Dwi Hartanti
ABSTRAK
Tanaman obat memiliki peranan penting dalam pengobatan tradisional, dan masih
digunakan di berbagai belahan dunia. Dengan demikian, tanaman obat dan produk
herbal harus aman bagi pasien (atau konsumen). Review ini membahas tentang
kontaminan biologis (mikroba dan organisme lain), kontaminan kimia (mikotoksin,
logam dan logam berat, dan residu pestisida), cemaran radioaktif dan pemalsuan yang
seringkali terdeteksi pada tanaman obat dan produk herbal.
ABSTRACT
Medicinal plants are important part of traditional medicine, and still widely used as
therapy throughout the world. Thus, medicinal plants and herbal products must be safe
for the patient (consumer). This review addresses biological contaminants (microbes and
other organisms) and chemical contaminants (mycotoxins, toxic elements such as heavy
metals, and pesticide residues), radioactive and adulteration as common contaminants
of medicinal herbs and herbal products.
42
Pendahuluan partikel radiokatif, logam berat dan
Obat herbal adalah produk residu agrokimia (Kosalec dkk., 2009).
herbal yang dalam suatu kerangka Secara umum, kontaminan pada
kebijakan obat nasional suatu negara tumbuhan obat bisa dibagi ke dalam 5
masuk dalam kategori obat, di dalamnya kelompok, yaitu kontaminan biologis,
mungkin termasuk “herbal”, “bahan kimia (mikotoksin, logam dan logam
herbal”, “sediaan herbal” dan “produk berat, dan residu pestisida), radioaktif
obat herbal”. Pada beberapa negara, dan pemalsuan bahan obat. Selain
herbal dan bahan herbal tertentu juga kontaminan dari luar, suatu tanaman
digunakan sebagai bahan makanan juga mungkin berbahaya karena
(WHO, 2007). mengandung senyawa beracun.
Penggunaan obat herbal Keberadaan senyawa intrisik beracun
menunjukkan tren yang terus akan dibahas pada bagian akhir dari
meningkat. Meningkatnya popularitas tulisan ini.
dan adanya ekspansi pasar global obat KONTAMINAN BIOLOGIS
herbal menjadikan faktor keamanan Kontaminan biologis adalah
sebagai salah satu isu penting saat ini. ketidakmurnian pada tanaman obat,
Salah satu penyebab naiknya sediaan dan produknya yang melibatkan
penggunaan obat herbal adalah adanya organisme hidup. Ada dua kelompok
asumsi bahwa sesuatu yang alami pasti organisme kontaminan, yaitu
tidak berbahaya. Padahal, penggunaan mikroorganisme (bakteri dan jamur) dan
obat herbal belum tentu aman. Kualitas binatang (parasit, serangga dan lain-
obat herbal yang tidak baik bisa lain). Kontaminan mikroorganisme
menyebabkan berbagai efek bagi berasal dari tanah, proses pasca-panen,
penggunanya. Penyebab rendahnya transportasi dan penyimpanan. Parasit
kualitas obat herbal yang sering ditemui seperti protozoa, amoeba, helmint dan
adalah penambahan bahan obat sintetik, nematoda mungkin berasal dari tanah,
penggunaan spesies tanaman beracun, ekskreta, proses budidaya dan proses
dosis yang tidak tepat, interaksi dengan pembuatan sediaan. Serangga, misalnya
obat konvensional, serta tercemarnya kecoak dan bagian-bagiannya, berasal
obat herbal oleh senyawa berbahaya, dari proses pasca-panen, transportasi
seperti metabolit mikroorganisme, dan penyimpanan. Kontaminan biologis
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591
lain-lain, misalnya kotoran tikus dan didapatkan isolat bakteri seperti Bacillus
cacing tanah, juga berasal dari proses spp., Erwinia spp., Ewingella americana,
pasca-panen, transportasi dan Staphylococcus spp., Enterobacter
penyimpanan yang kurang baik (WHO, cloacae, dan Stenotrophomonas
2007). maltophilia. Bakteri-bakteri tersebut
Studi terhadap enam produk diketahui resisten terhadap ampicillin,
herbal antimalaria menunjukkan bahwa asam nalidiksat, trimethoprim,
terdapat kontaminan Bacillus sp dan ceftriaxone, dan streptomycin (Brown
Mucor spp. (pada sediaan berbasis dan Jiang, 2008).
