Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indraprasta PGRI
ABSTRACT
The infection disease is still important problem in Indonesia, especially in eastern part
of Indonesia. The problem of the bacterial resistance has resulted in increased
morbidity, mortality, and costs of healthcare. This situation is therefore drives many
researches on discovery for new antibiotics and novel bioactive compounds to combat
multidrug resistant microbes, such as Mycobacterium tuberculosis, Staphylococcus
spp., and Streptococcus spp. The aim of this study is to know the development of the
endophytic microorganisms. The endophytic bacteria provide vast potential in
producing various novel natural products, including secondary metabolites similar to
their hosts. The plant is one of host for the endophytic microorganisms reside. In
Indonesia, that endophytic is used medicinally for treatment as well as from the host.
The bioactive compound of endophytic microorganisms are used medicinally for
treatment antibacterial, antiviral, anticancer, antioxidants, antidiabetic, and
immunosuppressive. These showed that endophytic bacteria are promising source of
new antibiotics against susceptible and resistant forms of various infectious microbes.
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Kebutuhan akan senyawa baru ialah negara Cina dengan lebih kurang
yang potensial untuk menyelesaikan 5000 tanaman dan produk-produk
permasalahan di berbagai bidang tanaman dalam pharmacopoeia (Bensky
khususnya bidang kesehatan adalah suatu & Gamble 1993).
hal yang sangat penting. Oleh karena itu Istilah endofit berasal dari kata
pencarian senyawa yang memiliki potensi endon yang berarti di dalam dan phyton
untuk mengatasi penyakit infeksi pada yang berarti tanaman. Penggunaan istilah
manusia masih terus dilakukan. ini memiliki arti secara luas dan secara
Ketahanan terhadap antibiotik yang harfiah bahwa endofit itu dihuni oleh
terjadi pada bakteri, penyisipan virus dan organisme yang potensial seperti bakteri
meningkatnya infeksi fungi pada populasi (Kobayashi & Palumbo 2000), fungi
manusia di dunia merupakan masalah (Stone et al. 2000), tanaman (Marler et
kesehatan yang cukup serius. al. 1999), insekta dalam tanaman (Feller
Kebutuhan senyawa antibiotik 1995), serta untuk alga di dalam alga
baru, agen kemoterapi, dan agrokimia (Peters 1991).
dengan persyaratan memiliki efektivitas Istilah endofit sebagai contohnya
tinggi, toksisitas yang rendah serta digunakan untuk alga endofit patogen
memiliki dampak lingkungan yang kecil (Bouarab et al. 1999), tanaman endofit
masih sangat dibutuhkan. Pentingnya parasit (Marler et al. 1999), bakteri
pencarian senyawa ini juga disebabkan endofit mutualistik (Bai et al. 2002),
berkembangnya ketahanan fungi endofit mutualistik (Schulz &
mikroorganisme penyebab infeksi Boyle 2005), bakteri dan fungi patogen
(seperti spesies Staphylococcus, dalam fase perkembangan laten (Sinclair
Mycobacterium, dan Streptococcus) & Cerkauskas 1996), serta untuk
terhadap senyawa-senyawa bioaktif yang mikroorganisme dalam simbiosis
sudah ada dan oleh karena adanya komensalistik (Sturz & Nowak 2000).
mikroorganisme yang resisten secara Bakteri termasuk kelompok sel
alami. Masalah kesehatan lainnya ialah prokariotik dan fungi termasuk
masalah immunocompromised (yang eukariotik, namun mereka saling
terjadi pada penderita kanker dan pasien memberikan perangkat dalam asosiasinya
transplantasi organ) sangat beresiko dengan tanaman inang dan keduanya
terhadap patogen-patogen opportunistik saling mengkolonisasi jaringan di akar
seperti Aspergillus spp., Cryptococcus secara sistemik interseluler dan
spp., dan Candida spp. yang sebenarnya intraseluler. Mereka berbeda dalam
secara normal tidak menjadi masalah model kolonisasinya, seperti bakteri
pada manusia karena secara alami utamanya mengkolonisasi secara
mikroorganisme tersebut berperan interseluler meskipun mereka juga
sebagai flora normal pada tubuh manusia. ditemukan secara intraseluler seperti
Produk senyawa-senyawa di alam Azoarcus spp. (Hurek et al. 1994).
