Anda di halaman 1dari 7

POTENSI FRAKSI KULIT BUAH DURIAN (Durio zibethinus M) TERHADAP BAKTERI

Escherhicia coli dan Staphylococcus aureus

Nur Syamsi Dhuha, Haeria, Wa Sinta


Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar
nursyamsi.dhuha@uin-alauddin@ac.id

ABSTRAK
Penyakit infeksi merupakan masalah kesehatan dunia yang belum terpecahkan.
Untuk itu pencarian antibakteri baru terus dilakukan. Salah satu usaha penemuan antibakteri
adalah eksplorasi berbagai jenis tanaman, utamanya tanaman yang mudah tumbuh di
Indonesia. Salah satu tanaman dengan jumlah produksi paling besar adalah Durian (Durio
zibethinus M). Kulit durian sebagai limbah dan menjadi bagian terbesar dari buah durian
diteliti untuk mengetahui aktivitas penghambatannya terhadap bakteri Escherhicia coli dan
bakteri Staphylococcus aureus. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi bertingkat
menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat, dan metanol. Selanjutnya masing-masing
ekstrak diuji aktivitas antibakterinya. Ektrak yang paling aktif kemudian difraksinasi dengan
menggunakan 14 variasi kepolaran eluen (campuran etil asetat dan methanol). Selanjutnya
fraksi kemudian diujikan kembali aktivitas antibakterinya dengan metode KLT-Bioautografi.
Fraksi aktif kemudian diuji identifikasi golongan senyawanya. Hasil penelitian daya hambat
ekstrak etil asetat, dan methanol secara berturut turut untuk bakteri Eschericia coli dan
Staphylococcus aureus adalah 17,13 mm; 7,34 mm; 15,11 mm; dan 11,45 mm. Fraksi 2
ekstrak metanol memiliki aktivitas antibakteri pada bakteri Staphylococcus aureus yaitu 9,96
mm yang berarti sedang. Hasil identifikasi golongan senyawa Fraksi 2 ekstrak metanol
menunjukkan positif golongan Flavonoid.
Kata kunci : Fraksi Kulit Buah durian, Antibakteri, Escherhicia coli, Staphylococcus aureus

ABSTRACT
Infectious disease is an unresolved world health problem. For this reason, a new
antibacterial search will continue. One of the antibacterial discovery efforts is the exploration
of various types of plants, especially plants that are easy to grow in Indonesia. One of the
plants with the largest amount of production is Durio zibethinus M. Durio zibethinus rind as a
waste and the largest part of Durio zibethinus fruit was studied to determine its inhibitory
activity against Escherhicia coli and Staphylococcus aureus. Extraction was carried out by
multilevel maceration method using n-hexane, ethyl acetate and methanol. Then each
extract was tested for antibacterial activity. The most active extract is then fractionated by
using 14 variations of eluent polarity (mixture of ethyl acetate and methanol). Then the
fraction was tested again for its antibacterial activity by the KLT-Bioautography method. The
active fraction was tested for identification of the group compound. The results of the
antibacterial growth inhibition of ethyl acetate extract and methanol in succession for
Escherichia coli and Staphylococcus aureus was 17.13 mm; 7.34 mm; 15.11 mm; and 11.45
mm, respectively. The Fraction 2 of methanol extract has antibacterial activity in
Staphylococcus aureus bacteria which is 9.96 mm. Identification results of the group
compound from Fraction 2 of methanol extract showed a Flavonoid group.
Keywords: Durio zibethinus rind, Antibacterial activity, Escherhicia coli, Staphylococcus
aureus.

