Anda di halaman 1dari 11

Nama : Yentipia

Nim : 1848201076
Kelas : IV JK

Riset Informasi Kesehatan, Vol.7, No.1 Juni 2018

Skrining antikanker menggunakan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) pada
ekstrak metanol daun saga (Abrus precatorius L.) dengan partisi etanol

Kurnia Ritma Dhanti1


1 Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Email korespondensi : Kurniaritmadhanti@ump.ac.id

Pengembangan senyawa antikanker dari bahan alami perlu dilakukan untuk


meminimalisir efek samping dari penanganan penyakit kanker yang saat ini banyak
dilakukan. Suatu senyawa dapat diketahui potensi antikankernya dengan pendekatan
menggunakan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test). Ekstrak metanol daun
saga (Abrus precatorius L.) bersifat toksik terhadap larva A. salina Leach. Tujuan
penelitian adalah mengetahui bagian teraktif dari ekstrak metanol daun saga
yang dipartisi (dipisahkan) menggunakan pelarut etanol.
Ekstrak metanol daun saga dipartisi dengan pelarut etanol hingga terbentuk
bagian larut dan tidak larut. Kedua bagian tersebut diuji menggunakan metode
BSLT dengan 5 kali ulangan dan 3 replikasi yang masing-masing menggunakan 10
ekor larva A.salina.
Dari perhitungan didapatkan nilai LC 50 bagian larut etanol sebesar 144,544 ppm
sedangkan nilai LC50 bagian tidak larut etanol sebesar 151,356 ppm. Bagian larut etanol
menyebabkan persentase kematian yang lebih tinggi daripada bagian tidak larut. Nilai
LC50 bagian larut etanol lebih rendah dibanding bagian tidak larutnya. Semakin
rendah nilai LC 50 senyawa, maka semakin berpotensi pula untuk dikembangkan sebagai
agen antikanker.
Riset Informasi Kesehatan, Vol. 8, No. 1 (Juni 2019)
ISSN 2548-6462 (online), ISSN 2088-8740 (print)
DOI:
10.30644/rik.v7i1.216
Toksisitas kombinasi ekstrak etanol 70% daun petai cina (Leucaena leucocephala
(Lam.) de Wit) dan kulit jengkol (Archidendron jiringa (Jack) I.C.Nielsen) dengan
metode Brine Shrimp Lethality Test
Harry Noviardi1, Sitaresmi Yuningtyas1, Diah Ajeng Tri1,
Ahmad Ben1, Padmono Citroreksoko1
1Program Studi Farmasi, Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor
Indonesia
Diterima: 14 Mei 2019 ; direvisi: 22 Mei 2019; dipublish: 30 Juni 2019

Daun Petai cina dan kulit jengkol mengandung senyawa bahan alam seperti
alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan triterpenoid. Senyawa bahan alam tersebut diduga
berpotensi sebagai antikanker. Uji toksisitas digunakan untuk mendeteksi potensi senyawa
antikanker.Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan nilai toksisitas dari kombinasi
ekstrak daun petai cina dan kulit jengkol.
Proses ekstraksi menggunakan perbandingan bobot ekstrak daun petai cina dan
kulit jengkol yang digunakan secara berturut-turut 1:1, 1:3, 1:5, 1:7, dan 1:9. Metode
toksisitas yang digunakan adalah Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) dengan hewan uji
Artemia salina L. Parameter yang diukur adalah nilai lethal concentration (LC50).
Nilai LC50 yang diperoleh dari kombinasi ekstrak daun petai cina dan kulit jengkol
1:1, 1:3, 1:5, 1:7 dan 1:9 secara berturut-turut sebesar 85.27, 30.41, 21.76, 14.06 & 1.358
ppm. Hasil penelitian ini menunjukkan semua kombinasi ekstrak daun petai cina dan kulit
jengkol termasuk dalam kategori sangat toksik.
Kombinasi ekstrak daun petai cina dan kulit jengkol memberikan efek sangat toksik
yang diduga berpotensi sebagai antikanker.
Riset Informasi Kesehatan, Vol. 8, No. 2 (Desember 2019)
ISSN 2548-6462 (online), ISSN 2088-8740 (print)

