Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Farmasi Tinctura, Vol 4, No 1, Desember 2022: 7-17

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Wortel (Daucus carota


L.) Terhadap Klebsiella pneumoniae Dan Pseudomonas aeruginosa

Antibacterial Activity Of Carrot Leaf (Daucus carota L.) Ethanol


Extract Against Klebsiella pneumoniae And Pseudomonas aeruginosa

Muhammad Arfa D1, Alfrida Monica Salasa2, Dwi Rachmawaty2


1,2
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Makassar
Email: arfadeka80@gmail.com
ABSTRAK

Limbah daun wortel (Daucus carota L.) mengandung metabolit sekunder yang memiliki aktivitas
antibakteri seperti tannin, steroid, dan saponin, namun selama ini belum dimanfaatkan secara optimal.
Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun wortel terhadap Klebsiella
pneumoniae dan Pseudomonas aeruginosa. Metode Ekstraksi maserasi digunakan dengan menggunakan
Etanol 96% kemudian aktivitas antibakteri diuji dengan metode difusi agar. Konsentrasi ekstrak yaitu 2%,
4%, dan 8% b/v. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata diameter zona hambat untuk Klebsiella
pneumoniae yaitu pada konsentrasi 2% b/v sebesar 10,33 mm, konsentrasi 4% b/v sebesar 13,67 mm,
konsentrasi 8% b/v sebesar 16,33 mm sedangkan ciprofloxacin sebagai kontrol positif sebesar 36 mm
dan DMSO sebagai kontrol negatif tidak menunjukkan adanya zona hambat. Sedangkan diameter zona
hambat terhadap Pseudomonas aeruginosa diperoleh rata-rata diameter zona hambat untuk konsentrasi
2% b/v, 4% b/v dan 8% b/v adalah sebesar 11,33 mm, 16,33 mm, 20,33 mm, sedangkan pada
ciprofloxacin 38,33 mm, dan kontrol negatif tidak memiliki zona hambat. Hasil uji statistik menunjukkan
ekstrak etanol daun wortel memiliki aktivitas antibakteri terhadap Klebsiella pneumoniae dan
Pseudomonas aeruginosa dengan konsentrasi yang paling optimal adalah 8% b/v (P < 0,05).

Kata Kunci : Ekstrak Etanol Daun Wortel, Aktivitas Antibakteri, Klebsiella pneumoniae,
Pseudomonas aeruginosa

ABSTRACT

Carrot leaves (Daucus carota L.) contain secondary metabolites that have antibacterial activity
such as tannins, steroids and saponins, but so far they have not been used optimally. The purpose of this
study was to analyze the antibacterial activity of carrot leaf ethanol extract against Klebsiella pneumonia
and Pseudomonas aeruginosa. Carrot leaves were dried and then extracted by the maceration method
using 96% ethanol and tested for antibacterial activity by agar diffusion. The extract concentrations were
2%, 4%, and 8% w/v. The results showed that the average diameter of the inhibition zone for Klebsiella
pneumoniae was at a concentration of 2% w/v of 10.33 mm, a concentration of 4% w/v of 13.67 mm, and
a concentration of 8% w/v of 16.33 mm, while ciprofloxacin as a positive control of 36 mm and DMSO
as a negative control did not show any inhibition zones. While the diameter of the inhibition zone against
Pseudomonas aeruginosa was obtained, the average diameter of the inhibition zone for concentrations of
2% w/v, 4% w/v, and 8% w/v was 11.33 mm, 16.33 mm, and 20.33 mm, whereas in ciprofloxacin it was
38.33 mm, and the negative control did not have an inhibition zone. Statistical test results showed carrot
leaf ethanolic extract had antibacterial activity against Klebsiella pneumoniae and Pseudomonas
aeruginosa with an optimal concentration of 8% w/v (P < 0.05).

