Anda di halaman 1dari 10

Efektivitas Antibakterial Ekstrak Air dan Etanol dari Daun Mali-mali (Leea

indica) terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 10145 In Vitro


Satria Putra Wicaksana1, MT. Kamaluddin2, Theodorus2
1. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia
2. Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia

E-mail: satriaputrawicaksana3@gmail.com

Abstrak

Penggunaan antibiotik yang sangat luas dan sering dilakukan secara tidak tepat di berbagai rumah sakit, serta tidak
berdasarkan indikasi menyebabkan terbentuknya banyak bakteri yang resisten terhadap antibiotik, terutama bakteri gram
negatif Pseudomonas aeruginosa yang memiliki kompleksitas mekanisme resistensi yang sudah meluas di Asia, Amerika,
dan Eropa. Saat ini, penelitian yang bertujuan untuk mencari antibiotik lain khususnya antibakteri alami telah banyak
dilakukan. Ekstrak air dan etanol daun Mali-mali (Leea indica) memiliki kandungan senyawa flavonoid, terpenoid, tannin,
alkaloid, dan saponin yang dapat menghambat bahkan membunuh bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
perbedaan efektivitas ekstrak air dan etanolnya yang dibandingkan dengan Siprofloksasin sebagai drugs of choice
terhadap Pseudomonas aeruginosa. Penelitian eksperimental dengan metode Post-test Only Control Group Designed
dilakukan dengan empat kali pengulangan dan menggunakan Siprofloksasin sebagai kontrol positif dan aquades sebagai
kontrol negatif, serta ekstrak air dan etanol yang dibagi ke dalam lima gradien konsentrasi yang berbeda, yaitu 0,125
gr/ml, 0,250 gr/ml, 0,500 gr/ml, 0,750 gr/ml dan 1,000 gr/ml. Hasil Uji difusi Kirby-Bauer menunjukkan bahwa ekstrak
air mempunyai daya hambat bakteri pada semua konsentrasinya, sedangkan ekstrak etanolnya hanya menunjukkan daya
antibakteri pada sebagian pengulangan dan pada konsentrasi 0,750 gr/ml dan diatasnya dengan diameter zona hambat
sebesar 13 mm. Selain itu pada uji kesetaraan menunjukkan ekstrak air 0,125 gr/ml dengan rata-rata diameter zona hambat
17,417 0,6860 mm setara dengan 1,19 x 10-18 gr/ml Siprofloksasin dengan rasio 1:0,952 x 10-17. Hasil ini menunjukkan
bahwa Ekstrak air memiliki perbedaan aktivitas antibakterial yang signifikan dengan nilai p<5% dibandingkan dengan
ekstrak etanol dan Siprofloksasin (0,5 mg/ml), namun tidak lebih efektif bila dibandingkan dengan Siprofloksasin dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa.
Kata kunci: ekstrak, Mali-mali, Pseudomonas aeruginosa, in vitro.

