Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Itepa, 9 (4) Desember 2020, 390-399 ISSN : 2527-8010 (Online)

UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN SEMBUKAN (Paederia foetida)


TERHADAP Vibrio cholerae

THE INHIBITORY TEST OF SEMBUKAN LEAF (Paederia foetida)


EXTRACT AGAINST THE GROWTH OF Vibrio cholerae

1
Adelya Fer Hidayat, 2Agus Selamet Duniaji*, 2Ni Made Indri Hapsari Arihantana
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan,
Fakultas Teknologi Pertanian, Unud
2
Dosen Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Unud
Kampus Bukit Jimbaran, Badung-Bali
E-mail: adelyafhdyt@gmail.com1

ABSTRACT
Sembukan leaf (Paederia foetida) is one of a tropical Asian plant that contains bioactive
compounds and often used as functional foods. The aim of this research was to determine the
concentration of flavonoid compounds sembukan leaf (Paederia foetida) as well as the concentration of
inhibitory against the growth of Vibrio cholerae. This study uses an experimental design with 5 kinds
concentrations : 20%, 40%, 60%, 80%, and 100%, with three replications. The analysis were repeated 3
times resulting in 15 experimental units. The data were presented in descriptive statistic in the form of
tables and figures. The results showed that the sembukan leaf extract contained flavonoid compounds
of 1.18%. The extract concentration of 80% exerted the highest inhibitory activity against V. cholerae
classified as strong with a diameter zone inhibition of 19.60 mm. The sembukan leaf has percentage
inhibition in the range of 15.36% - 64.86% with bacteriostatic category.

Keywords: paederia foetida, flavonoid, inhibitory, vibrio cholerae

PENDAHULUAN
Penelitian tentang tumbuhan kini fungsional. Daun sembukan banyak
telah banyak berkembang terutama dalam dimanfaatkan oleh masyarakat daerah
aktivitas biologis sebagai antioksidan dan Jawa Timur untuk diolah menjadi
antibakteri. Penelitian ini menjadi makanan (pepes), lalapan, serta dapat
perhatian yang menarik dalam upaya dimanfaatkan sebagai obat diare,
penemuan senyawa baru yang bermanfaat mengatasi maag, detoksifikasi (penawar
bagi kesehatan dan manfaatnya dalam racun), meningkatkan sel darah putih, obat
bidang pangan. Salah satu tanaman yang cacing, pereda kejang, dan lain-lain
dimanfaatkan oleh sebagaian masyarakat (Nurcahyanti dan Wandra, 2012). Hal ini
sebagai makanan yang memiliki khasiat dikarenakan daun sembukan memiliki
adalah daun sembukan (Paederia foetida). senyawa bioaktif seperti flavonoid,
Daun sembukan merupakan salah satu terpenoid, paedolone, β-sitosterol,
bagian dari tanaman sembukan yang friedelin, campesterol, metil merkaptan
mengandung senyawa bioaktif. dan senyawa aktif lainnya (Patel, 2017).
Sembukan (Paederia foetida) atau Anita et al., (2014) menyatakan
yang sering disebut dengan daun kentut bahwa senyawa alkaloid, flavonoid, dan
merupakan salah satu jenis pangan polifenol dapat berperan sebagai

*Korespondensi Penulis:
390
E-mail: selametduniaji@unud.ac.id
Hidayat, dkk Uji Daya Hambat Ekstrak …

antimikroba. Senyawa bioaktif tersebut Berdasarkan data diatas maka


didapatkan dengan cara melakukan penelitian ini perlu dilakukan untuk
ekstraksi. Ekstraksi dapat dilakukan mengetahui ekstrak daun sembukan
dengan metode maserasi yang merupakan (Paederia foetida) untuk menghambat
salah satu metode yang paling efektif Vibrio cholerae menggunakan metode
digunakan. Pelarut yang dapat digunakan difusi sumur dan metode kontak.
untuk ekstraksi daun sembukan adalah
METODE PENELITIAN
etanol. Senyawa yang bersifat polar akan
Tempat dan Waktu Penelitian
memudahkan penyerapan zat pada pelarut
Penelitian ini dilakukan di
yang bersifat polar.
Laboratorium Analisis Pangan, Sudirman
Vibrio cholerae adalah bakteri gram
dan UPT Laboratorium Terpadu Biosains
negatif berbentuk basil (batang) bengkok,
dan Bioteknologi Universitas Udayana,
bersifat aerob dan motil, serta mempunyai
Kampus Bukit Jimbaran. Pelaksanaan
satu flagel kutub. Vibrio cholerae
penelitian ini dilakukan pada bulan Juli
merupakan salah satu mikroba penyebab
2019 sampai dengan September 2019.
penyakit yang sering ditemukan pada
makanan, biasanya Vibrio cholerae Bahan dan alat