Keywords: Carrot Leaf Extract, Antimicrobial Activity, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas


aeruginosa

7
8 Jurnal Farmasi Tinctura, Vol 4, No 1, Desember 2022: 7-17

PENDAHULUAN bagian umbinya karena beta karoten,


Kekayaan sumber daya alam yang vitamin dan mineral yang tinggi
dimiliki Indonesia sangat beraneka (Siregar, 2017). Tanaman ini juga
ragam baik hewani maupun hayati. menunjukkan manfaat nutrasetikal
Penerapannya dalam ranah teknologi sebagai antioksidan, antikanker,
dan penelitian juga telah berkembang imunologi, antiinflamasi, analgesik
secara signifikan. Pemanfaatan tanaman antipiretik (Al-Snafi, 2017). Sedangkan
herbal sebagai sediaan terapi merupakan bagian daunnya Masyarakat Enrekang
salah satu bidang teknologi yang sedang hanya menganggap limbah yang
dikembangkan (Dwinarta et al. 2020). digunakan petani sebagai pupuk
Seiring perkembangan zaman, kompos dan pakan ternak saja.
pemanfaatan tanaman herbal juga makin Menurut Leite et al. (2011) daun
berkembang dengan sangat cepat. wortel merupakan pilihan makanan
Tanaman herbal dipertimbangkan dengan kandungan yang tinggi asam
sebagai salah satu alternatif untuk lemak esensial (Omega-3 dan Omega-
pengobatan tradisional oleh masyarakat 6), dan mineral seperti Ca, Na, K, Mg,
untuk meminimalkan efek samping dari Mn, yang dapat digunakan sebagai
penggunaan obat-obatan sintetis yang sumber alternatif antioksidan serta
merugikan. Sekarang ini Masyarakat nutrisi dalam makanan. Faramayuda et
Indonesia lebih cenderung untuk al. (2015) dalam penelitiannya
menerapkan gaya hidup back to nature menunjukkan daun wortel mengandung
(Kalsum U. et al. 2019). metabolit sekunder seperti flavonoid,
Kabupaten Enrekang yang terletak polifenol, steroid, dan menurut
di Sulawesi Selatan salah satu daerah di Hadyarrahman, et al. (2017) kandungan
Indonesia yang kaya akan sumber daya senyawa dalam ekstrak daun wortel
alam, dimana masyarakatnya masih yaitu saponin, tannin, dan alkaloid.
banyak memanfaatkan hasil pertanian Kandungan flavonoid dapat digunakan
sendiri baik untuk dikonsumsi, dijual sebagai antibakteri karena mekanisme
dan digunakan sebagai obat tradisional. kerja flavonoid membentuk senyawa
Tanaman yang biasa dikonsumsi adalah kompleks dengan protein ekstraseluler
wortel (Daucus carota L.). Bagian dan terlarut sehingga dapat merusak
wortel yang sering digunakan hanya membran sel bakteri dan diikuti dengan
Jurnal Farmasi Tinctura, Vol 4, No 1, Desember 2022: 7-17 9

