Anda di halaman 1dari 7

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SECARA IN VIVO EKSTRAK ETANOL DAUN

PAKIS SAYUR (Diplazium esculentum Swartz) PADA MENCIT JANTAN


GALUR BALB/C YANG DIINFEKSI Salmonella typhi ATCC 14028

Wahyuni, Fery Indradewi Armadany, Mirna Widasri


Fakultas Farmasi, Universitas Halu Oleo
ABSRACT

Vegetable fern leaf (Diplazium esculentumSwartz) is kind of plant that can inhibit
Salmonella typhi growth. The study aimed to determine the effect of vegetable fern leaf
ethanolic extract on male mice that had been infected by Salmonella typhi bacteria.
Vegetable fern leaf powder was macerated with 95% ethanol and was evaporated with
vacum rotary evaporator. Dosage variation of vegetable fern leaf ethanolic extract on male
mice were (100; 200; 300; 400 and 500 mg/kgbb). Blood of male mice veins was cultured on
agar media and counted bacterial colonies that were formed. Study result showed
increasing of vegetable fern leaf ethanolic extract could decrease the colony of Salmonella
typhi that infected in male mice. Vegetable fern leaf ethanolic extract with 500 mg/kgbb could
decrease 6,21% of Salmonella typhi in male mice. vegetable fern leaf ethanolic extract with
dosage variation not significantly decrease the amount of bacteria colonies in mice.
Compound identification by thin layer chromatography (TLC) showed vegetable fern leaf
ethanolic extract contained of flavonoids, saponins, alkaloids, tanins and terpenoids.

Keywords: antibacterial, Diplazium esculentum S., Salmonella typhi

PENDAHULUAN global yang terus meningkat (Rosenova,


Penyakit infeksi adalah jenis 2014). Munculnya bakteri patogen yang
penyakit yang disebabkan oleh mikroba resisten terhadap beberapa jenis antibiotik
dan biasanya banyak terdapat di daerah tertentu sangat menyulitkan proses
tropis seperti Indonesia. Tindakan medis pengobatan sehingga mengakibatkan
untuk menanggulanginya digunakan tingginya angka kematian. Penyebab
antibiotik (Refdanita, dkk., 2004). utamanya adalah penggunaannya yang
Antibiotik mempunyai peranan penting meluas dan tidak rasional (Utami, 2012).
dalam dunia kesehatan, karena mampu Beberapa tahun terakhir
menghambat maupun membunuh bakteri ditemukan adanya kasus resisten
penyebab infeksi. Menurut WHO, terhadap antibiotik yang lazim digunakan
penggunaan antibiotik yang tepat adalah untuk demam tifoid. Resistensi pada strain
penggunaan antibiotik yang efektif dari Salmonella typhi untuk kloramfenikol
segi biaya dengan peningkatan efek pertama kali terjadi di Inggris tahun 1950
terapeutik klinis, meminimalkan toksisitas dan di India tahun 1972. Resistensi
obat, dan meminimalkan terjadinya tersebut ternyata diikuti oleh antibiotik
resistensi (Amin, 2014). yang lain, strain S. typhi yang resisten
Resistensi terhadap antibiotik terhadap ampisilin dilaporkan pertama kali
menjadi ancaman kesehatan masyarakat di Meksiko tahun 1973. Pada

