponen

c) Grafik
d) Contoh soal

Penyelesaiannya :

Penyelesaiannya :
3. Turunan Eksponen
a) Pengertian Turunan Eksponen
Turunan fungsi eksponensial merupakan sebuah turunan yang agak sedikit
berbeda dengan turunan fungsi aljabar dan turunan fungsi trigonometri. Dikarenakan
metode pendekatan dalam mencari turunan nya pun berbeda, dikarenakan turunan
fungsi eksponensial dalam pengerjaannya kita harus mengetahui dulu turunan fungsi
eksponensial yaitu terkait bilangan e.

b) Turunan Fungsi Eksponensial – Mengenal Bilangan e


Bilangan e yaitu bilangan real faktual yang nilainya, e = 2,718281828459…

Setelah kita mengenal bilangan e barulah kita membahas teorema-teorema yang berkaitan
dengan turunan fungsi eksponensial.

c) Rumus rumus turunan fungsi eksponensial

d) Contoh Penerapan
a. Dibidang Biologi
Penerapan fungsi eksponensial dalam bidang biologi biasanya digunakan untuk
menghitung pertumbuhan suatu bakteri
b. Dibidang Ekonomi
Penerapan fungsi eksponensial dalam bidang ekonomi biasanya digunakan dalam
perbankan. Salah satunya adalah dalam perhitungan bunga majemuk di perbankan.
c. Dibidang Sosial
Penerapan fungsi eksponensial dalam bidang sosial biasanya digunakan dalam
perhitungan pertumbuhan penduduk dalam jangka waktu tertentu

e) Contoh Soal & Penjelasan


1. Dalam ilmu biologi ada pertumbuhan jenis amoeba tertentu. Misalnya, pertumbuhan
mengikuti fungsi eksponensial berikut : At = Ao x (2)t , dengan Ao adalah banyak
amoeba pada awal pengamatan dan t adalah waktu saat pengamatan terjadi (dalam
satuan menit). Jika diketahui pada awal pengamatan pukul 09.00 ada 100 amoeba,
maka berapa banyak amoeba setelah dilakukan pengamatan pada pukul 09.10?
Penyelesaian:
Ao = 100 amoeba
t = 10 menit
At = Ao x (2)t
= 100 x (2)10
= 100 x 1.024
= 102.400
Jadi, akan ada 102.400 amoeba pada pengamatan pukul 09.10.

2. Seorang petani membutuhkan dana sebesar Rp.5.000.000 pada 10 tahun yang akan
datang. Berapa banyak uang yang harus ditabung oleh petani mulai saat ini dengan
bunga 24% per tahun untuk memperoleh jumlah uang yang diharapkan?
Penyelesaian:
untuk menentukan penyelesaian masalah tersebut maka digunakan prinsip bunga
majemuk yaitu : y = p (1 + )mt dengan,
y = modal akhir atau besar modal pada tahun ke n
p = modal awal atau besar modal pada tahun ke 0
r = besar bunga per tahun
m = kelipatan bunga yang dibayarkan per tahun
t = waktu

p = 581.771,49
Jadi banyak uang yang harus ditabung mulai saat ini sebesar Rp.581.772,49
3. Pada tahun 2014, jumlah penduduk di Kabupaten Blitar adalah 278.741 jiwa.
Berapakah perkiraan jumlah penduduk Kabupaten Blitar pada tahun 2024, jika
diketahui laju pertumbuhan pendudukan ekspoenensialnya adalah 2,99%?

Penyelesaian:
untuk menentukan penyelesaian masalah tersebut, digunakan rumus laju pertumbuhan
pendudukan yaitu : Pt = Poert

Keterangan:
Pt = jumlah penduduk pada tahun ke t
Po = jumlah penduduk pada tahun awal
t = jangka waktu
r = laju pertumbuhan penduduk
e = bilangan eksponensial yang besarnya 2,71828182
Pt = 278.714 x e0,0299 x 10
Pt = 278.714 x 1.34850962347291
Pt = 375.849
Jadi, perkiraan jumlah penduduk di Kabupaten Blitar pada tahun 2014 adalah
375.849 jiwa.

4.
Penyelesaian:

5.

Penyelesaian:
6.

Penyelesaian:

7.