keluarnya senyawa intraseluler, negatif Klebsiella pneumoniae,


sedangkan tannin memiliki aktivitas Pseudomonas aeruginosa. Bakteri
antibakteri yang berkaitan dengan patogen ini sering menyerang pasien
melemahkan adhesion sel mikroba, dan dengan imunitas lemah, kedua bakteri
enzim juga menganggu transpor protein ini juga sering menyebabkan tingginya
di lapisan dalam sel (Bobbarala, 2012). morbiditas dan mortalitas pada infeksi
Hadyarrahman et al. (2017) dalam nosokomial karena resistensi antibiotik.
penelitiannya tentang pengaruh metode Tingginya kejadian resisten antibiotik
ekstraksi daun wortel (Daucus carota ini membuat banyak penelitian terhadap
L.) yang berbeda terhadap aktivitas tanaman untuk digunakan sebagai agen
antibakteri pada Staphylococcus aureus antibakteri (Putri N, et al. 2021).
dan Esecherhia coli dengan metode Berdasarkan uraian latar belakang maka
difusi agar cara sumuran menemukan peneliti ingin meneliti mengenai
bahwa ekstrak daun wortel hasil aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun
maserasi memiliki potensi yang lebih wortel (Daucus carota L.) terhadap
tinggi untuk aktivitas antibakteri Klebsiella pneumoniae dan
daripada metode soxhlet. Zona hambat Pseudomonas aeruginosa. Tujuan
terhadap Staphylococcus aureus 14,95 penelitian ini adalah untuk menentukan
mm untuk metode maserasi dan 11,58 aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun
mm pada bakteri Escherichia coli, wortel (Daucus carota L.) terhadap
sedangkan metode soxhlet tidak Klebsiella pneumoniae dan
memiliki daya hambat di Pseudomonas aeruginosa berdasarkan
Staphylococcus aureus dan 10,25 mm diameter zona hambat.
untuk bakteri Escherichia coli pada
konsentrasi 2% b/v. METODE PENELITIAN
Penggunaan daun wortel Penelitian ini adalah jenis
berdasarkan studi literatur (Dalimartha, penelitian eksperimen, pengujiannya
2009), daun wortel mengobati infeksi dilakukan secara langsung di
kandung kemih. Natasya (2017) dalam laboratorium untuk mengetahui
penelitiannya menunjukkan bahwa aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun
bakteri penyebab Infeksi saluran kemih wortel (Daucus carota L.) terhadap
terbanyak ialah bakteri dari gram Klebsiella pneumoniae dan
10 Jurnal Farmasi Tinctura, Vol 4, No 1, Desember 2022: 7-17

Pseudomonas aeruginosa. Penelitian ini Daun wortel yang telah kering


dilaksanakan pada bulan Januari- Mei ditimbang sejumlah 100 gram.
2022 di Laboratorium Biologi Farmasi, Selanjutnya dilakukan ekstraksi dengan
Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan metode maserasi menggunakan cairan
Kementerian Kesehatan Makassar. penyari etanol 96% hingga diatas
Alat yang digunakan berupa simplisia setinggi 5 cm, kemudian
autoclave, bejana maserasi, cawan petri, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari
cawan porselin, inkubator, ose bulat, ditempat yang terlindung dari cahaya,
oven, rotavapor, penangas air, tabung sambil diaduk sesekali, dilakukan
reaksi, dan timbangan analitik. Adapun pergantian cairan penyari sebanyak 2
bahan yang digunakan dalam penelitian kali sehingga simplisia terekstraksi
ini adalah daun wortel, swab steril, sempurna, filtrat yang diperoleh
paper disk, Aquadest steril, DMSO, dikumpulkan dan dipekatkan dengan
Nutrien Agar (NA), Muller Hinton Agar rotavapor (Depkes RI, 2000).
(MHA), etanol 96%, reagen Wagner Skrining Fitokimia
dan Mayer, serbuk magnesium, HCl, Uji flavonoid dilakukan dengan
FeCl3, kloroform, H2SO4, cara diambil ekstrak daun wortel lalu
Ciprofloxacin. ditambahkan serbuk magnesium dan
Pembuatan Ekstrak Etanol Daun HCl pekat, kandungan flavonoid
Wortel ditandai dengan perubahan warna
Penyiapan simplisia dilakukan menjadi merah (Harbone, 2006).
dengan pengumpulan sampel daun Uji alkaloid, diambil 1 ml ekstrak
wortel, kemudian dicuci untuk dan tambahkan 5 ml kloroform, campur
menghilangkan pencemar yang melekat dengan 5 ml larutan NH3, panaskan
dan mengurangi pengotor awal selama 5 menit. dikocok hingga
kemudian dilakukan perajangan untuk tercampur lalu disaring, setelah filtrasi
mempercepat pengeringan dan tambahkan 5 ml H2SO4 pada masing-
mempermudah penyimpanan. masing filtrat, bagi filtrat menjadi dua
Selanjutnya pengeringan dengan cara ke dalam tabung reaksi, ditambahkan
diangin-anginkan pada suhu kamar pereaksi Mayer 1-2 tetes ke tabung
antara 15oC-30oC (tidak terkena pertama, dan pada tabung kedua
matahari langsung) (Depkes RI, 2000). pereaksi Wagner. Adanya alkaloid
Jurnal Farmasi Tinctura, Vol 4, No 1, Desember 2022: 7-17 11

