Anda di halaman 1dari 9

Ekologia : Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup Volume 20, Nomor 1, April 2020, Hal.

31-39
https://journal.unpak.ac.id/index.php/ekologia e-ISSN: 2686-4894 ; p-ISSN: 1411-9447

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BIJI KAPULAGA JAWA


(Amomum compactum Soland. ex Maton) TERHADAP Streptococcus pyogenes

Oom Komala1*, Ismanto1, Muhammad Alan Maulana1


1
Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Pakuan, Bogor.
*e-mail: oom.komala@unpak.ac.id

diterima: 8 Januari 2020; direvisi: 11 Februari 2020; disetujui: 2 Maret 2020

ABSTRAK
Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen penyebab penyakit faringitis.
Pengobatan alami untuk mengatasi penyakit tersebut dengan menggunakan biji kapulaga.
Tujuan penelitian ini adalah menguji aktivitas antibakteri, menentukan konsentrasi daerah
hambat dan senyawa fitokimia dari ekstrak etanol 96% biji kapulaga jawa (Amomum
compactum Soland. ex Maton) terhadap Streptococcus pyogenes. Metode yang digunakan
adalah metode dilusi padat dan metode difusi kertas cakram. Metode dilusi padat digunakan
untuk uji Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dengan konsentrasi 1,25%, 2,5%, 5% dan
7,5% sedangkan metode difusi kertas cakram digunakan untuk uji Diameter Daerah Hambat
(DDH) dengan menggunakan lima macam perlakuan yaitu tiga konsentrasi ekstrak etanol 96%
biji kapulaga jawa (7,5%, 10% dan 12%), satu kontrol positif amoksisilin 0,01 mg/mL dan satu
kontrol negatif akuades steril. Data hasil uji DDH kemudian di analisis menggunakan Anova
dengan tingkat kepercayaan 95% dan α = 0,05 serta uji lanjut Duncan untuk mengetahui
perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukan pada pengujian KHM terdapat pada
konsentrasi 7,5% sedangkan untuk uji DDH yang memiliki aktivitas tertinggi terdapat pada
konsentrasi 12% dengan rata-rata diameter daerah hambat 12,03±0,14 mm. Selain itu, ekstrak
etanol 96% biji kapulaga jawa mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, terpenoid serta tanin
yang berfungsi dalam aktivitas antibakteri.

Kata Kunci: Amomum compactum, Faringitis, Streptococcus pyogenes

ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF JAVA CARDAMOM SEED EXTRACT


(Amomum compactum Soland. ex Maton) AGAINST Streptococcus pyogenes

ABSTRACT
Streptococcus pyogenes is one of the pathogenic bacteria that causes pharyngitis. Natural
treatment to overcome these problems is to use cardamom seeds. The purpose of this study was
to test the antibacterial activity, determine the concentration of inhibitory zone and
phytochemical compounds from ethanol 96% extract of Java cardamom seeds (Amomum
compactum Soland. Ex Maton) against Streptococcus pyogenes. The method is used solid
dilution and paper disc diffusion method. The solid dilution method is used for the Minimum
Inhibitory Concentration (MIC) test with a concentration of 1.25%, 2.5%, 5% and 7.5% while
the paper diffusion method is used for the Inhibition zone Diameter (IZD) using five treatments
namely three concentrations of ethanol 96% extract of Java cardamom seeds (7.5%, 10% and
12%), one positive control of amoxicillin 0.01 mg/mL and one negative control of sterile
distilled water. IZD data were analyzed using ANOVA with a confidence level of 95% and α =
0.05 and Duncan's further tests to determine differences between treatments. The results showed
that the MIC was at a concentration of 7.5% while for the IZD test which had the highest
activity there was a concentration of 12% with an average inhibition diameter of 12.03 ± 0.14
mm. In addition, ethanol 96% extract of Java cardamom seeds contain alkaloids, flavonoids,
terpenoids and tannins which function in antibacterial activity.