schnapps dan palm wine), Keberadaan mikroorganisme
Staphylococcus epidermidis, oportunis bisa menimbulkan infeksi dan
Pseudomonas aeruginosa, Escherichia berpotensi membahayakan pasien
coli 0157H7, Proteus mirabilis, dengan sistem kekebalan tubuh yang
Enterococcus feacalis, Serratia lemah, misalnya pada penderita AIDS.
marcensces, Staphilococcus aureus, Pengujian terhadap produk herbal yang
Bacillus spp Mucor spp (pada sediaan sering digunakan oleh penderita AIDS
berbasis air). Temuan ini penting untuk seperti purple cone flower [Echinacea
diperhatikan mengingat ditemukannya purpurea (L.) Moench], merica (Piper
bakteri yang seharusnya tidak boleh ada methysticum G. Forst.), St. John’s wort
dalam produk herbal, yaitu Escherichia (Hypericum perforatum L.), dan milk
coli. Secara umum, jumlah kontaminan thistle [Silybum marianum (L.) Gaertn.]
mikrobiologi dalam sediaan berbasis air yang diperoleh dari pasar lokal,
(159,5x105 CFU) lebih tinggi supermarket jaringan dan penderita
dibandingkan dalam sediaan berbasis AIDS di Missouri, AS menunjukkan
alkohol (217,4x102 CFU) (Tafteng dkk., adanya kontaminasi Staphylococcus
2010) auricularis, Enterococcus casseliflavus,
Keberadaan strain bakteri Enterobacter agglomerans, E.
resisiten antibiotik pada tanaman obat intermedius, Klebsiella pneumoniae,
dan produk herbal merupakan ancaman Sphingomonas aucimobilis; kapang
bagi kesehatan yang serius. Dari dua Rhodotorula mucilaginosa, serta jamur
puluh sembilan produk herbal yang Aspergillus niger (dan spesies Aspergillus
diperoleh dari pasar lokal di AS
44
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591
spp. yang lain) dan Rhizopus spp Penicillium spp. dan Mucor spp.)
(Kineman dkk., 2002). menunjukkan terjadinya penurunan
Jamur juga merupakan kadar sterol dan sterolin yang sebanding
kontaminan yang banyak ditemukan dengan lamanya inkubasi (du Plessis-
pada obat herbal. Kontaminasi jamur Stoman dkk., 2009).
pada produk herbal terkait dengan Salah satu syarat tumbuh
simplisia yng digunakan. Dari 91 sampel mikroorganisme pada suatu bahan
tanaman obat di Brazil, diketahui 50% adalah keberadaan air. Dengan
sampel aerial parts terkontaminasi demikian, pengeringan yang baik bisa
jamur, diikuti dengan sampel bunga digunakan untuk mengurangi cemaran
(16%). Hasil yang mirip ditunjukkan oleh mikroorganisme pada produk herbal.
penelitian terhadap 85 sampel dari 53 Pengeringan daun feverfew (Tanacetum
spesies herbal di Kroasia, dimana herba, parthenium L. Schultz Bip) dengan
rhizoma dan akar merupakan bagian dari pemanasan kering dan microwave bisa
tanaman obat yang paling sering menurunkan cemaran mikrobiologisnya
terkontaminasi jamur (Kosalec dkk., hingga 40%. Kandungan parthenolida
2009). mengalami penurunan 10% dengan
Salah satu efek dari keberadaan pemanasan kering, tetapi tidak
mikroorganisme dalam obat herbal mengalami perubahan ketika
adalah turunnya kandungan senyawa dikeringkan dengan microwave. Studi ini
aktif akibat aktivitas mikroorganisme juga mengungkapkan bahwa
tersebut. Studi menunjukkan bahwa penggunaan 50 mg klorin dioksida/L bisa
terdapat hubungan antara keberadaan mengurangi cemaran mikroorganisme
jamur dengan turunnya kandungan hingga 60% tapi juga mengurangi kadar
alkaloid pada punarnava (Dubey dkk., parthenolida sampai 30%. Penggunaan
2008). Bulbine natalensis merupakan gas etilen oksida dengan konsentrasi
herbal yang digunakan oleh pasien 12% paling efektif, karena mampu
HIV/AIDS di Afrika Selatan dengan membunuh semua mikroorganisme yang
perkiraan kandungan aktif berupa sterol. ada tanpa mempengaruhi kandungan
Co-inkubasi Bulbine natalensis dengan parthenolida dalam sampel (Ranwala
bakteri (Bacillus spp. dan Pseudomonas dan Rushing, 2009). Akan tetapi,
putida) dan jamur (Aspergillus spp., penggunaan etilen oksida untuk
45
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591
46
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591
47
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591
masa berkisar 0,3 – 216 ng/g sampel), juga produksi aflatoksin (Fuat Abd Razak
sementara studi lain menunjukkan dkk., 2009). Data ini sesuai dengan hasil
bahwa semua sampel akar liquorice dan penelitian sebelumnya, dimana minyak
produk yang mengandung liquorice atsiri dari Cinnamomum camphora (L.)
