Disusun oleh:
Anugerah Indah Mareta, S.Ked
04084821921030
FAKULTAS KEDOKTERAN
BAGIAN NEUROLOGI RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
OUTLINE
2
I
PENDAHULUAN
3
Pendahuluan
Klasifikasi menurut WHO tumor jaringan neuroepitelial,
tumor saraf kranial dan paraspinal, tumor meninges, Kategori
limfoma dan neoplasma hematopoietik, tumor sel germinal, Tumor
tumor sellar, dan tumor metastasis
SSP
Diperkirakan 24.620 kasus akan menjadi ganas
dari 69.720 kasus baru tumor SSP Primer Insidensi di Peningkatan Tekanan Intrakranial
AS nyeri kepala, muntah proyektil, edema
Symptoms papil, kejang, deficit neurologis hingga
Tumor paling agresif dengan herniasi
angka mortalitas sekitar 60%
Prognosis
4
II
TINJAUAN
PUSTAKA
5
1. ANATOMI OTAK Dari luar ke dalam:
1. Kulit kepala
2. Tengkorak
3. Meningens
4. Liquor
serebrospinal
6
2. KLASIFIKASI TUMOR
WHO mengklasifikasi berdasarkan temuan histologis yang diperbarui pada tahun
2007 yang berkolerasi dengan grading histologis tumor.
7
3. EPIDEMIOLOGI
(Sepsis-3)
1,4% dari semua tumor
dengan angka
mortalitas 60%
24.620 kasus
diperkirakan menjadi
ganas
SYOKDi SEPTIK
Amerika Serikat
TIK tekanan dalam ruang tengkorak yang diukur Meningkat jika tekanan lebih tinggi dari
dengan satuan mmHg 20 - 25 mmHg selama lebih dari 5 menit
9
5. PATOFISIOLOGI ↑ ↑ ↑ TIK pertama
kali dikompensasi
oleh kompresi sinus
Professor Monroe dan Kellie (1820) Volume dalam venosus dan
Prinsip TIK cranium selalu tetap, yang terdiri dari 8%LCS, 12% perpindahan LCS ke
darah dan 80% otak dan medulla spinalis lumbosacral sebelum
mengkompresi
kompartemen otak
lain
diatas normal
dibawah normal menyebabkan cedera
menyebabkan iskemik hiperemia dan
hiperperfusi
11
5. PATOFISIOLOGI
12
6. TANDA DAN GEJALA TUMOR OTAK
Gejala tumor otak dinilai dengan gejala peningkatan tekanan TIK tanpa disertai riwayat trauma atau komorbid lain
1. Nyeri kepala
2. Muntah proyektil
3. Edema papil
4. Defisit neurologis
5. Kejang umum/fokal
14
8. TATALAKSANA UMUM
Tujuan utama:
18
8. TATALAKSANA NYERI
19
9. Pemantauan TIK
Mencegah peralihan fase kompensasi ke fase dekompesasi
Kasus Kronik lebih baik pada kasus hiperakut yang membutuhkan penanganan
secepat mungkin.
22
III
KESIMPULAN
23
Kesimpulan