Abstract: Antibacterial Activity of The Leaf Extract of Cassava (M. esculenta) against
Shigella sp. Shigella sp is a Gram-negative bacteria are the main cause of diarrheal disease which
is a major cause of children morbidity and mortality in developing countries, including in
Indonesia. One of medicinal plants used to treat diarrhea are cassava (Manihot esculenta Cranz.)
leaves which contains flavonoids, saponins and tannins that are known has antibacterial activity.
This study aims to determine the antibacterial activity of the leaf extract of cassava (M. esculenta)
against Shigella sp. This study used discussion diffusion method for measuring inhibition of
cassava leaf extract against Shigella sp. The extract used was 40%, 50%, 60%, 70% and 80%.
After incubation for 24 hours, the diameter of inhibitory zone around the disc were measured and
regresi linier analyzed to determine the effect of the extract on the inhibition of bacterial growth.
Results showed that the inhibition of the growth of Shigella sp by Cassava leaf extract was in weak
to moderate category. Increasing concentrations of the extract effect on increasing the diameter of
inhibition zone.
Tanaman herbal masih merupakan pilihan kematian yang terkait Shigella sp. terjadi pada
utama yang digunakan dalam pengobatan di anak usia <5 tahun. Walaupun persentase diare
beberapa belahan dunia (Al-Rubiay et al., 2008). sebagai penyebab kematian pada anak di
Metabolit sekunder yang dihasilkan tanaman Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya
telah diakui memiliki banyak aktivitas cenderung menurun tetapi Organisasi Kesehatan
farmakologi (Rahmoun et al., 2013). Penyakit Dunia (WHO) memprediksikan pada tahun 2025
yang sering diobati dengan tanaman herbal salah masih akan terjadi 5 juta kematian pada anak usia
satunya adalah infeksi yang disebabkan oleh kurang dari umur lima tahun akibat diare (Nailul,
bakteri (Borade et al., 2011). 2013).
Shigella sp merupakan salah satu bakteri Salah satu tanaman obat yang digunakan
Gram negatif penyebab utama penyakit diare oleh mayoritas masyarakat untuk mengobati
(Ranjbar et al., 2008). Diare adalah penyebab diare adalah daun Singkong (Manihot esculenta
utama kesakitan dan kematian pada anak di Cranz.) yang memiliki kandungan flavonoid,
negara berkembang, termasuk di Indonesia. saponin dan tanin. Senyawa–senyawa tersebut
Alcoba-florez et al. (2005) mengungkapkan diketahui mempunyai aktivitas sebagai
bahwa 69% dari semua infeksi dan 61% antibakteri (Miladiyah, dkk., 201; Nailul, 2013).
161
162 Jurnal Kesehatan, Volume VII, Nomor 1, April 2016, hlm 161-164
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu penelitian ekstrak daun Singkong (M. esculenta) dengan
untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak berbagai konsentrasi selama 30 menit. Kemudian
daun Singkong (M. esculenta) terhadap Shigella kertas cakram diambil dengan bantuan pinset dan
sp. diletakkan dalam cawan petri steril dan dibiarkan
kering pada suhu kamar.
Selanjutnya, 1 ml bakteri Shigella sp
METODE PENELITIAN dimasukkan dalam cawan petri yang telah berisi
media Nutrient Agar (NA) kemudian disebar
Bahan yang digunakan dalam penelitian menggunakan batang penyebar. Kertas cakram
ini adalah simplisia daun Singkong, isolat bakteri yang telah direndam di dalam ekstrak daun
Shigella sp, etanol 70%, aquadestillata, media Singkong (M. esculenta) dengan berbagai
Nutrient Broth (NB), dan media Nutrient Agar konsentrasi diletakkan di atas permukaan media
(NA). NA sambil sedikit ditekan. Sebagai control
Simplisia daun singkong diekstraksi positif digunakan Kloramfenikol. Inkubasi pada
dengan metode maserasi yang dilanjutkan dengan suhu 37oC selama 24 jam. Kemudian dilakukan
evaporasi. Sebanyak 1 kg simplisia dimasukkan pengamatan dan pengukuran diameter hambat
ke dalam wadah kemudian ditambah etanol 70% bakteri Shigella sp menggunakan jangka sorong.
hingga bahan terendam, kemudian disimpan di
tempat yang terlindung dari cahaya matahari
sambil sesekali diaduk, biarkan selama 3-5 hari.
Kemudian ekstrak daun Singkong dipisahkan HASIL
melalui proses penyaringan. Perendaman dengan
etanol 70% diulangi sebanyak 3 kali sampai Ekstrak yang digunakan dalam uji aktivitas
diperoleh hasil ekstrak yang bening. Selanjutnya antibakteri terhadap Shigella sp. Dibuat dalam
ekstrak diuapkan menggunakan rotary konsentrasi 40%, 50%, 60%, 70% dan 80%,
evaporator hingga diperoleh ekstrak kental. masing – masing dengan 3 kali pengulangan.