Abstract
Antibacterial Effectiveness of Water and Ethanol Extracts from Mali-mali Leaves (Leea indica) against Pseudomonas
aeruginosa ATCC 10145 In Vitro. The usage of Antibiotics widely and unappropriate in many hospitals, and also not
based on indication cause a lot of resistant bacterial againt antibiotics, especially gram-negative bacterium Pseudomonas
aeruginosa that have resistant-mechanism complexity which is widely in Asia, Amerika, and Europe. Nowadays, a lot of
researchs which have purpose in founding other antibiotics especially natural antibacterial have been reported. Water and
ethanol extracts from Mali-mali leaves (Leea indica) which have flavonoid, terpenoid, tannin, alkaloid and saponin in its
contens can cause impeded even death of bacterial growth. The aimed of this research is finding out about the difference
of effectiveness between water and ethanol extracts against Ciprofloxacine as drugs of choice in inhibit growth of
Pseudomonas aeruginosa. Experimental research with Post-test Only Control Group Designed method have been done
by four times repeating and using Ciprofloxacine as Positive control, aquades as Negative control, also water and ethanol
extracts that divided into five difference concentrations (0,125 gr/ml, 0,250 gr/ml, 0,500 gr/ml, 0,750 gr/ml dan 1,000
gr/ml). The Results of Kirby-Bauer diffusion method indicated that water extract showed antibacterial activity in each of
concentrations, meanwhile antibacterial activity of ethanol extracts just showed on concentrations 0,750 gr/ml above with
diameter of inhibitory zone 13 mm. In otherside, equality test of doses showed that 0,125 mg/ml water extracts with mean
of diameter of inhibitory zone 17,417 0,6860 mm equal with 1,19 x 10-18 gr/ml Ciprofloxacine and its ratio is 1:0,952
x 10-17. This results indicated that water extract has significantly difference of antibaterial activity with p<5% just than
ethanol extract and Ciprofloxacine (0,5 mg/ml), but its not more effective than Ciprofloxacine in inhibit the growth of
Pseudomonas aeruginosa.
Keywords: extract, Mali-mali, Pseudomonas aeruginosa, in vitro.
1. Pendahuluan Pada bakteri Pseudomonas aeruginosa,
diperoleh data penelitian bahwa telah terjadi
Infeksi masih merupakan masalah kesehatan penurunan sensitifitas yang mulai meluas baik
masyarakat yang penting untuk dihadapi saat di Asia, Eropa, Amerika Serikat, Timur
ini. Infeksi merupakan penyebab utama Tengah, dan Indonesia resistensi terhadap
kematian dan semakin buruknya kondisi banyak antibiotik diantaranya amoksisilin,
kehidupan jutaan orang di seluruh dunia1. sefadroksil, klindamisin, eritromisin,
Sampai saat ini, Pengendalian infeksi masih kanamisin, tetrasiklin, dan metronidazol7.
menjadi prioritas tersendiri dalam rencana Mekanisme resistensi ini disebabkan karena
strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015- terdapatnya kompleksitas mekanisme resistensi
2019 di Indonesia2. yang terjadi ketika pengkodean kromosom
Antibiotik sebagai obat antibkteri bekerja yang membuat Pseudomonas aeruginosa
dengan mekanisme dan tempat yang berbeda- menjadi salah satu tantangan terapi terbesar kita
beda3. Antibiotik merupakan bahan kimiawi saat ini3,8.
yang dihasilkan oleh organisme tertentu seperti Sampai saat ini, telah banyak dilakukan
bakteri dan jamur yang dapat mengganggu penelitian untuk menemukan antibiotik lain
organisme lain dan bekerja dengan cara khusunya antibakteri alami seperti yang berasal
membunuh bakteri (bakterisidal) dan dari kunyit, jahe, dan jagung dalam
menghambat pertumbuhan bakteri menghambat pertumbuhan bakteri, karena
(Bakteriostatik) atau mikroorganisme lainnya4. penggunaan antibiotik sintetik ternyata
Penelitian menunjukan sekitar 40-62% memiliki efek samping yang lain yang dapat
antibiotik digunakan secara tidak tepat untuk membahayakan kesehatan manusia akibat
mengatasi penyakit yang sebenarnya tidak residu kimia yang tersisa di dalam tubuh9.
membutuhkan antibiotik. Pada penelitian di Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
berbagai rumah sakit ditemukan 30-80% ekstrak air dan etanol pada daun anggur (Vitis
adanya penggunaan antibiotik yang tidak vinifera L) mempunyai aktivitas antibakteri
berdasarkan indikasi3. Selain itu, penerapan terhadap Staphylococcus aureus dan
antibiotik sampai saat ini tidak hanya ditujukan Pseudomonas aeruginosa melalui kandungan
kepada pengobatan manusia, namun juga dimilikinya seperti flavonoid, terpenoid, tannin,
ditemukan pada bidang lain seperti peternakan serta adanya saponin dan alkaloid yang
yang ditujukan pada profilaksis infeksi berperan dalam mengganggu integritas
terhadap hewan atau penggunaan pada membran sel dan merusak membran sitoplasma
tanaman. Akibat proses tersebut, terjadi sehingga memberikan efek bakterisidal, serta
pemaparan antibiotik yang terus-menerus dan mampu mendenaturasi protein yang dapat
berlebihan pada flora tubuh manusia dan hewan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan
sehingga terjadi proses seleksi bakteri yang bakteri bahkan menyebabkan kematian10,11.
resisten terhadap antibiotik5. Antibiotik telah Daun Mali-mali sebagai antimikroba
terbukti sangat bermanfaat bagi manusia sejak diketahui mengandung flavonoid, saponin,
ditemukannya sampai sekarang. Akan tetapi, tannin, alkaloid dan saponin pada analisis
penggunaan antibiotik terus-menerus ternyata fitokimianya12. Selain itu, penelitian tentang
memilik masalah tersendiri bagi kemajuan senyawa fenolik pada daun Mali-mali
pengobatan. Masalah yang terpenting adalah menjelaskan bahwa ekstrak airnya ternyata
timbulnya galur bakteri resisten terhadap jenis memiliki kandungan senyawa fenolik yang
antibiotik sehingga dapat menyebabkan lebih tinggi dibandingkan etanol, hexana, dan
pengobatan penyakit infeksi dengan antibiotik etil-asetat. Senyawa fenolik tersebut pada
tidak lagi efisien dan mungkin menjadi lebih konsentrasi rendah mampu merusak membran
mahal6. sitoplasma dan dapat menyebabkan kebocoran
pada inti sel, sedangkan pada konsentrasi tinggi
dapat menyebabkan koagulasi terhadap protein senyawa fitokimia pada daun Mali-mali masih
seluler, sehingga secara langsung senyawa terbatas13.
fenolik dapat berperan sebagai antibakteri
melalui prosesnya13,14. 2. Metode Penelitian
Tabel 1. Unsur Kimia pada Leea indica
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental
Fitokonstituen
Formula
Ekstrak
Bagian dalam bentuk in vitro menggunakan rancangan
molekul tumbuhan eksperimental sederhana (Post-test Only
-Sitoserol C29H50O Etanol Akar, daun Control Group Designed) dengan metode
Lupeol C30H50O Etanol Akar, daun pengambilan sampel berupa purposive
Di-n-octyl C24H38O4 Etanol sampling. Sampel pada penelitian ini adalah
Akar
phthalate bakteri Pseudomonas aeruginosa ATCC 10145
-Amyrin C30H50O Etanol Akar yang diperoleh dari RSUP dr. Mohammmad
Gallic acid C7H6O5 Etanol Akar, daun Hoesin Palembang.
Quercitrin C21H20O11 Etanol Akar Penelitian ini dilaksanakan di
Dibutyl C16H22O4 Etanol Akar Laboratorium Biologi Molekuler dan
phthalate Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
-Tocopherol C29H50O2 Etanol Akar Kedokteran Universitas Sriwijaya dengan
Di-iso buthyl C16H22O4 Minyak Siprofloksasin sebagai kontrol positif, aquades
Bunga
phthalate esensial
sebagai kontrol negatif, serta ekstrak air dan
Di-n-buthyl C16H22O4 Minyak Bunga
phthalate esensial etanol dari daun Mali-mali yang terbagi dalam
N-buthyl iso C16H22O4 Bunga lima gradien konsentrasi, yaitu 0,125 gr/ml,
Minyak
buthyl
esensial
0,250 gr/ml, 0,500 gr/ml, 0,750 gr/ml, dan
phthalate 1,000 gr/ml. Setiap kelompok perlakuan
Mollic acid C35H56O8 Seluruh
Etil asetat diulang sebanyak empat kali dan diuji dengan
arabinoside bagian
Mollic acid C35H56O8 Seluruh metode difusi agar Kirby-Bauer untuk melihat
Etil asetat aktivitas antibakteri melalui diameter zona
xyloside bagian
Phthalic acid
C8H6O4 Petroleum
Daun
hambat pertumbuhan yang terbentuk.
eter Daun Mali-mali (Leea indica) yang
C16H32O2 Petroleum Daun
Palmitic acid berasal dari desa Sumanik, kabupaten Tanah
eter
C20H42O Petroleum Daun Datar, Padang, diekstraksi dengan
Eicosanol menggunakan metode maserasi menggunakan
eter
Solanesol
C45H74O Petroleum Daun Rotary vacuum evaporator hingga dihasilkan
eter ekstrak yang kental yang digunakan sebagai
C15H26O Petroleum Daun
Farnesol bahan uji terhadap pertumbuhan bakteri
eter
C30H48O3 Petroleum Daun Pseudomonas aeruginosa. Masing-masing
Ursolic acid kelompok perlakuan diujikan kepada bakteri
eter
N-buthyl C11H14O5 Petroleum Daun Pseudomonas aeruginosa yang dibiakkan pada
gallate eter media Muller Hinton agar dan hasilnya diolah
Sumber: Mishra, 201415. menggunakan program Statistical Package for
Daun Mali-mali (Leea indica) dikenal the Social Science (SPSS) versi 22.
sebagai tanaman yang memiliki banyak khasiat 3. Hasil
seperti antioksidan, antimikroba, dan
antisitotoksik di banyak negara seperti Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran
Thailand, Malaysia, India, dan Cina. Akan Universitas Sriwijaya pada tanggal 15
tetapi, saat ini laporan penelitian tentang November sampai 7 Desember 2016.
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Air dan Pseudomonas aeruginosa. Daya hambat
Etanol daun Mali-mali pertumbuhan hanya terlihat pada konsentrasi
1,000 gr/ml, 0,800 gr/ml, dan 0,750 gr/ml pada
Ekstrak air daun Mali-mali dalam lima gradien pengulangan pertama masing-masing 15 mm,
konsentrasi yang diteteskan kepada 15 mm, dan 13 mm.
Pseudomonas aeruginosa setelah 24 jam
pengamatan memberikan efek daya hambat Tabel 2. Distribusi rata-rata daya hambat ekstrak
terhadap pertumbuhan bakteri (Gambar 1), air daun Mali-mali terhadap bakteri Pseudomonas
aeruginosa dalam berbagai konsentrasi
sedangkan pemberian ekstrak etanolnya hanya
memberikan efek daya hambat pertumbuhan Konsentrasi N Mean SD p value
bakteri pada sebagian konsentrasi dan dua
pengulangan pertama (Gambar 2). (gr/ml) (mm)

