JURNAL SKRIPSI
Oleh
NAZARIAH
NIM : 171010220004
2021
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI GEL PATIKAN KEBO
JURNAL SKRIPSI
Oleh
NAZARIAH
NIM : 171010220004
Jurnal Skripsi ini telah disetujui pada tanggal 28 Oktober 2021 oleh pembimbing
skripsi Prodi S-1 Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ubudiyah Indonesia.
Menyetujui,
Mengetahui,
ABSTRAK
Tumbuhan Patikan kebo diketahui memiliki senyawa metabolit sekunder flavonoid,
terpenoid dan tanin yang memiliki daya antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gel Patikan Kebo dapat berpotensi sebagai antibakteri dan untuk
mengetahui zona hambat aktivitas antibakteri pada gel patikan kebo terhadap bakteri
Staphylococcus aureus. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental
laboratorium dengan memvariasikan konsentrasi ekstrak patikan kebo pada formulasi
gel F0 (0%), FI (6%), FII (9%) dan FIII (12%). Hasil dari penelitian ini yaitu gel
patikan kebo dapat menghambat bakteri Staphylococcus aureus dengan zona hambat
setiap sediaan gel ekstrak patikan kebo yaitu pada formulasi F0 0 mm, formulasi FI
7,60 mm, formulasi FII 8,04 mm, formulasi FIII 9,89 mm dan Antis (kontrol positif)
didapatkan zona hambatnya 6,40 mm. Data hasil penelitian dianalisis dengan
program SPSS yang di analisis menggunakan uji ANOVA (Analysis Of Varian)
didapatkan nilai P Value (<0,05). Kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh
formulasi gel patikan kebo memiliki aktivitas antibakteri dengan formulasi yang
paling efektif yaitu pada FI (6% ekstrak patikan kebo). Formulasi FI ini dapat
dijadikan salah satu produk hand sanitizer berbasis air yang lebih aman terhadap kulit
dan lebih ekonomis.
Kata kunci : Patikan kebo (Euphorbia hirta L.), Staphylococcus aureus , antibakteri
ABSTRACT
The Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) plant is known to have secondary metabolites
of flavonoids, terpennes and tannins that have antibacterial compounds. This
research aims to determine the gel of Patikan Kebo as an antibacterial and to
determine the inhibition zone of antibacterial activity on the gel of Patikan Kebo
against Staphylococcus aureus bacteria. The method that is used in this research is
experimental laboratory by varying the concentration of patikan kebo extract in the
gel formulation F0 (0%), FI (6%), FII (9%) and FIII (12%). The results of this
research are that the patikan kebo gel against Staphylococcus aureus bacteria by
using an inhibitory zone of each gel preparation of patikan kebo extract, which are
the F0 0 mm formulation, 7.60 mm FI formulation, 8.04 mm FII formulation, 9.89
mm FIII formulation and Antis (positive control) with an inhibition zone of 6.40 mm.
The result was analyzed using the ANOVA (Analysis of Varian) test with the P Value
(<0.05), followed by SPSS program. The conclusion is based on the data obtained
that the patikan kebo gel formulation has antibacterial compounds with the most
effective formulation at FI (6% extract of patikan kebo). This FI formulation can be
used as a water-based hand sanitizer product that is safer for the skin and more
economical.
Key words: Patikan kebo (Euphorbia hirta L.), Staphylococcus aureus, antibacterial
PENDAHULUAN
Bakteri Staphylococcus aureus antibakteri untuk mengurangi
merupakan mikroorganisme yang keberadaan mikroorganisme penyebab
hidup di kulit, dimana kulit sangat infeksi (Lili, Baiq, dkk., 2017).
rentan terhadap infeksi (Noer dan Dipasaran sediaan antibakteri telah
Aliya., 2016 ). Mikroorganisme ini banyak beredar dalam bentuk gel dan
perlu dicegah penyebarannya, salah krim tetapi dari jenis sediaan tersebut
satu cara yang paling mudah dan tepat bentuk gel lebih banyak dipilih (Lili,
adalah dengan cara mencuci tangan Baiq, dkk., 2017). Penggunaan gel
menggunakan sabun dan air bersih antibakteri yang mudah dan praktis
yang mengalir. (Roni, Maesaroh, dkk., semakin diminati masyarakat
2019). (Rohmani dan Kuncoro., 2019).
Pada kondisi tertentu, sering Salah satu famili yang
keberadaan air dan sabun menjadi memiliki potensi atau manfaat sebagai
kendala karena tidak tersedianya obat bahan alam yaitu dari suku
sarana untuk membersihkan tangan Euphorbiaceae (Risdayanti, Siska,
sehingga dibutuhkan alternatif untuk dkk, 2020). Tumbuhan Patikan kebo
mengatasi permasalahan tersebut ialah (Euphorbia hirta L.) memiliki
dengan menggunakan bahan senyawa metabolit sekunder sebagai
antiinflamasi, antipiretik, antikanker, METODE
antifungi dan antibakteri (Djanggola, Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang
Yusriadi, dkk, 2016).
digunakan eksperimental laboratorium.
