Anda di halaman 1dari 14

PHARMACY, Vol.09 No.

03 Desember 2012 ISSN 1693-3591

KONTAMINASI PADA OBAT HERBAL

Dwi Hartanti

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jl. Raya Dukuhwaluh, PO


BOX 202, Purwokerto 53182
Email: gravity_on_tanti@yahoo.co.id

ABSTRAK

Tanaman obat memiliki peranan penting dalam pengobatan tradisional, dan masih
digunakan di berbagai belahan dunia. Dengan demikian, tanaman obat dan produk
herbal harus aman bagi pasien (atau konsumen). Review ini membahas tentang
kontaminan biologis (mikroba dan organisme lain), kontaminan kimia (mikotoksin,
logam dan logam berat, dan residu pestisida), cemaran radioaktif dan pemalsuan yang
seringkali terdeteksi pada tanaman obat dan produk herbal.

Kata kunci: keamanan produk herbal, kontaminan biologis, kontaminan kimia,


kontaminan radioaktif, pemalsuan produk herbal.

ABSTRACT

Medicinal plants are important part of traditional medicine, and still widely used as
therapy throughout the world. Thus, medicinal plants and herbal products must be safe
for the patient (consumer). This review addresses biological contaminants (microbes and
other organisms) and chemical contaminants (mycotoxins, toxic elements such as heavy
metals, and pesticide residues), radioactive and adulteration as common contaminants
of medicinal herbs and herbal products.

Key words: herbal safety, biological contaminant, chemical contaminant, radioactive


contaminant, adulteration.

42
Pendahuluan partikel radiokatif, logam berat dan
Obat herbal adalah produk residu agrokimia (Kosalec dkk., 2009).
herbal yang dalam suatu kerangka Secara umum, kontaminan pada
kebijakan obat nasional suatu negara tumbuhan obat bisa dibagi ke dalam 5
masuk dalam kategori obat, di dalamnya kelompok, yaitu kontaminan biologis,
mungkin termasuk “herbal”, “bahan kimia (mikotoksin, logam dan logam
herbal”, “sediaan herbal” dan “produk berat, dan residu pestisida), radioaktif
obat herbal”. Pada beberapa negara, dan pemalsuan bahan obat. Selain
herbal dan bahan herbal tertentu juga kontaminan dari luar, suatu tanaman
digunakan sebagai bahan makanan juga mungkin berbahaya karena
(WHO, 2007). mengandung senyawa beracun.
Penggunaan obat herbal Keberadaan senyawa intrisik beracun
menunjukkan tren yang terus akan dibahas pada bagian akhir dari
meningkat. Meningkatnya popularitas tulisan ini.
dan adanya ekspansi pasar global obat KONTAMINAN BIOLOGIS
herbal menjadikan faktor keamanan Kontaminan biologis adalah
sebagai salah satu isu penting saat ini. ketidakmurnian pada tanaman obat,
Salah satu penyebab naiknya sediaan dan produknya yang melibatkan
penggunaan obat herbal adalah adanya organisme hidup. Ada dua kelompok
asumsi bahwa sesuatu yang alami pasti organisme kontaminan, yaitu
tidak berbahaya. Padahal, penggunaan mikroorganisme (bakteri dan jamur) dan
obat herbal belum tentu aman. Kualitas binatang (parasit, serangga dan lain-
obat herbal yang tidak baik bisa lain). Kontaminan mikroorganisme
menyebabkan berbagai efek bagi berasal dari tanah, proses pasca-panen,
penggunanya. Penyebab rendahnya transportasi dan penyimpanan. Parasit
kualitas obat herbal yang sering ditemui seperti protozoa, amoeba, helmint dan
adalah penambahan bahan obat sintetik, nematoda mungkin berasal dari tanah,
penggunaan spesies tanaman beracun, ekskreta, proses budidaya dan proses
dosis yang tidak tepat, interaksi dengan pembuatan sediaan. Serangga, misalnya
obat konvensional, serta tercemarnya kecoak dan bagian-bagiannya, berasal
obat herbal oleh senyawa berbahaya, dari proses pasca-panen, transportasi
seperti metabolit mikroorganisme, dan penyimpanan. Kontaminan biologis
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591