mencemari makanan yang berasal dari laut Bahan yang digunakan dalam

salah satunya pada kerang-kerangan. Bila penelitian ini adalah daun sembukan yang

bakteri ini mencemari makanan dan diperoleh dari Desa Baturiti, bakteri Vibrio

terkonsumsi dalam jumlah 102-104 cholerae yang diperoleh dari Bali Seafood

sel/gram, maka dapat menyebabkan Inpection Laboratory Sanur, Bali, etanol

penyakit kolera. Penghambatan ekstrak 96%, aquades, LB (Lactose Broth), NA

daun sembukan telah dilakukan oleh (Nutrient Agar), TCBS (Thiosulfat-sitrat-

Uddin et al., (2007) yang menunjukkan garam empedu-sukrosa agar) (alkohol

bahwa ekstrak daun sembukan dapat 95%, NaNO2, AlCl3, NaOH, dan metanol.

menghambat Enterococcus faecallis, Alat yang digunakan dalam penelitian

Staphylococcus aureus, Shigella flexneri, ini adalah blender, evaporator, water bath,

dan Escherichia coli. Metode yang spektrofotometer UV Vis (biochrom),

digunakan untuk uji aktivitas antibakteri autoklaf, batang bengkok, timbangan

pada penelitian ini adalah metode difusi analitik, mikropipet, freezer, inkubator

sumur dengan mengukur zona bening (Memmert), tip, laminar flow cabinet

penghambatan pertumbuhan bakteri (Kojair), bunsen, magnetic stirrer, tabung

(Hermawan, 2007) dan metode kontak durham, kertas label, vortex, korek api,

dengan menghitung jumlah kematian mikroskop, cawan petri (Pyrex), jarum

bakteri setelah diberi sejumlah zat


antibakteri (Baron et al., 1992).

391
Jurnal Itepa, 9 (4) Desember 2020, 390-399 ISSN : 2527-8010 (Online)

ose, tabung reaksi (Pyrex), rak tabung sebanyak 100 gram lalu dimasukkan ke
reaksi, gelas beker (Pyrex), erlenmeyer dalam etanol sebanyak 1 liter (1:10) dan
(Pyrex), gelas ukur (Pyrex), jangka didiamkan selama 72 jam. Setelah itu
sorong, tabung effendorf, tissue, plastik filtrat disaring menggunakan kertas saring
HDPE (High density polyethylene), kertas sehingga didapatkan filtratnya kemudian
saring, dan aluminium foil (Klin Park). dievaporasi pada suhu 40oC sampai tidak

Rancangan Penelitian ada pelarut yang menetes lagi (Selawa et

Penelitian ini menggunakan metode al., 2013 yang dimodifikasi).

eksperimental dengan perlakuan 3. Pengujian Kadar Flavonoid Ekstrak

konsentrasi ekstrak daun sembukan Daun Sembukan

(Paederia foetida), yaitu 20%, 40%, 60%, Pengujian kadar flavonoid dilakukan

80%, dan 100%. Perlakuan ini diulang 3 hanya pada ekstrak daun sembukan yaitu
kali. Data yangdiperoleh dianalisis dianalisis dengan metode kalorimetri