DOI:
10.30644/rik.v8i2.234

Teh bawang dayak (Eleutherine americana Merr) menurunkan tekanan darah sistolik dan
diastolik pada pasien hipertensi

Annaas Budi Setyawan*, Burhanto

Program Studi D3 Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, Indonesia


Email : abs564@umkt.ac.id
Accepted: 29 Agustus 2019; revision: 23 September 2019; published: 31 Desember 2019

Bawang Dayak(Eleutherine americana Merr) merupakan salah satu tumbuhan yang


sejak lama digunakan oleh masyarakat Dayak di Kalimantan Timur untuk mengobati
beberapa penyakit antara lain sebagai obat kanker payudara, darah tinggi (hipertensi),
kencing manis (diabetes melitus) dan kolesterol. Umbi bawang dayak mengandung
flavonoid yang berguna untuk melancarkan peredaran darah dan mencegah terjadinya
penyumbatan pada pembuluh darah, sehingga darah dapat mengalir dengan normal.
Tujuan dari penelitian ini membuktikan efek teh bawang dayak terhadap penurunan
tekanan darah pada pasien hipertensi.
Metode penelitian menggunakan rancangan one grup pretest and posttest tanpa
kelompok pembanding (kontrol). Sampel dalam penelitian ini adalah warga dengan
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Wonorejo Samarinda sebanyak 20 orang. Uji
Bivariat menggunakan Paired t-test untuk mengetahui perbedaan tekanan darah sebelum
dan sesudah diberikan teh bawang dayak
Hasil analisis uji statistik menunjukkan bahwa pada variabel tekanan darah diukur
melalui sistolik dan diastolik nilai p value adalah 0.001 (<0.05) yang berarti teh
bawang dayak efektif menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
Teh bawang dayak efektif menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi
Riset Informasi Kesehatan Vol. 7 No.2 Desember 2018
https://doi.org/10.30644/rik.v7i2.172
Potensi Lidah Mertua (Sansevierria trifasciata Prain) Dalam Menghambat Pertumbuhan
Bakteri Salmonella spp.dan Staphylococcus aureus
1 2 3
Desi Sagita , Siti Hamidatul Aliyah , dan Mery Safitri
1.2.3
Program Studi Farmasi STIKES Harapan Ibu, Jambi, Indonesia

Email korespondensi :daisyfarmasi@gmail.com

Lidah mertua (Sansevieria trifasciata Prain) sering dikenal dengan nama Snake
plant (tanaman ular) merupakan kelompok tanaman yang dibudidayakan masyarakat
sebagai tanaman hias. Telah banyak penelitian yang dilakukan terhadap daun dan
rhizome Sansevieria trifasciata Prain ini menunjukkan adanya kandungan senyawa yang
memiliki aktivitas farmakologi, yaitu saponin, tannin, flavonoid, dan glikosida. Ekstrak
tanaman ini memberikan aktivitas antibakteri, antialergi, antianafilaksis.Dari studi
literatur kebanyakan penelitian dari tanaman Sansevieria trifasciata Prain
menggunakan ektrak daun maupun rhizome. Berdasarkan hal tersebut maka pada
penelitian ini dilakukan pengujian fraksi non polar, semi polar dan polar daun
Sansevieria trifasciata Prain untuk menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella spp dan
Staphylococus aureus.