lain-lain, misalnya kotoran tikus dan didapatkan isolat bakteri seperti Bacillus
cacing tanah, juga berasal dari proses spp., Erwinia spp., Ewingella americana,
pasca-panen, transportasi dan Staphylococcus spp., Enterobacter
penyimpanan yang kurang baik (WHO, cloacae, dan Stenotrophomonas
2007). maltophilia. Bakteri-bakteri tersebut
Studi terhadap enam produk diketahui resisten terhadap ampicillin,
herbal antimalaria menunjukkan bahwa asam nalidiksat, trimethoprim,
terdapat kontaminan Bacillus sp dan ceftriaxone, dan streptomycin (Brown
Mucor spp. (pada sediaan berbasis dan Jiang, 2008).
schnapps dan palm wine), Keberadaan mikroorganisme
Staphylococcus epidermidis, oportunis bisa menimbulkan infeksi dan
Pseudomonas aeruginosa, Escherichia berpotensi membahayakan pasien
coli 0157H7, Proteus mirabilis, dengan sistem kekebalan tubuh yang
Enterococcus feacalis, Serratia lemah, misalnya pada penderita AIDS.
marcensces, Staphilococcus aureus, Pengujian terhadap produk herbal yang
Bacillus spp Mucor spp (pada sediaan sering digunakan oleh penderita AIDS
berbasis air). Temuan ini penting untuk seperti purple cone flower [Echinacea
diperhatikan mengingat ditemukannya purpurea (L.) Moench], merica (Piper
bakteri yang seharusnya tidak boleh ada methysticum G. Forst.), St. John’s wort
dalam produk herbal, yaitu Escherichia (Hypericum perforatum L.), dan milk
coli. Secara umum, jumlah kontaminan thistle [Silybum marianum (L.) Gaertn.]
mikrobiologi dalam sediaan berbasis air yang diperoleh dari pasar lokal,
(159,5x105 CFU) lebih tinggi supermarket jaringan dan penderita
dibandingkan dalam sediaan berbasis AIDS di Missouri, AS menunjukkan
alkohol (217,4x102 CFU) (Tafteng dkk., adanya kontaminasi Staphylococcus
2010) auricularis, Enterococcus casseliflavus,
Keberadaan strain bakteri Enterobacter agglomerans, E.
resisiten antibiotik pada tanaman obat intermedius, Klebsiella pneumoniae,
dan produk herbal merupakan ancaman Sphingomonas aucimobilis; kapang
bagi kesehatan yang serius. Dari dua Rhodotorula mucilaginosa, serta jamur
puluh sembilan produk herbal yang Aspergillus niger (dan spesies Aspergillus
diperoleh dari pasar lokal di AS

44
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591

spp. yang lain) dan Rhizopus spp Penicillium spp. dan Mucor spp.)
(Kineman dkk., 2002). menunjukkan terjadinya penurunan
Jamur juga merupakan kadar sterol dan sterolin yang sebanding
kontaminan yang banyak ditemukan dengan lamanya inkubasi (du Plessis-
pada obat herbal. Kontaminasi jamur Stoman dkk., 2009).
pada produk herbal terkait dengan Salah satu syarat tumbuh
simplisia yng digunakan. Dari 91 sampel mikroorganisme pada suatu bahan
tanaman obat di Brazil, diketahui 50% adalah keberadaan air. Dengan
sampel aerial parts terkontaminasi demikian, pengeringan yang baik bisa
jamur, diikuti dengan sampel bunga digunakan untuk mengurangi cemaran
(16%). Hasil yang mirip ditunjukkan oleh mikroorganisme pada produk herbal.
penelitian terhadap 85 sampel dari 53 Pengeringan daun feverfew (Tanacetum
spesies herbal di Kroasia, dimana herba, parthenium L. Schultz Bip) dengan
rhizoma dan akar merupakan bagian dari pemanasan kering dan microwave bisa
tanaman obat yang paling sering menurunkan cemaran mikrobiologisnya
terkontaminasi jamur (Kosalec dkk., hingga 40%. Kandungan parthenolida
2009). mengalami penurunan 10% dengan
Salah satu efek dari keberadaan pemanasan kering, tetapi tidak
mikroorganisme dalam obat herbal mengalami perubahan ketika
adalah turunnya kandungan senyawa dikeringkan dengan microwave. Studi ini
aktif akibat aktivitas mikroorganisme juga mengungkapkan bahwa
tersebut. Studi menunjukkan bahwa penggunaan 50 mg klorin dioksida/L bisa
terdapat hubungan antara keberadaan mengurangi cemaran mikroorganisme
jamur dengan turunnya kandungan hingga 60% tapi juga mengurangi kadar
alkaloid pada punarnava (Dubey dkk., parthenolida sampai 30%. Penggunaan
2008). Bulbine natalensis merupakan gas etilen oksida dengan konsentrasi
herbal yang digunakan oleh pasien 12% paling efektif, karena mampu
HIV/AIDS di Afrika Selatan dengan membunuh semua mikroorganisme yang
perkiraan kandungan aktif berupa sterol. ada tanpa mempengaruhi kandungan
Co-inkubasi Bulbine natalensis dengan parthenolida dalam sampel (Ranwala
bakteri (Bacillus spp. dan Pseudomonas dan Rushing, 2009). Akan tetapi,
putida) dan jamur (Aspergillus spp., penggunaan etilen oksida untuk

