Anda di halaman 1dari 8

Potensi Bakteri Endofitik dari Tanaman…… (Harmastini)

POTENSI BAKTERI ENDOFITIK DARI TANAMAN KELADI


TIKUS SEBAGAI PENGHASIL ZAT ANTIMIKROBA DAN
ANTIOKSIDAN
(The Potency of Endophytes Bacteria from Blume Leaves as Antimicrobes and
Antioxidant)

Harmastini Sukiman dan Nuriyanah


Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI, Jl. Raya Bogor KM 46, Cibinong, Jabar 16911, Indonesia
e-mail: harmastini@yahoo.com
Naskah diterima 25 Februari 2016, revisi akhir 28 April 2016 dan disetujui untuk diterbitkan 29 April 2016

ABSTRAK. Keladi tikus atau Typhonium flagelliforme (Lodd.) dikenal sebagai


tanaman obat yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit, khususnya kanker.
Penelitian ini difokuskan untuk mengisolasi bakteri endofitik tanaman keladi tikus.
Sebanyak 26 isolat bakteri berhasil diisolasi. Hasil uji menunjukkan bahwa 9 isolat
bakteri dapat menghambat pertumbuhan Bacillus subtilis dan 3 isolat terhadap
Staphylococcus aures. Kekuatan sekresi tertinggi dihasilkan oleh isolat KTD4 (bagian
daun) yang mencapai 3,029 untuk Bacillus subtilis dan KTBt1 (bagian batang) 2,042
untuk Staphylococcus aureus. Uji aktivitas antioksidan dilakukan terhadap empat isolat
terpilih menunjukkan bahwa isolat KTBt4 (bagian batang) memberikan presentasi nilai
inhibisi tertinggi yakni 74,68% dan nilai IC50 68,103 bpj dibandingkan dengan vitamin
C yang mencapai 3,053 bpj.
Kata kunci: antioksidan, endofit, keladi tikus

ABSTRACT. Typhonium flagelliforme (Lodd.) known as a medicinal plant to cure


generative disease such as cancer. This research is focusing on isolation of endophytes
bacteria from Typhonium flagelliforme (Lodd.). Twenty six of endophytes bacteria have
been successfully isolated. Results indicated that nine isolates of bacteria could inhibit
the growth of Bacillus subtilis and three isolates could inhibit Staphylococus aureus.
The strongest secretion showed by KTD4 was 3.029 for Bacillus subtilis and KTBt1
2.042 for Staphylococcus aureus. Antioxidant activity tests of four selected isolates
showed that KTBt4 could produce highest inhibition percentage up to 74.68% and IC50
68.103 ppm compared to vitamin C which is just 3.053 ppm.
Keywords: antioxidant, endophyte, Typhonium flagelliforme (Lodd.)

1. PENDAHULUAN tidak selektif untuk dapat membunuh sel


Penyakit kanker merupakan salah kanker yang dituju dan juga bahan aktif
satu penyebab utama kematian di seluruh yang terkandung di dalamnya tidak cukup
dunia, sekitar 8,2 juta kematian disebabkan banyak. Selain itu, penggunaan bahan aktif
oleh kanker pada tahun 2012. Berbagai kimia dapat menimbulkan efek samping
jenis penyakit kanker seperti kanker paru, yang cukup berat karena bahan aktif
hati, usus, kolorektal dan kanker payudara tersebut selain membunuh sel kanker juga
merupakan penyebab terbesar terjadinya dapat merusak jaringan tubuh yang sehat.
kematian (Kemenkes RI, 2015). Upaya Oleh karena itu, pencarian sumber obat
penyembuhan penyakit kanker banyak alami tradisional dapat merupakan
dilakukan dengan perlakuan kemoterapi alternatif yang cukup menjanjikan demi
namun hingga saat ini hasilnya belum mengurangi efek samping dari bahan aktif
memuaskan. Hal ini disebabkan karena kimia.
bahan obat kimia yang diterapkan mungkin