Penyelesaian:

4. Logaritma
a. Sejarah Logaritma
Kata “Logaritma” berasal dari kata Yunani yaitu Logos (berpangkat) dan
Aritmhos (bilangan). Logaritma ditemukan kurang lebih abad ke-17 oleh John Napier
(1550 - 1617) di Skotlandia dalam bukunya yang berjudul “Minifici Logarithmorum
Canonis Descripto” dan Joost Burgi (1552-1632) dengan bukunya “Aritmetische Und
Geometrische Progress Tabulen” tahun 1620. Bila Napier pendekatannya lewat
aljabar maka Burgi lewat pendekatan geometri.
Awal munculnya pemikiran John Napier tentang logaritma karena ingin
mencari cara untuk mengurangi waktu yang diperlukan pada saat menghitung
bilangan yang panjang, seperti 57162958 x 6173298. Ia menemukan metode
perkalian bilangan dengan menambah logaritmanya kemudian menggunakan invers
logaritma untuk mendapatkan hasil akhir..
Konsep dasar logaritma terus dikembangkan oleh matematikawan lain,
terutama Henry Briggs. Penemuan ini membawa perubahan besar dalam matematika
bahkan Florian Cajori menyebutkan bahwa logaritma merupakan salah satu dari tiga
penemuan penting bagi matematika (dua lainnya adalah notasi angka Arab dan
pecahan berbasis sepuluh/desimal).

b. Pengertian Logaritma
Logaritma adalah operasi matematika yang merupakan kebalikan (invers) dari
eksponensiasi (pemangkatan) yang digunakan untuk menentukan besar pangkat dari
suatu bilangan pokok. Artinya dengan mempelajari logaritma, kita dapat mencari
besar pangkat dari suatu bilangan yang diketahui hasil pangkatnya.

c. Fungsi Logaritma
Fungsi Logaritma adalah fungsi invers (kebalikan) dari fungsi eksponen. Jadi,
jika fungsi eksponen dinyatakan dengan f(x) = ax, a > 0, a ≠ 1, maka invers dari f (x0
ditulis dengan f-1(x) = alog x atau f(x) = alog x, a > 0, a ≠ 1.

Secara umum bila y = ax, maka x = alog y.


• Bila f(x) = alog x, dengan a > 1, x > 0 , x ∈ R, maka f(x) dikatakan fungsi
• Bila f(x) = alog x, dengan 0 < a < 1, x > 0 , x ∈ R, maka f(x) dikatakan fungsi naik

d. Grafik Fungsi Logaritma


Grafik fungsi logaritma selalu melalui titik (1,0) dan selalu berada di sebelah kanan
sumbu Y. Seperti pada gambar di bawah ini :
e. Sifat-Sifat Logaritma
1) 𝑎 log 𝑏 + 𝑎 log 𝑐 = 𝑎 log (𝑏𝑐)
𝑎 𝑎 𝑎 𝑎
2) log 𝑏 − log 𝑐 = log (𝑏)
𝑎
3) log 𝑏 𝑛 = 𝑛 × 𝑎 log 𝑏
𝑎
4) log 𝑏 ×𝑏 log 𝑐 = 𝑎 log 𝑐
𝑛 𝑙𝑜𝑔 𝑏
𝑎
5) log 𝑏 = 𝑛 log 𝑎

𝑎 1
6) log 𝑏 = 𝑏 log 𝑎
𝑑
𝑑 𝑎
7) 𝑎𝑐 log 𝑏 𝑑 = 𝑎 log 𝑏 𝑐 = log 𝑏
𝑐
8) 𝑎 log 𝑎𝑏 = 𝑏
9) 𝑎𝑎log 𝑏 = 𝑏
10) 𝑎 log 1 = 0

f. Rumus atau Bentuk Umum Logaritma


Jika an = x maka alog x = n
Keterangan :
a = Bilangan pokok (basis), syarat : a > 0 dan a ≠ 1
x = Bilangan yang dicari nilai Logaritmanya (numerus), syarat : x > 1
n = Besar pangkat (nilai logaritma)

g. Persamaan Logaritma
Persamaan logaritma adalah persamaan yang memuat bentuk logaritma. Pada
persamaan logaritma, terdapat variabel pada numerus atau pada bilangan pokok. Ada
beberapa bentuk persamaan logaritma, di antaranya sebagai berikut :

1) Bentuk Persamaan alog f(x) = alog p


Pada persamaan alog f(x) = alog p dengan a > 0, a ≠ 1, f(x) > 0, dan p > 0,
berlaku sifat berikut :
a
log f(x) = alog p  f(x) = p

2) Bentuk Persamaan alog f(x) = alog g(x)


Persamaan ini hampir serupa dengan persamaan sebelumnya. Perbedaannya
adalah konstanta p sebagai numerus pada persamaan sebelumnya diganti dengan
fungsi g(x). Dengan demikian, pada persamaan alog f(x) = alog g(x) dengan
a > 0, dan a ≠ 1, f(x) > 0, dan g(x) > 0, berlaku sifat berikut :
a
log f(x) = alog g(x)  f(x) = g(x)