secara alami diperoleh dari Mikroorganisme tersebut ditemukan di
mikroorganisme, tanaman, dan atau dalam jaringan vaskuler pada inang
hewan. Produk senyawa dari alam tanaman (Kobayashi & Palumbo 2000).
tersebut sudah dieksploitasi untuk Kolonisasi asimptomatik oleh fungi bisa
kebutuhan manusia selama ribuan tahun secara interseluler dan intraseluler di
dan telah menjadi sumber utama dari sepanjang akar. Kolonisasi pada fungi
senyawa-senyawa untuk bahan baku obat. seringkali berasosiasi dengan
Pengguna terbesar obat-obatan tradisional patogenisitasnya (Schulz & Boyle 2005).
tidak hanya pada manusia tetapi juga baru yang memiliki berat molekul 1,153
pada hewan dan tumbuhan. dan 1,181. Senyawa tersebut
Cryptosporiopsis quercina adalah mengandung asam amino alanin, serin,
tahapan tidak sempurna dari Pezicula treonin, dan glisin serta asam amino lain
cinnamomea, suatu fungi yang seperti homoserin dan β-hydroxyaspartic
berasosiasi dengan spesies tumbuhan acid.
berkayu di Eropa. Fungi tersebut Pseudomycins merupakan
merupakan mikroba endofit dari tanaman kelompok lipopeptida yang aktif
Tripterigeum wilfordii, yang merupakan menghambat berbagai fungi patogen pada
tanaman obat asli dari Eurasia. manusia seperti C. albicans, C.
Cryptosporiopsis quercina menunjukkan neoformans, dan fungi patogen pada
aktivitas anti fungi melawan beberapa tumbuhan, seperti Ceratocystis ulmi dan
fungi patogen manusia seperti Candida Mycosphaerella fijiensis serta sejumlah
albicans dan Trichophyton spp, penyebab fungi ascomycetous. Senyawa antifungi
penyakit kulit dan kuku. Selain itu Pseudomycins dihasilkan oleh bakteri
senyawa dari C. quercina juga kelompok pseudomonad yang berasosiasi
menunjukkan aktivitas penghambatan dengan tanaman (Ballio et al. 1994).
terhadap fungi patogen pada tanaman, Pseudomycins mengandung berbagai
seperti Sclerotinia sclerotiorum dan asam amino seperti L-chlorothreonine, L-
Botrytis cinerea. Senyawa yang hydroxy aspartic acid, serta D- dan L-
terkandung pada C. quercina ialah diaminobutyric acid. Molekul-molekul
cryptocandin yaitu suatu antimikotik tersebut adalah alternatif untuk
peptida yang unik (Strobel et al. 1999), digunakan sebagai obat pada manusia
seperti echinocandins dan setelah dimodifikasi strukturnya untuk
pneumocandins (Walsh 1992). Selain itu menghilangkan toksisitas pada mamalia.
senyawa cryptocandin juga mengandung Pestalotiopsis microspora adalah
sejumlah asam amino peculiar mikroba endofit yang umum pada hutan
hydroxylated dan asam amino baru yaitu hujan tropis. Mikroorganisme endofit
3-hydroxy-4-hydroxy methyl proline. tersebut juga dapat diisolasi dari
Cryptocin, adalah suatu asam tetramik tumbuhan langka Torreya taxifolia. P.
unik yang dihasilkan oleh C. quercina. microspora dapat menghasilkan berbagai
Senyawa Cryptocin memiliki potensi senyawa yang memiliki aktivitas
dalam menghambat mikroorganisme antifungal seperti pestalosida yaitu β
Pyricularia oryzae yang merupakan fungi glucosida aromatik dan 2 pyrone:
patogen tanaman (Li et al. 2000). pestalopyrone dan hydroxypestalopyrone
Senyawa Ecomycin potensial (Lee et al. 1995). Senyawa-senyawa ini
dalam melawan fungi patogen manusia, juga menghasilkan fitotoksik.
seperti Cryptococcus neoformans dan Pestalotiopsis microspora dari T.