27
BIOPROPAL INDUSTRI Vol. 7 No.1, Juni 2016 : 27-34

Berbagai upaya pencarian obat dapat menghambat bahkan membunuh


herbal telah dilakukan untuk mengobati berbagai jenis sumber penyakit pada
penyakit kanker secara efektif. Pengobatan manusia maupun hewan.
herbal sangat penting dalam meningkatkan Antibiotik adalah salah satu produk
daya tahan tubuh pasien dan melokalisir senyawa aktif yang dihasilkan oleh bakteri
sel-sel kanker sehingga tidak mudah endofit yang dapat digunakan untuk
menyebar, tidak bersifat toksik dan lebih menghambat bakteri patogen. Antibiotik
aman untuk tubuh pasien. Salah satu ecomycin umumnya diproduksi oleh
tanaman obat yang dapat digunakan untuk Pseudomonas viridiflava yang merupakan
pengobatan kanker adalah tanaman keladi bakteri endofit yang hidup berasosiasi
tikus (Typhonium flagelliforme (Lodd.)) dengan daun dari tanaman rumput. Jenis
yang merupakan salah satu jenis tanaman antibiotik ini dapat menghambat penyakit
liar yang belum banyak dikenal oleh pada manusia yang disebabkan oleh jamur
masyarakat (Farida, et al., 2010). (Strobel and Daisy, 2003).
Keladi tikus (Typhonium Bakteri endofitik dapat
flagelliforme (Lodd.)) termasuk dalam menghasilkan suatu senyawa kimia yang
familia Aracaceae, genus Typhonium, bersifat sebagai antimikroba untuk
termasuk salah satu tanaman yang mampu kelompok bakteri patogen penyebab
menghambat pertumbuhan sel kanker penyakit pada tanaman dan manusia.
(Putra, et al., 2012). Tanaman ini Untuk mempelajari potensi bakteri
merupakan salah satu jenis tanaman obat endofitik, enumerasi dari masing-masing
yang bermanfaat dalam menyembuhkan isolat telah diidentifikasi berdasarkan
penyakit kanker di antaranya kanker rahim morfologi, analisis molekular, siklus
dan kanker colon (Heyne, 1987 dalam infeksi dan variasi keberadaannya
Syahid, 2007). Tanaman keladi tikus berdasarkan musim (Wilson, 2000).
merupakan bahan essensial utama dari Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi
ramuan obat herbal yang dan skrining bakteri endofit dari tanaman
direkomendasikan untuk terapi penyakit keladi tikus dan mempelajari tentang
kanker di Malaysia (Choo, et al., 2001). kemampuannya menghasilkan senyawa
Mankaran, et al., (2013) menyatakan bioaktif antimikroba patogen dan senyawa
bahwa tanaman ini mempunyai potensi yang bersifat sebagai antioksidan.
sebagai antikanker, antimikroba dan
antioksidan. 2. METODE PENELITIAN
Bakteri endofit adalah organisme Isolasi Bakteri Endofitik
yang berukuran mikroskopis (bakteri dan Tanaman keladi tikus yang
jamur) yang hidup di dalam jaringan digunakan dalam penelitian ini diperoleh
tanaman (xylem dan phloem), daun, akar, dari kebun plasma nutfah Pusat Penelitian
buah dan batang. Bakteri ini hidup Bioteknologi-LIPI. Isolasi bakteri endofit
bersimbiosis saling menguntungkan dilakukan menurut metode F. Tomita
dengan tumbuhan. Bakteri endofitik (Lumyong, et al., 2001). Tanaman keladi
mendapatkan nutrisi dari hasil tikus dibersihkan dari kotoran dengan cara
metabolisme tanaman sedangkan tanaman mencucinya dengan air mengalir. Tanaman
mendapatkan derivat nutrisi dan senyawa dipotong dan disterilisasi menggunakan
aktif yang diperlukan selama hidupnya larutan etanol 75% selama 1 menit,
(Taechowishan, et al., 2005). natrium hipoklorit 5,3% selama 5 menit
Bakteri endofit yang diisolasi dari kemudian kembali menggunakan larutan
jaringan tanaman dapat ditumbuhkan di etanol 75% selama 30 detik. Bagian
medium tumbuh artifisial. Bakteri endofit tanaman yang telah steril selanjutnya
di dalam medium tersebut akan ditanam pada media Nutrient Agar (NA)
menghasilkan metabolit yang hampir sama dengan cara membelah bagian tanaman
dengan senyawa aktif yang berasal dari dan meletakkan pada posisi telungkup
tanaman inangnya. Senyawa aktif yang kemudian diinkubasi dalam inkubator pada
dihasilkan oleh bakteri endofit telah diteliti