dengan endapan putih pada tabung Sementara itu, barang-barang yang


pertama, dan endapan cokelat pada tidak tahan panas, seperti alat ukur,
tabung kedua. dibersihkan dengan sabun dan dibilas
Uji tannin, diambil ekstrak daun dengan air bersih, kemudian direndam
wortel, direbus dengan 20 ml aquadest dengan larutan HCL 1% dan dibilas
di dalam tabung reaksi, ditambahkan menggunakan air suling lalu dibiarkan
FeCl3 beberapa tetes dari hasil filtrasi. mengering, dan disterilkan
Apabila mengandung tannin terjadi menggunakan autoklaf dengan suhu
perubahan menjadi hijau kecoklatan 121°C durasi 15 menit. Sedangkan
atau biru hitam. untuk pinset dan ose disterilkan dengan
Uji saponin, diambil ekstrak 10 ml cara pemanasan menggunakan api
dikocok secara vertikal selama 10 detik langsung.
sebelum didiamkan selama 10 menit, Peremajaan Bakteri
adanya senyawa saponin ditandai jika Diambil 1 ose bakteri Klebsiella
terbentuk busa dalam tabung, pneumoniae kemudian diulaskan pada
ditambahkan HCl 1 tetes agar busa permukaan medium Nutrient Agar
tetap stabil. miring, dan diinkubasi selama 1 X 24
Uji steroid, diambil 1 ml ekstrak jam pada suhu 37 °C. Dilakukan hal
daun wortel, ditambahkan beberapa sama untuk bakteri Pseudomonas
tetes kloroform dan H2SO4. apabila aeruginosa.
terbentuknya cincin berwarna merah Penentuan Aktivitas Antibakteri
menandakan positif mengandung Medium Muller Hinton Agar
steroid. (MHA) dituangkan secara aseptis ke
Sterilisasi Alat dalam cawan petri steril ±15 ml,
Disterilkan alat-alat yang akan kemudian dibiarkan jadi padat. Setelah
dipakai. Alat berupa gelas dicuci itu, diulaskan masing-masing suspensi
dengan air mengalir lalu dibilas dengan bakteri uji dengan menggunakan swab
air suling kemudian dibiarkan steril di atas media MHA (Pratiwi,
mengering di udara terbuka, setelah 2008). Setelah itu, paper disc direndam
kering dibungkus menggunakan kertas, selama ±15 menit ke dalam ekstrak
dan disterilkan dalam oven pada suhu daun wortel yang sudah disuspensikan
160°-180°C dengan waktu 1-2 jam. dengan DMSO dengan masing-masing
12 Jurnal Farmasi Tinctura, Vol 4, No 1, Desember 2022: 7-17

konsentrasi 2% b/v, 4% b/v, 8% b/v, Masalle, Kec. Masalle, Kab. Enrekang.


