PENDAHULUAN
Kromatografi merupakan suatu metode pemisahan yang dewasa ini telah banyak
digunakan, dibandingkan dengan metode yang lainnya seperti detilasi, kristalisasi,
pengendapan, ekstraksi, dan lain-lain mempunyai keuntungan dalam pelaksanaan yang lebih
sederhana, penggunaan waktu yang sangat singkat terutama mempunyai kepekaan yang
tinggi serta mempunyai kemampuan memisahkan yang tinggi, Metode ini digunakan, jika
dengan metode lain tidak dapat di lakukan misalnya karena jumlah cuplikan sangat sedikit
atau campurannya kompleks.Meskipun dasar kromatografi adalah suatu proses pemisahan
namun banyak diantara cara ini dapat digunakan untuk analisi kuatitatif. Jenis-jenis
kromatografi yang bermanfaat dalam analisi kualitatif dan analisis kuantitatif adalah
kromatografi kertas, kromatigrafi lapis tipis (KLT), kromatografi kolom, kromatografi gas,
dan kromatografi cair kinerja tinggi. Kromatografi kertas dan KLT pada umunya lebih
bermanfaat untuk tujuan indentifikasi, karena lebih mudah dan sederhana.
PEMBAHASAN
Rf = Jarak titik awal ke titik noda dibagi Jarak titik awal ke titik akhir pergerakan eluen.
Keakuratan hasil pemisahan dengan kromatografi bergantung pada beberapa faktor sebagai
berikut :
Analisa kromatografi dapat dibagi menjadi analisa kuantitatif dan analisa kualitatif.
a. Analisis Kuantitatif
Metode yang paling umum untuk menetapkan konsentrasi senyawa yang tidak
diketahui konsentrasinya dalam suatu sampel adalah dengan menggunakan plot kalibrasi
menggunakan baku eksternal. Larutan-larutan baku ini dirujuk sebagai baku eksternal karena
larutan-larutan baku ini disiapkan dan dianalisis secara ter-pisah dari kromatogram senyawa
tertentu yang ada dalam sampel. Sampel yang mengandung senyawa tertentu yang akan
ditetapkan konsentrasinya dan telah disiapkan, selanjutnya diinjeksikan dalam sistem
kromatografi yang digunakan dan dianalsis dengan cara yang sama. Konsentrasi senyawa
tersebut ditentukan dengan me-tode grafikdari kurva kalibrasi atau secara numerik.
Gambar 1.10. Kurva baku untuk menghitung sampel dengan menggunakan baku eksternal.
S1, S2, dan S3 adalah standar eksternal untuk kalibrasi; dan U adalah sampel yang tidak
diketahui konsentrasinya"
3. Normalisasi internal
Untuktujuan analisistertentu,hanyajumlah relatifanalitdalam suatu multikomponen
yang dibutuhkan. Hal ini dinormalisasi ke 100atau 1 dengan mengekspresikan jumlah relatif
masing-masing analit dalam suatu multikomponen sebagai persentase total (jika digunakan
normalisasi 100) atau fraksi (jika digunakan normalisasi 1). Normalisasi internal merupakan
nilai tertentu dalam kroma tografi untuktujuan kuantitatifyang mana beberapa sampel dapat
ditentukan secara bersama-sama dan konsentrasi absolut tidak di butuhkan. Untuk analisis
kuantitatif diasumsikan bahwa lebar atau tinggi puncak sebanding dengan konsentrasi atau
konsentrasi zat yang menghasilkan puncak. Dalam metode yang paling sederhana, diukur
lebar atau tinggi puncak, yang kemudian dinormalisasi (ini berarti bahwa setiap lebar atau
tinggi puncak diekspresikan sebagai suatu persentase dari total). Hasil normalisasi dari lebar
atau tinggi puncak memberikan komposisi dari campuran yang dianalisis.
Komposisi relatif dihitung dari respon alat, dan untuk kasus kromatografi digunakan
luas puncak masing-masing komponen dalam suatu campuran menggunakan rumus berikut:
%X1 = Ax / ∑ x 100%
Yang mana:
x, = salah satu komponen dari sebanyak n komponen
A = luas puncak atau respon lain yang terukur.