0,125 4 17,417 0,6860 0,000

0,250 4 19,332 0,8179

0,500 4 21,250 0,9574

0,750 4 23,167 0,9994

1,000 4 25,500 1,2910

Kontrol 4 20,585 1,4752


Positif

Pada konsentrasi 0,125 gr/ml dan 0,250


gr/ml memberikan efek daya hambat
Gambar 1. Pembentukan zona hambat ekstrak air pertumbuhan kuat yang berada pada rentang
dalam lima gradien konsentrasi 10-20 mm. pada konsentrasi 0,500 gr/ml, 0,750
gr/ml, dan 1,000 gr/ml menunjukkan bahwa
ekstrak airnya memiliki efek daya hambat
pertumbuhan sangat kuat seperti kontrol positif
(siprofloksasin 0,5 mg/ml) terhadap bakteri
dengan diameter >20 mm (Tabel 2).

Analisis Data

Dari hasil perhitungan rerata dan standar


deviasi diameter zona hambat pada tabel 2,
Gambar 2. Pembentukan zona hambat ekstrak selanjutnya dilakukan uji normalitas dan uji
etanol dalam lima gradien konsentrasi homogenitas varians sebagai persyaratan untuk
memperoleh hasil uji one-way ANOVA yang
Berdasarkan gambar 2. terlihat bahwa valid yang diteruskan dengan uji Post-Hoc
tidak semua perlakuan ekstrak etanol daun Bonferroni untuk mengetahui setiap kelompok
Mali-mali mampu memberikan efek daya yang memilki perbedaan signifikan.
hambat pertumbuhan terhadap bakteri
Tabel 3. Distribusi kelompok data Tabel 3 dan Tabel 4 memperlihatkan
bahwa hasil pengukuran diameter zona hambat
Shapiro-Wilk pada setiap konsentrasi ekstrak air dan kontrol
Kelompok Perlakuan
Statistik Df Sig. positif yaitu siprofloksasin 0,5 mg/ml
berdistrbusi normal dan memiliki variansi data
0,125 gr/ml 0.827 4 0.160 yang homogen. Selanjutnya sebelum dilakukan
0,250 gr/ml 0.861 4 0.262 uji one-way ANOVA, perlu dilakukan uji T
Ekstrak air Independent untuk melihat Perbandingan
daun Mali- 0,500 gr/ml 0.863 4 0.272 efektivitas antara kontrol positif dan ekstrak air
mali dalam lima gradien konsentrasi. Dari hasil uji
0,750 gr/ml 0.85 4 0.225
Independent T Test didapatkan nilai
1,000 gr/ml 0.993 4 0.972 probabilitas kelompok kontrol positif
Kontrol (siprofloksasin 0,5 mg/ml) dengan semua
0.878 4 0.331 kelompok kecuali ekstrak air 0,125 gr/ml, 0,750
Positif
gr/ml, dan 1,000 gr/ml >0,05 (Tabel 11).
Shapiro-Wilk test, p=0,05 Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat perbedaan rerata besar
Tabel 4. Variansi kelompok data
diameter zona hambat antara kelompok kontrol
Levene Statistik df1 df2 Sig. positif dengan semua kelompok kecuali ekstrak
air 0,125 gr/ml, 0,750 gr/ml, dan 1,000 gr/ml.
1,878 5 18 0,148