Ciprofloxacin (kontrol positif) dan daun wortel digunakan sebagai sampel
kontrol negatif yaitu DMSO. Kemudian dalam penelitian ini karena Masyarakat
diambil menggunakan pinset steril dan Enrekang lebih memanfaatkan daun
ditempatkan secara aseptis di atas wortel sebagai pakan ternak dan
permukaan media dengan posisi yang dianggap sebagai limbah atau dibuat
kurang lebih sama dengan yang lain, pupuk kompos. Daun wortel yang telah
dan diinkubasi selama 1x24 jam pada dipetik dilakukan sortasi basah, yaitu
suhu 370C (Pratiwi, 2008). dicuci dengan air bersih yang mengalir
Data diperoleh dari hasil untuk menghilangkan kontaminan yang
pengukuran diameter zona hambat menempel pada simplisia. Hasil sortasi
masing-masing konsentrasi ekstrak basah dilanjutkan dengan perajangan,
etanol daun wortel yaitu 2% b/v, 4% tujuannya untuk memperluas
b/v, 8% b/v, kontrol positif, dan kontrol permukaan simplisia agar mudah dalam
negatif dengan menggunakan jangka proses pengeringan. Simplisia
sorong. Penarikan kesimpulan dari dikeringkan dengan cara diangin-
aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun anginkan di suhu ruangan tanpa paparan
wortel (Daucus carota L.) adalah sinar matahari langsung. Setelah itu
berdasarkan hasil analilis data yang dilakukan sortasi kering sehingga
diperleh dari SPSS. diperoleh simplisia seberat 100 gram.
Pengeringan dilakukan untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN meminimalkan kadar air simplisia,
Penelitian ini telah dilaksanakan karena kadar air yang tinggi pada
di Laboratorium Biologi Farmasi, simplisia dapat menginduksi proses
Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan enzimatik yang mengakibatkan
Makassar dengan tujuan mengetahui perubahan kimia, dan kadar air yang
aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun tinggi dapat menjadi tempat
wortel (Daucus carota L.) terhadap perkembangbiakan bakteri yang dapat
Klebsiella pneumoniae dan merusak simplisia.
Pseudomonas aeruginosa. Sampel yang Etanol 96% digunakan pelarut
digunakan pada penelitian ini adalah untuk penyarian zat aktif daun wortel
daun wortel yang diperoleh dari desa dengan metode maserasi. Pemilihan
Jurnal Farmasi Tinctura, Vol 4, No 1, Desember 2022: 7-17 13

metode ini karena proses pengerjaannya Tabel 1. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak
mudah dan alatnya yang sederhana, dan Etanol Daun Wortel
Kandungan Hasil
etanol 96% sebagai pelarut agar Pereaksi Literatur Ket
Senyawa pengamatan
senyawa kimia dalam simplisia yang Tidak
Mayer terbentuk Endapan
-
polar dan nonpolar dapat terekstraksi. endapan putih
putih
Maserasi dilakukan selama 5 hari Alkaloid
Tidak
terbentuk Endapan
dengan remaserasi dilakukan sebanyak Wagner
larutan cokelat
-

2 kali, sehingga ekstraksi dapat cokelat


Tidak
Warna
dioptimalkan. Hasil maserasi disaring Mg + HCl terbentuk
Flavonoid merah -
pekat Warna
jingga
untuk mendapatkan ekstrak cair, proses merah jingga
Timbul busa Busa
selanjutnya menggunakan rotary Saponin HCL 2N +
stabil stabil
Klorofor
evaporator pada suhu 600C. Evaporasi Steroid m+
Terbentuk Warna
+
warna merah merah
digunakan untuk memisahkan pelarut H2SO4
Terbentuk Warna
Tannin FeCl3 +
dari ekstrak, dan setelah itu ekstrak warna Hijau Hijau