Proses ekstraksi Lidah mertua menggunakan metode maserasi pelarut etanol


selama 3 hari, dengan ulangan sebanyak 3 kali. Pengujian antibakteri menggunakan
metode difusi cakram. Penelitian ini menggunakan konsentrasi 30%, 40%, 50%, 60% dan
kontrol positif kloramfenikol 0.3 %. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi n-
heksana dan fraksi n- butanol menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella spp dan
Staphylococus aureus sementara fraksi etil asetat tidak memberikan aktivitas antibakteri.
Fraksi n-butanol mampu menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella spp dan
Staphylococcus aureus lebih besar dibandingkan fraksi lainnya. Fraksi n-butanol mampu
menghambat pertumbuhan bakteri dimulai konsentrasi 30%. Hal ini dikarenakan
fraksi n-butanol mengandung senyawa aktif antibakteri lebih banyak.
Fraksi n-butanol mampu menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella spp dan
Staphylococcus aureus lebih besar dibandingkan fraksi lainnya. Semakin tinggi
konsentrasi ekstrak maka semakin besar zona bening yang terbentuk.

Riset Informasi Kesehatan Vol.6 Nol 2 Desember 2017


Obat Tanaman Tradisional Suku Anak Dalam Jambi

Santi Perawati
Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi Indonesia
Email: santiperawati@stikes-hi.ac.id

Indonesia adalah negara dengan banyak suku dan budaya, salah satunya Suku Anak
Dalam (SAD) di provinsi Jambi. SAD juga dikenal sebagai Orang Rimba, mereka adalah
kehidupan semi nomaden, bergerak dari satu tempat ke tempat lain di kawasan Taman
Nasional Bukit Dua Belas. Setiap suku dipimpin oleh Temenggung sebagai kepala ahli
pengobatan penyakit menggunakan tanaman. Menurut statistik WHO 2014, penyakit infeksi
menyebabkan peningkatan angka kematian di Indonesia.

Data dikumpulkan dengan survei observasi etnofarmakologi beberapa tanaman di


Orang Rimba di Bukit 102 Taman Nasional Dua Belas Jambi untuk pengobatan penyakit
infeksi, dan pencarian literatur tentang tanaman yang digunakan untuk kimia dan
mekanisme untuk mengobati beberapa penyakit.

SAD sedikit berpakaian lebih mudah membuat kontak kulit langsung dengan
lingkungan itu menyebabkan infeksi kulit sangat mudah terjadi . Mereka menggunakan
beberapa tanaman untuk mengobati penyakit infeksi, beberapa penyakit termasuk
peradangan, diare, campak, dan malaria.

Penggunaan dan kemanjuran tanaman di wilayah tanaman yang sangat beragam


dapat memiliki banyak manfaat dan penggunaan. Lingkungan dan budaya terkait erat
dalam perawatan etnis (etnofarmasi). Keragaman tanaman dan cara menggunakan tanaman
mengobati penyakit menular yang sangat unik di setiap etnis. Tumbuhan sebagai media
pengobatan penyakit digunakan untuk setiap generasi, sehingga khasiatnya tidak perlu
diragukan lagi.
Riset Informasi Kesehatan, Vol. 8, No. 1 (Juni 2019)
ISSN 2548-6462 (online), ISSN 2088-8740 (print)

DOI: 10.30644/rik.v8i1.223

Uji aktivitas ekstrak biji ganitri (Elaeocarpus sphaericus Schum.) terhadap penurunan
kadar gula darah mencit jantan (Mus musculus L.)

1* 1
Hasyim As’ari , Tristi Indah Dwi K.
1
Program Studi Biologi, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
PGRI Banyuwangi, Banyuwangi, Indonesia
*Email korespondensi: hasyim.asari22@gmail.com

Biji ganitri (Elaeocarpus sphaericus Schum.) mengandung senyawa kimia seperti


glikosida, alkaloid, steroid, dan flavonoid berpotensi sebagai obat alami diabetes
.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aktivitas ekstrak biji ganitri
(Elaeocarpus sphaericus Schum.) terhadap penurunan kadar gula darah, serta kolesterol
dan trigliserida pada mencit (Mus musculus L.) jantan diabetes.
Dosis ekstrak biji ganitri yang digunakan yaitu 650 mg/kg BB, 1300 mg/kg BB
dan 2600 mg/kg BB. Kontrol terdiri dari kontrol positif (K+) berupa pemberian
suspensi glibenklamid 0,013 mg/kg BB dalam aquades dan kontrol negatif (K-) berupa
aquades. Parameter yang diamati adalah kadar gula darah, kolestrol dan trigliserida.
Pengukuran kadar gula darah, kolesterol, dan trigliserida mencit selama perlakuan
dilakukan pada hari ke-17 dan 25.
Perlakuan yang efektif dalam menurunkan gula darah, kolesterol, dan trigliserida
adalah dosis 2600 mg/kg BB, ditunjukkan dengan penuruanan kadar gula darah yang
relative sama dengan kontrol positif glibenklamide. Rata-rata kadar gula darah
mengalami penurunan dari sebelumnya antara 258,9-264,3 mg/dl menjadi 165,2
mg/dl, kadar kolesterol sebelumnya antara 135 -149,1 mg/dl menjadi 82,1 mg/dl,
serta kadar trigliserida sebelumnya antara 153,8 -159,6 mg/dl menjadi 79,3 mg/dl.
Terdapat pengaruh pemberian ekstrak biji ganitri (Elaeocarpus sphaericus
Schum.) terhadap penurunan kadar gula darah, kadar kolesterol, dan trigliserida.
Semakin tinggi dosis yang diberikan maka semakin tinggi penurunan kadar gula darah,
kadar kolesterol dan trigliserida mencit jantan.
HasilPenelitianJurnal.Teknol.danIndustriPangan,Vol.XIII,No.2Th.2002

PEMANFAATANBAHANTUMBUHANSEBAGAIBIOKATALISATORDALAMPRODUK
SI MINYAKSAWITKAYAASAMLEMAKOMEGA-3
[UsingofPlantBiocatalisatorforOmega-3PUFA-RichPalmOilProduction]
JennyElisabeth,D.Siahaan,danD.R.H.Simajuntak
1) Makalah dipresen tsikan pada Seminar Nasional PATPI, Semarang 9-10 Oktober 2001
2) Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Jl. Brigjen Katamso 51,Medan 20158

3) Alumnus FakultasPertanian,Unika St.Thomas SU, Medan

Penggabungan dari Omega 3 tak jenuh ganda berlemak asam(n-3PUFA)kemerahtelapak tangan

minyak dulu diselidiki oleh menggunakan asid olisisproses. Nasi dedak dan Carica papaya lateks (CPL)

digunakan sebagai biokatalis. Asidolisis antara minyak sawit merah dan PUFA n-3 berkonsentrasi dalam

bentuk asam lemak bebas dulu dilakukan tanpa pelarut, dengan bobot perbandingan dari n-3PUFA

berkonsentrasi untu ktelapak tangan minyak makhluk 1: 1.Itun-3PUFA konsentrat dulu siap dari tuna

minyak dengan metode kristalisasi.Itu Penelitian telah menunjukkan beras itulipase bekatul menunjukkan

lebih tinggi aktivitas untuk menggabungkann-3 PUFA menjadi minyak sawit merah dari CPL. Tingkat

EPA(asam eikosapentaenoat, C20: 5) dan DHA(docosahexaeboic acid, C22: 6) penggabungan adalah 3,4%

dan 12,7% dengan itu Nasi deda klipase,dan 1,7% dan 3,2% dengan itu CPL. Selanjutnya, Nasi dedak dari

beberapa varietas dari padi (Mamberamo, IR-64, Merah Munte,dan Cirata) diproduksi penggabungan yang

sama dari EPA dan DHA kemerah telapak tangan minyak. Nasi dedak dari berkecambah benih dari padi

melakukannya Tidak meningkatkan n-3 PUFA penggabungan menjadi minyak sawit merah. I ni berarti

bahwa dedak padi dalam bentuk aslinya dapat digunakan dan bertindak sebagai tidak bergerak lipase. Itu