28
Potensi Bakteri Endofitik dari Tanaman…… (Harmastini)

suhu kamar selama 2-4 hari. Bakteri yang diameter dan kekuatan sekresi yang
tumbuh dari bagian tanaman di bagian dihasilkan oleh bakteri endofit. Kekuatan
dalam secara bertahap dimurnikan satu per sekresi dihitung dengan menggunakan
satu. Persamaan (2).
Uji Aktivitas Antimikroba
= … . . (2)
Bakteri patogen yang digunakan
adalah Staphylococcus aureus, Eschericia
coli, Bacillus subtilis dan Pseudomonas
solanacearum. Bakteri patogen ini didapat Uji Senyawa Antioksidan Dengan
dari Departemen Kesehatan Bandung. Metode Kromatografi Lapis Tipis
Bakteri penguji S. aureus, E. coli, B. Kemampuan bakteri endofitik dalam
subtilis dan P.solanacearum ditumbuhkan menghasilkan senyawa antioksidan
pada media Nutrient Broth (NB) kemudian dianalisa dengan metode kromatografi
dikocok selama 24 jam. Kepekatan lapis tipis (KLT). Bakteri endofit
suspensi bakteri diseragamkan dengan sebelumnya diremajakan dalam media NA
mengukur Optical Density (OD) yakni untuk mendapatkan koloni yang segar.
menjadi 0,4 pada panjang gelombang 560 Selanjutnya bakteri endofit tersebut
nm. Suspensi bakteri penguji S. aureus, E. diinokulasikan ke dalam 5 ml media NB
coli, B. subtilis dan P. solanacearum dan dikocok pada shaker selama 24 jam
ditambahkan masing-masing sebanyak 1 dengan kecepatan 100 rpm per menit. Satu
ml ke dalam media NA untuk isolat persen suspensi bakteri tersebut kemudian
bakteri. Media dikocok sampai homogen diinokulasikan kembali ke dalam media
dan dituang ke dalam cawan Petri untuk NB sebanyak 10 ml dan dikocok kembali
selanjutnya digunakan sebagai media pada shaker selama 24 jam dengan
penguji aktivitas antimikroba. Uji kecepatan yg sama. Setelah pertumbuhan
mikrobiologis untuk mengetahui aktivitas bakteri terlihat sempurna, dilakukan partisi
antimikroba dilakukan dengan dengan menambahkan pelarut organik etil
menambahkan satu koloni bakteri pada asetat sebanyak 10 ml (1:1). Ekstraksi
media tumbuh NA yang telah diinokulasi dilakukan sebanyak tiga kali dimana
dengan bakteri patogen penguji. Kultur digunakan media NB yang segar sebagai
diinkubasi pada temperatur 260C selama kontrol. Hasil ekstraksi dianalisis dengan
1–2 hari. Zona hambat yang terbentuk metode KLT yaitu menggunakan lempeng
diamati dan diukur luasnya. Luas zona alumunium kromatografi lapis tipis (20 x
hambat/bening dihitung dengan 20) gel 60. Pengembangan hasil KLT
menggunakan Persamaan (1) (Sukara, et diamati dengan pelarut n-hexan:etil asetat
al., 1992). (1:1) dan pengamatan adanya senyawa
aktif dilakukan dengan penyemprotan 1,1-
( )×1
ℎ = … (1) difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) yang
1 ( )
dilarutkan dalam metanol. Sebagai
Luas zona hambat adalah ukuran pembanding, digunakan vitamin C 0,01 g
luas (cm2) dari suatu zona hasil reaksi yang dilarutkan dalam metanol.
proteksi bakteri endofit terhadap bakteri Produksi Biomassa Sel Untuk Analisis
patogen. Zona hambat yang terlihat dari Aktivitas Antioksidan
luar cawan Petri dicetak menggunakan Isolat bakteri endofit terseleksi dari
kertas perkamen. Cetakan kertas perkamen tanaman keladi tikus yang diambil dari
(kertas sampel) ditimbang untuk bagian daun (KTD1 dan KTD5) dan
mengetahui beratnya (g). Kertas perkamen bagian batang (KTBt1 dan KTBt4)
dipotong dengan ukuran 1 cm x 1 cm, lalu diremajakan dalam media NA kemudian
ditimbang berat kertas per 1 cm2 (g). dari koloni yang tumbuh dibuat starter
Setelah diketahui luas zona hambat kultur sel sebanyak satu ose dan
yang terbentuk kemudian dihitung diinokulasikan ke dalam 15 mL media NB.