3) Bentuk Persamaan alog f(x) = blog f(x)


Jika pada persamaan sebelumnya terdapat numerus yang berbeda, pada persamaan
ini terdapat bilangan pokok yang berbeda. Pada persamaan alog f(x) = blog f(x)
dengan a > 0, a ≠ 1, b > 0, b ≠ 1, a ≠ b, dan f(x) > 0, berlaku sifat berikut :
a
log f(x) = blog f(x)  f(x) = 1

4) Bentuk Persamaan f(x)log g(x) = f(x)log h(x)


Sekarang kamu akan mengenal persamaan logaritma dengan bilangan pokok dan
numerus berupa fungsi yang mengandung variabel. Pada persamaan f(x)log g(x) =
f(x)
log h(x) dengan f(x) ≠ 1, f(x) > 0, g(x) > 0, dan h(x) > 0, berlaku sifat berikut :
f(x)
log g(x) = f(x)log h(x) g(x) =h(x)

5) Bentuk Persamaan f(x)log h(x) = g(x)log h(x)


Jika pada persamaan sebelumnya terdapat numerus yang berbeda, pada persamaan
ini terdapat bilangan pokok yang berbeda. Pada persamaan f(x)log h(x) = g(x)log
h(x) dengan h(x) > 0, f(x) ≠ 1, f(x) > 0, g(x) ≠ 1, dan g(x) > 0, berlaku sifat
berikut :
f(x)log h(x)= g(x)log h(x)

1. f(x) = g( x)

2. h(x) = 1

6) Bentuk Persamaan A(alog f(x))2 + Balog f(x) + C = 0


Persamaan ini sebenarnya adalah bentuk persamaan kuadrat dengan logaritma
sebagai variabelnya. Agar dapat menyelesaikan persamaan ini, kamu harus
memisalkan y = alog f(x) sehingga didapat persamaan Ay2 + By + C = 0. Setelah
diperoleh nilai y, substitusikan kembali pada permisalan y = alog f(x) sehingga
diperoleh nilai x.
h. Pertidaksamaan Logaritma
Pertidaksamaan adalah kalimat terbuka yang memiliki tanda penghubung
berupa tanda ketidaksamaan, yaitu tanda >, <, ≥, atau ≤. Dengan demikian, yang
dimaksud dengan pertidaksamaan logaritma adalah pertidaksamaan yang memuat
bentuk logaritma. Seperti pada persamaan logaritma, variabel pada pertidaksamaan
logaritma terdapat pada numerus atau pada bilangan pokok.
1) Untuk Bilangan Pokok a > 1
a
log f(x) > alog g(x)  f(x) > g(x) dengan f(x) > 0 dan g(x) > 0
a
log f(x)  alog g(x)  f(x)  g(x) dengan f(x) > 0 dan g(x) > 0
a
log f(x) < alog g(x)  f(x) < g(x) dengan f(x) > 0 dan g(x) > 0
a
log f(x)  alog g(x)  f(x)  g(x) dengan f(x) > 0 dan g(x) > 0

2) Untuk Bilangan Pokok 0 < a < 1


a
log f(x) > alog g(x)  f(x) < g(x) dengan f(x) > 0 dan g(x) > 0
a
log f(x)  alog g(x)  f(x)  g(x) dengan f(x) > 0 dan g(x) > 0
a
log f(x) < alog g(x)  f(x) > g(x) dengan f(x) > 0 dan g(x) > 0
a
log f(x)  alog g(x)  f(x)  g(x) dengan f(x) > 0 dan g(x) > 0

3) Bentuk A(alog f(x))2 + Balog f(x) + C ≤ 0

i. Contoh Penerapan di Bidang Kimia


Pengguna logaritma begitu ekstensif sehingga logaritma dapat diterapkan pada
bidang sains, yaitu kimia, astronomi, fisika, dan lain sebagainya. Umumnya, terdapat
banyak besaran yang dapat diekspresikan dengan logaritma.
➢ Dalam Kimia, pH mengekspresikan negatif dari aktivitas ion hidrogen dalam
larutan berpelarut air. Hal ini dirumuskan sebagai :

Contohnya, konsentrasi ion hidronium pada air adalah 10−7 pada suhu 25 °C,
sehingga :

