Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MATA KULIAH PENYELENGGARAAN GIZI HIV/AIDS

DAMPAK PEMBERIAN EKSTRAK MENIRAN PADA HUMAN


IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV)

Disusun oleh:
Adiene Pramita 101811233028
Annisa Ainur Rahma 101811233083

PROGRAM STUDI S1 GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Meniran merupakan tumbuhan genus Phylanthus (Euphorbiaceae) dengan 750-800
spesies yang banyak dijumpai di daerah tropis maupun subtropis. Beberapa spesies dari
tumbuhan ini telah memberi kontribusi dan dimanfaatkan dalam dunia kesehatan. Salah satu
spesiesnya yang cukup banyak dijumpai yaitu Phylanthus niruri Linn. (Alegantina, 2015: 12).
Meniran hijau (Phyllanthus niruri L) merupakan tumbuhan ternak liar yang mudah tumbuh
dimana saja. Meniran berasal dari Asia dan hingga kini sudah menyebar di Benua Afrika,
Australia, dan Amerika. (Kardinan, 2004: 6).

Meniran hijau (Phyllanthus niruri L) ini memiliki struktur yang hampir sama dengan
tumbuhan putri malu (Mimosa pudica). Perbedaan struktur tanaman yang dapat dilihat secara
langsung yaitu daun putri malu akan menutup ketika disentuh sedangkan daun meniran tidak.
Selain itu, pada bagian bawah ketiak daun meniran terdapat biji – biji kecil yang merupakan
bunga jantan meniran berbaris rapi dan bagian atas daun merupakan tempat bunga betina
sedangkan tumbuhan putri malu tidak. Meniran hijau dapat hidup di daratan mana saja baik di
tempat berbatu, tempat lembab seperti di sepanjang saluran air, ataupun di antara rumput dan
semak-semak. Meniran hijau juga tumbuh di dataran tinggi hingga ketinggian 1000 m dpl.
(Dalimarta, 2002 dalam Rivai, 2013: 15). Tanaman ini memiliki berbagai manfaat, salah satunya
adalah sebagai obat antivirus. Senyawa yang ditemukan pada Meniran antara lain triterpenoid,
avonoid, tanin, alkaloid, dan asam fenolat. Secara empiris, rebusan daun Meniran sering
dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengobati penyakit hati, diuretik, penyakit kelamin,
obat batuk, antidiare, sariawan, panas dalam dan tonik lambung. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Meniran berfungsi menghambat DNA polymerase dari virus hepatitis B dan virus
hepatitis lainnya, menghambat enzim reverse transcriptase dari retrovirus, antibakteri, antifungi,
antidiare, dan obat penyakit gastrointestinal lainnya. Melihat berbagai mafaat tersebut, maka
meniran kerap kali diujicobakan sebagai salah satu obat terapi untuk mengatasi penyakit
HIV/AIDS yang jga tergolong sebagai penyakit infeksi. Maka dari itu, makalah ini dibuat demi
mengetahui dampak pemberian tanaman meniran pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
1.2 Tujuan

1. Mengetahui dampak meniran bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi Meniran
Meniran (Phyllanthus niruri L) adalah tanaman dengan klasifikasi sebagai berikut :
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Phyllanthus
Spesies : Phyllanthus niruri L.

2.1 Hasil Riset Pertama


Berdasarkan hasil penelitian dari Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga Surabaya, peluang penderita HIV/AIDS untuk sembuh semakin
meningkat dengan mengombinasikan pengobatan antiretroviral dengan terapi adjuvant
menggunakan ektrak meniran atau phylanthus. Menurut DR.Drs.Suprapto Ma'at, Apt,
MS, ekstrak meniran berpotensi meningkatkan harapan kesembuhan para penderita
HIV/AIDS karena ekstrak meniran untuk penderita HIV AIDS bersifat sebagai
adjuvant,dan dapat meningkatkan kadar salah satu jenis sel pertahanan tubuh Limfosit T -
terutama sel T helper (sel Th). Ektrak meniran pada prinsipnya dapat digunakan sebagai
terapi adjuvant pada pengobatan infeksi yang membandel seperti infeksi virus, infeksi
jamur, infeksi bakteri, intraseluler dan penyakit infeksi kronis lainnya. Adjuvant sendiri
memiliki arti membantu dalam menanggulangi suatu infeksi. Selain diberikan obat
standar, dapat ditambahkan dengan stimulant atau adjuvant sehingga melalui terapi
adjuvant, proses penyembuhan penyakit bisa lebih cepat dan menghilangkan proses
kekambuhan,
DR.Suprapto meyakini ekstrak meniran bagi pengobatan AIDS setelah adanya
kasus peningkatan sel Th secara signifikan pada seorang pasien di RSUD Dr. Soetomo,
Surabaya. Pasien dengan riwayat tiga bulan terakhir suhu tubuhnya tidak pernah di
bawah 39 derajat celcius yang melalui serangkaian pengobatan namun tak kunjung
membuahkan hasil hingga disimpulkan mengalami masalah kekebalan tubuh dan
mengalami pemeriksaan kadar limfositnya - terutama sel Th (T-helper atau CD4+).
Seperti diketahui, sel T-helper ini berfungsi mengaktifkan dan mengatur sel-sel lainnya
pada sistem kekebalan (seperti limfosit B, makrofag dan limfosit T sitotoksik) yang
semuanya membantu menghancurkan sel-sel ganas dan organisme asing. Hasil
pemeriksaan T-helper ternyata menunjukkan bahwa kadarnya sangat rendah yakni 52,
yang bisa dikategorikan pasien sudah mengidap AIDS stadium lanjut. Dokter
memutuskan untuk memberikan ekstrak meniran dengan penambahan dosis secara
bertahap setiap bulan dan ternyata jumlah sel T-helper terus meningkat sebelum akhirnya
kembali normal memasuki bulan ketiga. Peneliti yang merencanakan penelitian lebih
lanjut terkait meniran ini, meyakini bahwa ekstrak meniran dapat membantu, mengobati,
penyembuhan HIV/AIDS atau setidaknya memperbaiki kualitas hidup dan
memperpanjang umur penderita HIV/AIDS.

2.2 Hasil Riset Kedua


Divisi farmasi, Institut of Chemical Technology, Universitas Mumbai
melakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian ekstra alkaloidal meniran pada
replikasi sel HIV. Penelitian ini menggunakan ekstrak meniran yang didapatkan dengan
membasahi bubuk kasar dari meniran yang telah dikeringkan dengan 25% ammonium
hidroksida dan membiarkannya selama satu malam dan mengolahnya kembali hingga
menghasilkan fraksi alkaloid 2 gr. Dari hasil penelitian tersebut, pemberian ekstrak
alkaloid dari meniran menyebabkan adanya penghambatan efek replikasi pada virus HIV-
1 dan HIV-2. Pemberian ekstrak meniran pada sel MT-4yang terinfeksi HIV
menunjukkan aktivitas yang menjanjikan untuk ketika diuji pada strain sel HIV-1.
Dimana CC50 untuk ekstrak tersebut menjadi 279,85 (± 15,24) µgmL-1 sedangkan EC50
menjadi 20,98 (± 4,12) µgmL-1. Menariknya, Indeks Selektivitas menunjukkan toksisitas
selektif yang jelas dari ekstrak alkaloid untuk sel virus. SI merupakan parameter penting
karena mencakup aktivitas antivirus dan toksisitas senyawa uji (Phyllanthus niruri).
Semakin tinggi nilai SI, semakin rendah toksisitas pada sel inang dan semakin tinggi
efeknya terhadap virus. Ekstrak alkaloid dari Phyllanthus niruri ketika diuji pada sel
HIV-2 juga menunjukkan penghambatan yang signifikan yang dibuktikan dengan EC50
11,53 (± 2,91) µgmL-1 dengan Indeks Selektivitas 25,83 seperti yang lebih tinggi
daripada yang diamati untuk HIV- 1.
Berdasarkan penelitian ini, akan optimis untuk menganalisis pemanfaatan
ekstrak alkaloidal meniran dalam mengurangi penyakit yang mengancam jiwa terkait
kekebalan seperti AIDS karena aktivitas anti-HIVnya yang menjanjikan. Data yang
diperoleh memiliki signifikansi yang menonjol mengingat fakta bahwa penelitian tentang
meniran hingga saat ini tidak pernah berfokus pada identifikasi konstituen yang
bertanggung jawab atas efek penghambatan pada sitopatogenitas yang diinduksi oleh
HIV pada jalur sel MT-4 manusia. Hasil yang diperoleh dengan ini membuka potensi
tersembunyi dari tanaman ini dengan fokus pada efek biologisnya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Meniran merupakan tanaman herbal yang berpotensi memiliki dampak besar
dalam peningkatan kondisi tubuh pasien HIV/AIDS. Hal tersebut dapat dilihat dari
dampak yang diberikannya pada penghambatan reproduksi sel HIV sertaadanya
peningkatan jumlah sel T-helper pada pasien dengan HIV sehingga perlu adanya studi
lebih lanjut mengenai tumbuhan ini agar dapat dimanfaatkan lebih maksimal kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Alegantins, S.,dkk. 2015. Pengujian Mutu dan Penetapan Kadar Filantin Pada EkstrakEtanol
Herba Meniran (Phyllanthus niruri Linn).Bul. Peneliti Kesehatan. 43(1).
Kardinan, I. A., & Kusuma, F. R. (2004). Meniran penambah daya tahan tubuh alami.
AgroMedia.
Naik, A. D. Etc. 2003. Effects of Alkaloidal Extract of Phyllanthus Niruri on HIV Replication.
Mumbai. Indian Journal of Medical Sciences Vol. 57 No. 9;387-393.
Rivai, H., Refilia S., Agusri, B. (2013). Karakterisasi Ekstrak Herba Meniran (Phyllanthus niruri
Linn) dengan Analisa Fluorensi.Jurnal Farmasi Higea, 5(2.
Kompas.com. 2008. Ekstrak Meniran bantu Penderita AIDS.
https://lifestyle.kompas.com/read/2008/08/21/17234821/ekstrak.meniran.bantu.penderita.ai
ds diakses pada 21 Desember 2020 pukul 22.34

Anda mungkin juga menyukai