Levenes test, p=0,05

Tabel 5. Perbandingan efektivitas antara ekstrak air dan siprofloksasin

Mean diameter zona Mean diameter


Kelompok Kelompok p value
hambat zona hambat
Kontrol Positif 20,585 1,4752 Ekstrak air 0,125 gr/ml 17,417 0,6860 0,008
Ekstrak air 0,250 gr/ml 19,332 0,8179 0,188
Ekstrak air 0,500 gr/ml 21,250 0,9574 0,478
Ekstrak air 0,750 gr/ml 23,167 0,9994 0,027
Ekstrak air 1,000 gr/ml 25,500 1,2910 0,002
Ekstrak air 0,125 gr/ml 17,417 0,6860 Ekstrak air 0,250 gr/ml 19,332 0,8179 0,012
Ekstrak air 0,500 gr/ml 21,250 0,9574 0,001
Ekstrak air 0,750 gr/ml 23,167 0,9994 0,000
Ekstrak air 1,000 gr/ml 25,500 1,2910 0,000
Ekstrak air 0,250 gr/ml 19,332 0,8179 Ekstrak air 0,500 gr/ml 21,250 0,9574 0,023
Ekstrak air 0,750 gr/ml 23,167 0,9994 0,001
Ekstrak air 1,000 gr/ml 25,500 1,2910 0,000
Ekstrak air 0,500 gr/ml 21,250 0,9574 Ekstrak air 0,750 gr/ml 23,167 0,9994 0,032
Ekstrak air 1,000 gr/ml 25,500 1,2910 0,002
Ekstrak air 0,750 gr/ml 23,167 0,9994 Ekstrak air 1,000 gr/ml 25,500 1,2910 0,029
Independent T-test, p=0,05
Tabel 6. Perbedaan efektivitas ekstrak air dalam berbagai konsentrasi

Sum of Squares Mean Square


Df Fh p
(SS) (MS)

Between Groups 162,145 5 32,429 28,207 0,000

Within Groups 20,694 18 1,150

Total 182,839 23

Uji one-way ANOVA


Keterangan:
SS : Jumlah Kuadrat df : Derajat Kebebasan
MS : Kuadrat Rerata Fh : Nilai F Hitung
p : Probabilitas (p=0,05)

Pada uji one-way ANOVA, diperoleh nilai Berdasarkan uji homogenitas varians
Fh yaitu 28,207. Pada p=0,05 dengan nilai df1 pada tabel 4 yang menyatakan bahwa data pada
dan df2 berturut-turut adalah 5 dan 18, maka kelompok perlakuan bersifat homogen, maka
diperoleh nilai Ftabel yaitu 2,77. Perbedaan nilai perlu dilakukan uji Post-Hoc Bonferroni untuk
dimana Fh>Ftabel menyatakan bahwa terdapat mengetahui setiap kelompok yang memiliki
perbedaan yang signifikan dari efektivitas perbedaan signifikan.
ekstrak air daun Mali-mali pada berbagai Hasil uji statistik menggunakan Post-Hoc
konsentrasi dalam menghambat pertumbuhan Bonferroni menunjukkan adanya perbedaan
bakteri Pseudomonas aeruginosa, maka dengan efek daya hambat pertumbuhan pada ekstrak air
demikian H0 ditolak. 0,125 gr/ml terhadap ekstrak air 0,500 gr/ml,
0,750 gr/ml, dan 1,000 gr/ml, serta terhadap
kontrol positif dengan nilai p<0,05. Pada
ekstrak air dengan konsentrasi 0,125 gr/ml dan
0,250 gr/ml, 0,250 gr/ml dan 0,500 gr/ml, 0,500
gr/ml dan 0,750 gr/ml, serta 0,750 gr/ml dan
1,000 gr/ml tidak terdapat adanya perbedaan
efek daya hambat pertumbuhan bakteri dengan
nilai p>0,05. Grafik nilai diameter zona hambat
dan uji statistik menggunakan Post-Hoc
Bonferroni juga menunjukkan bahwa ekstrak
air dengan konsentrasi 0,250 gr/ml dan 0,500
gr/ml tidak memiliki perbedaan efek daya
hambat pertumbuhan bakteri terhadap kontrol
positif yaitu siprofloksasin 0,5 mg/ml, hal ini
menunjukkan bahwa ekstrak air dengan
konsentrasi 0,250 gr/ml dan 0,500 gr/ml
Gambar 3. Tampilan grafik nilai diameter zona
memiliki efek yang sama dengan siprofloksasin
hambat pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa
0,5 mg/ml dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Pseudomonas aeruginosa.
Tabel 7. Uji kesesuaian ekstrak air terhadap kontrol positif

Kelompok Ekstrak air Ekstrak air Ekstrak air Ekstrak air Ekstrak air
Kontrol +
Perlakuan 0,125 gr/ml 0,250 gr/ml 0,500 gr/ml 0,750 gr/ml 1,000 gr/ml