JF FIK UINAM Vol.4 No.2 2016 43


perkembangan selanjutnya, beberapa sebelumnya menunjukkan ekstrak
negara melaporkan adanya strain S. typhi D.esculentum memiliki aktivitas
yang telah resisten terhadap dua atau antimikroba yang kuat terhadap S. typhi
lebih golongan antibiotik yang lazim dengan diameter zona hambat sebesar
digunakan yaitu ampisilin, kloramfenikol, 16,33 mm dan kadar hambat minimum
dan kotrimoksazol yang dikenal dengan (KHM) untuk masing-masing ekstrak
strain multi drug resistance (MDR) S.typhi kloroform maupun ekstrak methanol
(Ajizah, 2004). D.esculentum yaitu 6,3 mg/mL dan 1,6
Salah satu tanaman yang banyak mg/mL (Akter, dkk., 2014).
dimanfaatkan sebagai obat adalah Berdasarkan hasil skrining
Diplazium esculentum yang dikenal fitokimia daun tanaman pakis sayur,
dengan pakis sayur. Secara empirik, menunjukkan adanya senyawa golongan
rebusan rimpangnya digunakan untuk glikosida, saponin, steroid, alkaloid,
mengobati batuk berdarah sedangkan glukosida, taninn dan flavonoid (Akter,
bagian daunnya digunakan untuk terapi 2014). Menurut Khausik dkk., (2012)
sakit kepala, nyeri pada luka dan demam tanaman pakis mengandung senyawa
(Khausik, dkk., 2011). Selain itu menurut flavonoid seperti myrcetin dan α-
Lense (2011) tanaman pakis juga tokopherol. Beberapa kajian farmakologi
digunakan untuk mengobati disentri, telah dilakukan pada daun D. esculentum
gangguan pencernaan, diare, dan menunjukkan adanya aktivitas
pembengkakan kelenjar dan berbagai sebagai laksatif, anti inflamasi,
infeksi pada kulit. antioksidan, dan anthelmintik (Amit dan
Menurut Vincent, dkk., (2014) Farswan, 2012).
ekstrak air dan etanol dari D.esculentum Adanya masalah infeksi S. typhi
menunjukkan adanya aktivitas terhadap yang menyebabkan gangguan
bakteri patogen seperti S. typhi, gastrointestinal dan semakin
Salmonella arizonae, Escherichia coli dan meningkatnya sifat resistensi bakteri
Staphylococcus aureus. Pada uji skrining terhadap antibiotik, maka peneliti tertarik
antibakteri, 66,7% dari ekstrak untuk mengkaji aktivitas antibakteri daun
D.esculentum menunjukkan aktivitas pakis sayur secara in vivo yang dinilai
bakteriostatik. Data yang dilaporkan akan mampu menjadi alternatif
menunjukkan bahwa semua ekstrak penanganan infeksi bakteri tersebut.
D.esculentum dari yang non polar-polar
memiliki aktivitas antimikroba dengan METODE PENELITIAN
kadar hambat minimum (KHM) berkisar Penelitian ini merupakan penelitian
antara 0,08-0,31 mg/mL (Gwee dkk., eksperimental yang dilakukan dengan
2013). Berdasarkan penelitian kontrol. Penelitian menggunakan 35 ekor