29
BIOPROPAL INDUSTRI Vol. 7 No.1, Juni 2016 : 27-34

Perbanyakan biomassa sel dilakukan uji aktivitas antioksidan. Ekstrak sampel


dengan pengocokan pada shaker selama 24 sebanyak 2 mg dilarutkan dalam metanol
jam. Tiga persen dari kultur sel tersebut hingga 10 mL, larutan ini akan digunakan
diinokulasikan ke dalam 500 mL media sebagai larutan induk untuk keperluan
NB dan dikocok kembali selama 24 jam. analisis antioksidan. Selanjutnya disiapkan
Masing-masing suspensi bakteri larutan induk dengan variasi konsentrasi 5
diekstraksi dengan 500 ml pelarut organik µL/mL, 10 µL/mL, 25 µL/mL, 50 µL/mL
etil asetat, ekstraksi dilakukan sebanyak 3 dan 100 µL/mL. Vitamin C digunakan
kali. Filtrat yang diperoleh dari hasil sebagai kontrol dengan konsentrasi 3
ekstraksi kemudian diuapkan dengan µL/mL, 6 µL/mL, 9 µL/mL, 12 µL/mL dan
rotavorator pada suhu 500C (Strobel & 15 µL/mL.
Daisy, 2003).
Uji Aktivitas Antioksidan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Fraksi hasil ekstraksi dengan pelarut Hasil Isolasi Bakteri Endofitik
etil asetat yang diperoleh kemudian diuji Isolasi bakteri endofitik dari
aktivitas antioksidannya dengan metode tanaman keladi tikus dilakukan dengan
perendaman radikal bebas menggunakan mengambil beberapa bagian tanaman
DPPH. Larutan DPPH 0,4 mM dibuat seperti umbi, batang, bunga dan daun.
dengan menimbang 3,95 mg (BM 395,2) Bagian tanaman keladi tikus yang diambil
DPPH dan melarutkannya dalam 100 mL untuk diisolasi bakteri endofitnya dapat
metanol p.a. Selanjutnya, masing-masing dilihat pada Gambar 1. Bakteri endofit
ekstrak sampel sebanyak 2 mg dilarutkan yang berhasil diisolasi adalah sebanyak 26
dalam 10 mL metanol. Kemudian 2 mL isolat. Isolasi bakteri endofit dari umbi
dari masing-masing larutan uji dimasukkan tanaman dihasilkan sebanyak 9 isolat,
ke dalam tabung reaksi yang telah ditara 5 bagian batang dihasilkan sebanyak 5 isolat,
mL dan ditambahkan metanol sampai 5 bagian bunga dihasilkan 6 isolat dan
mL. Blanko dibuat dengan menggunakan bagian daun dihasilkan sebanyak 6 isolat.
larutan DPPH 0,4 mM yang dilarutkan Populasi bakteri endofit di dalam jaringan
dalam metanol. DPPH yang sudah dibuat tanaman sangat dipengaruhi oleh kondisi
selanjutnya dipipet sebanyak 1 mL dan iklim dan lokasi dimana tanaman inangnya
dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang tumbuh. Bakteri endofit dapat
telah ditara 5 mL. Setelah itu, seluruh menghasilkan berbagai jenis senyawa aktif
materi analisis diinkubasi selama 30 menit yang bermanfaat bagi tanaman dan
pada suhu 370C. Serapan (OD) diukur pada menjaga tanaman tersebut dari adanya
panjang gelombang 517 nm. perubahan lingkungan. Keragaman jenis
Isolat yang menunjukkan nilai dari bakteri endofit dibagian tanaman
inhibisi paling besar kemudian dilakukan

