Anda di halaman 1dari 6

MATERI PPT EPOETIN ALFA DAN DARBOPOETIN FARMAKOLOGI

 Pengertian anemia : anemia dijabarkan sbagai penurunan kadar hemoglobin serta jumlah
eritrosit dibawah normal.

Batas hemoglobin yang dianggap sudah terjadi anemia dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, dan
ketinggian tempat tinggal dari permukaan bumi.

Kriteria WHO pada tahun 1968 dinyatakan anemia bila terdapat nilai dengan kriteria sebagai berikut :

1. Laki-laki dewasa Hb < 13gr/dl


2. Perempuan dewasa tidak hamil Hb <12gr/dl
3. Perempuan hamil Hb <11gr/dl
4. Anak usia 6-14 th Hb < 12gr/dl
5. Anak usia 6bulan -6 tahun Hb < 11gr/dl

Untuk kriteria anemia di klinik, rumah sakit, atau praktik klinik pada umumnya dinyatakan anemia
bila terdapat nilai sbagai berikut :

 Hb < 10gr/dl
 Hematokrit <30%
 Eritrosit <2,8 juta/mm³

hemopoietika atau zat-zat pembentuk darah : adalah obat-obat yang khusus digunakan
untuk merangsang atau memperbaiki proses pembentukan darah.

obat antianemia : Obat anti anemia adalah obat yang dapatdiberikan berupa suplemen
zat besi (Fe) untukmemulihkan kekurangan sel darah merah.Selain zat besi, vitamin B12
sering diberikanuntuk pengobatan anemia pernisiosa. Jalan terakhir jika anemia sudah
mencapai stadium akut dan parah adalah dengan transfusi darah.(Tarwono 2007 ')
OBAT-OBAT BARU
Epotin dan darbopoetin yaitu glikoprotein yang dibuat dengan Teknik rekombinan. Obat ini
menstimulir pembentukan eritrosit dan khususnya digunakan oleh penderita anemia berat
yang perlu menjalani dialisa akibat insufisiensi ginjal kronis.
1. EPOETIN ALFA

PENGERTIAN

Epoetin alfa merupakan jenis obat yang diberikan untuk mengobati penyakit anemia,
baik yang disebabkan oleh penyakit gagal ginjal kronis maupun pengobatan
kemoterapi dan human immunodeficiency virus (HIV).

INDIKASI

Meningkatkan produksi sel punca darah; mengobati anemia yang ditimbulkan oleh:
gagal ginjal kronis, pengobatan menggunakan zidovudine pada pasien terinfeksi HIV,
dan kemoterapi penyakit ganas; serta mengurangi kebutuhan transfusi alogenik.
OBAT OBATAN
carfilzomib, lenalidomide, pomalidomide, thalidomide, inhibitor C1 esterase, conestat
alfa, cyclosportine.

DOSIS

 -> Mengobati anemia pada pasien gagal ginjal kronis


Dosis awal 50 IU/kgBB, 3 kali seminggu. Pengobatan diberikan melalui
suntikan IV selama setidaknya 1–5 menit. Dosis dapat ditingkatkan dengan
penambahan 25 IU/kgBB tiap 4 minggu.

 -> Mengobati anemia pada pasien HIV yang sedang


mengonsumsi zidovudine
Dosis awal 100 IU/kgBB, 3 kali seminggu. Pengobatam diberikan melalui
suntikan SC/IV selama 8 minggu. Dosis dapat ditingkatkan 50–100 IU/kgBB,
3 kali seminggu dengan interval pengobatan 4–8 minggu sesuai respons
pasien.

 -> Mengobati anemia pada pasien yang menjalani kemoterapi


Dosis awal 150 IU/kgBB, 3 kali seminggu atau 450 IU/kgBB, 1 kali seminggu.
Dosis dapat ditingkatkan menjadi 60.000 IU, 1 kali seminggu setelah 4
minggu pengobatan.

 -> Mengurangi kebutuhan transfusi darah pada operasi tertentu


Dosis 600 IU/kgBB, 1 kali seminggu. Pengobatan dimulai 3 minggu sebelum
operasi dengan dosis ke-4 diberikan pada hari operasi. Atau 300 IU/kgBB tiap
hari. Pengobatan dimulai 10 hari sebelum operasi dan 4 hari pascaoperasi.