JF FIK UINAM Vol.4 No.2 2016 44


mencit. Mencit yang digunakan adalah Pengujian ini diawali dengan
mencit jantan galur BALB/C dengan bobot pemeriksaan jumlah koloni awal bakteri
30-35 g. Tahap awal dalam penelitian ini dalam darah mencit, kemudian diberikan
yaitu dilakukan penyiapan bahan dan alat sediaan uji secara oral. Tiap 1x24 jam
yang digunakan yaitu ekstrak etanol daun diambil darah semua hewan uji melalui
pakis sayur, Salmonella typhi ATCC vena ekor sebanyak 50 µl dan diletakkan
14028, silika gel, levofloksazin, etanol didalam tabung Eppendorf kemudian
70%, NaCl fisiologis, standar Mc. Farland ditambah dengan 450 µl NaCl fisiologis
No. 0,5, salmonella shigella agar (SSA), 0,9% dan dilakukan penanaman pada
EDTA, timbangan mencit, restrainer media SSA dengan cara pour plate.
mencit, vial dan tutup, gunting, sonde oral, Selanjutnya dilakukan inkubasi pada suhu
cawan petri, dan colony counter. 370 C selama 24 jam. Bakteri S. typhi akan
Tahap selanjutnya yaitu penyiapan membentuk koloni berwarna merah
hewan dan pemeriksaan parameter awal dengan warna hitam pada pusat
hewan uji.Bahan uji yang digunakan yaitu koloninya. Hasil inkubasi tersebut dihitung
ekstrak etanol daun pakis sayur jumlah koloninya dengan menggunakan
(Diplazium esculentum Swartz) yang alat colony counter.
dibagi kedalam lima dosis, yaitu 100 Data penelitian yang diperoleh
mg/kg bb, 200 mg/kg bb, 300 mg/kg bb, kemudian dianalisis dengan uji ANOVA
400 mg/kgbb dan 500 mg/kgbb. Bahan uji (p<0,05) dilanjutkan dengan Uji Post Hoc
tersebut disuspensikan dalam akuades (LSD) untuk mengetahui adanya
yang diberikan dengan volume 1 mL/20 g perbedaan antara kelompok uji dengan
bb mencit. kelompok kontrol. Parameter yang
Hewan uji dikelompokkan secara digunakan adalah jumlah koloni bakteri
acak masing-masing dibagi dalam 7 dalam darah mencit dan persen
kelompok, tiap kelompok terdiri dari lima penurunannya.
ekor mencit yaitu kelompok kontrol negatif
diinfeksi bakteri S. typhi dan diberi HASIL DAN PEMBAHASAN
akuades 1 ml, kontrol positif diinfeksi Analisis dilakukan terhadap hasil
bakteri S. typhi dan diberi levofloksazin penurunan jumlah koloni bakteri didalam
1,43 mg/kg bb, dan kelompok uji diinfeksi darah mencit dimulai pada hari pertama
bakteri S. typhi dan diberi suspensi daun hingga hari ke-8 setiap 1 kali 24 jam
pakis sayur dalam akuades dengan dosis setelah pengobatan diberikan. Hasil
100 mg/kg bb, 200 mg/kg bb, 300 mg/kg pengujian aktivitas antibakteri pada setiap
bb, 400 dan 500 mg/kg bb. Mencit kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
dipuasakan terlebih dahulu selama 1 jam. dapat dilihat pada Gambar 1.

JF FIK UINAM Vol.4 No.2 2016 45


kelompok perlakuan, nilai log penurunan
jumlah koloni bakteri paling rendah terjadi
pada kelompok mencit yang diberikan
ekstrak dengan dosis 100 mg/kgbb yakni
dari 6,432 CFU/mL menurun hingga 3,79
CFU/mL pada hari ke-8 pengobatan.
Sedangkan untuk kelompok perlakuan
dengan nilai log penurunan jumlah koloni
bakteri yang lebih besar terjadi pada
Gambar 1.Penurunan Jumlah Koloni
Bakteri Salmonella typhi dalam darah kelompok mencit yang diberikan ekstrak
mencit Balb/C Selama 8 hari untuk
dengan dosis 300 mg/kgbb dengan nilai
KN (Kontrol negatif), KP (Kontrol
positif), PK1 (ekstrak 100 mg/kgbb), penurunan koloni bakteri pada hari
PK2 (ekstrak 200 mg/kgbb), PK3
pertama sebesar 6,384 CFU/mL menurun
(ekstrak 300 mg/kgbb), PK4 (ekstrak
400 mg/kgbb), PK5 (ekstrak 500 hingga hari ke-8 sebesar 3,146 CFU/mL
mg/kgbb).
dan kelompok mencit yang diberikan
Gambar 1 menunjukkan adanya ekstrak dengan dosis 400 mg/kgbb
penurunan jumlah koloni bakteri dalam dengan nilai penurunannya sebesar 6,538
darah mencit pada masing-masing CFU/mL pada hari pertama hingga 3,045
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol CFU/mL pada hari ke-8 pengobatan serta
selama 8 hari pengobatan. Kelompok kelompok mencit yang diberikan ekstrak
perlakuan menggunakan ekstrak etanol dengan dosis 500 mg/kgbb dengan nilai
daun pakis sayur dengan dosis 100, 200, penurunan koloni bakteri yakni 6,226
300, 400 dan 500 mg/kgbb sedangkan CFU/mL menurun hingga 3,5 CFU/mL
untuk kelompok kontrol positif pada hari ke-8 pengobatan.
menggunakan levofloksazin serta Namun berdasarkan hasil rata-rata
kelompok kontrol negatif hanya diberikan log penurunan jumlah koloni bakteri
akuades sebanyak 1 mL. diperoleh bahwa untuk kelompok kontrol
Berdasarkan Gambar 1 negatif sebesar 5,505 CFU/mL, kelompok
menunjukkan bahwa log penurunan kontrol positif sebesar 4,899 CFU/mL dan
jumlah koloni bakteri untuk kelompok kelompok perlakuan dengan dosis 100,
kontrol negatif dari hari pertama sebesar 200, 300, 400 dan 500 mg/kgbb masing-
6,553 CFU/mL menurun hingga hari ke-8 masing memiliki log penurunan jumlah
sebesar 4,084 CFU/mL. Pada kelompok koloni bakteri sebesar 5,360; 5,356;
kontrol positif log penurunan jumlah koloni 5,321; 5,222; dan 5,163 CFU/mL. Hal ini
bakteri dari hari pertama sebesar 5,777 menunjukkan bahwa ekstrak dengan
CFU/mL dan menurun pada hari ke-8 dosis 500 mg/kgbb dapat berpotensi
pengobatan hingga 3,883 CFU/mL. Untuk besar menurunkan jumlah koloni bakteri