45
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591

mendekontaminasi bahan herbal telah penyimpanan saw palmetto berries


dilarang di Eropa sejak 1989 (EmeA, [Serenoa repens (W.Bartram) Small] dan
2001) passion flower vines (Passiflora incarnata
Alternatif lain untuk mengurangi L.) kering menggunakan perangkap
cemaran mikroorganisme pada obat serangga yang mengandung feromon,
herbal adalah dengan menggunakan menghilangkan debris untuk mencegah
iradiasi gamma. Iradiasi gamma berkembangbiaknya serangga dan
terhadap 10 sampel akar Polygoni mengikuti standar sanitari melalui
multiflori yang terbukti tidak mengubah pembersihan menyeluruh dan fumigasi
kandungan fenol total setelahnya. dengan phosphine dan ditutup dengan
Aktivitas antioksidan dan penangkapan terpal (Kosalec dkk., 2009).
radikal bebas paling optimal diberikan Secara umum, untuk
oleh akar Polygoni multiflori yang meminimalisir kontaminasi biologis pada
diiradiasi dengan dosis 5 kGy (Chiang produk herbal adalah dengan melakukan
dkk., 2011). Sama seperti etilen oksida, budidaya dan pengolahan pasca panen
Uni Eropa tidak mengijinkan masuknya sesuai dengan standar dalam Good
obat herbal yang didekontaminasi Agricultural and Collecting Practice
dengan iradiasi gamma. (GACP) dan pembuatan obat herbal
Serangga yang pernah sesuai dengan standar dari Good
dilaporkan mengkontaminasi obat herbal Manufacture Practice (GMP).
antara lain Plodia spp., Ephestia spp.,
KONTAMINAN KIMIA
Tribolium spp., Sitophilus spp.,
Mikotoksin
Oryzaephilus spp., Rhyzopertha spp., dan
Mikotoksin adalah metabolit
Trogoderma spp.. Untuk menghilangkan
sekunder yang dihasilkan oleh jamur
serangga, bisa digunakan CO2, tetapi
yang bersifat racun terhadap manusia.
pengontrolan secara total diperlukan
Potensi bahaya dari aflatoksin ini bisa
untuk melindungi obat herbal, seperti
bersifat akut maupun kronis. Mikotoksin
menyimpan obat herbal pada suhu tinggi
biasanya bersifat nonvolatil, memiliki
(>25°C) dan menjaga kebersihan gudang,
berat molekul yang relatif rendah, dan
dan memastikan petugas gudang
mungkin disekresikan ke bahan herbal.
menjalankan panduan penyimpanan
Jamur yang telah terbukti menghasilkan
obat herbal yang baik. Sebagai contoh,