EFEK SAMPING OBAT OBAT

→ Penggunaan epoetin alfa bersama dengan carfilzomib, lenalidomide,


pomalidomide, thalidomide, inhibitor C1 esterase, conestat alfa dapat meningkatkan
resiko terjadinya penggumpalan darah.
→ Penggunaan epoetin alfa bersama dengan cyclosportine dapat meningkatkan
tekanan darah.

EFEK SAMPING

Penggunaan epoetin alfa dapat menyebabkan efek samping sebagai berikut :


• Sakit kepala
• Nyeri sendi atau nyeri otot
• Mual dan muntah
• Penurunan berat badan
• Terdapat luka di area mulut
• Kesulitan tidur atau tertidur dalam waktu yang lama
• Depresi.
• Kejang otot.
• Gejala flu seperti ingusan, bersin, hidung tersumbat, atau batuk
• Demam, menggigil.
• Kemerahan, bengkak, sakit, atau gatal pada area yang disuntik.

FARMAKODINAMIKA
FARMAKOKINETIKA

Penyerapan: Rata-rata waktu yang diperlukan untuk mencapai puncak plasma


berkisar antara 20 hingga 25 jam. Administrasi melalui injeksi subkutan biasanya
membutuhkan waktu mencapai puncak plasma yang lebih lama sekitar 5% hingga
10% dibanding administrasi melalui injeksi intravena.

Bioavailabilitas: Kira-kira 20% hingga 40%; bioavailabilitas pada injeksi subkutan


lebih rendah dibanding injeksi intravena.

-Distribusi: Didistribusikan secara ekstravaskular pada hati, ginjal, dan sumsum


tulang.

Volume distribusi: Antara 40 hingga 63,80 mL/kg.

-Metabolisme: Pengikatan eritropoietin dan epoetin alfa pada EPO-R menyebabkan


terjadinya internalisasi sel, yang mengakibatkan degradasi ligan. Eritropoietin dan
epoetin alfa dibersihkan melalui penyerapan dan degradasi melalui sel yang
mengekspresikan EPO-R serta melibatkan jalur seluler lain di interstitium dan sel-sel
dalam jalur pengambilan retikuloendotelial atau sistem limfatik.

- Ekskresi: Epoetin alfa sebagian besar diekskresikan melalui feses, dan sebagian
kecil melalui urin dalam bentuk obat yang tidak berubah.

Waktu paruh eliminasi: Rata-rata 4 jam pada pasien dewasa dan 6 jam pada pasien
anak-anak (injeksi intravena / IV); antara 4 hingga 13 jam pada pasien dengan gagal
ginjal kronis (injeksi intravena / IV); sekitar 16 hingga 67 jam pada pasien yang
menjalani pengobatan kemoterapi (injeksi subkutan).

KONTRAINDIKASI

Hipersensitif terhadap albumin (manusia) atau produk derivatif sel mamalia;


hipertensi yang tidak terkontrol. Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi
dengan dokter sebelum menggunakan Epoetin Alfa:
→ Pasien yang memiliki alergi terhadap epoetin alfa dan obat-obatan sejenis.
→ Pasien dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) atau pernah mengalami pure red
cell aplasia (PRCA).
→ Pasien yang mengalami kejang dan hendak menjalani operasi.
→ Pasien yang sedang atau pernah menderita penyakit kanker.
→ Anak-anak, ibu hamil dan menyusui.
KATEGORI OBAT
Kategori C: Studi pada reproduksi hewan menunjukkan efek buruk pada janin. Tidak
ada studi memadai dan terkendali pada manusia. Obat boleh digunakan jika nilai
manfaatnya lebih besar dari risiko terhadap.

MEKANISME KERJA

2. DARBOPOETIN

PENGERTIAN
Injeksi Darbepoetin alfa menyebabkan sumsum tulang menghasilkan sel darah merah.
Jika tubuh tidak menghasilkan cukup sel darah merah, anemia berat dapat terjadi. Hal
ini sering terjadi pada penderita gagal ginjal kronis yang ginjalnya tidak berfungsi
dengan baik. Darbepoetin dapat digunakan untuk pasien yang menjalani dialisis ginjal
atau bagi mereka yang tidak menjalani dialisis. Anemia juga dapat terjadi pada orang
yang menerima kemoterapi untuk mengobati kanker. Darbepoetin alfa digunakan
untuk mengobati anemia berat pada pasien ini.