Key words: Amomum compactum. Pharyngitis, Streptococcus pyogenes


31 EKOLOGIA is licencedunder:
Oom Komala, Dkk: Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Kapulaga Jawa...

PENDAHULUAN sebagai ajuvan untuk pengobatan


Streptococcus β hemolyticus Grup A imunomodulator alergi asma. Sehubungan
atau Streptococcus pyogenes merupakan dengan hal itu, senyawa yang terkandung di
salah satu bakteri patogen yang banyak dalam biji kapulaga seperti fenol, tanin dan
terpenoid mampu menghambat aktivitas
menginfeksi manusia. Bakteri ini
pertumbuhan bakteri pada Escherichia coli
merupakan bakteri penyebab paling umum dan Staphylococcus aureus (Sukandar dkk.,
dari faringitis akut, dimana prevalensi kasus 2015). Dari hasil tersebut perlu
pada anak-anak sekitar 20 - 30% dan pada dilakukannya sebuah penelitian dari ekstrak
orang dewasa sekitar 5 - 15% (Aini dkk., pelarut etanol 96% biji kapulaga jawa
2016; Shulman et al., 2012). Di Indonesia (Amomum compactum Soland. ex Maton)
kasus faringitis akut pada tahun 2004 untuk mengetahui adanya aktivitas
antibakteri pada Streptococcus pyogenes.
termasuk ke dalam sepuluh penyakit
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
terbanyak pada pasien rawat jalan dengan
menguji aktivitas antibakteri, menentukan
persentase jumlah penderita sebesar 1,5%
konsentrasi daerah hambat dan menentukan
atau sebanyak 214.781 orang (Depkes RI,
senyawa fitokimia dari ekstrak etanol 96%
2006).
biji kapulaga jawa terhadap pertumbuhan
Faringitis yang disebabkan oleh
Streptococcus pyogenes.
bakteri memiliki gejala berupa sakit kepala
hebat, muntah, kadang demam dengan suhu
BAHAN DAN METODE
yang tinggi dan jarang disertai batuk
Determinasi Tanaman Kapulaga Jawa
(Kemenkes RI, 2013). Pengobatan faringitis
Determinasi tanaman kapulaga jawa
umumnya menggunakan sejumlah
dilakukan di Pusat Penelitian Konservasi
antibiotik, akan tetapi pengobatan dengan
Tumbuhan dan Kebun Raya-LIPI Bogor,
antibiotik dapat menimbulkan efek samping
Jalan Ir. H. Juanda No. 13 Bogor, Provinsi
seperti reaksi alergi, reaksi idiosinkrasi,
Jawa Barat.
reaksi toksik serta terjadinya perubahan
biologik dan metabolik (Indijah dan Fajri,
Preparasi Sampel Biji Kapulaga Jawa
2016).
Sampel sebanyak 10 kg didapatkan
Kapulaga merupakan salah satu
dari petani yang bertempat di Desa
tanaman yang termasuk dari suku
Cileungsi, Kecamatan Ciawi, Kabupaten
Zingiberaceae dan bermanfaat sebagai
Bogor. Buah kapulaga dicuci di bawah air
bumbu masakan maupun obat-obatan. Di
mengalir dan dikeringkan di bawah sinar
Indonesia tanaman kapulaga memiliki dua
matahari langsung selama tujuh hari. Buah
macam jenis yaitu kapulaga sabrang
selanjutnya disortasi dan diambil bijinya.
(Elettaria cardamomum (L.) Maton) dan
Biji diblender dan diayak dengan
kapulaga jawa (Amomum compactum
menggunakan saringan mesh. Hasil saringan
Soland. ex Maton) (Setyawan et al., 2014).
mesh akan didapatkan simplisia serbuk biji
Menurut Agoes (2010) biji kapulaga
kapulaga jawa.
diketahui memiliki berbagai macam khasiat
seperti mengencerkan dahak, memudahkan
pengeluaran air dari perut, menghangatkan, Uji Kadar Air Simplisia Serbuk Biji
membersihkan darah, menghilangkan rasa Kapulaga Jawa
sakit, stimulan dan pemberi aroma. Menurut Pertama-tama cawan dikeringkan pada
Lee et al., (2010), ekstrak A. compactum suhu 105oC ± 30 menit. Setelah itu, cawan
memiliki nilai potensi terapi bila digunakan diletakkan dalam desikator dan sampel
32 EKOLOGIA is licencedunder:
Ekologia : Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup Volume 20, Nomor 1, April 2020, Hal.31-39

ditimbang sebanyak 5 g. Sampel Uji Flavonoid


dimasukkan ke dalam oven dengan suhu Satu gram ekstrak dilarutkan dengan 1
105oC selama ± 6 jam. Setelah itu, mL etanol 96%, lalu ditambahkan serbuk
dimasukkan ke dalam desikator kembali magnesium, kemudian ditambahkan HCL
kemudian ditimbang hingga memperoleh pekat. Apabila terbentuk warna oranye,
bobot konstan. merah atau kuning, berarti positif flavonoid.