Batang

Daun
Akar

Gambar 1. Bagian akar, batang dan daun tanaman keladi tikus

30
Potensi Bakteri Endofitik dari Tanaman…… (Harmastini)

seperti akar, batang dan daun cenderung Kekuatan sekresi bakteri S. aureus yang
berbeda sehingga jenis senyawa aktif yang paling besar dihasilkan oleh isolat KTBt1
dihasilkan juga berbeda (Nair, et al., (2,042) kemudian KTD5 (1,734) dan yang
2014). terkecil dihasilkan oleh isolat KTD1
(1,364). Pada pengujian antimikroba
Uji Aktivitas Antimikroba
terhadap P. solanacearum dan E. coli,
Berdasarkan hasil uji aktivitas
tidak ada isolat bakteri yang mampu
antimikroba terhadap bakteri patogen,
menghambat pertumbuhannya.
terdapat 9 isolat bakteri yang positif
Hasil uji aktivitas antimikroba
menghambat pertumbuhan B. subtilis.
menunjukkan bahwa bakteri endofit yang
Kekuatan sekresi bakteri yang paling besar
diisolasi dari bagian daun dan batang
dihasilkan oleh isolat KTD4 (3,029) dan
tanaman keladi tikus mempunyai
yang terkecil dihasilkan oleh isolat KTD1
kecenderungan dalam menghasilkan
(1,214) yang ditunjukkan pada Tabel 1.
senyawa antimikroba yang cukup tinggi.
Sedangkan hasil pengujian kekuatan
Isolat bakteri endofit terseleksi yang
sekresi terhadap antimikroba patogen S.
mampu menghasilkan senyawa
aureus diperoleh 3 isolat bakteri yang
antimikroba dapat dilihat pada Gambar 2.
mampu menghambat pertumbuhan.

Tabel 1. Kekuatan sekresi senyawa bioaktif yang dihasilkan bakteri endofitik keladi tikus
Uji antimikroba
No. Kode isolat
B. subtilis E. coli P. solanacearum S. aureus
1 KTU8 1,734 - - -
2 KTBt1 1,527 - - 2,042
3 KTBt3 1,558 - - -
4 KTBt4 1,577 - - -
5 KTBn4 1,827 - - -
6 KTBn6 1,729 - - -
7 KTD1 1,214 - - 1,364
8 KTD4 3,029 - - -
9 KTD5 - - - 1,734
10 KTD6 1,222 - - -
Ket.: KTU = keladi tikus umbi, KTBt = keladi tikus batang, KTBn = keladi tikus bunga, KTD = Keladi tikus
daun

KTD5 KTD1

KTBt1-1 KTBt4

Gambar 2. Isolat bakteri endofit terseleksi yang mampu menghasilkan senyawa antimikroba