JF FIK UINAM Vol.4 No.2 2016 46


didalam darah mencit dibandingkan memiliki persen penurunan yang lebih
dengan kelompok perlakuan lain. Hasil besar dibandingkan kelompok perlakuan
persen log penurunan jumlah rata-rata lain yaitu sebesar 11%. Hal ini disebabkan
koloni bakteri dapat dilihat pada karena pada kontrol positif menggunakan
gambar 2 antibiotik levofloksasin yang merupakan
antibiotik pilihan terapi (drug of choice)
untuk pengobatan infeksi bakteri S. typhi
yang relatif lebih aman.
Analisis data dilakukan
menggunakan program SPSS (Statistical
Package For Social Science) ANOVA satu
arah untuk mengetahui apakah pada
masing-masing kelompok uji memiliki nilai
penurunan jumlah koloni bakteri yang
Gambar 2.Persen penurunan jumlah rata-
sama atau berbeda. Analisis data
rata koloni bakteri S. typhi dalam
darah mencit pada KP (Kontrol menggunakan ANOVA pada hari ke-1
positif), PK1 (ekstrak 100 mg/kgbb),
hingga hari ke-3 pengambilan cuplikan
PK2 (ekstrak 200 mg/kgbb), PK3
(ekstrak 300 mg/kgbb), PK4 (ekstrak darah mencit yang telah terinfeksi bakteri
400 mg/kgbb), PK5 (ekstrak 500
dan diberi pengobatan memiliki nilai F
mg/kgbb) terhadap KN (Kontrol
negatif). hitung secara berturut-turut yaitu 2,568;
5,135; 2,649 sedangkan nilai F tabel yang
Gambar 2 menunjukkan bahwa
diperoleh yaitu 2,445, karena nilai F hitung
persen penurunan jumlah rata-rata koloni
> nilai F tabel dan nilai probabilitas < 0,05,
bakteri terhadap kontrol negatif untuk
maka hipotesis (H0) ditolak dan hipotesis
kelompok perlakuan yang paling besar
(H1) diterima yang berarti bahwa ada
secara berturut-turut yaitu pada kelompok
perbedaan penurunan jumlah koloni
mencit yang diberi ekstrak dengan dosis
bakteri pada tiap kelompok perlakuan.
500 mg/kgbb sebesar 6,21%, kelompok
Berdasarkan hipotesis H1 dimana ada
mencit yang diberi ekstrak dengan dosis
perbedaan tiap kelompok perlakuan,
400 mg/kgbb sebesar 5,14%, kelompok
maka dapat dilanjutkan dengan uji
mencit yang diberi ekstrak dengan dosis
berikutnya sesuai dengan nilai F hitung >
300 mg/kgbb sebesar 3,34%, kelompok
nilai F tabel.
mencit yang diberi ekstrak dengan dosis
Kemudian dilanjutkan uji lanjutan
200 mg/kgbb sebesar 2,70%, dan pada
LSD (Least Significant Difference) untuk
kelompok mencit yang diberi ekstrak
mengetahui kelompok mana yang
dengan dosis 100 mg/kgbb sebesar
mengalami perbedaan bermakna.
2,63%. Sedangkan untuk kontrol positif

JF FIK UINAM Vol.4 No.2 2016 47


Hasil menunjukkan bahwa pada etanol daun pakis sayur dengan berbagai
hari pertama pengujian aktivitas variasi dosis tidak secara signifikan dapat
antibakteri dengan analisis statistik LSD menurunkan jumlah koloni bakteri
hanya kelompok kontrol positif terhadap S.typhi.Hal ini berhubungan dengan
kelompok perlakuan lain yang berbeda kepekaan mikroorganisme terhadap zat
bermakna sedangkan kelompok kontrol aktif dari ekstrak dan distribusi zat aktif
negatif terhadap kelompok perlakuan ekstrak terhadap bakteri penyebab
yang diberi ekstrak daun pakis sayur infeksi.Distribusi zat aktif ekstrak terhadap
dengan berbagai variasi konsentrasi bakteri penyebab infeksi, salah satunya
menunjukkan hasil uji statistik yang sama. dipengaruhi oleh jumlah zat aktif dari
Hal tersebut juga terjadi pada hari kedua ekstrak yang mampu menembus dinding
hingga hari ketiga. sel bakteri.
Analisis data pada hari ke-4 S.typhi merupakan bakteri gram
hingga hari ke-8 pengambilan cuplikan negatif yang dinding selnya tersusun atas
darah mencit yang telah terinfeksi bakteri tiga komponen yaitu lipoprotein, membran
dan diberi pengobatan diperoleh nilai F terluar yang mengandung molekul protein
hitung berturut-turut yaitu 1,693; 0,941; yang disebut porin dan lipopolisakarida.
0,408; 0,634; 0,899, sedangkan nilai F Porin pada membran terluar dinding sel
tabel yang diperoleh yaitu 2,445, karena bakteri gram negatif bersifat hidrofilik.
nilai F hitung< nilai F tabel dan nilai Porin yang terkandung pada membran
probabilitas >0,05, maka hipotesis (H0) terluar bakteri tersebut menyebabkan
diterima. Berdasarkan H0 yang berarti molekul-molekul komponen ekstrak sukar
tidak ada perbedaan antara kelompok masuk kedalam sel bakteri.Hal ini
perlakuan yang satu terhadap kelompok disebabkan oleh perbedaan sifat dari
perlakuan yang lain, maka tidak dapat porin dan ekstrak dimana ekstrak
dilanjutkan dengan uji berikutnya. Hal ini cenderung bersifat hidrofobik. Akibatnya
sesuai dengan nilai F hitung < F tabel dalam kondisi demikian bakteri dapat
yang menunjukkan tidak ada pengaruh bertahan hidup, memperbanyak diri, dan
pemberian obat dan variasi dosis ekstrak mampu menekan produksi metabolit
etanol daun pakis sayur terhadap sitotoksik sel fagosit yang menyebabkan
penurunan jumlah koloni bakteri S.typhi terjadinya deaktivasi makrofag dan
dalam darah mencit pada hari ke-4 hingga membalikkan efek protektif interferon-γ
hari ke-8. dalam melawan infeksi bakteri tersebut
Berdasarkan analisis statistik pada (Basuki, 2004).
hari pertama hingga hari ke-8 pengujian Meskipun secara statistik tidak ada
aktivitas antibakteri terhadap S.typhi pengaruh variasi dosis ekstrak etanol
dalam tubuh mencit, menunjukkan ekstrak daun pakis sayur terhadap penurunan