menggunakan analisis deskriptif. menurut Xu and Chang, 2007. Sebanyak

Pelaksanaan Penelitian 0,01 g sampel dilarutkan dalam 5 mL

Tahap penelitian meliputi beberapa metanol, diambil 200 µL lalu direaksikan

tahapan yaitu persiapan sampel, dengan 2,5 mL aquades dan 0,15 mL

pembuatan ekstrak, uji kadar flavonoid, NaNO2 5% kemudian divorteks dan

uji konfirmasi dan uji aktivitas antibakteri. didiamkan selama 5 menit. Sebanyak 0,3
mL AlCl3 ditambahkan ke dalam larutan,
1. Tahap Persiapan Sampel
kemudian didiamkan kembali selama 5
Persiapan sampel meliputi persiapan
menit. Larutan direaksikan dengan 1 mL
alat dan bahan, pada daun sembukan
NaOH kemudian diencerkan dengan
yang digunakan adalah daun yang
aquades hingga volume 5 mL lalu
berwarna hijau tua, selanjutnya dilakukan
divorteks dan disentrifuse selama 5 menit,
pengecilan ukuran sebesar 0,1 cm
didiamkan selama 30 menit. Diukur
kemudian dilakukan pengeringan
absorbansi larutan pada panjang
menggunakan oven dengan suhu 50oC
gelombang 510 nm dengan
hingga daun sembukan kering dan dapat
spektrofotometer UV-Vis.
diremas. Daun sembukan yang telah
kering dihaluskan dengan blender dan 4. Uji Konfirmasi

diayak dengan ayakan 60 mesh hingga Isolat Vibrio cholerae yang sudah

daun sembukan menjadi bubuk halus disegarkan kemudian digores pada media

2. Tahap Pembuatan Ekstrak TCBSA kemudian diinkubasi selama 24

Pembuatan ekstrak daun sembukan jam dengan suhu 37oC. Diambil satu

dilakukan dengan menggunakan metode koloni tunggal dan kemudian dimasukkan

maserasi. Bubuk daun sembukan diambil kedalam LB dan diinkubasi selama 24 jam

392
Hidayat, dkk Uji Daya Hambat Ekstrak …

pada suhu 370C. Setelah diinkubasi, (Tanzila, 2016).


dilakukan pewarnaan gram dan dilihat
HASIL DAN PEMBAHASAN
bentuk sel melalui mikroskop dengan
Uji Kadar Flavonoid Ekstrak Etanol
pembesaran 1000 kali. Selanjutnya
Daun Sembukan
dilakukan uji katalase dengan memberikan
Pengujian senyawa flavonoid
H2O2 sebanyak 2 - 3 tetes dan diamati
ekstrak daun sembukan dilakukan secara
terbentuknya gas (Juniarthati, 2011).
kuantitatif. Kadar senyawa flavonoid
5. Pengujian Aktivitas Antibakteri
yang didapat pada ekstrak daun
Dengan Metode Difusi Sumur
sembukan sebesar 1,18% dengan
Sebanyak 100 µL V. cholerae
menggunakan pelarut etanol 96%. Pada
disebar dalam media NA yang telah
penelitian Ekawati et al.,(2017)
dipersiapkan. Media didiamkan ±15 menit
Identifikasi senyawa flavonoid dalam
kemudian dilubangi dengan tabung
ekstrak daun sembukan telah dilakukan
durham lalu diisi ±20 µL ekstrak etanol
dengan menggunakan pelarut etanol 96%
daun sembukan sesuai dengan perlakuan.
dengan hasil (+) positif mengandung
Selanjutnya, diinkubasi pada suhu 37oC
senyawa flavonoid.
lalu zona penghambatan diukur dengan
Etanol merupakan salah satu
jangka sorong sebanyak empat kali di
pelarut yang bersifat polar, menurut
tempat yang berbeda dan hasilnya dirata-
Moein dan Mahmood (2010), pelarut
ratakan kemudian dikurangi dengan
yang bersifat polar mampu melarutkan
diameter sumur (mm).
fenol lebih baik, dimana turunan fenol
6. Pengujian Aktivitas Antibakteri
tertinggi adalah flavonoid. Kemungkinan
Dengan Metode Kontak
tingkat kepolaran flavonoid dengan
Hasil penyegaran bakteri yang
kepolaran etanol sama. Pada umumnya
ditandai dengan adanya kekeruhan pada
pelarut yang banyak digunakan adalah
media LB dipipet 0,1 ml bakteri ke dalam
etanol karena etanol mempunyai polaritas
tabung reaksi, kemudian ditambahkan 0,1
yang tinggi sehingga dapat mengekstrak
ml ekstrak. Masing – masing tabung
bahan lebih banyak dibandingkan jenis
reaksi diinkubasi dengan perlakuan waktu
pelarut lain. Sejalan dengan pendapat
inkubasi 24 jam. Setelah waktu inkubasi
Sudarmadji (2003) bahwa etanol dapat
tercapai maka sebanyak 0,1 ml ditanam
mengekstrak senyawa aktif yang lebih
dalam media NA (Nutrient Agar) dengan
banyak dibandingkan jenis pelarut
metode sebar kemudian diinkubasi selama
organik lainnya.
24 jam. Analisis hasil penghambatan
dilakukan dengan menghitung indeks
pertumbuhan relative (log Nt/log No)