adalah lebih mudah untuk menghapus itu Nasi dedak dari reaksi campuran dan penggunaan kembali itu

dedak untuk 14 waktu tanpa menurun-nya enzim aktivita


Perbandingan Morfologi Adipose-Derived Stem Cells asal Donor
Diabetes Melitus Tipe2 dalam Medium Mengandung Platelet-Ric
Plasma Dan Fetal Bovine Serum
Karina, ImamRosadi, Siti Sobariah, Iis Rosliana, KomangA.Wahyuningsih, ,Tias Widyastuti

HayandraLab, Yayasan Hayandra Peduli, Jakarta, Indonesia,Klinik Hayandra,

Yayasan Hayandra Peduli, Jakarta, Indonesia, Biomedik,Universitas Indonesia, Jakarta,

Indonesia, Histologi,Universitas Katolik Indonesia AtmaJaya, Jakarta, Indonesia

Abstrak
Salah satu terapi luka pada diabetes melitus tipe2 adalah terapi selpunca.Lingkungan
mikro bagi sel termasuk selpunca, dapat rusak akibat komplikasi dari diabetes. Lingkungan
mikro yang rusak tersebut dapat menyebabkan penuaan (senescent) dini pada selpunca.Studi
ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh morfologi adipose-derived stemcells (ADSCs)
dari donor diabetes mellitus tipe 2 dalam medium yang mengandung platelet rich plasma
(PRP). Tahapan studi yang dilakukan yaitu menghitung variasi densitas awal ADSCs.
Densitas awal untuk kultur ADSCs adalah 5,000; 10,000; dan 20,000 sel pada setiap
kelompok. Hasilnya menunjukkan bahwa morfologi ADSCs dalam medium PRP umumnya
lebih kecil dibandingkan morfologi ADSCs dalam medium FBS pada berbagai jumlah
densitas awal ADSCs yang dikultur. Morfologi ADSCs kelompok PRP didapatkan semakin
kecil luas morfologinya pada densitas kultur awal sel yang besar
(20,000=0,014mm;10,000=0,016mm;5,000=0,018mm) begitu juga kelompok FBS
(20,000=0,032mm;10,000=0,032mm;5,000=0,036mm). Luas ukuran ADSCs yang dikultur
menggunakan FBS jauh lebih besar dibandingkan PRP dan berbeda bermakna pada densitas
jumlah selawal yang dikultur sebanyak 20,000 sel (p<0,05). Berdasarkan hasil tersebut
menunjukkan bahwa morfologi ADSCs yang dikultur dengan kerapatan densitas 20,000 sel
dalam medium PRP memiliki ukuran sel yang lebih kecil secara signifikan dibandingkan
medium FBS.
Volume 11, Nomor 1, Tahun 2020
ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online)
http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK
Literature Review: Perbandingan Efektivitas Platelet Rich Plasma (PRP)
dengan Asam Hialuronat (HA) sebagai Terapi Osteoarthritis

Literature Review: Comparison Effectiveness of Platelet Rich Plasma (PRP)


vs Hyaluronic Acid as Therapy of Osteoarthritis

Bella Pratiwi Anzani


Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung, Indonesia

Prevalensi osteoarthritis prevalensinya semakin meningkat seiring dengan bertambahnya

usia. Pada osteoarthritis, terjadi perubahan proses biologi sendi yang mengakibatkan

gagalnya perbaikan kartilago yang rusak dan muncul manifestasi seperti penyempitan celah

sendi, osteofitosis, sklerosis subkondral, dan abnormalitas bentuk tulang. Diperlukan terapi

farmakologis seperti analgesik, kortikosteroid, glukosamin, kondroitin sulfat, dan obat

antiinflamasi non-steroid yang digunakan bersama dengan viscosupplementation untuk

meringankan gejala serta memperlambat perkembangan arthritis. Selain itu terapi injeksi

