OLEH :
NIM : O1A118241
KELAS : D
FAKULTAS FARMASI
KENDARI
2022
PEMBAHASAN
Kromatografi merupakan teknik pemisahan yang paling umum dan paling sering digunakan
dalam bidang kimia analisis dan dapat dimanfaatkan untuk melakukan analisis, baik analisis
kualitatif, kuantitatif, atau preparative dalam bidang farmasi. Kromatografi merupakan suatu Teknik
pemisahan yang menggunakan fase diam (stationary phase) dan fase gerak (mobile phase). KLT
merupakan salah satu metode isolasi yang terjadi berdasarkan perbedaan daya serap (adsorpsi) dan
daya partisi serta kelarutan dari komponen-komponen kimia yang akan bergerak mengikuti
kepolaran eluen. Oleh karena daya serap adsorben terhadap komponen kimia tidak sama, maka
komponen bergerak dengan kecepatan yang berbeda sehingga hal inilah yang menyebabkan
pemisahan. Adapun beberapa jenis sistem kromatografi diantaranya adalah ; Kromatografi kertas,
kromatografi lapisan tipis ( Thin Layer Chromatography ), kromatografi gas ( Gas Chromatography ),
dan kromatografi cair kinerja tinggi ( High Performance Liquid Chromatography ). Analisis kualitatif
dapat dilihat dengan membandingkan nilai Faktor Reterdasi (Rf) analit dengan nilai Faktor Reterdasi
(Rf) standar. Deteksi tersebut dilakukan dengan cara menscanning bercak dengan sumber cahaya
dalam bentuk celah atau slit yang dapat dipilih baik panjang gelombang maupun lebarnya.
Kromatografi lapis tipis merupakan jenis kromatografi yang dapat digunakan untuk
menganalisis senyawa secara kualitatif maupun kuantitatif. Lapisan yang memisahkan terdiri atas
bahan berbutir (fase diam) ditempatkan pada penyangga berupa pelat gelas, logam, atau lapisan
yang cocok. Campuran yang akan dipisah berupa larutan, ditotolkan berupa bercak atau pita,
setelah pelat/lapisan ditaruh dalam bejana tertutup rapat yang berisi larutan pengembang yang
cocok (fase gerak). Pemisahan terjadi setelah perambatan kapiler (pengembangan), selanjutnya
senyawa yang tidak berwarna harus ditampakkan/dideteksi. Deteksi dilakukan dengan
menggunakan sinar UV. Biasanya yang sering digunakan sebagai materi pelapisnya adalah silika gel.
Silika gel
Yang paling banyak digunakan dalam pengujian, bersifat asam lemah, sering ditambah
CaSO4 (gibs) sebagai pengikat agar melekat kuat pada penyangga. Penambahan ini juga
mempercepat mengeringnya lapis tipis. Juga dapat ditambahkan indicator fluoresensi yang akan
berfluoresensi di bawah sinar UV pada 254 nm, hingga noda yang mengabsorpsi pada frekuensi
ini menjadi sangat kontras terhadap latar belakang yang berfluoresensi hijau kuning. Silica gel
sangat higroskopis, pada humaditas relative 45 – 75% akan menarik air sampai 7 – 20%. Derajat
diaktivasinya ditentukan oleh kelembaban ruangan dimana pemisahan akan dilakukan atau
tempat penyimpanan lapis tipisnya. Kemurnian juga penting karena dapat mempengaruhi watak
kromatografi beberapa senyawa tertentu. Pencemar dalam adsorben ini dapat juga
menyebabkan dekomposisi senyawa yang hendak dianalisa.
KLT DENSITOMETER
- Metoda analisis instrumental berdasarkan interaksi radiasi elektro magnetik dengan
analit yang merupakan noda pada KLT
- Alat dilengkapi dengan spektrofotometer yang mempunyai pancaran sinar dengan
panjang gelombang diatur dari 200 - 700 nm.
- Uji kualitatif dan kuantitatif dengan sistem absorbsi sinar atau emisi sinar (flouresensi)
Kromatografi lapis tipis densitometri dapat dilakukan untuk analisis kuantitatif dan kualitatif.
Teknik penggunaannya :
- Pengukuran sinar yang diserap dan diteruskan (hanya untuk TLC dengan pendukung gelas),
- Sinar yang diserap dan dipantulkan
- Atau sinar yang dipendarkan.
Susunan optik densitometer ini tidak banyak berbeda dengan spektrofotometer tetapi pada
densitometer digunakan alat khusus reflection photomultiplier, sebagai pengganti
photomultiplier pada spektrofotometer. Pada era perkembangan, saat ini pemakaian "Thin
Layer Chromatograph Scanner" yang lebih populer dengan nama densitometer makin
banyak dipakai.