Ada dua hal yang harus diperhatikan jika menggunakan pendekatan ini untuk tujuan
analisis, yaitu: (i) kita harus yakin bahwa kita telah menghitung semua komponen, yang tiap-
tiap komponen muncul sebagai suatu puncakyang terpisah pada kromatogram. Hal ini
disebabkan komponen-komponen dalam suatu campuran dapat, berkoelusi. ditahan di dalam
kolom, atau terpisah secara sempurnatanpa terdeteksi, dan (ii) Rita harus mengasumsikan
bahwa Rita memperoleh respons detektor yang sama untuk setiap komponen. Untuk
mengatasi kesulitan ini, maka diperlukan kalibrasi detektor.
Untuk menggunakan metode ini datam KCKT, beberapa kondisi harus dipenuhi:
semua analit yang berada dalam sampel yang akan dianalisis harus terelusi dari kolom (tidak
ada retensi yang bolak-balik), dengan resolusi yang cukup; dan lebih lanjut semua analit
harus terdeteksi. Semua koefisien respon harus diketahui, pa ling tidak diperoleh secara
eksperimental. Metode ini tidak dapat digunakan untuk menentukan persentase komponen
apapun da lam suatu campuran jika koefisien respon tidak ada. Pada sisi yang lain,
keuntungan metode ini adalah bahwa tidak diperlukan untuk mengetahui banyaknya sampel
yang diinjeksikan.
b. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif ialah Indentifikasi dari suatu komponen atau lebih dari suatu cuplikan. Ada
3 pendekatan untuk analisis kualitatif yakni:
1.Perbandingan antara data retensi solutyang tidakdiketahui dengan data retensi baku
yang sesuai (senyawa yang diketahui) pada kondisi yang sama.
Untuk kromatografi planar (kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis), faktor
retardasi nilai R^ senyawa baku dan R^ senyawa yang tidak diketahui dibandingkan dengan
cara dilakukan kromatografi secara bersama-sama untuk menghilangkan adanya variasi
kondisi bahan yang digunakan dan variasi laboratorium.
Untuk kromatografi yang menggunakan kolom (seperti KCKT dan KG), waktu
retensi (tp) atau volume retensi (V^) senyawa baku dan tp atau Vp senyawa yang tidak
diketahui dibandingkan dengan cara kromatografi secara berurutan dalam kondisi alat yang
stabil dengan perbedaan waktu pengoperasian antar keduanya sekecil mungkin.
KESIMPULAN
1. Prinsip dasar dalam analisa kromatografi adalah berdasarkan pada prinsip distribusi
fasa yakni suatu perpindahan komponen-komponen zat yang dianalisa dari suatu fasa
yang bergerak (eluen) menuju ke fasa lain yang diam (adsorben) yang dilaluinya.
Eluen adalah pelarut yang dipakai dalam proses migrasi/pergerakan dalam membawa
komponen-komponen zat sampel atau fasa yang bergerak melalui fasa diam dan
membawa komponen-komponen senyawa yang akan dipisahkan. Sedangkan adsorben
adalah fasa diam yang mengikuti/menyerap zat yang dianalisa, contohnya kertas,
kanji, selulosa, silika gel, dll.
2. Analisakuantitatifadalahmenetukanjumlah (%) darikomponen-komponen yang
terpisahdarisuatucuplikan
3. 4 Metodeanalisakuantitatif, yaituMetodebakueksternal, Metode baku internal,
Normalisasi internal, Metode standar adisi
4. Analisis
Kualitatifadalahuntukindentifikasidarisuatukomponenataulebihdarisuatucuplikan
5. MetodeanalisakualitatifPerbandingan antara data retensi solut yang tidak diketahui
dengan data retensi baku yang sesuai (senyawa yang diketahui) pada kondisi yang
sama, dengan cara spiking, danMenggabungkan alat kromatografi dengan
spektrometer massa.
DAFTAR PUSTAKA