46
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591

mikotoksin adalah Aspergillus, Fusarium, Evolvulus alsinoides Linn., Glycyrrhiza


dan Penicillium. Aflatoksin oleh glabra Linn., Plumbago zeylanica Linn.
International Agency for Research on dan Terminalia chebula Retz.
Cancer dimasukkan dalam golongan menghasilkan 858 isolat jamur. A.
karsinogen kelompok I pada manusia racemosus mengandung kontaminan
(WHO, 2007). jamur dengan jumlah yang paling banyak
Studi terhadap 91 sampel (228). Genus Aspergillus merupakan
tanaman obat di Brazil menemukan kontaminan yang paling dominan.
adanya kontaminan jamur dari genera Diantara 32 isolat A. flavus yang diuji, 13
Aspergillus, Penicillium, Alternaria, isolat menghasilkan aflatoksin B1. Kadar
Chaetomium, Cladosporium, Mucor, aflatoksinB1 tertinggi adalah 394,95 ppb,
Paellomyces, Phoma, Rhyzopus dan yang dihasilkan oleh isolat A. flavus dari
Trichoderma. Aspergillus dan Penicillium G. glabra (Singh dkk., 2008).
yang merupakan kontaminan dominan Penelitian sejenis dengan hasil
(89,9%) merupakan genera penghasil yang berbeda dilakukan terhadap
mikotoksin. Dari seluruh kontaminan berbagai jenis rempah, herba aromatik
Aspergillus dan Penicillium yang berhasil dan tanaman obat yang secara acak
diisolasi, 21,97% adalah penghasil dikumpulkan dari pasar, supermarket
aflatoksin, 22,4% menghasilkan dan gudang di Emilia Romagna, Italia.
okratoksin A dan 34,7% menghasilkan Dari 103 sampel yang dianalisis, hanya
citrinin (Bugno dkk., 2006). Studi lain ditemukan 7 rempah yang positif
melaporkan adanya kontaminasi mengandung aflatoksin B2, G1 dan G2,
aflatoksin yang cukup tinggi pada yaitu 5 sampel cabe, 1 pala dan 1 kayu
beberapa sampel, di antaranya rimpang manis. Dari ketujuh sampel tersebut, dua
Asparagus racemosus (0,16 μg/g), diantaranya berada di atas rentang
Atropa belladona (1,27 μg/g), Withania kadar aflatoksin yang diperbolehkan
somnifera (0,68 μg/g), Plumbago (Romagnoli dkk., 2007).
zeylanica (1,13 μg/g), buah Terminalia Beberapa studi menunjukkan
chebula (1.19 μg/g) dan biji Mucuna bahwa akar liquorice sering ditumbuhi
pruriens (1.16 μg/g) (Dubey dkk., 2008). jamur penghasil okratoksin A.
Studi terhadap Adhatoda vasica Okratoksin A juga terdeteksi pada 50%
Nees, Asparagus racemosus Linn., sampel akar liquorice (dengan fraksi

47
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591

masa berkisar 0,3 – 216 ng/g sampel), juga produksi aflatoksin (Fuat Abd Razak
sementara studi lain menunjukkan dkk., 2009). Data ini sesuai dengan hasil
bahwa semua sampel akar liquorice dan penelitian sebelumnya, dimana minyak
produk yang mengandung liquorice atsiri dari Cinnamomum camphora (L.)
seperti permen, ekstrak cair dan padatan Presl. terbukti mampu menghambat
kering mengandung okratoksin A, pembentukan aflatoxin B1 dari strain
dengan kisaran 1,4-252,8 ng/g. penghasilnya (Singh dkk., 2008).
Meskipun demikian, hanya sedikit
Logam dan Logam Berat
okratoksin A yang ditemukan dalam teh
Logam berat terakumulasi
yang dibuat dari sampel tersebut dengan
dengan tingkat yang berbeda pada tiap
metode dekokta (5%) dan infusa (3%)
organ. Kadmium, tembaga, besi, nikel,
(Kosalec dkk., 2008).
timbal dan seng pada herba pegagan
Studi terhadap 20 serbuk obat
(Centela asiatica) yang ditanam pada
herbal campuran menunjukkan bahwa
tanah yang tercemar logam berat
spesies jamur kontaminan yang dominan
terakumulasi paling banyak pada akar,
adalah Aspergillus. Selain Aspergillus
lalu berturut-turut pada tangkai daun
juga diisolasi jamur lain seperti
dan daun (Yap dkk., 2010). Kadar logam
Paecilomyces, Eurotium, Monascus,
berat pada tanaman sendiri lebih kecil
Acremonium, Penicillium, Cladosporium,
dibanding yang berada di dalam tanah.
Scopulariopsis, Phialophora dan
Kemampuan tiap tanaman dalam
Fonseceae. Ekstrak dari obat herbal
mengakumulasi logam berat juga
tersebut ternyata mampu menghambat
berbeda. Pada daerah dengan yang
produksi aflatoksin dari Aspergillus
tercemar logam berat, tanaman yang
parasiticus. Semua ekstrak mengurangi
mengakumulasikan timbal paling tinggi
produksi aflatoxin B1 dan aflatoxin G1
adalah Calotropis procera, sementara
sebanyak 62–97%. Hal ini menunjukkan
yang terendah adalah Peristrophe
bahwa serbuk obat herbal campuran
bycaliculata (Bathwal dkk., 2008).
mengandung kontaminan jamur yang
Pada negara berkembang,
lebih rendah, mungkin karena
pembuatan sediaan herbal seringkali
kandungan senyawa aktif dalam serbuk
masih menggunakan metode yang
obat herbal campuran tersebut
potensial terkontaminasi logam berat.
menghambat pertumbuhan jamur dan