5. Integral Logaritma
a. Pengertian Integral Logaritma
Dalam matematika, fungsi integral logaritma atau logaritma integral (x) adalah
fungsi khusus. Ini relevan dalam masalah fisika dan memiliki signifikansi teori
bilangan. Secara khusus, menurut teorema Siegel-Walfisz, ini adalah aproksimasi
yang sangat baik untuk fungsi penghitungan prima, yang didefinisikan sebagai jumlah
bilangan prima yang kurang dari atau sama dengan nilai yang diberikan x .
b. Fungsi Integral Logaritma
Integral logaritma didefinisikan sebagai:

atau lebih umumnya jika 𝑢= 𝑓 𝑥 > 0,

c. Soal dan Fungsi Rumus

6. Turunan Logaritma
a. Pengertian Turunan
Dalam materi turunan fungsi sebuah logaritma pada dasarnya menggunakan
konsep logaritma secara umum. Bentuk sederhana fungsi logaritma tersebut dapat
berupa y = ᵃlog x, dimana a = basis dan x = numerusnya. Di bawah ini terdapat bentuk
turunan fungsi logaritma yang paling sederhana yaitu sebagai berikut:

y = ᵃlog x → y’ = 1/x . ᵃlog e


y = ᵃlog g(x) → y’ = g'(x)/g(x) . ᵃlog e

Keterangan:
e =Bilangan euler yang nilainya 2,7182818…
b. Rumus Turunan

c. Sifat-Sifat Turunan
d. Contoh Soal
➢ Contoh soal 1 :

Penyelesaian :

➢ Contoh soal 2 :

Penyelesaian :
BAB III
KESIMPULAN

Definisi fungsi eksponen dengan bilangan pokok atau basis a adalah fungsi yang
mempunyai bentuk umum : f : x → ax atau y = f(x) = ax

Sedangkan logaritma sendiri merupakan invers atau kebalikan dari eksponen.


Sehingga dapat didefinisikan Fungsi logaritma dengan bilangan pokok a (a > 0 dan a ≠ 1)
adalah fungsi yang mempunyai bentuk umum : y = f(x) = alog x
DAFTAR PUSTAKA

Entis Sutisna, S.Pd, Fungsi Eksponen dan Fungsi Logaritma Matematika Peminatan kelas
X, hlm 29.
Fadillah, F. N. (2014, 04 10). Integral Fungsi Eksponensial. Diakses 12 November 2021
dari http://faridnurfadilah.blogspot.com/2014/04/integral-fungsi-eksponensial.html
"fungsi eksponensial", https://giletules.blogspot.com/2018/03/turunan-fungsi-
eksponensial.html, diakses pada 12 November 2021 pukul 18.45

Ilham, A. (2021, Agustus 1). Soal Fungsi Eksponensial. Diakses 12 November 2021 dari
soalkimia: https://soalkimia.com/contoh-soal-fungsi-eksponensial/
Kahfi, Bilal. 2020. “Rumus Turunan Fungsi Logaritma Beserta Contoh Soal”, Rumus
Turunan Fungsi Logaritma Beserta Contoh Soal – Anto Tunggal, diakses pada 14
November 2021 pukul 2.50
Kurniati, Rahma. 2014. “Persamaan dan Pertidaksamaan Logaritma” (PDF)
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LOGARITMA | Rahma Kurniati -
Academia.edu, diakses pada 13 November 2021 pukul 04:38.
Kurniawan, Andre. 2021. “Memahami Fungsi Logaritma beserta Rumus, Sifat, dan
Persamaannya”, Memahami Fungsi Logaritma beserta Rumus, Sifat, dan Persamaannya |
merdeka.com, diakses pada 13 November 2021 pukul 04:08.
Lestari, Devy. 2017. “Makalah tentang Logaritma” https://www.academia.edu/
34661533/MAKALAH_TENTANG_LOGARITMA, diakses pada 12 November 2021
pukul 16:30.
Nurdin. 2011. Trajektori dalam Pembelajaran Matematika. Edumatica Volume 01 Nomor
01, April 2011. Diambil dari:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=11834&val=870.
(10 November 2021 – 10:25).
"penerapan fungsi eksponensial dalam kehidupan sehari hari"
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/penerapan-fungsi-eksponensial-dalam-
kehidupan-sehari-hari-2-10031/, diakses pada 12 November 2021 pukul 19.25
Rully. 2014. “Turunan Fungsi Logaritma Natural”, Turunan fungsi logaritma natural -
Belajar Matematika Online (soulmath4u.blogspot.com), diakses pada 13 November 2021
pukul 23.20
Ulfah Nur Aziah. 2016. Artikel Desain Didaktis Materi Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. Universitas Pendidikan Indonesia.
Diambil dari: http://www.repository.upi.edu/. (10 November 2021 – 10:25).
Wirodikromo, Sartono. 2006. Matematika untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai