3,MARET, 2021
Jurnal medika udayana
ABSTRAK
Infeksi ialah masalah kesehatan global dan penyebab utama kematian, terutama di Indonesia.
Salah satu penyebab infeksi yang sering ditemukan di Indonesia dan negara-negara berkembang
lainnya adalah Streptococcus pyogenes. Untuk mengatasi penyakit infeksi dan menghindari
resistensi obat-obatan kimiawi, dapat dilakukan dengan cara mengembangkan antibiotik baru dari
sumber alam terutama tanaman. Daun sambiloto sering dijumpai di Indonesia dan dipakai oleh
masyarakat sebagai tanaman obat untuk mengobati infeksi saluran kemih, pelega tenggorokan,
dan lainnya. Pada daun sambiloto terdapat kandungan antibakteri seperti andrographolide, tanin,
flavonoid, alkaloid, steroid, saponin, fenol, terpenoid, dan glikosida. Metode ekstraksi yang
digunakan pada daun sambiloto adalah maserasi dengan pelarut etanol 96%, kemudian
diencerkan dengan pelarut etanol 96% menjadi konsentrasi 20%, 60% dan 80%, kemudian uji
aktivitas antibakteri menggunakan metode cakram difusi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa secara signifikan ekstrak etanol daun sambiloto dapat menghambat pertumbuhan
Streptococcus pyogenes ATCC 19615 (p=0.000). Hasil uji daya hambat berupa rerata diameter
zona hambat yaitu 7 mm pada konsentrasi 20%, 8.8 mm pada konsentrasi 60%, dan 9.2 mm pada
konsentrasi 80%. Dapat disimpulkan bahwa pada keseluruhan konsentrasi yang diujikan dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes ATCC 19615 dengan diameter zona
hambat paling besar pada ekstrak daun sambiloto konsentrasi 80%.
Infectious disease is a global health problem and the main cause of death, especially in Indonesia.
One of the causes of infectious disease that commonly found in Indonesia and other developing
countries is Streptococcus pyogenes. In order to overcome infectious disease and prevent
resistance of chemical medicine, developing new antibiotic from natural source especially plants
can be a choice. Sambiloto leaf is commonly found in Indonesia and used locally to cure urinary
tract infection, sore throat, and others. Sambiloto leaf contains antibacterial component such as
andrographolide, tannin, flavonoid, alkaloid, steroid, saponin, phenol, terpenoid, and glycoside.
Extraction method that used on the study was maceration in ethanol 96%, diluted in ethanol 96%
into 20%, 60%, 80% concentration, and bacterial activity test by paper disc diffusion method. The
result of this study showed that sambiloto leaves’ ethanol extract significantly inhibited the
growth of Streptococcus pyogenes ATCC 19615 (p=0.000). The average inhibitory diameter
result of Streptococcus pyogenes ATCC 19615 of every concentration are 7 mm on 20%, 8.8 mm
on 60%, and 9.2 mm on 80%. It can be concluded that all concentration examined can inhibit the
growth of Streptococcus pyogenes ATCC 19615, with the highest inhibitory diameter is
sambiloto leaf extract on 80% concentration.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 94
doi:10.24843.MU.2021.V10.i3.P15
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees) SEBAGAI ANTI BAKTERI..,
Prisillia Brigitta1, Ni Nengah Dwi Fatmawati2, Ni Nyoman Sri Budayanti2
HASIL
adalah 7 mm, 8,8 mm, dan 9,2 mm. Hasil tersebut sehingga senyawa polar dan nonpolar yang
sesuai dengan penelitian-penelitian terhadap terkandung pada daun sambiloto mampu tertarik ke
ekstrak etanol daun sambiloto sebagai antibakteri dalam pelarut seperti alkaloid, flavonoid, saponin,
sebelumnya, seperti pada penelitian yang dilakukan tannin, steroid, dan terpenoid [10]. Dalam penelitian
oleh Sawitti, dkk pada bakteri Eschericia coli ini, etanol 96% juga terbukti tidak memberikan
ATCC 2922 dengan hasil diameter daya hambat efek antibakteri karena sudah digunakan sebagai
konsentrasi ekstrak etanol daun sambiloto 25%, kontrol negatif dengan hasil diameter zona hambat
50%, 75%, dan 100% [6]. 0 mm.
Dalam penelitian ini juga dapat dilihat bahwa SIMPULAN
ekstrak daun sambiloto menghasilkan diameter
zona hambat yang kecil terhadap pertumbuhan Berdasarkan data yang diperoleh ekstrak
Streptococcus pyogenes ATCC 19615. Hal ini etanol daun sambiloto (Andrographis peniculata
bergantung pada kualitas ekstrak daun yang Nees) memiliki potensi dalam menghambat
memiliki dua faktor antara lain faktor biologi dan pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
kimia. Faktor biologi meliputi spesies tanaman itu ATCC 19615. Konsentrasi ekstrak 20%
sendiri, lokasi tanaman asal, waktu panen, menghasilkan Konsentrasi Hambat Minumal
penyimpanan bahan baku, umur, serta bagian (KHM), sedangan ekstrak konsentrasi 80%
tanaman yang digunakan dalam penelitian, menghasilkan zona hambat terbesar. Ada
sementara faktor kimia yang terdiri atas faktor perbedaan antar konsentrasi ekstrak terhadap daya
eksternal dan internal. Faktor eksternal meliputi hambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes
ukuran, penyaring, kandungan logam berat dan ATCC 19615. Ekstrak etanol daun sambiloto
pestisida, serta metode ekstraksi yang digunakan dengan konsentrasi 60% dan 80% tidak memiliki
dan faktor internal meliputi jenis, komposisi, dan perbedaan yang signifikan.
kandungan senyawa aktif. Senyawa aktif tersebut,
berdasarkan uji fitokimia yang telah dilakukan, SARAN
terdiri atas saponin, fenol, steroid, terpenoid,
glikosida, alkaloid, flavonoid, tannin, dan Pada penelitian ini hanya dilakukan proses
andrographolide [7]. ekstraksi menggunakan pelarut etanol 96%. Untuk itu
. Saponin mampu merusak membrane diharapkan pada penelitian berikutnya untuk
sitoplasma bakteri yang mengakibatkan menggunakan pelarut lain. Selain itu perlu juga
berkurangnya permeabilitas membrane sel dilakukan penelitian uji daya hambat ekstrak daun
menyebabkan transportasi zat ke dalam dan keluar sambiloto pada mikroorganisme lainnya.
sel tidak terkontrol sehingga ion organik seperti
enzim, asam amino, dan nutrisi dapat kelar dari sel UCAPAN TERIMA KASIH
dan menyebabkan metabolisme bakteri terhambat
dan ATP menurun. Hal tersebut dapat Peneliti ingin berterima kasih kepada Tuhan Yang
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan sel Maha Esa, orang tua, dr. Ni Nengah Dwi Fatmawati,
bakteri dan terjadi kematian sel[8]. S.Ked., Sp.MK, PhD dan dr. Ni Nyoman Sri Budayanti,
Flavonoid memiliki nilai hambat Sp. MK(K) selaku dosen pembimbing, dr. Agus Eka
pertumbuhan bakteri dengan menggunakan Darwinata, S. Ked, PhD selaku dosen penguji, serta
kemampuannya merusak permeabilitas dinding sel seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
bakteri, mikrosom, dan lisosom. Tannin memiliki penelitian ini atas dukungan dan bimbingan sehingga
kemampuan untuk merusak membrane sel bakteri. penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.
Alkaloid dapat mengganggu susunan peptidoglikan
pada dinding sel bakteri yang menyebabkan DAFTAR PUSTAKA
dinding sel tidak terbentuk secara sempurna yang
berujung kepada kematian sel. Alkaloid juga 1. Todar K. Streptococcus pyogenes and
merupakan interkelator DNA dan menghambat streptococcal disease [Internet].
enzim topoisomerase sel bakteri. Textbookofbacteriology.net. 2008 [cited 11
Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi daun December 2019]. Available from:
sambiloto pada penelitian ini adalah etanol 96% http://textbookofbacteriology.net/streptococcu
yang sering dipakai sebagai pelarut ekstraksi s.html
senyawa aktif karena mudah menembus membran 2. Mandal S e. 14-Deoxyandrographolide
sel sehingga baik digunakan untuk mengekstrak alleviates ethanol-induced hepatosteatosis
senyawa antibakteri seperti tannin, fenol, dan through stimulation of AMP-activated protein
flavonoid [9].Etanol juga memiliki polaritas 5,2 kinase activity in rats. - PubMed - NCBI
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 97
doi:10.24843.MU.2021.V10.i3.P15
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN SAMBILOTO
(Andrographis paniculata Nees) SEBAGAI ANTI BAKTERI..,
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 98
doi:10.24843.MU.2021.V10.i3.P15