Kontrol + - 0,008* 1,000 1,000 0,047* 0,000*

Ekstrak air
0,008* - 0,317 0,001* 0,000* 0,000*
0,125 gr/ml

Ekstrak air
1,000 0,317 - 0,315 0,001* 0,000*
0,250 gr/ml

Ekstrak air
1,000 0,001* 0,315 - 0,315 0,000*
0,500 gr/ml

Ekstrak air
0,047* 0,000* 0,001* 0,315 - 0,098
0,750 gr/ml

Ekstrak air
0,000* 0,000* 0,000* 0,000* 0,098 -
1,000 gr/ml

Uji Post-Hoc Bonferroni, p=0,05

Uji Kesetaraan Ekstrak Tabel 8. Hasil uji kesetaraan ekstrak air daun Mali-
mali dengan antibiotik siprofloksasin terhadap
pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa
Uji kesetaraan perlu dilakukan untuk
mengetahui berapa besar konsentrasi ekstrak Konsentrasi Konsentrasi Antibiotik
dan konsentrasi antibiotik sipofloksasin yang Ekstrak Air Siprofloksasin
diperlukan untuk menghasilkan diameter zona
0,125 gr/ml 1,19 x 10-18 gr/ml
hambat yang sama. Untuk menentukan
kesetaraan dosis dilakukan uji Regresi linier Uji Regresi Linier
dengan membandingkan diameter zona hambat
Konsentrasi Hambat Minimum ekstrak air Pada Tabel 8, hasil uji kesetaraan
terhadap diameter zona hambat antibiotik menunjukkan bahwa 0,125 gr/ml ekstrak air
siprofloksasin. daun Mali-mali setara dengan 1,19 x 10-18 gr/ml
Pengaruh ekstrak air dan antibiotik antibiotik siprofloksasin terhadap pertumbuhan
siproflosasin terhadap diameter zona hambat bakteri Pseudomonas aeruginosa untuk
dianalisis dengan uji Regresi linier, didapatkan menghasilkan diameter zona hambat yang
persamaan: sama. Hal ini cukup membuktikan bahwa
antibiotik siprofloksasin msih lebih efektif
Y = a + bX dibandingkan ekstrak air dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Pseudomonas
Y = 18,336 + 0,066 (X) aeruginosa.

