Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS INSTRUMENTAL

OLEH : KELOMPOK 1
Nopridayanti
Sinta Dewi Siregar
Wilda Muthmainnah
Yuli Hidayah
Kromatografi cair kinerja tinggi
(KCKT)
Name Here
Programmer

kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) adalah jenis kromatografi yang penggunaannya paling
luas. Kegunaan umum HPLC adalah untuk pemisahan dan pemurnian senyawa obat serta untuk
analisis kuantitatif senyawa obat dalam sediaan farmasetika. Disamping itu, HPLC
Namejuga
Here diguna
Designer
kan untuk identifikasi kualitatif senyawa obat berdasarkan pada parameter waktu retensi senya
wa obat standar serta senyawa obat dalam sampel (Gandjar dan Rohman, 2012).

Prinsip dasar dari KCKT, dan semua metode kromatografi adalah memisahkan setiap kom
ponen dalam sample untuk selanjutnya diidentifikasi (kualitatif) dan dihitung berapa kons
entrasi dari masing-masing komponen tersebut (kuantitatif).
Untuk pemisahan sejumlah senyawa organik, anorganik,
kegunaan KCKT 01 maupun senyawa biologis

Analisis ke tidak murnian


02
Analisis senyawa – senyawa tidak mudah
03 menguap

Penentuan molekul – molekul netral, ionik,


04 maupun zwitter ion

Isolasi dan pemurnian senyawa


05
Pemisahan senyawa – senyawa yang
06 strukturnya hampir sama

Pemisahan senyawa – senyawa dalam jumlah yang


07 sekelumit dalam jumlah banyak dan dalam skala
proses industri
Jenis – Jenis KCKT

Kromatografi padatan cair (LSC)


Teknik ini tergantung pada teradsorpsinya zat padat pada adsorben yang
polar seperti silika gel atau alumina. Kromatografi lapisan tipis (TLC)
adalah salah satu bentuk dari LSC.

Kromatografi partisi
Teknik ini tergantung pada partisi zat padat diantara dua pelarut yang tidak
dapat bercampur salah satu diantaranya bertindak sebagai rasa diam dan yang
lainnya sebagai fasa gerak.
Jenis – Jenis KCKT

Kromatografi pertukaran ion


Kromatografi Pertukaran ion adalah suatu metoda pemurnian menggunakan fase diam
yang dapat menukar kation atau anion dengan suatu fase gerak. Fase diam tersebut
merupakan suatu matriks yang kuat (rigid), yang permukaannya mempunyai muatan,
dapat berupa muatan positif maupun negatif. Mekanisme pemisahan berdasarkan pada
daya tarik elektrostatik.

Kromatografi Eklusi
Kromatografi ekslusi adalah suatu kromatografi kolom yang proses pemisahannya
didasarkan atas ukuran partikel solute. Kromatografi ekslusi dapat digunakan untuk
memisahkan suatu senyawa dari senyawa lain yang mempunyai berat molekul lebih
rendah atau tinggi, atau untuk memisahkan molekul-molekul yang mempunyai berat
molekul sama tetapi diameter berbeda.
INSTRUMEN KCKT
INSTRUMEN KCKT

a. Pompa (Pump)
Pompa reciprocating menghasilkan suatu aliran yang berdenyut teratur (pulsating), oleh karena
itu membutuhkan peredam pulsa atau peredam elektronik untuk, menghasilkan garis dasar (base
line) detektor yang stabil, bila detektor sensitif terhadapan aliran. Keuntungan utamanya ialah
ukuran reservoir tidak terbatas. Pompa syringe memberikan aliran yang tidak berdenyut, tetapi
reservoirnya terbatas (Putra, 2004).

b. Injekctor

Sampel yang akan dimasukkan ke bagian ujung kolom, harus dengan disturba
nsi yang minimum dari material kolom. Ada dua model umum :
a. Stopped Flow
b. Solvent Flowing
INSTRUMEN KCKT

c. kolom
pada KCKT merupakan bagian yang sangat penting, sebab pemisahan komponen –
komponen sampel akan terjadi di dalam kolom. Kolom KCKT dibuat dalam bentuk
lurus yang dimaksudkan untuk efisiensi kolom, sehingga didapkan harga H minimal.

d. detektor

Detektor
Suatu detektor dibutuhkan pada KCKT untuk mendeteksi adanya komponen
analit (analisis Kromatografi Cair Kinerja Tinggi kualitatif) yang berhasil
dielusi dari dalam kolom dan menentukan kadarnya (analisis kuantitatif).
Fase Gerak dan Fase Diam
Fase Gerak
campuran metanol atau asetonitril dengan air atau dengan larutan bufer. Untuk solut yang
bersifat asam lemah atau basa lemah, peranan pH sangat krusial karena kalau pH fase gerak
tidak diatur maka solut akan mengalami ionisasi atau protonasi. Terbentuknya spesies yang
terionisasi ini menyebabkan ikatannya dengan fase diam menjadi lebih lemah dibanding jika
solut dalam bentuk spesies yang tidak terionisasi karenanya spesies yang mengalami ionisasi
akan terelusi lebih cepat.