48
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591

Studi terhadap 25 produk herbal untuk Produk herbal non Asia, seperti
berbagai keluhan yang beredar di Afrika, Eropa, Amerika Selatan dan
Pakistan menunjukkan bahwa Meksiko juga dilaporkan terkontaminasi
konsentrasi timbal, kadmium, nikel dan senyawa beracun dan membahayakan
krom yang terdapat dalam sampel kesehatan. Misalnya, studi di Brazil
tersebut jauh diatas ambang batas yang memperkirakan bahwa cemaran timbal
ditetapkan (Saeed dkk., 2010). pada horse chesnut sebesar 440% dari
Dashmoola merupakan sediaan nilai Provisional Tolerable Weekly Intake
ayurveda yang digunakan sebagai (PTWI), yang potensial meningkatkan
imunomodulator. Sediaan ini dibuat dari kadar timbal dalam tubuh bila horse
10 macam akar. Sebagian sampel yang chesnut tersebut dikonsumsi dalam
diteliti mengandung arsen, timbal, jangka panjang. Publikasi dari Nigeria
kadmiun dan kromium. Pada beberapa melaporkan semua sampel obat herbal
sampel, kadar timbal dan kadmium yang diteliti mengandung besi, nikel,
diatas batas maksimal yang ditetapkan kadmium, tembaga, timbal, selenium
oleh WHO (Rai dkk., 2008). dan seng yang melampaui batas
Produk herbal bisa konsumsi harian yang diperbolehkan bila
terkontaminasi logam berat pada dikonsumsi sesuai dengan yang
berbagai tahap produksi, dari kondisi direkomendasikan. Sembilan puluh
budidaya hingga pengeringan di udara enam % sampel mengandung timbal
terbuka, penyimpanan dan pembuatan hingga 514 µg/kgBB, jauh lebih besar
(lepasnya logam berat dari peralatan). dibandingkan PTWI dari FAO (25
Pada beberapa sediaan Traditional China µg/kgBB) (Kosalec dkk., 2008).
Medicine (TCM) dan ayurveda beberapa
Residu Pestisida
metal ditambahkan secara sengaja
Pestisida adalah senyawa kimia
karena dipercaya memiliki aktivitas
yang digunakan untuk mencegah,
farmakologi.. Sejauh ini telah dilaporkan
mematikan, menarik, menolak atau
adanya kasus keracunan timbal, thalium,
mengendalikan semua jenis serangga,
merkuri, arsen, emas, tembaga dan
termasuk spesies tanaman dan binatang
kadmium akibat penggunaan produk
yang tidak diinginkan selama produksi,
tersebut (Kosalec dkk., 2008).
penyimpanan, transpor dan pemrosesan

49
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591

(WHO, 2007). Pestisida, terutama ditemukan dengan kadar tinggi (2,19


golongan organiklorin, bersifat lipofil dan mg/kg) pada chamomile. Studi yang
sukar terdegradasi sehingga menetap di lebih baru terhadap 835 sampel sayuran
lingkungan dan terakumulasi pada rantai berdaun dan tanaman obat aromatis
makanan. Senyawa ini akan yang dikumpulkan dari lima wilayah
terakumulasi pada jaringan adiposa dan Mesir menunjukkan bahwa 73% sampel
menimbulkan bahaya laten bagi tanaman obat mengandung residu
kesehatan. Efek utama dari paparan pestisida, yang mana 44% di antaranya
berlebih senyawa ini adalah gangguan melebihi batas residu maksimum.
pada sistem saraf, seperti pusing, Malathion adalah pestisida yang paling
paraestesia, tremor, diskoordinasi dan banyak ditemukan, terdeteksi pada 52%
konvulsi (Kosalec dkk., 2008). sampel, diikuti oleh profenofos, yang
Residu pestisida organoklorin terdeteksi pada 33% sampel (Dogheim
sering ditemukan pada bahan herbal. dkk., 2004).
Adanya polusi secara global Studi terhadap 30 ramuan TCM
memungkinkan suatu tanaman menemukan adanya residu tecnazene,
mengandung residu pestisida meskipun hexachlorobenzene, PCNB, heptachlor,
dalam budidayanya sama sekali tidak aldrin, α-BHC, β-BHC, γ-BHC, δ-BHC, p,p′-
menggunakan pestisida. Pada negara DDE, o,p′-DDT, p,p′-DDD p,p′-DDT. Lebih
berkembang, beberapa senyawa masih dari 50% sampel mengandung α-BHC
digunakan untuk tujuan kesehatan (55,8%) dan PCNB (55,8%);
masyarakat, misalnya untuk hexachlorobenzene terdeteksi pada
mengendalikan vektor penyakit seperti 40,9% sampel, tecnazene pada 19,5%, γ-
malaria, yang seringkali dilakukan di BHC pada 16,7% dan p,p′-DDE pada
dekat lahan pertanian. Tanaman obat 16,0%. Kurang dari 10% sampel
juga rentan terhadap serangan serangga mengandung β-BHC, δ-BHC, heptachlor,
dan penyakit seperti tanaman lain, aldrin, o,p′-DDT, p,p′-DDT and p,p′-DDD.
sehingga penggunaan pestisida mungkin Konsentrasi dari pestisida organoklorin
saja dilakukan (Kosalec dkk., 2008). pada 4 sampel melampaui batas residual
Dari studi terhadap beberapa yangg diperkenankan oleh PRC
sampel rempah dan tanaman obat di Pharmacopoeia 2005 (Xue dkk., 2008)
Mesir, dilaporkan bahwa malathion

