1. Perbandingan nilai tR
Jika suhu dan Alir gas diatur Benar maka Waktu retensi Dan volume retensi
adalah sifat khas Dari suatu sampel Yang Dipisahkan-tR dapat digunakan
sebagai alat untuk identifikasi komponen sampel.Membandingkan nilai tR
Sampel dipisahkan Dengan nilai tR standar.
2. Kombinasi GC dan MS
Untuk senyawa yang tidak mempunyai senyawa Baku maka dapat dilakukan
Dengan metode ini,Hasil Pemisahan di dentifikasi dengan MS Sehingga
menghasilkan Spektra yang dibandingkan dengan nilai data base(library
instrumen)
Catatan:
1. Cuplikan
Cuplikan akan diinjeksikan ke dalam injektor kemudian diuapkan hingga
hasilnya berubah menjadi uap atau gas. Cuplikan yang sudah berbentuk
menjadi gas/uap akan masuk ke dalam kolom pemisah. Kemudian
komponen-komponen sampel yang akan terpisah ketika melewati kolom
karena perbedaan daya adsorpsi fasa diam dari komponen sampel tersebut.
Komponen yang telah terpisah didorong oleh fasa gerak agar dapat bergerak
di sepanjang kolom yang berupa pita-pita.
Sampel yang telah dipisahkan menjadi komponen-komponen akan keluar dari
kolom bersama fasa gerak. Konsentrasi komponen dapat diukur dengan
detektor yang menghasilkan sinyal untuk dikirim ke pencatat.
Komponen-komponen sampel yang telah terpisah juga menghasilkan kurva-
kurva karena masing-masing komponen ditahan pada kolom dalam waktu
berbeda-beda. Jangak waktu lamanya komponen ditahan oleh kolom adsorpsi
menjadi ciri khas komponen dengan sebutan waktu tambat atau waktu
retensi.
2. Interface
Prinsip kerja yang kedua dari kromatografi gas adalah interface. Prinsip ini
dikenal sangat penting karena prosesnya memiliki keterkaitan erat dengan
gas pembawa. Bagian interface menghubungkan antara kromatografi gas
dengan spektrometri massa ketika dalam kondisi hampa udara yang tinggi.
Tujuan interface adalah menghilangkan gas pembawa tanpa menghilangkan
analit. Pemindahan analit yang ideal harus secara kuantitatif dan mampu
mengurangi tekanan serta laju alir ke sebuah tingkat sehingga dapat ditangani
spektrum massa.
3. Spektrometri Massa
Spektrometri massa memiliki prinsip kerja sampel diuapkan dalam keadaan
vakum. Selanjutnya akan dialirkan menuju ruang pengion. Di ruang inilah,
sampel ditembak dengan arus partikel berenergi tinggi. Hasil adalah ion
dengan kelebihan energi atau disebut juga radikal ion yang mampu memecah
dan tidak bisa dipecah juga.
Spektrometri massa hanya mendeteksi ion-ion positif dan dipresentasikan
menjadi grafik atau tabel yang memuat puncak (massa/muatan) dengan
intensitas tergantung kelimpahan relatif ion.
4. Sistem Pengolah Data
Prinsip kerja yang terakhir dari kromatografi gas adalah sistem pengolah data.
Sesuai namanya, sistem ini berguna untuk pengolahan dan memberikan data
analisis. Selain itu juga berguna untuk menyimpan data analisis sebagai
pembanding dari data analisis analit hasil penentuan.
Data-data tersebut diberikan dengan tingkat keakuratan tinggi dan berkaitan
erat dengan penelitian atau eksperimen yang sedang dijalankan. Sistem
pengolah data sangat penting agar data-data tersebut bisa disimpan untuk
mendukung penelitian menjadi lebih baik lagi.
Dimana faktor yang mempengaruhi faktor retardasi adalah sistem pelarut, jumlah material yang terlihat,
absorben dan temperatur.
Gelas ukur
Kertas
Pensil
penggaris
Perekat
Pipet tetes
Zat pewarna
Pelarut
Prosedur kerja:
Membuat garis pada salah satu ujung kertas
Teteskan zat yang di uji padagaris garis ditetapkan sebagai garis acuan
Celupkan Ujung kertas yang dekat dengan garis kedalam larutan
Amati dan tunggu beberapa saat
Ukur jarak Antara batas Pelarut dan noda Terhadap garis
Buat perbandingan antara jarak noda terhadap Garis dengan jarak batas pelarut
Terhadap garis.
Nilai RF merupakan konstanta fisika. Nilai ini bergantung pada Beberapa faktor
yaitu Jenis kertas, ketebalan kertas,Jenis pelarut,suhu dan banyaknya tetesan.
Apabila dua zat pewarna berbeda dicampur Apakah nilai RF Masing-masing zat
pewarna tersebut Masih bisa terbaca?untuk mengetahuinya lakukan hal berikut:
Hasil
Pada akhirnya di dapatkan dua jenis zat pewarna yang terpisah Sehingga nilai
RF masing-masing zat pewarna bisa dihitung. Ternyata selama percobaan
dilakukan Pada kondisi,nilai RF masing-masing zat penyusun campuran Masih
tetap sama dengan Nilai RF zat murninya. Oleh karena itu metode ini dapat
digunakan untuk identifikasi Zat pewarna penyusun Campuran dengan
Membandingkan nilai RF Yang dimiliki masing-masing zat pewarna.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.dosenpendidikan.co.id/kromatografi-
adalah/
https://genecraftlabs.com/id/prinsip-kerja-
kromatografi-gas/
https://www.pakarkimia.com/kromatografi-lapis-
tipis/