JFI Vol.7 No.1 2019


51
PENDAHULUAN ekonomi lemah tidak mampu membelinya
Penyakit infeksi merupakan sehingga penggunaan berbagai tumbuhan
masalah kesehatan dunia yang belum dalam pengobatan penyakit infeksi dapat
terpecahkan. Berdasarkan artikel yang menjadi pilihan bagi masyarakat Indonesia
ditulis di jurnal Philosophical Transactions (Wibowo dkk, 2008:1).
of The Royal Society B, pada tahun 1990 Pencarian antibakteri telah banyak
jumlah kematian di dunia akibat penyakit dilakukan dari berbagai jenis tanaman.
infeksi mencapai 16 juta orang. Kondisi ini utamanya tanaman yang mudah tumbuh
menurun pada tahun 2010 menjadi 15 juta di Indonesia. Tanaman sebagai obat
orang. (Dye, Christopher, 2014: 1). tradisional dapat dijadikan alternatif
Penurunan angka kematian akibat infeksi pencarian antibakteri karena pada
antara tahun 1990 hingga 2010 dinilai umumnya memiliki senyawa aktif yang
karena penurunan angka kematian per berperan penting dalam meningkatkan
kapita (-53%) yang dibarengi dengan kualitas kesehatan. Salah satu tanaman
peningkatan jumlah populasi dunia (47%) yang dapat dimanfaatkan untuk
(Lozano et al, 2012: 2095). Berdasarkan pengobatan penyakit infeksi adalah limbah
asumsi tersebut, penyakit infeksi masih kulit buah durian (Durio Zibhetinus M).
belum menemukan solusi meski sejak Menurut riset Badan Statistik pada tahun
tahun 2000 menjadi salah satu Millenium 2011, produksi durian di Indonesia mampu
Development Goals (MDGs). World Health mencapai 1.818.949 ton. Berdasarkan
Organization (WHO) memperkirakan 13 struktur buahnya, durian terdiri dari tiga
juta orang akan meninggal akibat penyakit bagian, yaitu bagian dari daging ±20-30%,
infeksi pada tahun 2050 (World Health biji durian ±5-15% dan kulit durian ±60-
Organization, 2013: 1). 75%. Menurut Setyowati (2014),
Penyakit infeksi disebabkan oleh dilaporkan bahwa ekstrak metanol kulit
berbagai mikroorganisme seperti bakteri, buah durian (Durio zibethinus M) positif
virus, jamur dan protozoa (Mulyati, 2009: mengandung alkaloid, flavonoid, tannin,
1). Penyakit infeksi merupakan penyakit saponin, steroid dan terpenoid, hal ini
yang dapat ditularkan dari satu orang ke membuktikan bahwa ekstrak metanol
orang lain atau dari hewan ke manusia. berpotensi memiliki aktifitas antibakteri.
Timbulnya resistensi telah menyebabkan Berdasarkan uraian tersebut
salah satu kelompok antibiotik tertentu diatas, kajian tentang aktivitas antibakteri
tidak lagi digunakan dalam terapi, disisi fraksi kulit buah durian (Durio zibetinus M)
lain harga antibiotik yang mahal dari berbagai pelarut (methanol, etil
menyebabkan masyarakat kalangan asetat, n-heksana) pada bakteri

JFI Vol.7 No.1 2019


52
Escherichia coli dan Staphylococcus kemudian di maserasi dengan pelarut n-
aureus perlu dilakukan sebagai bagian Heksan. Selanjutnya filtrat dipekatkan dan
dari usaha pencarian agen antibakteri ampasnya dimaserasi menggunakan
baru. pelarut etil asetat kemudian metanol.
Peremajaan Bakteri dalam medium
METODOLOGI PENELITIN Nutrient Agar (NA) miring yang diinkubasi
Alat. Alat maserasi, autoklaf, cawan petri, selama 1×24 jam pada suhu 370C.
cawan porselin, chamber, Erlenmeyer Dalam penyiapan larutan uji 10%,
250 ml (pyrex), beaker glass 250 ml sebanyak 1g ekstrak n-heksan, ekstrak etil
(pyrex), gelas ukur (pyrex) 5 ml, 10 ml, asetat dan ekstrak metanol masing-
dan 50 ml, inkubator, kompor, lampu masing dilarutkan dalam 0,2 ml DMSO,
spiritus, lampu UV 254 nm dan 366 nm, kemudian dilarutkan dengan air steril
Laminary Air Flow (LAF), lemari pendingin hingga volume akhir 10 ml.
(kulkas), mikropipet (socorex) 1-10, 10- Uji Aktivitas antibakteri dilakukan
100, 100-1000 µl, ose bulat, ose lurus, menggunakan campuran 20 ml medium
oven, penangas air, rotary evaporator, NA dan 20 μl bakteri uji dalam cawan petri
spoit, tabung reaksi (pyrex), timbangan dan dibiarkan memadat. Sampel
analitik, water bath, vial, vortex mixer, dan diteteskan diatas paper disk kemudian
blender. diletakkan diatas medium yang telah
Bahan. Aquadest, biakan murni bakteri diinokulasi bakteri dan diinkubasi pada
Escherichia coli dan bakteri suhu 37oC selama 1 x 24 jam.
Staphylococcus aureus (Kultur bakteri Proses fraksinasi ekstrak metanol
Laboratorium Mikrobiologi Universitas dilakukan dengan Kromatografi Cair
Islam Negeri Alauddin Makassar), DMSO Vakum (KCV). Ekstrak kulit buah durian
(Dimetil sulfoksida), H2SO4 10%, lempeng yang memiliki aktivitas antibakteri yang
silica gel 60 GF254, medium Nutrient Agar paling besar ditimbang sebanyak 2 gram
(ekstrak beef, proton, NaCl, aquadest, dan ditambahkan bubuk silika gel
agar), sampel ekstrak metanol, ekstrak etil sebanyak 20 gram. Dilarutkan ekstrak
asetat, dan ekstrak n-heksan kulit buah aktif yang diperoleh yaitu ekstrak metanol
durian. dengan pelarut metanol dan ditambahkan
sedikit demi sedikit bubuk silika gel
Prosedur Penelitian sehingga ekstrak mengering seperti
Ekstraksi dari kulit lunak buah durian serbuk. Dimasukkan silika gel dan serbuk
(Durio zibethinus M) dilakukan dengan ekstrak ke dalam gelas kromatografi cair
metode maserasi bertingkat. Sampel yang vakum (KCV) dan dimampatkan dengan
telah kering ditimbang sebanyak 800 g pompa vakum kemudian dielusi dengan
JFI Vol.7 No.1 2019
53
eluen yang pertama yaitu eluen tunggal
etil asetat. Cairan pengelusi dibuat dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
gradient kepolaran yang meningkat Hasil ekstraksi 800 gram simplisia kulit
berdasarkan profil KLT. Fraksi-fraksi yang buah durian (Durio zibhetinus M) yang
diperoleh diuapkan kemudian dilihat profil dimaserasi bertingkat dapat dilihat pada
KLT-nya. Fraksi yang memiliki tabel berikut:
kromatogram dan nilai RF yang sama Tabel 1. Hasil ekstraksi Kulit
Buah Durian (Durio zibhetinus
digabung menjadi satu kemudian
M.)
dibuatkan konsentrasi 1000 ppm setelah Sampel Berat Pelarut Berat %
itu didapatkan fraksi teraktif dan diuji Sampe Ekstra Rendame
aktivitas antibakteri dengan metode KLT- l k n
Bioautografi. (gram)
Adapun eluen yang digunakan Kulit 800 n- 1,3 0,163
pada proses fraksinasi ini adalah eluen etil Buah gram heksan
asetat dan metanol. Pada proses ini Duria etil 2,3 0,287
menggunakan sebanyak 14 variasi eluen. n asetat
Adapun variasi eluen yang digunakan metano 16,35 2.043
dengan perbandinan eluen etil asetat 50 l
ml, eluen etil asetat : metanol 20:1 ,15:1 Hasil skrining aktivitas antibakteri ekstrak
,10:1 ,5:1 perlakuan dilakukan sebanyak Kulit Buah Durian (Durio zibhetinus M.)
dua kali ,1:1 ,1:5 ,1:10 dan metanol 50 ml dengan menggunakan ekstrak n-heksan,
sebanyak 2 kali. ekstrak etil asetat, dan ekstrak methanol
Pengujian antibakteri hasil fraksinasi terhadap bakteri Escherichia coli (ES) dan
dilakukan dengan metode KLT- Staphylococcus aureus (SA) dapat dilihat
Bioautografi. Campuran sebanyak 20 µl pada tabel berikut:
mikroba uji dan 10 ml medium NA Tabel 2. Hasil skrining aktivitas antibakteri
dituangkan ke dalam cawan petri dan ekstrak kulit buah durian (Durio
zibhetinus M) terhadap bakteri
dibiarkan memadat. Kromatogram hasil uji
pemisahan senyawa secara KLT Ekstrak Ba Kons Dia Dia Diam Rata-
kter entra me met eter rata
kemudian diletakkan diatas permukaan i si ter er 3
1 2 (mm)
medium yang memadat. Setelah 30 menit (m (mm
m) )
lempeng diangkat dan dikeluarkan dari N- EC 10% - - - -
heksan SA 10% - - - -
medium. Selanjutnya diinkubasi selama Etil EC 10% 25, 13,3 12,7 17,13
Asetat 4 1
1×24 jam pada suhu 37oC. Setelah 24 jam
SA 10% 7,4 8,12 6,45 7,34
dilakukan pengamatan dengan 5
Metanol EC 10% 19 11,3 15 15,11
pengukuran zona hambat. 3

JFI Vol.7 No.1 2019


54
SA 10% 11, 11,5 11,5 11,45 Tabel 5. Hasil Skrining Fraksinasi
23 6 6
Metanol Ekstrak Kulit

Hasil identifikasi KLT ekstrak metanol kulit Buah Durian (Durio

buah durian (Durio zibhetinus M) dapat zibhetinus M) Terhadap

dilihat pada tabel berikut: Bakteri Uji.


Fr Ba Kons Dia Dia Dia R
ak kte entra met met met at
Tabel 3. Hasil identifikasi KLT si ri si er 1 er 2 er 3 a-
ekstrak metanol kulit (ppm) (mm (mm (mm rat
buah durian (Durio ) ) ) a
zibhetinus M) Fr EC 1000 - - - -
Ekstr UV 254 UV 366 Perbandin ak SA 1000 7,8 8,24 8,42 8,
ak nm nm gan si 15
No Rf No Rf 1
da da Fr EC 1000 - - - -
Meta 1 0,7 1 0,6 Metanol : ak
nol 9 Etil Asetat si
2 0,9 2 0,9 7:3 2
6 2 SA 1000 12,3 8,42 9,12 9,
Hasil fraksi ekstrak metanol melalui 4 96
kromatografi cair vakum (KCV) dapat Fr EC 1000 -- - -
ak SA 1000 8,12
8,93 7,45 8,
dilihat pada tabel berikut: si 16
Tabel 4. Fraksinasi 3
kulit buah Fr EC 1000 - - - -
Durian ak SA 1000 8,23 7,63 7,83 7,
(Durio si 89
zibhetinus 4
M) Hasil uji KLT-Bioautografi menunjukkan
No Fraksi Mangkok Berat bahwa fraksi 2 mampu menghambat
(gram) pertumbuhan bakteri Staphilococcus
1 F1 1-2 4,3 aureus yang ditandai dengan adanya zona
2 F2 3-9 0,5 hambat bening pada area sekitar noda
3 F3 10-12 0,9 pada lempeng. Selanjutnya fraksi 2
4 F4 13-14 0,09 diidentifikasi komponen senyawanya
Pengujian skrining aktivitas hasil fraksi menggunakan pereaksi warna semprot
dilakukan dengan mengamati zona Lieberman buchardat, Dragendorf, Besi
bening. Diperoleh bahwa hasil dari (III) klorida, Aluminium klorida, dan
gabungan fraksi tersebut, fraksi yang penampak bercak H2SO4. Hasilnya
memberikan aktivitas antibakteri yang menunjukkan positif golongan senyawa
paling baik dibandingkan dengan fraksi Flavonoid.
lain dapat dilihat pada tabel berikut.
KESIMPULAN

JFI Vol.7 No.1 2019


55
Kajian terhadap aktivitas antibakteri fraksi Ekstrak Metanol Kulit Durian (Durio
kulit buah durian (Durio zibetinus M) dari zibenhinus Murr). Surakarta:
berbagai pelarut (methanol, etil asetat, n- Pmipa Fkip Uns.
heksana) pada bakteri Escherichia coli Fadlila, Wildan Nur dan Kiki Mulkiya, Livia
dan Staphylococcus aureus menunjukkan Syafnir. 2015. Identifikasi Senyawa
bahwa kulit buah durian memiliki aktivitas Aktif Antibakteri Dengan Metode
antibakteri dengan diameter zona hambat Bioautografi Klt Terhadap Ekstrak
dari ekstrak etil asetat yaitu 17,13 mm Etanol Tangkai Daun Talas
untuk bakteri Eschericia coli dan 7,34 mm (Colocasia Esculenta. L) Schott.
untuk bakteri Staphylococcus aureus. Bandung: Unisba ISSN 2460-6472.
Sedangkan hasil daya hambat ekstrak Garrity, G. M., Bell. J.A dan Liburn. T. G.
metanol yaitu 15,11 mm untuk bakteri 2004. Taxonomic Outlineof The
Eschericia coli dan 11,45 mm untuk prokaryotes Bergey’s Manual Of
bakteri Staphylococcus aureus. Ekstrak Systematic Bacteriologi, 2th
methanol kemudian difraksinasi dan diuji Edition. United States of America,
aktivitas antibakterinya. Fraksi 2 Springer: New York Berlin
menunjukkan aktivitas antibakteri pada Hendelberg.
bakteri Staphylococcus aureus tetapi tidak Hidayanto, Fajar, dkk. 2015. Tanaman
pada bakteri Eschericia coli. Uji identifikasi Herbal Sebagai Tanaman Hias
golongan pada Fraksi 2 menunjukan Dan Tanaman Obat. Yogyakarta:
positif Flavonoid. Universitas Islam Indonesia ISSN
2089-3086.
KEPUSTAKAAN Irawan, Bambang. 2010. Peningkatan
Choma, Irena M dan Grzelak Edyta M. Mutu Minyak Niam Dengan
2011. Bioautography detection in Ekstraksi Dan Destilasi Pada
thin-layer Chromatography. Curie- Berbagai Komposisi Pelarut. Tesis.
Skłodowska University. Lublin: Semarang:Universitas diponegoro.
Poland A. Kusmana, Cecep & Hikmat Agus. 2015.
Dye, Christopher (2014). After 2015: Keanekaragaman Hayati Flora di
infectious diseases in a new era of Indonesia. Bogor: Institut Pertanian
health and development. USA: Bogor.
Philos Trans R Soc Lond B Biol Leba, Maria Aloisia Uron. 2017. Ekstraksi
Sci. dan Real Kromatografi.
Eko Setyowati, Widiastuti Agustina, dkk. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.
2014. Skrining Fitokimia dan Lozano et al (2014). Global and regional
Identifikasi Komponen Utama mortality from 235 causes of death
JFI Vol.7 No.1 2019
56
for 20 age groups in 1990 and Tjitrosoepomo, Gembong. 2013
2010: a systematic analysis for the Taksonomi Tumbuhan
Global Burden of Disease Study (Spermatophyta). Yogyakarta:
2010. London: Lancet. UGM Press
Mastuti, Retno. 2016. Metabolit Sekunder Wibowo, Marliana Singgih, dkk. 2008. Uji
Dan Pertahanan Tumbuhan. Aktivitas Infusum Bunga Rosella
Malang: Universitas Brawijaya (Hibiscus sabdariffa. L).
Mulyati, Endah Sri. 2009. Uji Aktivitas Tristiyanto. 2009. Studi Aktivitas
Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Antibakteri Dan Identifikasi
Daun Ceremal (Phyllanthus acidus Golongan Senyawa Ekstrak Aktif
(L.) Skeels) Terhadap Antibakteri Buah Gambas (Luffa
Staphylococcus aureus dan acutangula Roxb). Surakarta:
Escherechia coli dan Universitas 11 maret
Bioautografinya. Surakarta: World Health Organization, (2013).
Fakultas Farmasi Universitas Mortality and global health
Muhammadiyah Surakarta. estimates. Switzerland: World
Ngajow, Mercy dan Jemmy Abidjulu, 2013 Health Organization)
Vanda S. Kamu. Pengaruh Tasikmalaya: Stikes BTH Tasikmalaya.
Antibakteri Ekstrak Kulit Batang
Matoa (Pometia pinnata) Terhadap
Bakteri Staphylococcus aureus.
Manado: FMIPA
Rubiyanto, Dwiasrso. 2017. Metode
Kromatografi. Yogyakarta: Penerbit
Deepublish.
Saskiawan, Iwan dan Nurhasanah. 2015.
Aktivitas Antimikroba Dan
Antioksidan Senyawa Polisakarida
Jamur Tiram Putih (Pleurotus
ostearus). Jakarta: Pusat
Penelitian Biologi ISSN 2407-8050
Tirtawinata, Muh R. 2016 Durian
(Pengetahuan Dasar Untuk Pecinta
Durian). Jakarta: Penebar
Suadaya.

JFI Vol.7 No.1 2019


57

Anda mungkin juga menyukai