50
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591

Residu pestisida juga ditemukan Selain dari sumber alami,


pada sediaan herbal seperti infusa dan cemaran radioaktif juga mungkin berasal
dekokta. Tingkat ekstraksi residu dari bocornya radionuklida dari reaktor
pestisida dalam air terutama tergantung buatan manusia ke lingkungan. Misalnya,
pada kelarutannya dalam air. Pestisida pasca kecelakaan reaktor Chernobyl
137
dengan kelarutan rendah seperti ditemukan adanya cemaran Cs pada
organochlorine dan pyrethroid sintetis 406 tanaman obat di Eropa Timur dan
137
sulit terambil dalam dekokta, sementara Itali. Cs juga teridentifikasi dalam 80%
pestisida polar seperti azoles dan dekokta dari sampel tanaman tersebut
organophophorous terambil dalam (Menghini dkk., 1998). Cemaran
jumlah yang cukup besar. Lamanya radioaktif ini bisa bertahan dalam waktu
pemanasan dalam penyiapan sediaan yang lama di alam. Studi terhadap
juga berpengaruh terhadap jumlah sampel teh herbal yang diambil dari
pestisida yang terambil (Ozbey dan pasar-pasar di Serbia menunjukkan
238 232 40
Uygun, 2007). Komisi Eropa menetapkan bahwa terdapat U, Th, K, dan
137
bahwa obat/sediaan herbal tidak perlu Cs. Radioaktif juga ditemukan pada
diuji residu pestisidanya bila bahan tubuh individu yang secara rutin
bakunya sudah diuji (EmeA, 2006) mengkonsumsi teh herbal tersebut,
meskipun kadarnya tidak berbahaya bagi
KONTAMINAN RADIOAKTIF
kesehatan manusia (Jevremovic dkk.,
Radionuklida secara alami
2011).
terdapat di alam, dengan demikian
mungkin mencemari obat herbal. Afrika PEMALSUAN BAHAN OBAT HERBAL
Selatan memiliki deposit mineral yang Pemalsuan adalah penggantian
amat besar, termasuk uranium. Dari 30 dengan spesies tanaman lain atau
sampel obat herbal yang dikumpulkan penambahan senyawa asing secara
dari pengobat tradisional, 22 sampel sengaja untuk meningkatkan bobot atau
mengandung uranium, dan lima sampel khasiat produk atau untuk menurunkan
diantaranya menunjukkan cemaran biayanya. Umumnya pemalsuan
uranium dengan kadar diatas 40 000 ppb dikategorikan dalam praktek yang
(Steenkamp dkk., 2005) disengaja, meskipun kadangkala bisa
terjadi pemalsuan bahan awal yang tidak