Keterangan:
Y : diameter zona hambat
X : Log konsentrasi antibiotik siprofloksasin
4. Pembahasan ditimbulkan oleh ekstrak air dan ekstrak etanol
dapat disebabkan karena pelarut air memiliki
Proses Ekstraksi kemampuan lebih banyak menarik senyawa
polar dan semi-polar antibakteri dibandingkan
Pembuatan ekstrak air dan etanol dari daun dengan pelarut etanol seperti flavonoid, tannin,
Mali-mali pada penelitian ini menggunakan alkaloid, dan fenol, sehingga pada prosesnya
metode maserasi yang bertujuan untuk menarik aktivitas antibakteri pada ekstrak etanol hanya
senyawa antibakteri yang terkandung dalam terlihat pada konsentrasi tertentu dan pada
daun Mali-mali. Metode ini merupakan salah pengulangan pertama. Selain itu hasil ini juga
satu metode ekstraksi senyawa organik yang sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
umum dan bekerja karena adanya perbedaan menyebutkan bahwa konsentrasi senyawa
tekanan di dalam dan di luar sel akibat fenolik sebagai antibakteri 2 kali lebih banyak
perendaman terhadap pelarut yang digunakan. ditemukan pada ekstrak air dibandingkan
Air dan etanol merupakan pelarut polar yang ekstrak etanol13. Flavonoid bekerja dengan
mampu melarutkan senyawa-senyawa organik merusak permeabilitas dinding sel. Flavonoid
yang terkandung dalam daun Mali-mali sesuai juga mampu menghambat motilitas bakteri dan
dengan tingkat kepolarannya. Pelarut dapat bersifat bakteriostatik dengan menginaktivasi
menarik senyawa pada tingkat kepolaran yang sistem enzim bakteri. Senyawa alkaloid dan
sama, namun senyawa dengan tingkat tannin juga berperan seperti flavonoid dengan
kepolaran yang lebih rendah dapat ditarik oleh merusak integritas membran sel sehingga dapat
pelarut dengan kepolaran yang lebih tinggi. Hal mengganggu proses kehidupan bakteri10,17,18.
ini tidak berlaku sebaliknya. Kuatnya peranan Selain itu saponin juga dapat menyebabkan
suatu ekstrak dalam menghambat pertumbuhan rusaknya membran sitoplasma sehingga sifat
bakteri tergantung pada besarnya jumlah permeabilitas membrane sel menjadi berkurang
senyawa antibakteri yang dapat ditarik oleh dan menyebabkan transport zat ke dalam dan ke
pelarutnya16. luar sel menjadi tidak terkontrol10.
Aktivitas Antibakteri Uji Kesetaraan Ekstrak Air terhadap
Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa Antibiotik Siproflokasin
pemberian ekstrak air dan etanol terhadap Berdasarkan uji regresi linier dengan
bakteri Pseudomonas aeruginosa mampu persamaan kesetaraan (Y = 18,336 + 0,066 (X))
memberikan efek daya hambat bakteri yang didapatkan bahwa Konsentrsi Hambat
terlihat melalui besarnya diameter zona hambat Minimum didapatkan pada konsentrasi 0,125
yang terbentuk. Pada ekstrak air, semua gradien gr/ml dengan respon hambat pertumbuhan kuat
konsentrasi menunjukkan adanya aktivitas (17,417 mm) dan setara dengan 1,19 x 10-18
bakteri yang semakin besar dimulai dari gr/ml antibiotik siprofloksasin. Hal ini
konsentrasi 0,125 gr/ml, 0,250 gr/ml, 0,500 menunjukkan bahwa antibiotik siprofloksasin
gr/ml, 0,750 gr/ml, dan 1,000 gr/ml yang masih lebih efektif dibandingkan dengan
menunjukkan bahwa kandungan senyawa ekstrak air daun Mali-mali. Menurut penelitian
antibakteri pada esktrak air cukup kuat dan sebelumnya tentang Pola Kepekaan
terus meningkat sesuai dengan besarnya Pseudomonas aeruginosa terhadap Antibiotik,
konsentrasi hasil ekstraksi. Namun hal yang tingkat kepekaan yang tinggi hanya dimiliki
berbeda terlihat pada kelompok perlakuan beberapa antibiotik seperti imipenem,
ekstrak etanol, dimana aktivitas antibakteri amikasin, norfloksasin, sefoperazon dan
hanya terlihat pada konsentrasi 1,000 gr/ml, siprofloksasin, sedangkan resistensi terlihat
0,800 gr/ml, dan 0,750 gr/ml dan tidak terjadi pada antibiotik ampisilin, amoksisilin
pada setiap pengulangan. Besarnya perbedaan klavulanat, seftizoksim, meropenem,
efek daya hambat pertumbuhan bakteri yang seftriakson, levofloksasin, sefotaksim,
gentamisin dan sefepim8,16. Hal ini TerjemahanOleh: Hartono, Andry. EGC,
menunjukkan bahwa saat ini cukup sulit Jakarta, hal. 2000 2001.
menemukan antibakteri yang peka terhadap 2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
bakteri Pseudomonas aeruginosa karena Indonesia Nomor 52 Tahun 2015 tentang
adanya hambatan permeabilitas oleh membran Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
luar lipopolisakarida secara alami dan adanya Tahun 2015-2019. Kementerian Kesehatan
faktor resistensi (R-factors dan RTF) dalam RI, Jakarta, Hal. 13-14.