393
Jurnal Itepa, 9 (4) Desember 2020, 390-399 ISSN : 2527-8010 (Online)

Uji Konfirmasi Vibrio cholerae merupakan bakteri gram negatif, sesuai


Pengujian konfirmasi pada Vibrio dengan Karmana (2008) yang menyatakan
cholerae meliputi bentuk koloni, warna bahwa karena telah kehilangan warna
koloni, pewarnaan gram, pengamatan ungu, bakteri Gram negatif akan berikatan
bentuk sel dan pengujian katalase. Bentuk dengan safranin dan berwarna merah.
koloni V. cholerae adalah bulat. Menurut Bentuk sel pada Vibrio cholerae
Khariri (2013) V. cholerae memiliki menunjukkan bentuk basil (batang)
morfologi koloni yang besar dengan pendek yang agak bengkok. Menurut
diameter < 3 mm, bulat, permukaan yang Amelia (2005) Vibrio cholerae merupakan
halus, agak datar, bagian tengah buram bakteri gram negatif dengan ukuran
dan bagian pinggir terang, berwarna panjang 2-4 µm dan berbentuk batang
kuning pada media TCBSA. Pada warna bengkok seperti koma. Hasil pengamatan
koloni V. cholerae akan mengubah media pewarnaan gram dan bentuk sel V.
selektif TCBSA yang berwarna hijau cholerae dengan menggunakan mikroskop
menjadi warna kuning. Hal ini sesuai pembesaran 200x dapat dilihat pada
dengan Widyastana dan Yogi (2015) Gambar 2.
bahwa pada sampel yang positif tercemar
V. cholerae menunjukkan hasil koloni
berwarna kuning pada media TCBS Agar.
Pengamatan warna dan bentuk koloni
dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 2. Morfologi V. cholerae


Uji katalase dilakukan sebagai
salah satu dari sifat uji konfirmasi. Uji
positif ditandai dengan adanya
pembentukan gelembung gas. Pada koloni
awal dari kultur V. cholerae yang telah
Gambar 1. Bentuk dan warna koloni V. ditumbuhkan pada media LB,
cholerae pada TCBS Agar
menunjukkan hasil positif (terbentuknya
Hasil pengamatan secara
gelembung gas). Hal ini sesuai dengan
mikroskopik menunjukkan Pada
Herwandi et al., (2019) bahwa V. cholerae
pewarnaan gram menunjukkan
menunjukkan hasil positif pada pengujian
pembentukkan warna menjadi warna
katalase.
merah setelah ditetesi safranin. Hal ini
menunjukkan bahwa Vibrio cholerae

394
Hidayat, dkk Uji Daya Hambat Ekstrak …

Akivitas Antibakteri Ekstrak Daun dengan rata-rata diameter penghambatan


Sembukan (Paedria foetida) Terhadap
14,46 mm – 19,60 mm.
Pertumbuhan V. cholerae dengan
Metode Difusi Sumur Menurut Maleki et al., (2008),