Pembuatan Ekstrak Etanol 96% Biji Uji Saponin


Kapulaga Jawa Satu gram ekstrak ditambahkan 5 mL
Simplisia sebanyak 200 g diekstraksi air panas, didinginkan lalu kocok kuat-kuat
dan dimaserasi menggunakan pelarut etanol selama 10 detik. Apabila terbentuk busa
96% sebanyak 2000 mL selama 3 x 24 jam. setinggi 1-10 cm selama tidak kurang dari
Proses dilakukan secara bertingkat dengan 10 menit dan pada penambahan 1 tetes HCl
menuangkan pelarut sebanyak 700 mL, 700 2 N busa tidak hilang maka positif saponin.
mL dan 600 mL Maserat didiamkan selama
1 x 24 jam dengan sesekali diaduk dan Uji Steroid dan Terpenoid
disimpan pada suhu ruang. Maserat disaring Satu gram ekstrak ditambahkan 3 mL
dengan kertas saring sehingga akan eter kemudian dikocok. Lapisan eter diambil
didapatkan filtrat dan residu. Semua filtrat lalu ditambahkan 2-3 tetes pereaksi
dievaporasi dengan rotary evaporator pada Liebermen Bouchard. Apabila terbentuk
suhu 50oC. warna merah keunguan, berarti positif
terpenoid tetapi apabila terbentuk warna
Uji Kadar Abu Ekstrak Etanol 96% Biji hijau berarti positif steroid.
Kapulaga Jawa
Ekstrak sebanyak 2 gram di Uji Tanin
masukkan ke dalam cawan porselen yang Satu gram ekstrak ditambahkan 5 mL
sebelumnya sudah ditimbang. Ekstrak akuades dan dipanaskan selama 5 menit,
dipijar menggunakan tanur dengan suhu dikocok hingga homogen lalu disaring.
600oC hingga mendapatkan bobot konstan Filtrat hasil saringan ditambahkan FeCl3 3%
dan ditimbang hingga bobotnya tetap. sebanyak 2 tetes, jika menghasilkan warna
hitam kehijauan atau hijau violet maka
Uji Fitokimia Ekstrak Etanol 96% Biji positif senyawa tanin.
Kapulaga Jawa
Uji Alkaloid Pembuatan Kertas Cakram
Satu gram ekstrak ditetesi HCl 2 N, Kertas saring dengan diameter 6 mm
lalu dibagi dalam beberapa tabung reaksi. disterilisasi di dalam oven selama 1 x 24
Setiap tabung ditambahkan dengan masing- jam dengan suhu 105oC. Kertas saring
masing pereaksi. Pereaksi Mayer positif ditetesi dan direndam pada konsentrasi
mengandung alkaloid jika membentuk ekstrak 7,5%, 10% dan 12%, serta larutan
endapan putih atau kuning. Pereaksi Wagner antibiotik amoksisilin 0,01 mg/mL sebagai
positif mengandung alkaloid jika terbentuk kontrol positif dan akuades steril sebagai
endapan coklat. Pereaksi Dragendrof, positif kontrol negatif. Hasil perendaman kemudian
mengandung alkaloid jika terbentuk dimasukkan ke dalam oven dengan suhu
endapan jingga. 40oC selama 1 x 24 jam.
33 EKOLOGIA is licencedunder:
Oom Komala, Dkk: Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Kapulaga Jawa...