Candida albicans. Senyawa tersebut brevifolia menghasilkan 2 senyawa baru
dihasilkan oleh bakteri endofit caryophyllene sesquiterpenes yaitu
Pseudomonas viridiflava, dimana bakteri pestalotiopsins A dan B (Pulici et al.
tersebut merupakan salah satu anggota 1996) serta sesquiterpenes lain yaitu 2-α-
dari kelompok bakteri fluorescent yang hydroxydimeninol dan highly
berasosiasi dengan daun tanaman dari functionalized humulane (Pulici et al.
kelompok rumput-rumputan. Bakteri 1996). Senyawa yang dihasilkan oleh
Pseudomonas viridiflava ditemukan pada fungi endofit bervariasi tergantung dari
atau di dalam jaringan tumbuhan (Miller kondisi kultural dari mikrobanya dan
et al. 1998). Senyawa Ecomycin sumber tanaman inangnya.
termasuk ke dalam kelompok lipopeptida Pestalotiopsis jesteri yang
Produk dari Mikroba Endofit sebagai dijadikan sebagai terapi baru untuk
Bahan Antioksidan diabetes (Zhang et al. 1999).
P. microspora merupakan endofit
dari tanaman combretaceaous, Produk dari Mikroba Endofit sebagai
Terminalia morobensis, yang tumbuh di Bahan Imunosupresif
saluran air sungai Sepik Papua New Obat-obatan imunosupresif saat
Guinea (Harper et al. 2003). Diketahui ini digunakan untuk mencegah allograft
ada 2 senyawa yang diperoleh dari kultur rejection dalam proses transplantasi dan
cair P. microspora, yaitu pestacin dan ke depannya obat tersebut dapat
isopestacin. Pestacin dan isopestacin digunakan untuk mengobati penyakit
menunjukkan aktivitas antimikroba dan autoimmune seperti rheumatoid arthritis
antioksidan. Aktivitas antioksidan dan diabetes yang kekurangan hormon
isopestacin berdasarkan kesamaan insulin. Fungi endofitik Fusarium
strukturnya dengan flavonoid. Senyawa subglutinans, diisolasi dari T. wilfordii
pestacin dan isopestacin mampu mencari- untuk menghasilkan senyawa
cari superoksida dan radikal bebas immunosuppresive diterpene pyrones
hidroksil dalam suatu larutan (Strobel et subglutinol A dan B yang bersifat non
al. 2002). Pestacin digambarkan dari sitotoksik. Subglutinol A dan B sama-
cairan kultur yang sama, karena terjadi sama potensial dalam reaksi assay
secara alami sebagai campuran racemic limfosit campuran dan thymocyte
dan juga dapat memproses aktivitas proliferation assay, dengan konsentrasi
antioksidan yang potensial. Aktivitas penghambatan sebesar 50% dari 0,1 µM.
antioksidan pestacin meningkat terutama Dalam sistem assay yang sama, obat
melalui pembelahan reaktif rantai C-H siklosporin immunosuppressant yang
yang tidak biasa dan untuk perluasan telah dikenal sebelumnya potensial dalam
melalui pemisahan atau pemindahan O-H reaksi limfosit campuran assay dan 104
(Strobel 2002). Aktivitas antioksidan lebih potensial daripada thymocyte
pestacin 1 kali lebih baik dan lebih besar proliferation assay (Lee et al. 1995).
aktivitasnya dibanding trolox, yang Pendekatan-pendekatan tersebut
merupakan derivat dari vitamin E menghasilkan penemuan fungi
(Harper et al. 2003). Tolypocladium inflatum dari siklosporin,
salah satu immunosuppressant yang
Produk dari Mikroba Endofit untuk potensial untuk diisolasi (Borel & Kis
Bahan Antidiabetes 1991). Contoh-contoh dan hasil-hasil
Senyawa metabolit fungi non penemuan yang ada menggambarkan
peptida (L-783,281) adalah hasil isolasi tujuan yang dilakukan oleh banyak
dari fungi endofit (Pseudomassaria sp.) peneliti saat ini, yaitu melakukan
yang dikoleksi dari hutan hujan Afrika pencarian endofit yang langka dari inang
dekat Kinshasa di Republik Demokratik dan lingkungan pada kondisi lingkungan
Kongo. Senyawa tersebut bertindak ekstrim.