Tabel 1. Penghambatan ekstrak daun konsentrasi ekstrak yang terlalu pekat


sembukan terhadap V. cholerae menyebabkan ekstrak sulit berdifusi
Rata-Rata secara maksimal ke dalam medium yang
Konsentrasi Penghambatan
(mm) mengandung inokulum. Rata-rata diameter
20% 15,36 penghambatan dengan kategori kuat
40% 17,13 dipengaruhi oleh kandungan flavonoid
60% 18,33 yang terdapat pada daun sembukan
80% 19,60 sebesar 1,18%. Senyawa flavonoid
100% 14,46 berperan sebagai antibakteri sejalan
dengan Anita et al., (2014) yang
Menurut Davis and Stout, kategori
menyatakan senyawa alkaloid, flavonoid,
daya hambat pada diameter penghambatan
dan polifenol dapat berperan sebagai
dibagi menjadi empat kategori, yaitu <5
antimikroba. Senyawa antibakteri yang
mm lemah, 5-10 mm sedang, 10-20 mm
dimiliki ekstrak daun sembukan dapat
kuat, dan >20 mm sangat kuat.
melakukan penghambatan dengan cara
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui rata-
membentuk senyawa kompleks dengan
rata penghambatan ekstrak daun
membran sel melalui ikatan hidrogen
sembukan terhadap pertumbuhan V.
sehingga dapat merusak permeabilitas
cholerae, dimana ekstrak daun sembukan
dinding sel bakteri (Ramadhan et al.,
sudah mampu menghambat pertumbuhan
2015) Gambar zona hambat ekstrak daun
V. cholerae dengan kategori kuat dari
sembukan terhadap Vibrio cholerae dapat
konsentrasi terendah hingga tertinggi
dilihat pada Gambar 3.

b
b
b

a a
a
c c
e c e
e

d d d
d 3. Zona hambat ekstrak daun sembukan terhadap Vibrio cholerae
Gambar
(a:20%, b:40%, c:60%, d:80%, e: 100%)

395
Jurnal Itepa, 9 (4) Desember 2020, 390-399 ISSN : 2527-8010 (Online)

Akivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sembukan (Paederia foetida) Terhadap


Pertumbuhan Vibrio cholerae dengan Metode Kontak
Tabel 2. Penghambatan Ekstrak Daun Sembukan Terhadap V. cholerae Dengan Metode
Kontak
Konsentrasi Jumlah bakteri Jumlah bakteri Penurunan Persentase
sebelum sesudah jumlah V. kematian
dikontakkan dikontakkan cholerae (%)
(Cfu/ml) (Cfu/ml) (Cfu/ml)
20% 1,48 x 105 1,20 x 105 0,28 x 105 18,91
40% 1,48 x 105 0,97 x 105 0,51x 105 34,23
60% 1,48 x 105 0,71 x 105 0,77 x105 52,02
80% 1,48 x 105 0,52 x 105 0,96 x 105 64,86
5 5 5
100% 1,48 x 10 1,25 x 10 0,23 x 10 15,36

Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan


Menurut Baron et al., (1992), jika
persentase kematian V. cholerae tertinggi
kematian bakteri uji minimal 99,99%,
sebesar 64,86% pada konsentrasi 80%,
maka pada konsentrasi tersebut antibakteri
persentase kematian V. cholerae terendah
dikatakan bersifat bakterisidal (membunuh
sebesar 15,36% pada konsentrasi
a 100%. bakteri). Sebaliknya, jika kematian kurang
Total V. cholerae yang digunakan pada
dari 99,99%, maka antibakteri dikatakan
penelitian ini ada 1,48 x 105 CFU/ml. Pada
bersifat bakteristatik (menghambat
konsentrasi 100% penurunan jumlah V.
pertumbuhan bakteri). Dilihat dari
cholerae terjadi karena konsentrasi ekstrak
persentase kematian, ekstrak daun
yang lebih tinggi mengakibatkan
sembukan memiliki daya penghambatan
terjadinya kejenuhan sehingga
kurang dari 99,99%. Pada penelitian ini
menyebabkan senyawa-senyawa aktif
ekstrak daun sembukan bersifat
yang terkandung di dalam ekstrak tidak
bakteristatik karena memiliki
terlarut dengan sempurna (Maleki et al.,
penghambatan kurang dari 99,99%.
2008). Hal ini yang menyebabkan pada
konsentrasi tertinggi 100% mengalami
KESIMPULAN DAN SARAN
sedikit penurunan pada jumlah V. cholerae
setelah dikontakkan. Brooks et al., (2013) Kesimpulan
menyatakan bahwa aktivitas antibakteri 1. Ekstrak daun sembukan (Paederia
dipengaruhi beberapa faktor yaitu foetida) mengandung total flavonoid
konsentrasi ekstrak, kandungan senyawa sebesar 1,18%
antibakteri, daya difusi ekstrak dan jenis 2. Konsentrasi optimum 80% untuk
bakteri yang dihambat. menghambat pertumbuhan V.
cholerae adalah pada dengan