51
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591

disengaja. Alasan terjadinya pemalsuan dalam Ayurveda menunjukkan adanya


yang tidak disengaja itu antara lain sildenafil sitrat (Savaliya dkk., 2010).
karena adanya perbedaan penyebutan Jamu yang merupakan obat
nama spesies dalam dialek lokal, tradisional dari indonesia juga
kurangnya pengetahuan tentang dilaporkan mengalami penambahan
tanaman yang autentik, bahan kimia obat. Studi di Taiwan
ketidaktersediaan tanaman autentik, melaporkan adanya penambahan
kesamaan morfologi dan/atau aroma prednison pada produk obat tradisional
tanaman, pengumpulan bahan tanaman dari Asia Tenggara, termasuk jamu (Ku
yang tidak teliti dan alasan lain yang dkk., 2001). Phenylbutazone pernah
tidak diketahui (Mitra dan Kannan, 2007) teridentifikasi dalam jamu pegel linu
Ernst (2002) mereview yang diproduksi di Cilacap, Jawa Tengah
penambahan bahan obat sintetik pada (HSA, 2002). Penelitian lain melaporkan
obat herbal Cina dan menemukan bahwa terjadinya kasus necrotizing fascitiis
obat yang ditambahkan berasal dari akibat penggunaan jamu pegal linu
beragam kelompok farmakologi, yaitu dalam jangka panjang yang mengandung
aminopyrine, phenylbutazone, phenylbutazone dan dipyrone dii
phenacetin, dexamethasone, Singapura (Doshi dkk., 2009).
indometacin, diazepam, Rangkuman
hydrochlorothiazide, hydrocortisone, Penggunaan obat herbal masih
fluocinolone, acetonide, diclofenac, merupakan pilihan pertama untuk
mefenamic acid, clobetasol propionate, mengatasi gejala sakit ringan di banyak
phenytoin, methylsalicylate, dan negara. Hal ini menjadikan faktor
glibenclamide. Pada satu obat herbal keamanan dari obat herbal menjadi isu
bisa terdapat satu atau lebih bahan penting kesehatan masyarakat. Obat
kimia obat. herbal aman digunakan selama
Bahan obat sintetik lain yang kualitasnya baik. Untuk mendapatkan
juga teridentifikasi dalam produk herbal obat herbal yang berkualitas, penting
adalah kelompok inhibitor PDE-5 sintetik untuk mengikuti prosedur sesuai dengan
seperti sildenafil, tadalafil dan standar GACP dan GMP. Keseluruhan
vardenafil. Satu dari 85 formula herbal proses produksi, mulai dari budidaya
hingga pemasaran produk harus

52
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591

mengikuti panduan dari kedua manual Orthophaedic Surgery. 17(2):223-


226.
tersebut.
Dubey, N.K., Kumar, A., Singh, P., Shukla,
R. 2008. Microbial contamination
Daftar Pustaka
of raw materials: A major reason
Barthwal, J., Nair, S., Kakkar, P. 2008. for the decline of India’s share in
Heavy metal accumulation in the global herbal market. Current
medicinal plants collected from Science, 95(6):717-718.
environmentally different sites.
Biomedical and Environmental du Plessis-Stoman, D., Downing, T.G.,
Sciences, 21:319-324. van de Venter, M., Govender, S.
2009. Traditional herbal
Brown, J.C., Jiang, X. 2008. Prevalence of medicines: potential degradation
antibiotic-resistence bacteria in of sterols and sterolins by
herbal products. J.Food Prot., microbial contaminations. South
71(7): 1486-1490. African Journal of Science,
105:147-150.
Bugno, A., Almodovar, A.A.B., Pereira,
T.C., Pinto, T.J.A., Sabino, M. 2006. The European Agency for the Evaluation
Occurence of toxigenic fungi in of Medicinal Products (EmeA).
herbal drugs. Brazilian Journal of 2001. Note for guidance on
Microbiology, 37:47-51. limitations to the use of ethylene
oxide in the manufacture of
Chiang, Y.C., Huang, G.J., Ho, Y.L., Hsieh, medicinal products. EmeA.
P.C., Chung, H.P., Chou, F.I., London.
Chang, Y.S. 2011. Influence of
gamma irradiation on microbial European Medicines Agency (EmeA).
load and antioxidative 2006. Guideline on spesifications:
characteristics of Polygoni test procedures and acceptance
Multiflori Radix. Process criteria for herbal substances,
Biochemistry, 46(3):777-782. herbal preparation, and herbal
medicinal products/traditional
Dogheim, S.M., Ashraf, E.M.M., Alla, herbal medicinal products. EMeA.
S.A.G., Khorsyid, M.A., Fahmy, London.
S.M., 2004. Pesticides and heavy
metals levels in Egyptian leafy Fuat Abd Razak, M., Aidoo, K.E.,
vegetables and some aromatic Candlish, A.G.G. 2009. Mixed
medicinal plants. Food Additives & herbs drugs: inhibitory effect on
Contaminants: Part A: Chemistry, growth of the endogenous
Analysis, Control, Exposure & Risk mycoflora and aflatoxin
Assessment, 21(4):323-330. production. Mycopathologia.
Doshi, H.K., Thambiah, J., Chun, C.L., 167(5):273-286.
Nga, M.E., Tambyah, P.A. 2009.
Necrotising fasciitis caused by Ernst, E. 2002. Adulteration of Chinese
adulterated traditional Asian herbal medicines with synthetic
medicine: a case report. Journal of drugs: a systematic review.

53
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591

Journal of Internal Medicine. Research communications.


252:107-113. 20(5):155-159.