Pembuatan Media Brain Heart Infusion didiamkan hingga agar padat. Kemudian 5
Agar (BHI Agar) jenis kertas cakram diletakkan yaitu: 1
Serbuk BHI ditimbang sebanyak 37 g kontrol negatif, 1 kontrol positif, dan 3
dan ditambah 15 g bacto agar kemudain konsentrasi ekstrak 7,5%, 10% dan 12% lalu
dilarutkan dalam 1000 mL akuades. Media disimpan di inkubator dengan suhu 37oC
agar dimasukkan ke dalam autoklaf dengan selama 1 x 24 jam.
suhu 121oC dengan tekanan 1 atm selama
15-20 menit. Parameter yang Diamati
Mengukur diameter daerah hambat
Peremajaan Bakteri Streptococcus dari ekstrak etanol 96% biji kapulaga jawa
pyogenes terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
Bakteri didapatkan dari Departemen serta menentukan golongan senyawa
Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, bioaktif dari ekstrak etanol 96% biji
Universitas Indonesia. Peremajaan kapulaga jawa.
dilakukan dengan mengambil sediaan satu
ose biakan murni kemudian diinokulasikan Analisis Data
pada media BHI Agar miring. Hasil Rancangan yang digunakan adalah
inokulasi kemudian di inkubasi di dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Analisis
inkubator selama 1 x 24 jam. data menggunakan Analysis of Variance
(Anova) satu arah dengan tingkat
Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak kepercayaan 95% dan α = 0,05 serta uji
Etanol 96% Biji Kapulaga Jawa lanjut Duncan untuk mengetahui perbedaan
Sebelum dilakukan pengujian bakteri antar perlakuan.
hasil peremajaan kemudian dilakukan
pengenceran dengan NaCl fisiologis 0,9%. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengenceran dilakukan sampai konsentrasi Determinasi Tanaman Kapulaga Jawa
10-6 koloni/mL dengan mengikuti prosedur Determinasi tanaman dilakukan untuk
pengenceran standar McFarland 0,5. memastikan kebenaran dan kejelasan suatu
tanaman yang akan digunakan pada saat
Uji Konsentrasi Hambat Minimum proses penelitian dan bertujuan untuk
(KHM) menghindari adanya kesalahan dalam
Sebanyak 15 mL BHI Agar pemilihan suatu sampel bahan. Determinasi
dimasukkan ke dalam cawan petri dan tanaman dilakukan di Pusat Penelitian
ditambahkan 0,2 mL suspensi bakteri serta Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya-
bahan uji sebanyak 1 mL. Campuran LIPI Bogor dengan sampel yang dibawa
dihomogenkan dan didiamkan hingga media yaitu berupa tanaman yang meliputi akar,
agar padat, lalu dimasukkan ke dalam batang, daun, dan buah. Hasil determinasi
inkubator selama 1 x 24 jam dengan suhu menunjukkan bahwa tanaman yang
37oC. dideterminasi adalah jenis kapulaga jawa
(Amomum compactum Sol. ex Maton) dari
Uji Diameter Daerah Hambat (DDH) suku Zingiberaceae.
Cawan petri diisi media BHI Agar
sebanyak 15 mL dan ditetesi suspensi
bakteri sebanyak 0,2 mL secara zig-zag lalu
34 EKOLOGIA is licencedunder:
Ekologia : Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup Volume 20, Nomor 1, April 2020, Hal.31-39

Kadar Air Simplisia Serbuk Biji evaporasi memiliki warna coklat kuning
Kapulaga Jawa kemerah-merahan. Pelarut yang digunakan
Kadar air merupakan banyaknya air dalam proses ekstraksi adalah pelarut etanol
yang dinyatakan dalam persentase massa 96%, hal ini dikarenakan menurut Arifianti
(SNI, 1992). Hasil pengujian kadar air dkk. (2014) pelarut etanol beserta
menyatakan bahwa simplisia serbuk biji campurannya dengan air mempunyai
kapulaga jawa memiliki rata-rata kadar air extractive power yang terbaik untuk hampir
sebesar 11,73±0,04%, hasil tersebut sudah semua senyawa yang mempunyai berat
sesui dengan persyaratan mutu kapulaga molekul rendah. Hasil pengamatan ekstrak
lokal berdasarkan SNI-01-3180-1992 yaitu etanol 96% biji kapulaga jawa dapat dilihat
maksimal 12%. pada Tabel 1.
Hasil pengujian kadar abu didapatkan
Ekstrak Etanol 96% Biji Kapulaga Jawa bahwa ekstrak etanol 96% biji kapulaga
Serbuk sebanyak 600 gram yang telah jawa memiliki kadar abu sebesar
12,14±0,03%. Pengujian kadar abu
dimaserasi dan dirotari evaporasi
dilakukan karena bertujuan untuk
menghasilkan ekstrak kental sebanyak 17,4 menentukan baik atau tidaknya suatu
gram dengan rendemen sebesar 2,9%. pengolahan maupun mengetahui jenis bahan
Ekstrak yang didapat dari proses rotari yang digunakan (Pine dkk., 2015).