diuapkan di atas penangas air hingga


Skrining fitokimia untuk
mencapai ekstrak kental. Berat ekstrak
mengidentifikasi golongan senyawa
dari daun wortel didapatkan sebanyak
metabolit sekunder yang mempunyai
8,53 gram dengan hasil rendamen
aktivitas antibakteri pada daun wortel
8,53%. Hasil rendamen sangat
didapatkan bahwa ekstrak daun wortel
dibutuhkan dari suatu sampel untuk
mengandung saponin, steroid, dan
mengetahui jumlah ekstrak yang
tannin. Namun flavonoid dan alkaloid
dikumpulkan selama proses ekstraksi.
dalam pengujian yang dilakukan tidak
Selain itu, data rendamen berkaitan
didapatkan. Hal ini berbeda dengan
dengan senyawa aktif dalam sampel
penelitian yang dilakukan Faramayuda
sehingga dengan bertambahnya jumlah
F, et al. (2015) menunjukkan daun
rendamen maka jumlah senyawa aktif
wortel mengandung metabolit sekunder
yang dalam sampel juga meningkat
seperti flavonoid, steroid,
(Harbone, 2006).
Hadyarrahman et al. (2017)
mendapatkan tannin, saponin dan,
alkaloid. Perbedaan ini kemungkinan
karena adanya perbedaan metode
identifikasi senyawa dimana penelitian
14 Jurnal Farmasi Tinctura, Vol 4, No 1, Desember 2022: 7-17

Faramayuda F, et al (2015) untuk setiap bakteri, dimana media


menggunakan penapisan fitokimia yang digunakan ialah MHA (Muller
dengan fraksi etil asetat dilanjutkan uji Hilton Agar) mengandung tepung beras
penegasan kromatografi lapis tipis dan yang berfungsi untuk menyerap racun
kromatografi kolom sehingga yang dihasilkan bakteri dan tidak
didapatkan hasil yang lebih spesifik berinteraksi dengan antibiotik karena
untuk setiap golongan senyawa. memungkinkan semua bakteri untuk
Tabel 2. Aktivitas Antibakteri Ekstrak berkembang dan bukan merupakan
Etanol Daun Wortel terhadap Klebsiella media selektif atau diferensial
pneumoniae (Indonesia Medical Laboratory, 2022).
Diameter Zona Hambatan (mm)
Replikasi
2% b/v 4% b/v 8% b/v (+) (-)
Selanjutnya media yang telah diulaskan
1 10 14 16 35 0 suspensi bakteri dan diberi paper disk
2 11 13 16 37 0
3 10 14 17 36 0 sesuai konsentrasi dan kontrol,
Total 31 41 49 108 0
kemudian diinkubasi selama 1x24 jam
Rata-rata 10,33 12,67 16,33 36 0
pada suhu 370 C, dan diukur zona
Tabel 3. Aktivitas Antibakteri Ekstrak hambat yang berupa area bening di
Etanol Daun Wortel terhadap Pseudomonas sekitar paper disk dengan alat jangka
aeruginosa sorong. Rata-rata hasil zona hambat
Diameter Zona Hambatan (mm) yang diperoleh dari konsentrasi 2%,
Replikasi
2% b/v 4% b/v 8% b/v (+) (-)
1 11 16 20 35 0 4%, 8% b/v untuk Klebsiella
2 12 16 21 40 0
3 11 17 21 40 0 pneumoniae yaitu sebesar 10,33 mm,
Total 34 49 62 115 0
Rata-rata 13,67 mm, 16,33 mm dan pada kontrol
11,33 16,33 20,67 38,33 0
positif (Ciprofloxacin) 37 mm,
sedangkan kontrol negatif tidak adanya
Hasil pengujian aktivitas
zona hambat yang didapatkan (Tabel 2).
antibakteri dengan menggunakan
Hasil uji aktivitas terhadap
konsentrasi 2% b/v, 4% b/v, 8% b/v,
Pseudomonas aeruginosa diperoleh
Ciprofloxacin 500 mg sebagai kontrol
rata-rata diameter zona hambat untuk
postitif dan DMSO (Dimetilsulfoksida)
konsentrasi 2% b/v, 4% b/v dan 8% b/v
sebagai kontrol negatif.
adalah sebesar 11,33 mm, 16,33 mm,
Pengujian aktivitas dilakukan
20,67 mm dan kontrol positif sebesar
dengan metode difusi agar, masing-
38,33 mm, sedangkan kontrol negatif
masing menggunakan tiga replikasi
Jurnal Farmasi Tinctura, Vol 4, No 1, Desember 2022: 7-17 15