396
Hidayat, dkk Uji Daya Hambat Ekstrak …

diameter penghambatan 19,6 mm Adelberg`s Medical


Microbiology. Ed ke-26.
dengan kategori kuat.
Philadelphia: McGraw-Hill
3. Konsentrasi ekstrak daun sembukan Company Inc.
80% membentuk efek bakteristatik
Davis, W.W., dan T.R. Stout. 1971. Disc
tertinggi sebesar 64,86%. plate method of microbiological
antibiotic assay, appl. Microbiol. 4
Saran (22), 666-670
Perlu dilakukan uji kuantitatif Djajadisastra, A.N. 2007. Penapisan
senyawa fitokimia lain pada ekstrak daun komponen antibakteri dan uji
toksisitas dari spons perairan
sembukan (Paederia foetida) dan uji daya Taka Bonerate Sulawesi Selatan.
hambat dengan bakteri yang lain Skripsi. Bogor. Program Studi
Teknologi Hasil Perikanan
Fakultas Perikanan dan Ilmu
DAFTAR PUSTAKA Kelautan Universitas Institut
Pertanian Bogor
Amanah, N. 2011. Identifikasi dan
Ekawati, A.M., I.W Suirta dan S.R
karakterisasi substrat antimikroba
dari bakteri asam laktat kandidat Santi. 2017. Isolasi dan
probiotik yang diisolasi dari dadih identifikasi senyawa flavonoid
dan yoghurt. Skripsi. Fakultas pada daun sembukan (Paederia
Peternakan. Institut Pertanian foetida) serta uji aktivitasnya
Bogor terhadap antioksidan. Skripsi.
Universitas Udayana. Bali
Amelia, S. 2005. Vibrio cholerae.
Departemen Mikrobiologi. Farouque, S. M., M. J. Albert., dan J. J.
Skripsi. Fakultas Kedokteran. Mekalanos. 2000. Epidemiology,
Universitas Sumatera Utara. Genetiks and Ecology of
Medan Toxigenic Vibrio cholerae.
Microbiology and Molecular
Anita, A., S. Khotimah, dan A. H. Yanti. Biology Reviews, 62 (4) :1301-
2014. Aktivitas antibakteri ekstrak 1314
daun jambu air (Dendropthoe
pentandra L. Miq) terhadap Hermawan, A. 2007. Pengaruh ekstrak
pertumbuhan Salmonella typhi. daun sirih (Piper betle L.)
Skripsi. Universitas Tanjungpura. terhadap pertumbuhan
Pontianak Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli dengan Metode
Atikah, N. 2013. Aktivitas antimikroba Difusi Disk. Skripsi. Universitas
ekstrak herba kemangi (Ocimum Airlangga, Surabaya.
americanum L) terhadap
Staphylococcus aureus dan Herwandi., Mahyarudin., dan Effiana.
Candida albicans. Skripsi. UIN 2019. Uji aktivitas antibakteri
Syarif Hidayatullah. Jakarta. ekstrak etanol annona muricata
terhadap Vibrio cholerae. Skripsi.
Baron, E.J., L.R Peterson, dan S.M. SUniversitas Tanjungpura.
Finegold. 1992. Diagnostic Pontianak
Microbiology. 9th Ed. Baile &
Scott’s. St. Louis Juniarhati, P. E. 2011. Skrining bakteri
asam laktat isolat susu sapi Bali
Brooks, G.F., K. Carroll., J.S Butel., dan penghasil bakteriosin penghambat
Jawetz, Melnick. 2013.