Tabel 1. Hasil Karakteristik Ekstrak Etanol 96% Biji Kapulaga Jawa


Warna Warna Bobot Bobot Kadar Abu
Bahan Uji Rendemen
Filtrat Ekstrak Awal Ekstrak

Ekstrak Etanol Coklat


96% Biji Kuning Kuning 12,14±0,03%
600 g 17,4 g 2,9%
Kapulaga Minyak Kemerah-
Jawa merahan

Kandungan Fitokimia Ekstrak Etanol Tabel 2. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Etanol
96% Biji Kapulaga Jawa 96% Biji Kapulaga Jawa
Berdasarkan hasil pengujian fitokimia Uji Senyawa Hasil Pengujian
pada Tabel 2 dapat dinyatakan bahwa
ekstrak etanol 96% biji kapulaga jawa Alkaloid +
memiliki kandungan senyawa alkoloid, +
flavonoid, terpenoid dan tanin. Hasil Flavonoid
tersebut sedikit berbeda dengan hasil Saponin -
penelitian Sukandar dkk. (2015) pada
Steroid -
ekstrak metanol biji kapulaga (Amomum
compactum Sol. ex Maton) yang memiliki +
Terpenoid
senyawa fenol, tanin dan terpenoid (Tabel
2). Tanin +

Keterangan : (+) Ada Senyawa Fitokimia; (-) Tidak


Ada Senyawa Fitokimia

35 EKOLOGIA is licencedunder:
Oom Komala, Dkk: Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Kapulaga Jawa...

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Hasil penelitian menunjukkan bahwa


96% Biji Kapulaga Jawa konsentrasi 7,5% memiliki nilai rata-rata
Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) diameter daerah hambat yaitu sebesar
Pengujian konsentrasi hambat 9,15±0,07 mm, sedangkan konsentrasi 10%
minimum dilakukan untuk mengetahui dan konsentrasi 12% memiliki nilai rata-rata
konsentrasi hambatan terkecil yang ditandai diameter daerah hambat yaitu sebesar
dengan tidak adanya aktivitas pertumbuhan 10,90±0,20 mm dan 12,03±0,14 mm. Dari
bakteri. Pengujian ini dilakukan dengan cara hasil tersebut bila dilihat berdasarkan
dilusi padat. Konsentrasi yang dibuat yaitu kategori penentuan respon hambatan
1,25%, 2,5%, 5%, dan 7,5%. menurut Greenwood (1995) pada Tabel 3
Dari hasil pengujian dinyatakan konsentrasi 7,5% termasuk ke dalam
bahwa konsentrasi hambat minimum pada kategori tidak ada, sedangkan untuk
ekstrak etanol 96% biji kapulaga jawa konsentrasi 10% dan 12% termasuk ke
terdapat pada konsentrasi 7,5%. Hasil dalam kategori lemah.
tersebut sedikit berbeda dengan hasil
penelitian Putri dkk. (2016) dengan
menggunakan ekstrak etil asetat biji
kapulaga (Amomum compactum) terhadap K-
bakteri Aeromonas hydrophila yang
memiliki nilai KHM sebesar 1,35%. 12% K+ 7,5%
Perbedaan hasil KHM ini diakibatkan
karena perbedaan penggunaan bahan uji dan
metode pada masing-masing penelitian. 10%

Diameter Daerah Hambat (DDH)