sebagai suatu insulin mimetic dan unlike
insulin, kemungkinan diberikan secara KESIMPULAN
oral namun tidak rusak dalam saluran
pencernaan. Pemberian secara oral dari Berdasarkan paparan di atas
L-783,281 ke dua tikus percobaan yang disimpulkan bahwa mikroorganisme
menderita diabetes menghasilkan tingkat endofit merupakan mikroorganisme yang
glukosa darah yang lebih rendah secara hidup di dalam tanaman inang sebagai
signifikan. Hasil-hasil tersebut bisa habitatnya. Mikroorganisme endofit bisa
berupa bakteri, fungi, dan alga. Tanaman
Sinclair, J.B. & Cerkauskas, R.F. (1996). activities. Phytochemistry, 60, 179-
Latent infection vs. endophytic 183.
colonisation by fungi. In: Redlin Strobel, G.A., Miller, R.V., Miller, C.,
SC, Carris LM (eds) Endophytic Condron, M., Teplow, D.B., &
fungi in grasses and woody plants. Hess, W.M. (1999). Cryptocandin,
APS, St Paul, MN. a potent antimycotic from the
Stinson, M., Ezra, D., & Strobel, G. endophytic
(2003). An fungus Cryptosporiopsis cf.
endophytic Gliocladium sp. quercina. Microbiology, 145, 1919-
of Eucryphia cordifoliaproducing 1926.
selective volatile antimicrobial Strobel, G.A., Hess, W.M., Li, J.Y., Ford,
compounds. Plant Sci. , 165, 913- E., Sears, J., Sidhu, R.S., &
922. Summerell, B. (1997).
Stone, J.K., Bacon, C.W., & White, J.F. Pestalotiopsis guepinii, a taxol
(2000). An overview of endophytic producing endophyte of the
microbes: endophytism defined. In: Wollemi Pine, Wollemia
Bacon CW, White JF (eds) nobilis. Aust. J. Bot., 45, 1073-
Microbial endophytes. Dekker, 1082.
New York. Sturz, A.V., & Nowak, J. (2000).
Strobel, G., Yang, X., Sears, J., Kramer, Endophytic communities of
R., Sidhu, R.S., & Hess, W.M. rhizobacteria and the strategies
(1996). Taxol fromPestalotiopsis required to create yield enhancing
microspora, an endophytic fungus associations with crops. Appl Soil
of Taxus Ecol. , 15, 183-190.
wallichiana. Microbiology, 142, Suffness, M. (1995). Taxol, science and
435-440. applications. CRC Press, Boca
Strobel, G.A. (2002). Microbial gifts Raton, Fla.
from rain forests. Can. J. Plant Wagenaar, M., Corwin, J., Strobel, G.A.,
Pathol. , 24, 14-20. & Clardy, J. (2000). Three new
Strobel, G.A., Stierle, A., Stierle, D., & chytochalasins produced by an
Hess, W.M. (1993). Taxomyces endophytic fungus in the
andreanae a proposed new taxon genus Rhinocladiella. J. Nat. Prod.
for a bulbilliferous hyphomycete , 63, 1692-1695.
associated with Pacific Walsh, T.A. (1992). Inhibitors of β-
yew. Mycotaxon, 47, 71-78. glucan synthesis. In J. A. Sutcliffe
Strobel, G.A., Dirksie, E., Sears, J., & and N. H. Georgopapadakou (ed.),
Markworth, C. (2001). Volatile Emerging targets in antibacterial
antimicrobials from a novel and antifungal chemotherapy.
endophytic Chapman & Hall, London, United
fungus. Microbiology, 147, 2943- Kingdom.
2950. Wang, J., Li, G., Lu, H., Zheng, Z.,
Strobel, G.A., Ford, E., Worapong, J., Huang, Y., & Su, W. (2000). Taxol
Harper, J.K., Arif, A.M., Grant, from Tubercularia sp. strain TF5,
D.M., Fung, P.C.W., & Chan, an endophytic fungus of Taxus
K. (2002). Ispoestacin, an mairei. FEMS Microbiol. Lett.,
isobenzofuranone from 193, 249-253.
Pestalotiopsis microspora, Worapong, J., Strobel, G.A., Ford, E.J.,
possessing antifungal and Li, J.Y., Baird, G., & Hess,
antioxidant W.M. (2001). Muscodor albusgen.