Fase Diam

silika yang dimodifikasi secara kimiawi atau fase terikat. Sejauh ini yang digunakan untuk
memodifikasi silika adalah hidrokarbon-hidrokarbon non-polar seperti dengan oktadesilsilana,
oktasilana, atau dengan fenil. Fase diam yang paling populer digunakan adalah oktadesilsilan
(ODS atau C18) dan kebanyakan pemisahannya adalah fase terbalik.
Contoh Cara Analisa

Analisa Kualitatif Name Here


Programmer

Sebuah kromatogram akan memberikan informasi kualitatif


terhadap solut tertentu dalam suatu sampel. Hal ini dapat dilihat dari
waktu retensi (tR) atau posisi pada fasa diam setelah masa elusi
Name Here
tertentu. Sejumlah informasi kromatogram dapat juga dibandingkan
Designer

dengan spektrum IR tunggal, NMR atau Massa.

Jika sampel tidak menghasilkan puncak pada waktu retensi (tR) yang
sama dengan standar, yang dijalankan dalam kondisi identik tertentu
maka dapat diasumsikan senyawa ini tidak ada dalam sampel atau
kadar dibawah limit deteksi dari prosedur.
Contoh Cara Analisa

Analisa Kuantitatif Name Here


Programmer

Analisa kuantitatif dari massa solut dalam suatu sampel dapat dilakukan
berdasarkan perbandingan pengukuran tinggi atau luas puncak dari solut
dengan puncak standar referensi pada konsentrasi yang diketahui.
Name Here
Designer

Analisa Berdasarkan Tinggi Puncak


Tinggi puncak kromatogram didapat dengan menghubungkan baseline
pada sisi puncak dengan garis tegak yang diukur mengenai puncak.
Tinggi puncak berbanding terbalik dengan lebar puncak.
Analisa Berdasarkan Luas Puncak
Luas puncak merupakan integrasi dari tinggi puncak (konsentrasi)
terhadap waktu (aliran volume dari fasa gerak) nilainya sebanding dengan
total massa solut yang dielusi.
Contoh Cara Uji

01 Uji Kualitatif

a. Larutan Standar
Ditimbang 25 mg baku pembanding paracetamol
dimasukan ke dalam labu takar 50 mL.

diencerkan dengan fase gerak hingga tanda batas.


Dikocok larutan hingga homogen.

Dipipet 1,0 mL dilarutan ke dalam labu takar 10 mL. diencer


kan dengan fase gerak hingga batas.

Disaring larutan dengan membrane filter PTFE ukuran 0,45


µm. larutan siap untuk diinjeksikan ke dalam alat KCKT.
Contoh Cara Uji

01 Uji Kualitatif
b. Larutan Uji

Ditimbang 25 mg bahan baku paracetamol dimasukan ke dalam labu takar


50 mL, diencerkan dengan fase gerak hingga sampai batas.

Dipipet 1.0 mL larutan ke dalam labu takar 10 mL. diencerkan dengan


fase gerak hingga tanda batas.

Disaring larutan dengan membrane filter PTFE ukuran 0.45 µm. larutan siap untuk
diinjeksikan ke dalam alat KCKT. Diinjeksikan masing-masing larutan standard
dan larutan uji ke dalam alat KCKT.

Rekam kromatogram yang terbentuk. Dibandingkan kromatogram larutan uji


dan larutan standar. Waktu retensi puncak larutan uji harus sama dengan
waktu retensi puncak larutan standar
Contoh Cara uji

02 Uji Kuantitatif
a. Larutan Standar

Ditimbang 25 mg baku paracetamol ke dimasukan kedalam labu takar 50 mL.


diencerkan dengan fase gerak hingga tanda batas.

Dikocok larutan hingga homogeny (larutan stok baku pembanding parasetmol).

Buat serngkaian pengenceran larutan standar untuk pembuatan kurva kalibrasi.


Di Pipet masing-masing 0,2; 0,4; 0.6;0.8;1.0; dan 1,5 mL larutan stok
pembanding ke dalam labu takar 10 mL.

diencerkan dengan fase gerak hingga tanda batas. Disaring larutan dengan
membrane filter PTFE ukuran 0.45 µm.

larutan siap diinjeksikan ke dalam alat KCKT. Dihitung


konsentrasi masing-masing larutan kurva kalibrasi.
Contoh Cara Uji

02 Uji Kuantitatif

b. Larutan Uji

Ditimbang 25 mg bahan baku parasetamol kedalam labu takar 50 mL.


diencerkan dengan fase gerak hingga tanda batas.

Dikocok larutan hingga homogeny . dipipet 1,0 mL larutan


kedalam labu takar 10 mL.

diencerkan dengan menggunakan fase gerak hingga tanda batas. Disaring


larutan dengan membrane filter nilon ukuran 0,45 µm .
larutan siap untuk diinjeksikan kedalam alat KCKT.
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. 1979. Farmakope Indonesia Ed


isi III. Departemen Kesehatan R.I Jakarta
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. 1995. Farmakope Indonesia Ed
isi IV. Departemen Kesehatan R.I Jakarta
Gandjar, Gholib., dan Rohman, 2009. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar:
Yogyakarta.
Johnson, E. L. and Steven son, R. 1978. Basic liquid chromatography. Varian,
California
Lindsay, S. 1992. High performance liquid chrotomagraphy second edition, John
Wiley &Sons, Chischer, New York, Brisbane, Toronto, Singapore
Rucker, G .1988. Instrumentelle pharmazeutische Analytik : lehbuch zu spektroskop
, chrotograph.u. elektrochem.Analysemethoden/von G. Rucker. M. Neu
gebauer ; G.
Snyder, L. R and Kirkland J.J. 1979. Introduktion to modern liquid chromatography
. second edition. John Wiley & Sons.Inc NewYork, Chihester, Briebae,
Toronto, Singapore
Thank you

Anda mungkin juga menyukai