Pengujian diameter daerah hambat
dilakukan dari tingkat konsentrasi yang Keterangan :
telah didapatkan pada pengujian konsentrasi K- = Akuades Steril;
hambat minimum. Pengujian ini dilakukan K+ = Amoksisilin 0,01 mg/mL.
dengan menggunakan metode Kirby-Bauer
Disk Method atau difusi kertas cakram dan Gambar 1. Hasil Pengujian Diameter
dilakukan sebanyak empat kali ulangan. Daerah Hambat (DDH) dari Ekstrak Etanol
Pengujian dilakukan dari konsentrasi 7,5%, 96% Biji Kapulaga Jawa terhadap
10% dan 12% untuk ekstrak etanol 96% biji Pertumbuhan Streptococcus Pyogenes.
kapulaga jawa sedangkan untuk kontrol
Hasil tersebut sangat berbeda jauh
negatif dan kontrol positif bahan yang dengan kontrol positif dimana kontrol
digunakan adalah akuades steril dan positif memiliki nilai rata-rata sebesar
amoksisilin 0,01 mg/mL. Uji diameter 24,06±1,77 mm dengan kategori respon
daerah hambat ditandai dari adanya daerah hambatan yaitu kuat, sedangkan untuk
bening dari ekstrak etanol 96% biji kapulaga kontrol negatif dengan diamter 6,00±0,00
jawa terhadap Streptococcus pyogenes. mm tidak terdapat adanya respon hambatan.
Besaran diameter pada kontrol negatif
Hasil pengujian dapat dilihat pada Gambar
merupakan diameter dari kertas cakram
1. pada pengujian diameter daerah hambat.

36 EKOLOGIA is licencedunder:
Ekologia : Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup Volume 20, Nomor 1, April 2020, Hal.31-39

Adapun hasil dari rata-rata diameter etanol 96% biji kapulaga jawa seperti
daerah hambat dapat dilihat pada Tabel 4. senyawa alkoloid, flavonoid, terpenoid dan
Berdasarkan hasil analisis data tanin. Senyawa alkaloid diketahui dapat
menggunakan Anova dan uji lanjut Duncan mengganggu bakteri dengan cara meracuni
dengan tingkat kepercayaan 95%, ekstrak protoplasma, merusak dan menembus
etanol 96% biji kapulaga jawa diperoleh dinding sel serta mengendapkan protein.
hasil signifikan sebesar 0,063 pada Selain itu juga, senyawa alkaloid mampu
konsentrasi 10% dan konsentrasi 12% menginaktifkan enzim esensial di dalam sel
dengan nilai α sebesar 0,05. Hasil tersebut mikroba meskipun pada konsentrasi yang
membuktikan bahwa kedua konsentrasi sangat rendah serta mampu memutuskan
ikatan peptidoglikan saat menerobos dinding
Tabel 3. Penentuan Kategori Respon sel. Setelah menerobos dinding sel, senyawa
Hambatan akan menyebabkan kebocoran isi sel dengan
Diameter Daerah cara merusak ikatan hidrofobik yang
Kategori berakibat pada meningkatnya permeabilitas
Hambat (mm)
≤ 10 (mm) Tidak Ada membran. Akibat dari adanya kerusakan
11-15 (mm) Lemah pada membran sel maka akan menyebabkan
16-20 (mm) Sedang terhambatnya aktivitas dan biosintesis
≥ 20 (mm) Kuat enzim-enzim spesifik yang diperlukan
Sumber : Greenwood (1995) dalam Milah dalam reaksi metabolisme sehingga
dkk., (2016). pertumbuhan bakteri dapat dihambat
(Robinson, 1991 dalam Putri dkk., 2016).
Tabel 4. Rata-Rata Diameter Daerah Sehubungan dengan itu, senyawa lain
Hambat (DDH) Ekstrak Etanol 96% Biji seperti flavonoid diketahui dapat
Kapulaga Jawa terhadap Streptococcus membentuk senyawa kompleks terhadap
pyogenes protein ekstraseluler yang nantinya dapat
Kategori mengganggu integritas membran sel.
Bahan Rata-Rata DDH
Respon
Uji (mm) Senyawa ini dapat menghambat
Hambatan
K- 6,00±0,00a - pertumbuhan bakteri dengan cara merusak
7,5% 9,15±0,07b Tidak Ada dinding sel, membran sel, serta dapat
10% 10,90±0,20c Lemah menonaktifkan kerja enzim pada bakteri
12% 12,03±0,14c Lemah (Cowan, 1999; Nugraha dkk., 2017).
d
K+ 24,06±1,77 Kuat Senyawa lain juga ditunjukkan pada
Keterangan :
K- = Akuades Steril;
senyawa terpenoid, senyawa ini diketahui
K+ = Amoksisilin 0,01 mg/mL. dapat bereaksi dengan porin (protein
transmembran) pada membran luar dinding
Sedangkan konsentrasi 7,5% dan sel bakteri dan membentuk ikatan polimer
kontrol negartif memiliki pengaruh yang yang kuat sehingga mengakibatkan rusaknya
tidak beda nyata terhadap pertumbuhan
porin. Rusaknya porin yang merupakan
bakteri. Hasil yang berbeda ditunjukkan
pada kontrol positif yang menggunakan pintu keluar masuknya senyawa yang
amoksisilin 0,01 mg/mL, hasil menyatakan dibutuhkan sel bakteri akan mengurangi
bahwa kontrol positif memiliki pengaruh permeabilitas dinding sel bakteri yang
yang sangat nyata terhadap pertumbuhan mengakibatkan sel bakteri akan kekurangan
bakteri Streptococcus pyogenes. nutrisi, sehingga pertumbuhan bakteri
Aktivitas adanya daerah hambat
terhambat atau mati (Cowan, 1999 dalam
disebabkan karena adanya senyawa
fitokimia yang terkandung dalam ekstrak Sukandar dkk., 2015).