INDIKASI
FARMAKOKINETIKA
FARMAKODINAMIKA
OBAT OBATAN
EFEK SAMPING DARBOPOETIN
Efek samping ringan yang mungkin terjadi ketika Anda minum obat
darbepoetin alfa adalah:
 Sakit perut
 Batuk ringan
 Ruam kulit ringan atau kulit kemerahan
 Nyeri, memar, bengkak, kehangatan, kemerahan, atau perdarahan di area infus

EFEK SAMPING OBAT OBAT


KONTRAINDIKASI
KATEGORI OBAT
Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C menurut US Food and Drugs
Administration (FDA) Amerika Serikat, atau setara dengan Badan POM di Indonesia.
Tidak ada penelitian yang memadai pada wanita untuk mencari tahu risiko pada bayi
saat sang ibu mengonsumsi obat ini selama menyusui. Namun, perlu dipertimbangkan
potensi manfaat dan potensi risikonya sebelum mengonsumsi obat ini selama
menyusui.
DOSIS
Dosis obat ini akan berbeda untuk pasien yang berbeda. Ikuti perintah dokter Anda
atau petunjuk pada label. Informasi berikut hanya mencakup dosis rata-rata obat ini.
Jika dosis Anda berbeda, jangan mengubahnya kecuali jika dokter Anda menyuruh
Anda melakukannya.
Jumlah obat yang Anda minum tergantung pada kekuatan obatnya. Juga, jumlah dosis
yang Anda minum setiap hari, waktu yang diperbolehkan antara dosis, dan lamanya
waktu Anda minum obat tergantung pada masalah medis yang Anda gunakan obat
tersebut.

Untuk bentuk sediaan injeksi (larutan):


- Untuk anemia akibat gagal ginjal kronis:
Dewasa dan anak-anak—Dosis didasarkan pada berat badan dan harus
ditentukan oleh dokter Anda. Dosis awal adalah 0,45 hingga 0,75 mikrogram (mcg)
per kilogram (kg) berat badan yang disuntikkan ke pembuluh darah atau di bawah
kulit seminggu sekali atau setiap 2 minggu sekali. Dokter Anda mungkin
menyesuaikan dosis sesuai kebutuhan.
- Untuk anemia akibat kemoterapi kanker:
Dewasa—Dosis didasarkan pada berat badan dan harus ditentukan oleh dokter
Anda. Dosis awal adalah 2,25 mikrogram (mcg) per kilogram (kg) berat badan
seminggu sekali atau 500 mcg setiap 3 minggu sekali disuntikkan di bawah kulit.
Dokter Anda mungkin menyesuaikan dosis sesuai kebutuhan.
- Anak-anak—Penggunaan dan dosis harus ditentukan oleh dokter Anda.
-
MEKANISME KERJA
INTERAKSI OBAT
Obat-obatan tertentu tidak boleh digunakan pada atau sekitar waktu makan atau
makan jenis makanan tertentu karena interaksi dapat terjadi. Menggunakan alkohol
atau tembakau dengan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan terjadinya
interaksi. Diskusikan dengan ahli kesehatan Anda tentang penggunaan obat Anda
dengan makanan, alkohol, atau tembakau.

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Tan Hoan Tjay,dkk. 2007 . Obat-Obat Penting khasiat, penggunaan, dan efek-
efek sampingnya : Jakarta . Pt.Elex Media Komputindo-Gramedia.

https://www.alodokter.com/author/mdamayanti. Epoetin Alfa. Alodokter.


https://www.alodokter.com/epoetin-alfa (accessed 2023-05-15).

Wiwik H, Andi . 2008 . Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Hematologi ;Jakarta . Penerbit Salemba Medika.

Darbepoetin Alfa: Fungsi, Dosis, Efek Samping, dll • Hello Sehat. Hello Sehat.
https://hellosehat.com/obat-suplemen/darbepoetin-alfa/ (accessed 2023-05-15).

Anda mungkin juga menyukai