Health Science Authority (HSA). 2002. Mitra, S.K., Kannan, R. 2007. A Note on
HSA Issues on a jamu product unintentional adulterations in
“serbuk jarem (encok)” found ayurvedic herbs. Ethnobotanical
adulterated with phenylbutazone. Leaflets. 11:11-15.
Press Release.
Ozbey, A., Uygun, U., 2007. Behaviour of
Jeveremovic, M., Lazarevic, N., Pavlovic, some organophosphorus pesticide
S., Orlic, M. 2011. Radionuclide residues in thyme and stinging
concentrations in samples of nettle tea during infusion process.
medicinal herbs and effective dose International Journal of Food
from ingestion of 137Cs and natural Science & Technology. 42(3):380-
radionuclides in herbal tea 383.
products from Serbian market.
Isotopes in Environmental and Rai, V., Kakkar, P., Singh, J., Misra, C.,
Health Studies. 47(1):87-92. Kumar, S., Mehrotra, S., 2008.
Toxic metals and organochlorine
Kineman, B., Nahikin-Nelms, M.L., pesticides residue in single herbal
Frazier, C.L. 2002. A pilot drugs used in important ayurvedic
investigation on microbial formulation – ‘Dashmoola’.
contamination of herbal Environmental Monitoring and
suplements: is there a risk for Assessment. 143(1-3):273-277.
immunocompromized
population?. HIV Nutrition Update. Ranwala, N.K.D., Rashing, J.W. 2005.
7(1):1-9. Influence of treatments with heat,
chlorine dioxide, or ethylene oxide
Kosalec, I., Cvec, J., Tomic, S. 2009. on microbiological load and
Contaminants of medicinal herbs parthenolide content in feverfew
and herbal products. Arg Hig Rada leaves. Journal of Herbs, Spices &
Toksikol. 60:485-501. Medicinal Plants. 15(3):227-240.

Ku, Y.R., Liu, Y.C., Lin, J.H. 2001. Solid- Romagnoli, B., Menna, V., Gruppioni, N.,
phase extraction and high- Bergamini, C. 2007. Aflatoxins in
performance liquid spices, aromatic herbs, herb-teas
chromatographic analysis of and medicinal plants marketed in
prednisone adulterated in a Italy. Food Control. 18(6):697-701.
foreign herbal medicine. Journal of
Food and Drug Analysis. 9(3):150- Saeed, M., Muhammad, N., Khan, H.,
152. Khan, S.A. 2010. Analysis of toxic
Menghini, A., Borio, R., Chiocchini, S., heavy metals in branded pakistani
Scampuli, P. 1998. Radioactivity herbal products. J. Chem. Soc. Pak.
from 137Cs in plant drugs and 32(4):471-475.
their preparations after
Chernobyl. Pharmacological Savaliya, A.A., Shah, R.P., Prasad, B.,
Singh, S. 2010. Screening of Indian

54
PHARMACY, Vol.09 No. 03 Desember 2012 ISSN 1693-3591

aphrodisiac ayurvedic/herbal Tafteng, Y.M., Olama, E.H., Ojo, T.O.


healthcare products for 2010. Microbial burden of some
adulteration with sildenafil, herbal antimalarials marketed at
tadalafil and/or vardenafil using Elele, River State. Afr. J. Trad.
LC/PDA and extracted ion LC– CAM. 7(2):149-152.
MS/TOF. Journal of
Pharmaceutical and Biomedical World Health organization (WHO). 2007.
Analysis. 52(3):406-409. WHO guidelines for assessing
quality of herbal medicine with
Singh, P., Srivastava, B., Kumar, A., reference in contaminants and
Dubey, N.K., 2008. Fungal residues. WHO. Geneva.
contamination of raw materials of
some herbal drugs and Xue, J., Hao, L., Peng, F., 2008. Residues
recommendation of Cinnamomum of 18 organochlorine pesticides in
camphora oil as herbal 30 traditional Chinese medicines.
fungitoxicant. Microbial Ecology. Chemosphere. 71(6):1051-1055.
56(3):555-560.
Yap, Y.K., Mohd Fitri, M.R., Mazyhar, Y.,
Steenkamp, V., Steward, M.J., Chimuka, Tan, S.C. 2010. Effects of metal-
L., Cukrowska, E. 2005. Uranium contaminated soils on the
concentrations in South African accumulation of heavy metals in
herbal remedies. Health Physic. different parts of Centella
89(6):679-683. asiatica: a laboratory study. Sains
Malaysiana. 39(3):347-352.

55

Anda mungkin juga menyukai