plasmid yang dapat ditransfer secara transduksi 3. Nurmala., I. G. N. Virgiandhy., Andriani.,
dan konjugasi. Selain itu penelitian lain juga Delima, F. L. 2015. Resistensi dan
menyatakan bahwa saat ini resistensi terhadap Sensitivitas Bakteri terhadap Antibiotik di
Pseudomonas aeruginosa sudah mulai meluas RSU dr. Soedarso Pontianak Tahun 2011-
di Indonesia akibat pemakaian antibiotik yang 2013. eJKI. 3 (1).
meluas dan adanya penggunaan yang tidak 4. Benzoen, A., Van, H. W., Hanekamp, J. C.
berdsarkan indikasi7. 2001. Antibiotics: Use and Resistance
Mechanisms. Human Health and Antibiotic
Growth Promoters (AGPs), Geidelberg
5. Kesimpulan Appeal Nederland.
5. Parker M. T. 1982. Antibiotic Resistance in
Ekstrak air memiliki aktivitas antibakteri yang Phatogenic Bacteria. WHO Chronicle. 36
lebih baik dibandingkan ekstrak etanol karena (5): 191-196.
pelarutnya merupakan pelarut yang paling 6. Soedarmono, P. 1986. Kebijakan
efektif dalam menarik senyawa antibakteri Pemakaian Antibiotik dalam kaitannya
polar maupun semi-polar dibandingkan dengan dengan terjadinya Resistensi Kuman.
pelarut etanol, namun tidak lebih efektif bila Simposium Perkembangan Antibiotik pada
dibandingkan dengan Siprofloksasin dalam Penanggulangan Infeksi dan Resistensi
menghambat pertumbuhan bakteri Kuman, Jakarta.
Pseudomonas aeruginosa dengan rasio 1:0,952 7. Mardiastuti, H. W., Anis, K., Ariyani, K.,
x 10-17. Ikaningsih., Retno, K. 2007. Emerging
Resistance Phatogen: Situasi Terkini di
Ucapan Terima Kasih Asia, Eropa, Amerika Serikat, Timur
Tengah dan Indonesia. Maj Kedokt Indon.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada 37 (79).
semua pihak yang telah membantu dalam 8. Lister, D. P., Daniel, J. W., Nancy, D. H.
proses penelitian hingga terbitnya artikel ini, 2009. Antibacterial-resistant Pseudomonas
terutama kepada dosen pembimbing Prof. Dr. aeruginosa: Clinical Impact and Complex
dr. HMT. Kamaluddin, M.Sc., SpFK, dr. Regulation of Chromosomally Encoded
Theodorus, M.Med.Sc, dr. Ella Amalia, M.Kes, Resistance Mechanisms. Clincal
dr. Rachmat Hidayat, M.Sc, dan Dra. Lusia Microbiology Reviews. 22 (4): 582-610.
Hayati, M.Sc serta kepada setiap pihak yang 9. Widodo, E., Muhammad, H. N.,
telah berperan selama proses penelitian Muharlien., P. 2009. Inovasi Produksi dan
berlangsung. Pemanfaatan Antibiotik Alami
Terenkapsulasi sebagai Appetizer dan
Daftar Acuan Antimikroba dalam Pakan Unggas.
Departemen Pendidikan Nasional
1. Isselbacher, J. K., Eugene, B., Jean, D. W., Universitas Brawijaya, hal. 1.
Joseph, B. M., Anthony, S. F., Kasper, L. 10. Retnowati, Y., Nurhayati, B., Nona, W. P.
D. 2000. Harrison: Prinsip-prinsip Ilmu 2011. Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus
Penyakit Dalam, Edisi 13, Vol. 4. aureus pada Media yang Diekspos dengan
Infus Daun Sambiloto (Andrographis Soenarto Adisoemarto. Erlangga, Jakarta,
paniculata). Universitas Negeri Gorontalo. hal. 137-138.
6 (2). 15. Mishra, G., Ratan, L. K., Pradeep, S.,
11. Yaqin, A. 2014. Potensi Antibakteri Mohd, A. T. 2016. Ethnobotany and
Ekstrak Etanol, Fraksi Etanol-Air dan Phytofarmacology of Leea indica: an
Fraksi N-Heksana Ekstrak Etanol Daun Overview. Journal of Coastal Life
Anggur (Vitis vinifera L.) terhadap Medicine. 4 (1): 69-72.
Staphylococcus aureus dan Pseudomonas 16. Hilda. 2014. Pola Kepekaan Pseudomonas
aeruginosa Multiresisten. Fakultas aeruginosa terhadap Antibiotik di
Farmasi UMS Surakarta. Laboratorium Mikrobiologi Klinik RS dr.
12. Ramesh, D., Dhanya, R., Prashith, K. T. R., Moh. Hoesin Palembang Juli 2012-Juni
Onkarappa, R., Vinayaka, K. S., 2013. Skripsi Sarjana Kedokteran Fakultas
Raghavendra, H. L. 2015. Antifungal and Kedokteran Universitas Sriwijaya yang
Radical Scavenging Activity of Leaf and tidak dipublikasikan.
Bark of Leea indica (Burm. f.) Merr. 17. Mirzoeva, O. K., Grishanin, R. N., Calder,
Journal of Chemical and Pharmaceutical P. C. 1997. Microbiol Res: Antimicrobial
Research. 7 (1): 105-110. Action of Propolis and some of Its
13. Reddy, S. N., Suerialoasan, N., Saravana, Components: the Effect on Growth,
K. S., Norhanom, A. W., Kae, S. S. 2012. Membrane Potential, and Motility of
Phenolic Content, Antioxidant Effect and Bacteria. 152:239-46.
Cytotoxic Activity of Leea indica Leaves. 18. Sabir, A. 2008. In Vitro Antibacterial
BMC Complementary and Alternative Activity of Flavonoids Trigona Sp Propolis
Medicine. 12 (128). Againts Streptococcus.
14. Volk, W. A., Wheller, M. F. 1993.
Mikrobiologi Dasar. TerjemahanOleh:

Anda mungkin juga menyukai