JF FIK UINAM Vol.4 No.2 2016 48


jumlah koloni bakteri namun jika ditinjau Jakarta. Balai Penerbit FKUI.
Jakarta. 2009
berdasarkan Gambar 2 ekstrak etanol
Kaushik A, Kaushik J, Das A, Gemal S
daun pakis sayur dengan berbagai variasi and Gaim D. .IntJ Phar Sci Res.
2(5).2011
dosis berpotensi menghambat
Lense O. Biological screening of selected
pertumbuhan bakteri S.typhi dalam tubuh traditional medicinal plants species
utilized bylocal people of
mencit.
Manokwari, West Papua Province.
Nus Biosci. 3(3). 2011
Musnelina L., A. Fuad Afdhal, Ascobat
KESIMPULAN
Gani, dan Pratiwi Andayani. Pola
Berdasarkan hasil penelitian dapat Pemberian Antibiotika Pengobatan
Demam Tifoid Anak Di Rumah Sakit
disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun
Fatmawati Jakarta Tahun 2001–
pakis sayur dengan berbagai variasi 2002. Makara Kesehatan. 8(1).
2004.
konsentrasi tidak secara signifikan dapat
Refdanita, Maksum R., Nurgani A., dan
menghambat pertumbuhan bakteri Endang P. Pola Kepekaan Kuman
Terhadap Antibiotika Di Ruang
Salmonella typhi pada mencit.
Rawat Intensif Rumah Sakit
Fatmawati Jakarta Tahun 2001 –
2002. Makara Kesehatan. 8(2).
UCAPAN TERIMAKASIH
2004
Peneliti mengucapkan terimakasih Rosenova, F. Uji Aktivitas Antibakteri
Secara In Vivo Fraksi Non-Polar
kepada seluruh pihak Fakultas Farmasi
Ekstrak Etanol Batang Inggu (Ruta
Universitas Halu Oleo atas bantuan yang angustifolia [L.] Pers) Pada Mencit
Yang Diinfeksi Staphylococcus
telah diberikan selama penelitian
aureus dan Streptococcus mutans.
berlangsung. Jurnal Penelitian Saintek. 19(1).
2014
Utami, E.R.. Antibiotik, Resistensi dan
KEPUSTAKAAN Rasionalitas Terapi. Saintis, 1(1).
2012.
Ajizah, A. Sensitivitas Salmonella
Vincent V. Tongco, Ronald ArletP.
typhimurium Terhadap Ekstrak
Villaber, Remil M. Agudadan Ramon
Daun Psidium guajava L.,
A. Razal. Nutritional and
Bioscientiae. 1(1). 2004
phytochemical screening, and total
Akter S., Md. Monir Hossain, Ismot Ara,
phenolic and flavonoid content of
dan Parvez Akhtar. Investigation of
Diplazium esculentum(Retz.) Sw.
In vitro Antioxidant, Antimicrobial
from Philippines. J. Chem. Pharm.
and Cytotoxic activity of Diplazium
Res., 6(8). 2014.
esculentum (RETZ). SW., IJAPBC.
Wilson, G., Textbook of organic medical
3(3). 2014
and pharmaceutical chemistry. New
Amin L.Z. Pemilihan Antibiotik yang
York. Edisi 11.Lippincott Williams &
Rasional. Medicinus. 27(3). 2014
Wilkins. 2004.
Amit S. dan Farswan Mamta Singh F.M..
In-Vitro Anthelmintic Activity of
Diplazium esculentum (Retz.) Swiss
Rhizome Extract. JPhar Phyto.
1(4).2012
Gunawan, S.G., Nafrialdi, R.S., dan
Elysabeth. Farmakologi dan Terapi.

JF FIK UINAM Vol.4 No.2 2016 49

Anda mungkin juga menyukai