397
Jurnal Itepa, 9 (4) Desember 2020, 390-399 ISSN : 2527-8010 (Online)

bakteri patogen Escherichia coli Kesehatan Universitas Islam


Penyebab Diare Akut. Skripsi. Negeri Syarif Hidayatullah.
Jurusan Farmasi. Unversitas Jakarta
Udayana. Bali
Ramadhan, N.S., R. Rasyid., E. Sy. 2015.
Maleki, S., S.M, Seyyenejad, dan H, Daya hambat ekstrak daun
Motamedi. 2008. antibacterial pegagan (Centella asiatica) yang
activity of the aluid of iranian diambil di batusangkar terhadap
torilis leptophylla against some pertumbuhan Vibrio cholerae
clinical pathogen. Pakistan Journal secara In Vitro. Jurnal Kesehatan
of Biologycal Science. Vol.11(9), Andalas. Fakultas Kedokteran.
1286-1289 Universitas Andalas. Padang.
Vol.4(1)
Mardigan, M. T., Martinko, J.M, dan
Parker, J. 2000. Biology of Sudarmadji, S. 2003. Analisa bahan
Microorganisms. 8th edition. makanan dan pertanian. Edisi
Pearson Prentice Hall. USA. ke2.Liberty.Yogyakarta.Vol:III

Misna., D, Khusnul. 2016. Aktivias Sunatmo, T. I. 2007. Eksperimen


antibakteri ekstrak kulit bawang Mikrobiologi Dalam
merah (Allium cepa L. terhadap Laboratorium. Penerbit Ardy
bakteri Staphylococcus aureus. Agency. Bogor.
Galenika Journal of Pharmacy.
Vol. 2 (2): 138 – 144. Selawa, W., M,R,J. Runtuwene, dan G.
Citraningtyas. 2013. Flavonoid
Moein S., dan Mahmood RM. 2010. dan kapasitas antioksidan total
Relationship between antioxidant ekstrak etanol daun binahong
properties and phenolics in (Andredera Cordifulic Ten
Zhumeria majdae. Journal of Steenis.) FMIPA. Skripsi.
Medicinal Plants Research (7): Universitas Samratulangi. Manado
517-521
Tanzila, A., P.A, Sandhi, dan N.N
Nurcahyanti, A.D.R dan Wandra, J. 2012. Puspawati 2016. Kemampuan
Sembukan kurang sedap namun daya hambat ekstrak daun
berkhasiat hebat. Bios : Salatiga pegagan (Cantella asiatica
L.)Urban terhadap pertumbuhan
Oman, K. 2008. Biologi. Jakarta: PT Escherchia coli ATCC 8739.
Grafindo Media Pratama (halaman Skripsi. Jurusan Ilmu dan
: 56) Teknologi Pangan. Universitas
Udayana. Bali
Patel D.K. 2017. Paederia Foetida Linn.:
A Potential climbing medicinal Uddin, B., Nahar, T., Khalil, M.I dan
herb in central india. international Hossain, S 2007. In vitro
journal of environmental sciences antibacterial activity of the ethanol
& natural resources. Vol: 6(5):01- extract of paederia foetida
07 (Rubbiccae) leaves. Bangladesh
Journal Life Science. Vol.19.141-
Prayoga, D. 2013. Perbandingan efek 143
ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L.) dengan metode difusi Widyastana, dan I.W Yogi. 2015.
disk dan sumuran terhadap Keberadaan bakteri patogen
pertumbuhan bakteri Vibrio cholerae pada beberapa
staphylococcus aureus. Skripsi hasil perikanan yang dijual di
Program Studi Pendidikan Dokter pasar tradisional kota denpasar.
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Tesis. Program Magister. Program

398
Hidayat, dkk Uji Daya Hambat Ekstrak …

Studi Biologi. Program Pasca profiles and antioxidant activities


Sarjana. Universitas Udayana. of legumes affected by extraction
Denpasar solvent. Journal of Food Science.
Vol.72: 59-66
Xu, B.J. dan S.K.C Chang. 2007. A
comparative study on phenolic

399

Anda mungkin juga menyukai