31
BIOPROPAL INDUSTRI Vol. 7 No.1, Juni 2016 : 27-34

Secara umum, bakteri endofit menghasilkan senyawa bioaktif dapat


mampu menghasilkan senyawa bioaktif dilakukan analisis melalui teknik KLT.
dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Uji Senyawa Antioksidan Dengan
patogen, khususnya S. aureus dan B.
Metode KLT
subtilis. Sebagaimana diketahui bahwa
Hasil pengamatan uji analisis
bakteri patogen S. aureus tersebut sensitif
senyawa antioksidan dengan metode KLT
terhadap jenis antibiotik yang umumnya
menunjukkan bahwa dari beberapa isolat
tergolong MRSA (Meticillin Resistant
terseleksi, isolat KTD5 mampu
Staphylococcus aureus) yaitu penicillin,
menghasilkan senyawa bioaktif. Isolat
amphicillin, methacillin, amoxillin dan
KTD5 yang diisolasi dari daun keladi tikus
piperacillin. S. aureus merupakan strain
menghasilkan spot yang menandakan
patogen dari kelompok bakteri Gram
adanya produksi senyawa bioaktif. Namun,
positif penyebab infeksi seperti meningitis,
untuk mengkonfirmasi adanya produksi
pneumonia dan saluran pernafasan.
senyawa bioaktif tersebut perlu dilakukan
Senyawa bioaktif yang dihasilkan oleh
uji dengan metode peredaman radikal
bakteri endofit dari keladi tikus diharapkan
bebas menggunakan pereaksi DPPH
dapat dikembangkan sebagai sumber obat
(Gurav, et al., 2007).
baru untuk menyembuhkan penyakit yang
Metode DPPH berprinsip pada
disebabkan oleh bakteri patogen S. aures.
interaksi antara antioksidan DPPH, baik
Namun, penelitian untuk mengkonfirmasi
secara transfer elektron maupun radikal
jenis senyawa antimikrobanya perlu
hidrogen pada DPPH. Indikator adanya
dilakukan lebih mendalam.
pasangan antara DPPH dan antioksidan
Jenis antibiotik yang resisten
ditandai dengan terjadinya perubahan
terhadap B. subtilis umumnya tergolong
warna larutan dari ungu menjadi kuning.
pada kelompok antiobiotik bacitracin dan
Perubahan ini kemudian ditera dengan
polymixin (Al-Janabi dan Hussein, 2006;
melihat absorbansi di panjang gelombang
Awais, dkk., 2007). Bacitracin merupakan
512 nm (Gurav, et al., 2007; Erawati,
senyawa bioaktif yang dihasilkan oleh
2012).
bakteri yang diisolasi, dalam hal ini adalah
Hasil uji aktivitas antioksidan
bakteri endofit dari tanaman obat.
dengan DPPH menunjukkan bahwa isolat
Basitrasin merupakan antibiotik yang
KTBt4 merupakan isolat unggul yang
unggul dalam melawan infeksi yang
dapat memproduksi antioksidan hingga
disebabkan oleh bakteri Gram positif
mencapai nilai inhibisi 74,68%
(Budiyanto, 2004). Basitrasin menghalangi
dibandingkan dengan isolat terseleksi
sintesis dinding sel bakteri dengan
lainnya yang dapat dilihat pada Tabel 2.
mencegah sintesis asam amino dan
Hal ini menunjukkan bahwa isolat KTBt4
nukleotida-nukleotida ke dalam dinding sel
merupakan isolat unggulan yang
(Al-Janabi dan Hussein, 2006). Konfirmasi
mempunyai kemampuan untuk menangkap
awal mampu tidaknya isolat endofit
radikal bebas yang diselaraskan dengan
nilai IC50.

Tabel 2. Hasil uji aktivitas antioksidan dengan DPPH terhadap empat isolat bakteri endofit terseleksi

No Kode isolat Absorban Rata-rata Absorban Blangko Inhibisi (%)

0,813
1 KTD1 0,8405 0,9260 9,23
0,868
0,856
2 KTD5 0,8710 0,9260 5,94
0,886
0,830
3 KTBt1 0,8245 0,9260 10,96
0,819
0,251
4 KTBt4 0,2345 0,9260 74,68
0,218

32
Potensi Bakteri Endofitik dari Tanaman…… (Harmastini)

Tabel 3. Hasil uji aktivitas peredaman radikal bebas dari bakteri KTBt 4 dan vitamin C
Nama Konsentrasi Absorban Absorban Inhibisi IC50
Sampel (bpj) Sampel Blanko (%) (bpj)
KTBt 4 5 0,805 0,819 1,709
10 0,794 0,819 3,053
25 0,779 0,819 4,884 68,103
50 0,505 0,819 38,339
100 0,190 0,819 76,801
Vitamin C 3 0,487 0,819 40,537
6 0,290 0,819 64,591
9 0,045 0,819 94,505 3,053
12 0,030 0,819 96,337
15 0,028 0,819 96,581

Persentase nilai IC50 yang dihasilkan tikus dapat menghasilkan senyawa


oleh isolat KTBt4 adalah 68,103 bpj flavonoid glycoside yaitu 6-glucocyl
sedangkan nilai IC50 dari vitamin C adalah apigenine yang dikenal dengan nama
3,053 bpj sesuai dengan hasil uji aktivitas isovitexin yang mengandung aktivitas
peredaman radikal bebas dari bakteri KTBt antioksidan (radikal bebas DPPH) dengan
4 dan vitamin C pada Tabel 3. Hasil IC50 34,36 μg/mL dan aktivitas cytoxic
analisis menunjukkan bahwa isolat KTBt4 dengan LC50 15,84 μg/mL. Keunggulan
mampu menangkap radikal bebas sebesar bakteri endofitik yang diisolasi dari
50% dalam kategori aktif apabila tanaman obat keladi tikus dapat
dibandingkan dengan kemampuan vitamin dikembangkan sebagai sumber obat baru
C yang termasuk sangat aktif. Nilai IC 50 dan mampu memberikan peluang kepada
menggambarkan kekuatan aktivitas industri farmasi. Industri tersebut dapat
antioksidan yang dihasilkan oleh bakteri memproduksi obat baru dari kemampuan
dalam menghasilkan senyawa bioaktif bakteri endofitik tanpa harus
yang mampu menangkap radikal bebas mengandalkan budidaya tanamannya untuk
sebesar 50%. Semakin kecil nilai IC 50 mendapatkan biomasa yang tinggi.
maka senyawa uji tersebut mempunyai
keefektifan sebagai penangkap radikal 4. KESIMPULAN
bebas yang lebih baik (Cholisoh dan Sebanyak 26 bakteri endofitik dari
Utami, 2008). Suatu senyawa dinyatakan tanaman keladi tikus telah berhasil
sangat aktif apabila memiliki nilai IC50<10 diisolasi. Skrining tentang kemampuannya
bpj dan aktif jika memiliki nilai IC50<100 dalam menghasilkan senyawa bioaktif
serta tidak aktif bila nilai IC50>100 bpj menunjukkan bahwa 9 isolat bakteri
(Ika, et al., 2013). mampu menghambat pertumbuhan bakteri
Nilai IC50 yang dihasilkan oleh patogen B. subtilis dan 3 isolat bakteri
isolat KTBt4 (68,103 bpj) lebih rendah mampu menghambat E.coli. Analisis
keaktifannya dibandingkan hasil penelitian dengan metode DPPH menunjukkan
Aryanti (2004), yang menunjukkan bahwa bahwa isolat KTBt4 aktif memproduksi
nilai IC50 yang diperoleh dari fraksi etil senyawa bioaktif dengan nilai IC50 sebesar
asetat daun keladi tikus tersebut sebesar 68,103 bpj dibandingkan dengan vitamin C
7,2 bpj. Hasil ekstraksi yang diperoleh dari dengan nilai IC50 3,053 bpj. Isolat KTBt4
ekstrak umbi dan daun keladi tikus dalam merupakan isolat unggulan endofit keladi
uji sitotoksisitas dalam menghambat tikus yang dapat dikembangkan sebagai
pertumbuhan sel MCF-7 dan nilai IC50 sumber obat baru untuk penyakit generatif.
ekstrak umbi = 63,08 μg/mL dan daun =
68,65 μg/mL (Putra, et al., 2012). Farida,
et al. (2012) melaporkan bahwa keladi

33
BIOPROPAL INDUSTRI Vol. 7 No.1, Juni 2016 : 27-34

DAFTAR PUSTAKA Heyne. K. (1987). The useful Indonesian


Plants. Research and Development
Al-Janabi, A.A. & Hussein, S. (2006).
Agency, The Ministry of Forestry,
Identification of bacitracin produced by
Jakarta Indonesia. pp 659-703.
local Bacillus licheniformis. African
Journal of Biotechnology. 5(18), 1600- Ika, J.P., Fauziyah & Elfita. (2013). Aktivitas
1601. antioksidan daun dan biji buah Nipah
(Nypa fructicans) asal pesisir Banyuasin
Aryanti. (2004). Isolasi senyawa antikanker
Sumatera Selatan dengan metode
dan tanaman keladi tikus (Typhonium
DPPH. Maspari Journal. 5(1), 16-21.
divaricatum L.Decne). Jurnal Bahan
Alam Indonesia. 3(2), 188-190. Kementerian Kesehatan RI. (2015). Stop
Kanker. Infodatin. Pusat Data dan
Awais, Muhammad, A.A. Shah, A. Hameed &
Informasi Kementerian Kesehatan RI.
F. Hasan. (2007). Isolation,
identification and optimization of Lumyong, S., Norkaew, N., Ponputhachart, D.,
bacitracin produced by Bacillus sp. Lumyong. P. & Tomita. F. (2001).
Pakistan Journal of Botany. 39(4), Isolation, Optimization and
1303-13012. Characterization of xylanase from
Endophytic Fungi. Biotechnology for
Budiyanto, A. K. (2004). Mikrobiologi
Sustainable Utilization of Biological
Terapan. Malang: Universitas
Resource. The Tropic 15.
Muhammadiyah.
Mankaran. S., K. Dinesh & S. Deepak. (2013).
Cholisoh, Z. & W. Utami. (2008). Aktivitas
Typhonium flagelliforme: multipurpose
penangkapan radikal bebas ekstrak
plant. International Research Journal of
etanol 70% biji jengkol (Archidendron
Pharmacology. 4, 45-8.
jiringa). Pharmacon Journal. 9(1), 33-
40. Nair. D. N. & S. Padmavathy. (2014). Impact
of Endophytic Microorganims on
Choo, CY., K.L. Chan, TW. Sam, Y.
Plants, Environment and Humans. The
Hitotsuyanagi & K. Takeya. (2001). The
Scientific World Journal. Volume 2014
cytotoxicity and chemical constituent of
(2): 250693.
the hexane fraction of Typhonium
flagelliforme (Araceace). Journal of Putra, A., & Tjahjono, Winarto. (2012).
Ethopharmacology. 77(1), 129-131. Efektifitas ekstrak umbi keladi tikus
Thyponium flagelliforme Fraksi
Erawaty. (2012). Uji aktivitas antioksidan
diklorometanolik dalam menghambat
ekstrak daun Garcinia daedalamthera.
proliferasi sel MCF-7 kanker payudara.
Piere dengan metode DPPH (1.1 difenil
J. Indon. Med. Assoc. 62(1), 10-15.
pikrilhidrazil) dan identifikasi golongan
senyawa dari fraksi paling aktif. Skripsi Sukara, E., Melliawati, R. & Saono, S. (1992).
F-MIPA. Universitas Indonesia, Depok. Amylases production from Cassava by
an indigenous yeast. Journal Science
Farida,Y., P.S. Wahyudi, S. Wahono & M.
Technology Development. 9(1), 157-68.
Hanafi. (2012). Falvonoid Glycoside
from the ethyl acetate extract of keladi Strobel, G., & Daisy, B. (2003). Biopropecting
tikus (Thyponium flagelliforme (Lodd.)) for microbial endhopytes & their natural
Blume leaves. Asian Journal of Natural products. Microbiology and Molecular
and Applied Sciences (AJSC). 1(4), 16- Biology Reviews. 64(4), 491-502.
21. Syahid. S. F. & N. N. Kristina. (2007). Induksi
Farida, Y., Martati, T., Musiri A. & Edward, B. dan regenasi kalus Keladi Tikus
(2010). Uji aktivitas sitotoksik dan (Thyponium flagelliforme (Lodd.))
antioksidan dari ekstrak daun keladi secara invitro. Jurnal Penelitian
(Typhonium divaricatum (L) Decne). Tanaman Industri. 13(4).
Jurnal Ilmu Kefarmasiaan Indonesia. Taechowisan, T., Lu, C., Shen. Y. & Lumyong,
8(2), 121-127. S. (2005). Secondary Metabolites from
Gurav, S., Deshkar, N., Gulkari, V., Duragka, endophytic Streptomyces aureofaciens
N. & Pati, A. (2007). Free radical CMUAc 130 and their antifungal
scavenging activity of Polygala activity. Microbiology. 151, 1691-1695.
chinensis Linn. Pharmacology. 2, 245-
253.

34

Anda mungkin juga menyukai