37 EKOLOGIA is licencedunder:
Oom Komala, Dkk: Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Kapulaga Jawa...

Selain senyawa alkaloid, flavonoid DAFTAR PUSTAKA


dan terpenoid, senyawa tanin langsung Agoes, A. (2010). Tanaman Obat Indonesia.
berhubungan pada metabolisme mikro Salemba Medika. Jakarta.
organisme, melalui penghambatan Aini, F., A. Djamal, dan E. Usman. (2016).
fosforilasi oksidatif; mekanisme yang Identifikasi Carrier Bakteri
melibatkan kulit tanin dengan ion metabolik, Streptococcus β hemoliticus Group
mengurangi ketersediaan ion penting untuk A pada Murid SD Negeri 13 Padang
metabolisme mikroorganisme (Xie et al., Berdasarkan Perbedaan Umur dan
2015) sehingga dapat menghambat dan Jenis Kelamin. Jurnal Kesehatan
membunuh bakteri. Selain itu senyawa tanin Andalas. 5 (1): 145-148.
juga dapat membentuk ikatan kompleks Arifianti, L., R. D. Oktarina, dan I.
dengan protein dan interaksi hidrofobik Kusumawati. (2014). Pengaruh Jenis
sehingga jika terbentuk ikatan hidrogen Pelarut Pengekstraksi terhadap
antara tanin dengan protein enzim maka Kadar Sinensetin dalam Ekstrak
kemungkinan akan terdenaturasi dan Daun Orthoshipon stamineus Benth.
menyebabkan metabolisme bakteri E-Journal Planta Husada. 2 (1): 1-4.
terganggu (Ummah, 2010 dalam Cowan, M. M. (1999). Plant Products as
Roslizawaty dkk., 2013) Antimicrobial Agents. Clinical
Microbiology Reviews. 12 (4): 564-
KESIMPULAN DAN SARAN 582.
Kesimpulan [Depkes RI] Departemen Kesehatan
Ekstrak etanol 96% biji kapulaga jawa Republik Indonesia. (2006). Profil
memiliki aktivitas antibakteri terhadap Kesehatan Indonesia 2004.
Streptococcus pyogenes dengan rata-rata Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
diameter daerah hambat tertinggi sebesar Indijah, S. W. dan P. Fajri. (2016). Modul
12,03±0,14 mm pada konsentrasi 12%. Bahan Ajar Cetak Farmasi:
Hasil uji fitokimia menunjukkan Farmakologi. Kementerian
bahwa ekstrak etanol 96% biji kapulaga Kesehatan RI. Jakarta.
jawa mengandung senyawa alkaloid, [Kemenkes RI] Kementerian Kesehatan
flavonoid, terpenoid dan tanin. Republik Indonesia. (2013).
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
Saran di Fasilitas Layanan Kesehatan
Primer. Edisi I. Kementerian
Perlu dilakukannya sebuah penelitian
Kesehatan RI. Jakarta
mengenai ekstrak biji kapulaga jawa Lee, J.A., Lee, M.Y., Seo, C.S., Jung, D.Y.,
(Amomum compactum Soland. ex Maton) Lee, N.H., Kin, J.H., Hyekyung,
dengan menggunakan pelarut dan mikroba H.A., and Shin, H.K., (2010), Anti-
uji yang lain serta penelitian lebih lanjut Ashmatic Effects of an Amomum
mengenai senyawa fitokimia pada ekstrak compactum Extract on an
tersebut secara kuantitatif. Ovalbumin (OVA)-Induced Murine
Asthma Model,
Biosci.Biotechnol.Biochem. 74 (9),
UCAPAN TERIMA KASIH 1814-1818.doi:10.1271/bbb.100177.
Terima kasih disampaikan kepada https://www.tandfonline.com/doi/pdf
Laboratorium Biologi dan Laboratorium /10.1271/bbb.100177
Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Milah, N., S. H. Bintari, dan D.
Pengetahuan Alam, Universitas Pakuan, Mustikaningtyas. (2016). Pengaruh
Bogor. Konsentrasi Antibakteri Propolis
terhadap Pertumbuhan Bakteri