tidak memperlihatkan adanya zona konsentrasi, kemudian pengujian


hambat (Tabel 3). dilanjutkan dengan Mann-Whytney Test
Kontrol positif digunakan pada masing-masing bakteri dan
antibiotik Ciprofloxacin golongan diperoleh hasil yang sama yaitu adanya
florokuinolon karena aktif terhadap perbedaan zona hambatan yang
Enterobacteriaceae (E. coli, Klebsiella, signifikan pada konsentrasi 2% b/v, 4%
Enterobacter, Proteus), Shigella, b/v, dan 8% b/v, dimana zona hambat
Salmonella, Vibrio, C. jejuni, paling optimal yang didapatkan adalah
B.catarrhalis, H. influenza, Idan N. konsentrasi 8% b/v (P<0,05), namun
gonorrhoaea (termasuk galur-galur zona hambat yang diamati pada
penghasil penisilinase). Pseudomonas konsentrasi 8% b/v lebih kecil dari
aeruginosa juga rentan terhadap zona hambat yang diperoleh pada
golongan antibiotik ini (yang paling kontrol positif.
aktif untuk ini adalah Ciprofloxacin). Kandungan metabolit sekunder
Berbagai bakteri yang sudah resisten yaitu senyawa tannin yang memiliki
obat terhadap golongan aminoglikosida potensi menonaktifkan adhesi sel
dan betalaktam nyatanya masih peka mikroba juga menginaktifkan enzim,
pada florokuinolon (Ganiswara G.S. dan menganggu transport protein di
2016). Kontrol negatif dan pelarut intrasel (Bobbarala, 2012). Senyawa
ekstrak digunakan DMSO karena steroid dapat berinteraksi dengan
bersifat inert atau tidak beraktivitas membran fosfolipid sel, yang permeable
terhadap mikroba uji yang digunakan terhadap zat lipofilik, menyebabkan
(Rahmi, M., et al. 2020). integritas membran berkurang dan
Hasil uji statistik pada pengujian bentuk membran berubah, sehingga sel
normalitas dan homogenitas didapatkan menjadi rapuh (Karou et al. 2005).
hasil (P < 0,05) artinya tidak Senyawa saponin memiliki aksi
terdistribusi normal dan tidak homogen, antibakteri, terutama mendenaturasi
sehingga dilanjutkan uji nonparametrik protein, karena komponen aktif di
Kruskal-Wallis dan Mann-Whytney permukaannya sebanding dengan
Test. Nilai P Kruskal-Wallis adalah deterjen yang menyebabkan bakteri
0,001 (P<0,05) menunjukkan perbedaan menjadi lisis (Karou et al. 2005),
signifikan dari semua kelompok sehingga ekstrak etanol daun wortel
16 Jurnal Farmasi Tinctura, Vol 4, No 1, Desember 2022: 7-17