intraartikular juga digunakan sebagai pilihan yang baik untuk terapi osteoarthritis. Asam

hialuronat (HA) dan platelet rich plasma (PRP) adalah dua pilihan terapi intraartikular yang

dapat digunakan. Asam hialuronat dapat membentuk kembali matriks kartilago melalui

agregasi dengan proteoglikan serta dapat memperbaiki cairan sinovial yang ada pada sendi,

namun terapi dengan asam hialuronat memiliki efek yang tidak tahan lama, mahal dan efek

modifikasi struktural belum terbukti. Platelet rich plasma (PRP) merupakan suatu terapi

baru. PRP didapatkan dari hasil sentrifugasi darah dalam beberapa kali. PRP sangat mudah

didapat, harga murah dan non invasif. PRP mengandung berbagai growth factor yang dapat

meregenerasi kartilago yang rusak. PRP dapat diterapkan dan memiliki manfaat yang hampir

sama dengan HA, namun sampai saat ini belum ada konsensus yang menyatakan mana

outcome yang lebih baik diantara kedua terapi tersebut. Dari berbagai literatur diketahui

bahwa PRP lebih efektif dibandingkan asam hialuronat sebagai terapi osteoarthritis.
Riset Informasi Kesehatan, Vol. 8, No. 1 (Juni 2019)

ISSN 2548-6462 (online), ISSN 2088-8740 (print)

DOI: 10.30644/rik.v7i1.225

Monitoring penggunaan antibiotik di Bangsal Penyakit


Dalam RSUD Kerinci Septa Pratama
Program Studi Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi,
Jambi
Email korespondensi: septa.pratama@gmail.com

Diterima: 15 Juni 2019; direvisi: 18 Juni 2019; dipublish: 30 Juni 2019

Tingginya penggunaan antibiotik akan meningkatkan resiko penggunaan antibiotik yang


tidak rasional, angka mortalitas, biaya, kejadian efek samping obat dan resistensi antibiotik.
Oleh karena itu, penelitian mengenai penggunaan antibiotik di Indonesia dengan
mempergunakan metode berstandar internasional perlu dilakukan untuk menjamin
penggunaan antibiotik yang rasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola
penggunaan antibiotik di Bangsal Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Kerinci tahun 2016 dan 2017.

Data diambil secara retrospektif dengan metode purposive sampling. Sampel yang
memenuhi kriteria inklusi sebanyak 578 pada tahun 2016 dan 643 pada tahun 2017.
Penggunaan antibiotik dengan kode Anatomical Therapeutic Chemical J01 dihitung dalam
defined daily dose (DDD)/100 pasien-hari. Antibiotik-antibiotik dengan penggunaan total
mencapai 90% (Drug Utilization [DU] 90%) ditentukan berdasarkan total DDD/100
pasien-hari antibiotic-antibiotik tersebut,

Penggunaan total antibiotik di bangsal bedah/penyakit dalam RSUD Kerinci sebesar


49,66 DDD/100 pasien-hari. Penggunaan menurun di tahun 2017 menjadi 45,43 DDD/100
pasien-hari. Antibiotik yang tergolong ke dalam DU 90% tahun 2016 yaitu sefotaksim dan
seftriakson sebesar 83,83% (41,63 DDD/100 pasien-hari) dan 6,69% (3,32 DDD/100
pasien-hari) berturut-turut. Penggunaan antibiotik-antibiotik tersebut masih berkontribusi
terhadap 90% total penggunaan antibiotik pada tahun 2017 dengan penggunaan sebesar
81,02% (36,81 DDD/100 pasien-hari) dan 10,77% (4,89 DDD/100 pasien-hari) berturut-
turut.
Penggunaan cefotaxime dan ceftriaxone, antibiotik yang berkontribusi 90% dari total
penggunaan, harus dipantau karena berpotensi pada risiko resistensi bakteri terhadap
antibiotik

Anda mungkin juga menyukai