38 EKOLOGIA is licencedunder:
Ekologia : Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup Volume 20, Nomor 1, April 2020, Hal.31-39

Streptococcus pyogenes secara In Short Communication: Comparisons


Vitro. Life Science. 5 (2): 95-99. of isozyme diversity in local Java
Nugraha, A. C., A. T. Prasetya, dan S. cardamom (Amomum compactum)
Mursiti. (2017). Isolasi, Identifikasi, and true cardamom (Elettaria
Uji Aktivitas Senyawa Flavonoid cardamomum). Nusantara
sebagai Antibakteri dari Daun Bioscience. 6(2): 94-101.
Mangga. Indonesian Journal of Shulman, S. T., A. L. Bisno, H. W. Clegg,
Chemical Science. 6 (2): 91-96. M. A. Gerber, E. L. Kaplan, G. Lee,
Pine, A. T. D., G. Alam, dan F. Attamimi. J. M. Martin dan C. V. Beneden.
(2015). Standardisasi Mutu Ekstrak (2012). Clinical Practice Guideline
Daun Gedi (Abelmoschus manihot for the Diagnosis and Management
(L.) MEDIK) dan Uji Efek of Group A Streptococcal
Antioksidan dengan Metode DPPH. Pharyngitis: 2012 Update by the
Jurnal Farmasi Fakultas Kedokteran Infectious Diseases Society of
dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin America. Clinical Infectious
(JF FIK UINAM). 3 (3): 111-128. Diseases. 55 (10): 86-102.
Putri, S. D. K., A. Susilowati, dan R. [SNI] Standar Nasional Indonesia. (1992).
Setyaningsih. (2016). Uji Aktivitas SNI 01-3180-1992 Kapulaga Lokal.
Antibakteri Ekstrak Biji Kapulaga Standar Nasional Indonesia.
(Amomum compactum) terhadap Sukandar, D., S. Hermato, E. R. Amelia dan
Aeromonas hydrophyla secara In M. Zaenudin. (2015). Aktivitas Biji
Vitro. Biofarmasi. 14 (1): 10-18. Kapulaga (Amomum compactum Sol.
Roslizawaty, N. Y. Ramadani, Fakhrurrazi, Ex Maton). Jurnal Kimia Terapan
dan Herrialfian. (2013). Aktivitas Indonesia. 17 (2): 119-129.
Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Xie, Y., Yang, W., Tang, F., Chen, X., and
Rebusan Sarang Semut (Myrmecodia Ren, I., (2015), Antibacterial
sp.) terhadap Bakteri Escherichia activities of flavonoids: Structure-
coli. Jurnal Medika Veterinaria. 7 activity relationship and mechanism,
(2): 91-94. Current Medicinal Chemistry, 22(1),
Saxena, M., J. Saxena, R. Nema, D. Singh 132-149.DOI:
dan A. Gupta. (2013). 10.2174/0929867321666140916113
Phytochemistry of Medical Plants. 443.www.eurekaselect.com/124655/
Journal of Pharmacognosy and article
Phytochemistry. 1 (6): 168-182.
Setyawan, A. D., Wiryanto, Suranto, N.
Bermawie dan Sudarmono. (2014).

39 EKOLOGIA is licencedunder:

Anda mungkin juga menyukai