Senyawa flavonoid, tannin dan
Penelitian ini dilakukan secara in vitro
terpenoid yang terkandung pada
menggunakan metode difusi cakram
patikan kebo berpotensi sebagai zat
dengan analogi diameter zona hambat
aditif antibakteri (Khoirunnisa,
pertumbuhanan Staphylococcus aureus
Wahyu, dkk., 2017). Berdasarkan
pada media agar.
penelitian lain yang dilakukan oleh
Alat dan Bahan
(Risdayanti, Siska, dkk., 2020) ekstrak
Alat yang akan digunakan pada
daun patikan kebo memiliki aktivitas
penelitian ini antara lain, gelas kimia
antibakteri yang dapat menghambat
atau beaker glass, mortir dan stamper,
pertumbuhan bakteri Pseudomonas
wadah maserasi, pipet tetes,
aeruginosa, Propionibacterium acnes
mikropipet, tissue, erlenmeyer, kertas
dan S. Epidermidis. Penelitian lain
saring whatman, cawan petri, neraca
yang dilakukan (Djanggola, Yusriadi,
analitik, pH meter, rotary vacuum
dkk, 2016) Gel ekstrak patikan kebo
evaporator, autoklaf, inkubator, oven,
mempunyai aktivitas terhadap
batang ose, lidi steril, kertas cakram,
Staphylococcus epidermidis yang
batang pengaduk, oven, dan kertas
merupakan bakteri penyebab jerawat.
label.
Penelitian ini bertujuan untuk
Bahan yang digunakan pada
mengetahui gel patikan kebo
penelitian ini adalah patikan kebo
(Euphorbia. hirta) dapat berpotensi
(Euphorbia hirta L.) yang berasal dari
sebagai antibakteri dan untuk
Desa Kampung Tinggi, Kecamatan
mengetahui zona hambat aktivitas
Kluet Utara, Kabupaten Aceh Selatan,
antibakteri pada gel patikan kebo
Aceh. etanol 96%, aquades, carbomer
(Euphorbia hirta L.) terhadap bakteri
940, metil paraben, gliserin, Propilen
Staphylococcus aureus
glikol, Antis hand sanitizer, TEA,
aluminium foil, Mueller Hinton agar
dan bakteri Staphylococcus aureus sehingga dihasilkan ekstrak kental
ATCC 25923. (Benjamin et al., 2020).
Prosedur Penelitian Pembuatan Formulasi Sediaan Gel
Pembuatan Ekstraksi Patikan Kebo Ekstrak patikan kebo
Simplisia patikan kebo diformulasikan dalam bentuk gel
dilakukan ekstraksi dengan dengan formula yang mengacu pada
menggunakan metode maserasi dengan penelitian sebelumnya (Lili, Baiq,
menggunakan pelarut etanol 96% yang dkk., 2017) kemudian dimodifikasi.
dilakukan selama 2 kali perendaman. Formulanya dapat dilihat pada tabel 1
Hasil ekstrak dilakukan pemekatan berikut:
dengan suhu operasi 50-60 °C
Tabel 1. Formulasi Gel Gel Patikan Kebo (Euphorbia hirta L)
Berat bahan (%b/b)
Bahan
K- F1 F2 F3
Patikan kebo 0 6 9 12
Carbomer 940 0.6 0.6 0.6 0.6
Gliserin (ml) 3.2 3.2 3.2 3.2
Metil paraben 0.08 0.08 0.08 0.08
TEA 1 1 1 1
Aquadest add Ad 250 Ad 250 Ad 250 Ad 250
menit, kemudian diukur diameter sebar (gel patikan kebo) dengan formula gel
gel. Setelah itu ditambahkan 50 gram patikan kebo FI (6%), FII (9%) dan
beban tambahan dan didiamkan selama FIII (12%), hand sanitizer merk Antis
1 menit lalu diukur. Setelah itu sebagai kontrol positif, basis gel tanpa
ditambahkan lagi 100 gram beban lalu ekstrak sebagai kontrol negatif.
dari kaca objek. Pengujian daya lekat dengan menggunakan analisis varian
bertujuan untuk mengetahui waktu satu jalan (One Way Anova) dengan
sediaan gel yang dihasilkan pada saat normalitas terlebih dahulu. Setelah uji
sebesar 15,90% hal ini menunjukan tanin. Hasil skrining fitokimia patikan
bahwa kadar sari larut dalam air kebo dapat dilihat pada tabel 4.2
senyawa flavonoid yaitu 2,3 homogenitas, pH, daya sebar dan daya
penambahan ekstrak patikan kebo 12% pada formulasi sediaan gel ekstrak
patikan kebo dapat dilihat pada
Gambar 2.
didapatkan nilai p Value 0.067, hasil maka zona hambatnya akan semakin
yang didapatkan lebih besar dari taraf meningkat. Hal ini diduga pada gel
normal yaitu nilai p value lebih besar nukleat, menghambat fungsi membran
pengaruh pemberian zat aditif patikan proses interkelasi atau ikatan hidrogen
kebo terhadap zona hambat bakteri. yakni dengan menumpuk basa asam
(2020) Efek samping penggunaan penelitian ini adalah: gel patikan kebo
memberikan efek berupa iritasi kulit. hambat setiap sediaan gel ekstrak
hambat dapat dilihat bahwa semakin mm, formulasi FI 7,60 mm, formulasi
tinggi konsentrasi maka akan diameter FII 8,04 mm, formulasi FIII 9,89 mm
zona hambat akan semakin meningkat. dan Antis didapatkan zona hambatnya
Irianto dan Mardan (2020) juga 6,40 mm. Kinerja formulasi yang