seperti permen, ekstrak cair dan padatan Presl. terbukti mampu menghambat
kering mengandung okratoksin A, pembentukan aflatoxin B1 dari strain
dengan kisaran 1,4-252,8 ng/g. penghasilnya (Singh dkk., 2008).
Meskipun demikian, hanya sedikit
Logam dan Logam Berat
okratoksin A yang ditemukan dalam teh
Logam berat terakumulasi
yang dibuat dari sampel tersebut dengan
dengan tingkat yang berbeda pada tiap
metode dekokta (5%) dan infusa (3%)
organ. Kadmium, tembaga, besi, nikel,
(Kosalec dkk., 2008).
timbal dan seng pada herba pegagan
Studi terhadap 20 serbuk obat
(Centela asiatica) yang ditanam pada
herbal campuran menunjukkan bahwa
tanah yang tercemar logam berat
spesies jamur kontaminan yang dominan
terakumulasi paling banyak pada akar,
adalah Aspergillus. Selain Aspergillus
lalu berturut-turut pada tangkai daun
juga diisolasi jamur lain seperti
dan daun (Yap dkk., 2010). Kadar logam
Paecilomyces, Eurotium, Monascus,
berat pada tanaman sendiri lebih kecil
Acremonium, Penicillium, Cladosporium,
dibanding yang berada di dalam tanah.
Scopulariopsis, Phialophora dan
Kemampuan tiap tanaman dalam
Fonseceae. Ekstrak dari obat herbal
mengakumulasi logam berat juga
tersebut ternyata mampu menghambat
berbeda. Pada daerah dengan yang
produksi aflatoksin dari Aspergillus
tercemar logam berat, tanaman yang
parasiticus. Semua ekstrak mengurangi
mengakumulasikan timbal paling tinggi
produksi aflatoxin B1 dan aflatoxin G1
adalah Calotropis procera, sementara
sebanyak 62–97%. Hal ini menunjukkan
yang terendah adalah Peristrophe
bahwa serbuk obat herbal campuran
bycaliculata (Bathwal dkk., 2008).
mengandung kontaminan jamur yang
Pada negara berkembang,
lebih rendah, mungkin karena
pembuatan sediaan herbal seringkali
kandungan senyawa aktif dalam serbuk
masih menggunakan metode yang
obat herbal campuran tersebut
potensial terkontaminasi logam berat.
menghambat pertumbuhan jamur dan
48
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591
Studi terhadap 25 produk herbal untuk Produk herbal non Asia, seperti
berbagai keluhan yang beredar di Afrika, Eropa, Amerika Selatan dan
Pakistan menunjukkan bahwa Meksiko juga dilaporkan terkontaminasi
konsentrasi timbal, kadmium, nikel dan senyawa beracun dan membahayakan
krom yang terdapat dalam sampel kesehatan. Misalnya, studi di Brazil
tersebut jauh diatas ambang batas yang memperkirakan bahwa cemaran timbal
ditetapkan (Saeed dkk., 2010). pada horse chesnut sebesar 440% dari
Dashmoola merupakan sediaan nilai Provisional Tolerable Weekly Intake
ayurveda yang digunakan sebagai (PTWI), yang potensial meningkatkan
imunomodulator. Sediaan ini dibuat dari kadar timbal dalam tubuh bila horse
10 macam akar. Sebagian sampel yang chesnut tersebut dikonsumsi dalam
diteliti mengandung arsen, timbal, jangka panjang. Publikasi dari Nigeria
kadmiun dan kromium. Pada beberapa melaporkan semua sampel obat herbal
sampel, kadar timbal dan kadmium yang diteliti mengandung besi, nikel,
diatas batas maksimal yang ditetapkan kadmium, tembaga, timbal, selenium
oleh WHO (Rai dkk., 2008). dan seng yang melampaui batas
Produk herbal bisa konsumsi harian yang diperbolehkan bila
terkontaminasi logam berat pada dikonsumsi sesuai dengan yang
berbagai tahap produksi, dari kondisi direkomendasikan. Sembilan puluh
budidaya hingga pengeringan di udara enam % sampel mengandung timbal
terbuka, penyimpanan dan pembuatan hingga 514 µg/kgBB, jauh lebih besar
(lepasnya logam berat dari peralatan). dibandingkan PTWI dari FAO (25
Pada beberapa sediaan Traditional China µg/kgBB) (Kosalec dkk., 2008).
Medicine (TCM) dan ayurveda beberapa
Residu Pestisida
metal ditambahkan secara sengaja
Pestisida adalah senyawa kimia
karena dipercaya memiliki aktivitas
yang digunakan untuk mencegah,
farmakologi.. Sejauh ini telah dilaporkan
mematikan, menarik, menolak atau
adanya kasus keracunan timbal, thalium,
mengendalikan semua jenis serangga,
merkuri, arsen, emas, tembaga dan
termasuk spesies tanaman dan binatang
kadmium akibat penggunaan produk
yang tidak diinginkan selama produksi,
tersebut (Kosalec dkk., 2008).
penyimpanan, transpor dan pemrosesan
49
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591
50
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591
51
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591
52
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591
53
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591
Health Science Authority (HSA). 2002. Mitra, S.K., Kannan, R. 2007. A Note on
HSA Issues on a jamu product unintentional adulterations in
“serbuk jarem (encok)” found ayurvedic herbs. Ethnobotanical
adulterated with phenylbutazone. Leaflets. 11:11-15.
Press Release.
Ozbey, A., Uygun, U., 2007. Behaviour of
Jeveremovic, M., Lazarevic, N., Pavlovic, some organophosphorus pesticide
S., Orlic, M. 2011. Radionuclide residues in thyme and stinging
concentrations in samples of nettle tea during infusion process.
medicinal herbs and effective dose International Journal of Food
from ingestion of 137Cs and natural Science & Technology. 42(3):380-
radionuclides in herbal tea 383.
products from Serbian market.
Isotopes in Environmental and Rai, V., Kakkar, P., Singh, J., Misra, C.,
Health Studies. 47(1):87-92. Kumar, S., Mehrotra, S., 2008.
Toxic metals and organochlorine
Kineman, B., Nahikin-Nelms, M.L., pesticides residue in single herbal
Frazier, C.L. 2002. A pilot drugs used in important ayurvedic
investigation on microbial formulation – ‘Dashmoola’.
contamination of herbal Environmental Monitoring and
suplements: is there a risk for Assessment. 143(1-3):273-277.
immunocompromized
population?. HIV Nutrition Update. Ranwala, N.K.D., Rashing, J.W. 2005.
7(1):1-9. Influence of treatments with heat,
chlorine dioxide, or ethylene oxide
Kosalec, I., Cvec, J., Tomic, S. 2009. on microbiological load and
Contaminants of medicinal herbs parthenolide content in feverfew
and herbal products. Arg Hig Rada leaves. Journal of Herbs, Spices &
Toksikol. 60:485-501. Medicinal Plants. 15(3):227-240.
Ku, Y.R., Liu, Y.C., Lin, J.H. 2001. Solid- Romagnoli, B., Menna, V., Gruppioni, N.,
phase extraction and high- Bergamini, C. 2007. Aflatoxins in
performance liquid spices, aromatic herbs, herb-teas
chromatographic analysis of and medicinal plants marketed in
prednisone adulterated in a Italy. Food Control. 18(6):697-701.
foreign herbal medicine. Journal of
Food and Drug Analysis. 9(3):150- Saeed, M., Muhammad, N., Khan, H.,
152. Khan, S.A. 2010. Analysis of toxic
Menghini, A., Borio, R., Chiocchini, S., heavy metals in branded pakistani
Scampuli, P. 1998. Radioactivity herbal products. J. Chem. Soc. Pak.
from 137Cs in plant drugs and 32(4):471-475.
their preparations after
Chernobyl. Pharmacological Savaliya, A.A., Shah, R.P., Prasad, B.,
Singh, S. 2010. Screening of Indian
54
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591
55