Ekstrak yang diperoleh dibuat larutan dengan Sebagai kontrol positif digunakan Kloramfenikol
konsentrasi 40%, 50%, 60%, 70% dan 80% 250 mg dan aquadest sebagai kontrol negatif.
dengan penambahan akuades. Setelah diinkubasi selama 24 jam dengan suhu
Daya hambat ekstrak diukur menggunakan 37oC, sampel menunjukkan adanya aktivitas
metode difusi menggunakan kertas cakram steril antibakteri dengan zona hambat berbeda, seperti
yang masing-masing dicelupkan ke dalam tercantum pada Tabel 1.
PEMBAHASAN
(M. esculenta) terhadap pertumbuhan bakteri flavonoid, saponin, dan tanin (Aulia, 2013).
Shigella sp. Pada uji Regresi Linear nilai Beberapa penelitian menunjukkan aktivitas
signifikansi <p-value (0,05), yang berarti bahwa flavonoid, saponin, tannin, sebagai penghambat
Ekstrak Daun Singkong (M. esculenta) pertumbuhan bakteri Gram negatif, seperti
berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri bakteri Shigella sp. Dinding sel bakteri Gram
Shigella sp. Nilai R2 sebesar 0,933 atau 93,3% negatif memiliki susunan dinding sel yang lebih
(mendekati 100%) menunjukkan bahwa secara komplek yang memiliki kandungan lipid yang
statistik kedua variabel berhubungan, artinya lebih tinggi yaitu 11–22% dan akan lebih bersifat
peningkatan konsentrasi ekstrak Daun Singkong non polar sehingga akan lebih mudah ditembus
berpengaruh terhadap peningkatan diameter zona oleh senyawa antibakteri yang bersifat non polar
hambat yang terbentuk. Berdasarkan persamaan (Hidayathulla et al., 2001; Jawetz et al., 2001;
regresi diketahui bahwa peningkatan 10% Pelczar & Chan, 1988). Mekanisme
konsentrasi ekstrak daun Singkong, akan penghambatan pertumbuhan mikroorganisme
meningkatkan diameter zona hambat terhadap oleh senyawa tersebut secara umum ialah dengan
Shigella sp. sebesar 1,25mm. menyebabkan kerusakan dan mengganggu fungsi
membran sel (Cushnie, 2005 dalam Taufiq, dkk.,
2015).
Flavonoid dapat membentuk senyawa
kompleks dengan protein ekstraseluler. Hal ini
akan menyebabkan lapisan dinding sel tidak
terbentuk secara utuh. Kerusakan dinding sel
dapat menyebabkan perubahan permeabilitas
membran sel sehingga menghambat kerja enzim
intraseluler dan air masuk ke dalam sel secara
tidak terkontrol (Robinson, 1995 dalam
Ainurrohmah, 2013).
Saponin dapat berdifusi melalui membran
kemudian mengikat sitoplasma sehingga
mengganggu dan mengurangi kestabilan
membran dan menyebabkan sitoplasma bocor
Gambar 1. Hasil Pengukuran Diameter Zona keluar dari sel. Hal tersebut pada akhirnya dapat
Hambat mengakibatkan kematian bakteri (Taufiq, dkk.,
2015).
Kandungan pada daun Singkong yang
diduga berperan sebagai antibakteri antara lain
Daftar Pustaka
esculenta Crantz Leaves in Mice. Universa Suprapti, L. 2005. Tepung Tapioka: Pembuatan
Medicina 30(1): 3-10. dan Pemanfaatan. Yogyakarta: Kanisius
Nailul, F . 2013. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Tjitrosoepomo, G. 2005. Taksonomi Tumbuhan
Etanol Daun Pare (Momordica charantia (Spermatophyta). Yogyakarta: UGM press
Linn). Skripsi. Universitas Jember Warnaini, C. 2013. Uji Efektifitas Ekstrak Kunyit
Pelczar, M.J. & Chan, E.C.S. 2005. Dasar-Dasar Sebagai Antibakteri terhadap Bacillus sp
Mikrobiologi. Diterjemahkan dan Shigella dysentriae secara in vitro.
R.S.Hadioetomo. Jakarta: Universitas Universitas Padjajaran, Bandung
Indonesia press. World Health Organization. 2005. The Treatment
Sintia, M.S.P, Murhananto. 2004. of Diarrhea: A Manual For Physicians and
Memanfaatkan Tanaman Sayur untuk Other Senior Health Worker. Geneva: WHO
Mengatasi Aneka Penyakit. Jakarta: press
Agromedia Pustaka