memiliki aktivitas antibakteri terhadap Faramayuda, F., Windyaswar, A, S.,


Syam, A, K., Sofia, S., 2015.
Pseudomonas aeruginosa dan
“Isolasi Dan Identifikasi Senyawa
Klebsiella pneumoniae. Metabolit Sekunder Dari Daun
Wortel (Daucus carota L.)”.
Prosiding SNIJA 2015. 6(1), 59-
SIMPULAN 63.
Berdasarkan hasil penelitian dan
Ganiswara, G, S., 2016. “Farmakologi
pembahasan, maka dapat disimpulkan dan Terapi Edisi 6”. Fakultas
Kedokteran Universitas
bahwa ekstrak etanol daun wortel
Indonesia. Jakarta.
(Ducus carota L.) memiliki aktivitas
Hadyarrahman Z.,Yuliawati, K, M.,
antibakteri terhadap Klebsiella
Syafnir, L., 2017. “Pengaruh
pneumoniae dan Pseudomonas Perbedaan Metode Ekstraksi
Daun Wortel (Daucus carota L.)
aeruginosa pada konsentrasi 2%, 4%,
Terhadap Aktivitas Antibakteri
8% b/v dan konsentrasi yang memiliki Pada Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli”. Prosiding
daya hambat paling optimal adalah 8%
Farmasi, 3(2), 634-641.
b/v.
Harbone, J.B. 2006. “Metode Fitokimia:
Penuntun Cara Modern
DAFTAR PUSTAKA Menganalisis Tumbuhan. Edisi
Kedua”. Bandung: Penerbit ITB.
Bobbarala, V. 2012. “A Search for
pp 4-147.
Antibacterial Agents. Intech
Open”.
Indonesia Medical Laboratory.
https://doi.org/10.5772/108
https://medlab.id/. Tanggal
diakses 17 Mei 2022.
Dalimartha S. 2009. “Atlas Tumbuhan
Obat Indonesia Jilid 6”. PT.
Jawetz E., Melnick, Adelbergs., 2013.
Pustaka Bunda. Jakarta.
“Medical Microbiology Twenty-
Sixth Edition”. Lange medical
Depkes RI. 2000. ”Parameter Standar
book.
Umum Ekstrak Tanaman Obat”.
Cetakan 1. Jakarta.
Kalsum T,U., Ayu. 2019. “Uji Aktivitas
Ekstrak Etanol Umbi Wortel
Dwinarta, M. R., & Lubis, Z. 2020. “Uji
(Daucus carota L.) Sebagai
Efektivitas Antibakteri Dari
Antifungi Terhadap Pertumbuhan
Formulasi Ekstrak Daun Kemangi
Candida albicans”. Jurnal Warta
(Ocinum basilicum L.) Dan Daun
Farmasi. 8(2). 71-80.
Rambutan (Nephelium lappaceum
L.) Terhadap Bakteri
Karou, D., Savadogo, A., Canini, A.,
Staphylococcus
Yameogo, S., Montesano, C.,
aureus”. Agrintech Jurnal
Simpore, J., Colizzi, V., Traore,
Teknologi Pangan Dan Hasil
A, S., 2005. “Antibacterial
Pertanian, 3(2), 59-63.
Jurnal Farmasi Tinctura, Vol 4, No 1, Desember 2022: 7-17 17

activity of alkaloids from Sida Putri, N. N., Chiuman, L., Ginting, N,


acuta”. African journal of C., Girsang, E., 2021.
biotechnology, 4(12), 1452-1457. “Effectiveness Test Of Black
Cumin Seeds (Nigella Sativa)
Leite, W., Boroski, M., Boeing, J., Extract On The Growth Of
Aguiar, A., 2011. “Chemical Klebsiella pneumoniae And
characterization of leaves of Pseudomonas aeruginosa
organically grown carrot (Dacus Bacteria”. Biolink (Jurnal Biologi
carota L.) in various stages of Lingkungan Industri
development for use as food”. Kesehatan), 7(2), 130-138.
Ciência e Tecnologia de
Alimentos. 31(3). 735-738. Rahmi, M., & Putri, D. H. 2020. “The
Antimicrobial Activity of DMSO
Natasya Ayu N., 2017. “Pola Kepekaan as A Natural Extract
Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Solvent”. Serambi Biologi, 5(2).
Kemih Pada Pasien Dewasa Di
RSUP H. Adam Malik Periode Siregar. 2017. “Perbedaan Dosis Jus
Tahun 2016”. Skripsi. Fakultas Wortel Mempengaruhi Efek
Kedokteran. Universitas Sumatera Analagesik pada Mencit yang
Utara. Diinduksi Asam Asetat.” Skripsi.
Fakultas Farmasi. Universitas
Pratiwi, T., 2008. “Mikrobiologi Sumatera Utara.
Farmasi”. Erlangga: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai