1 2016
1
ABSTRAK
Tumbuhan Bayam duri (Amarhantus spinosus L.) secara empiris digunakan untuk
mengobati berbagai penyakit diantaranya eksim, disentri dan diare. Aktivitas antibakteri dari
daun bayam duri ini masih belum banyak diteliti. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk
Minimum (KHTM) dari ekstrak etanol bayam duri (Amarhantus spinosus L.) terhadap bakteri
Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Penelitian ini meliputi ekstraksi daun
bayam duri, penapisan fitokimia, kromatografi lapis tipis terhadap ekstrak bayam duri, uji
metode difusi agar dan uji banding dengan ekstrak daun sukun (Artocarpus communis Forst.).
Hasil pengujian aktivitas antibakteri daun bayam duri menunjukkan bahwa ekstrak daun bayam
Minimum (KHTM) ekstrak daun bayam duri (Amarhantus spinosus L.) terhadap
Staphylococcus aureus terletak pada rentang konsentrasi 7.000-6.000 ppm. Hasil uji banding
daun bayam duri (Amarhantus spinosus L.) dengan ekstrak daun sukun (Artocarpus communis
bahwa daun bayam duri (Amarhantus spinosus L.) mengandung alkaloid dan saponin.
Staphylococcus aureus
Farmaka Vol. 14 No. 1 2016
2
ABSTRACT
Spinach spine plant (Amarhantus spinosus L.) are empirically used to treat various
diseases including eczema, dysentery and diarrhea. Antibacterial activity of Spinach spine plant
is still not much studied. The purpose of this research is conducted to determine the antibacterial
activity and determine the value of the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) of ethanol
extract of Spinach spine plant (Amarhantus spinosus L.) against Staphylococcus aureus and
Pseudomonas aeruginosa. This research involves the extraction of Spinach spine plant,
methods and comparisons with leaf extract of breadfruit (Artocarpus communis Forst.). The
test results of antibacterial activity of spinach spines plant showed that spinach leaf extracts
have antibacterial activity against Staphylococcus aureus while the Pseudomonas aeruginosa
did not show antibacterial activity.Minimum Inhibitory Concentration (MIC) Spinach spine
plant (Amarhantus spinosus L.) against Staphylococcus aureus is located in the concentration
range 7000-6000 ppm. The test results Spinach spine plant (Amarhantus spinosus L.) versus
54,075. Phytochemical screening showed that Spinach spine plant (Amarhantus spinosus L.)
Staphylococcus aureus
darah. sakit (Jawetz,2007). gram positif yang merupakan salah satu dari
Kulit dan membran mukosa selalu tiga jenis dari genus Staphylococcus dan
mikroorganisme flora normal yang bakteri gram negatif dan terlihat sebagai
karena pengaruh bakteri dari luar. Jika flora berperan penting dalam patogenisitas.
normal terganggu, maka mikroorganisme Bakteri ini menimbulkan infeksi pada luka
dari luar dapat berkolonisasi dan dan luka bakar, menimbulkan nanah hijau
menyebabkan infeksi pada kulit umumnya Zat antibakteri adalah zat yang dapat
menyebabkan mayoritas ruam dan infeksi Zat ini dapat merupakan metabolit sekunder
kulit. Pada tahun 1995-1996 menurut Pusat dari mikroba tertentu (antibiotika), diisolasi
Pengendalian Penyakit dan Pencegahan dari tumbuhan atau hewan dan hasil sintesis
penyakit yang ditularkan melalui air, 25%- sintesis). Penggunaan zat antibakteri
nya merupakan dermatitis (gatal, sakit sintesis (obat-obat modern) yang terlalu
mengenai aktivitas ekstrak etanol bayam kalium hidroksida 5%, pereaksi Mayer,
aureus dan Pseudomonas aeruginosa. amil alkohol (Merck), pereaksi besi (III)
otoklaf (Hirayama), inkubator (Sakura IF- Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit
mikropipet volume 20-200 L (Eppendorf), Nutrient Agar (Oxoid) dan Mannitol Salt
pelat silika gel, bejana KLT, dan alat-alat Bahan tumbuhan yang digunakan adalah
rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak Setelah itu, dibuat lubang-lubang dengan
kental, lalu diuapkan lagi di atas penangas perforator (d=7,00 mm). Pada tiap lubang
air pada suhu 40oC sampai berat ekstrak kemudian diisikan suspensi ekstrak daun
tipis dengan fase diam silika gel 60 F254, Peudomonas aeruginosa dimana media
pengembang kloroform : metanol (9:1), dan yang digunakan diganti dengan NA.
dengan metode difusi agar dengan teknik pengenceran agar. Sampel ekstrak dengan
MSA yang masih cair hingga diperoleh tersebut dimasukkan ekstrak daun sukun
medium uji dengan berbagai konsentrasi. dengan konsentrasi 90000 ppm, 70000
Campuran tersebut dihomogenkan, lalu ppm, 50000 ppm, 30000 ppm, dan 10000
bakteri uji menggunakan kawat ose. dalam inkubator pada suhu 37 oC selama
diinkubasikan dalam inkubator pada suhu dihasilkan ekstrak daun sukun dan ekstrak
37 oC selama 18-24 jam. KHM ditentukan daun bayam duri diukur. Diameter hambat
pada cawan dengan konsentrasi ekstrak (mm) ekstrak daun sukun dipetakan pada
terkecil yang masih mampu menghambat sumbu y dan log konsentrasi (ppm) ekstrak
pertumbuhan bakteri uji, yang ditunjukkan daun sukun dipetakan pada sumbu x,
dengan tidak adanya pertumbuhan koloni kemudian dibuat kurva hubungan serta
kontrol negatif (agar) dan kontrol positif diameter zona hambat dari ekstrak daun
(agar ditambah suspensi bakteri uji). bayam duri yang paling aktif dipetakan ke
Uji Banding Aktivitas Antibakteri dalam persamaan regresi linier dari ekstrak
Ekstrak Daun Bayam Duri dengan daun sukun yang diperoleh, sehingga
Ekstrak Daun sukun : Uji banding ini diperoleh konsentrasi ekstrak daun sukun
dilakukan dengan metode difusi agar yang memiliki aktivitas yang setara dengan
menggunakan teknik perforasi. Sebanyak ekstrak bayam duri. Nilai banding diperoleh
dalam cawan petri lalu ditambahkan 40 mL Konsentrasi sampel dari kurva baku
Nilai banding 100%
Konsentrasi sampel sebenarnya
MSA yang masih cair bersuhu 40 oC lalu
Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Hasil Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak
1089 gram diperoleh ekstrak kental Hasil KLT ekstrak dapat dilihat pada Tabel
Alkaloid + Merah
Hijau
Flavonoid - 0,86 Hijau muda
kebiruan
Polifenolat - kehitaman
Tanin -
Farmaka Vol. 14 No. 1 2016
8
Merah 100.000 + -
0,58 - -
muda 50.000 + -
Hasil Pengujian Aktivitas Ekstrak konsentrasi 10.000 ppm terhadap bakteri uji
bayam duri dengan metode difusi agar. Hasil Penetapan Konsentrasi Hambat
5000, dan 4000 ppm untuk bakteri hambat. Data konsentrasi dan zona hambat
Staphylococcus aureus. Hasil uji KHM ekstrak daun sukun dapat dilihat pada Tabel
ekstrak dapat dilihat pada Tabel. 6, sedangkan data konsentrasi dan zona
Tabel 4 Hasil Penentuan KHM Ekstrak hambat ekstrak daun bayam duri dapat
7.000 - Konsentrasi
Data pada Tabel 4 menunjukkan bahwa 70000 4,845 12,42 12,44 12,52 12,46
konsentrasi hambat minimum ekstrak 90000 4,954 12,62 12,58 12,66 12,62
Hasil Uji Banding Ekstrak Daun Bayam Berdasarkan data pada Tabel 6 dapat
Duri dengan Ekstrak daun sukun dibuat kurva hubungan log konsentrasi
Untuk mendapatkan nilai banding, (ppm) ekstrak daun sukun dengan rata-rata
diperlukan kurva baku Ekstrak daun sukun, zona hambat (mm) ekstrak daun sukun
yang merupakan plot antara log konsentrasi terhadap bakteri uji. Hasilnya dapat dilihat
persamaan regresi linier y = 1,489 x + 5,255 daun sukun yang memberikan diameter
Keterangan: diameter lubang = 7,00 Nilai banding ini berarti bahwa untuk
Dari hasil penelitian ini, dapat tumbuhan ini. Dengan adanya aktivitas
disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun antibakteri yang terkandung dalam daun
Staphylococcus aureus sedangkan pada ekstrak serta analisis lebih lanjut untuk
aureus terletak antara konsentrasi 7.000- Abdallah M., Zaki S.M., El-Sayed A. and
antibakteri ekstrak etanol daun bayam duri secondary bacterial infection of skin
terdeteksi senyawa alkaloid dan saponin. Jawetz, E., Mulnich, J.L. and Adelberg, E,
Saran A. 2007. Mikrobiologi Kedokteran.
Penelitian mengenai uji aktivitas Alih bahasa Huriawati hartanto. Edisi
antibakteri ekstrak etanol daun bayam duri ke-23. CV. EGC Penerbit Buku
(Amaranthus spinosus) terhadap Kedokteran Jakarta. hlm. 225-227,
Staphylococcus aureus dan Pseudomonas 266-268.
Farmaka Vol. 14 No. 1 2016
12
Microbiology an Introduction. 12 th