1. Praktikan wajib hadir tepat waktu dan menyelesaikan praktikum dengan baik.
2. Praktikan harus menyiapkan diri agar dapat melaksanakan praktikum sesuai dengan
3. Tugas pendahuluan wajib dikerjakan dalam modul praktikum dan dikumpulkan pada
hari praktikum.
percobaan yang diperoleh, dan kesimpulan hasil percobaan dibuat oleh masing-
masing praktikan.
5. Laporan dibuat dalam modul praktium dan dikumpulkan satu minggu setelah hari
praktikum dilaksanakan.
6. Keterlambatan per hari dalam pengumpulan laporan akan dikenai pengurangan nilai
sebanyak 10 point.
Tujuan
Mahasiswa mampu membuat suatu sediaan farmasi dengan bahan baku berasal dari alam
yang terstandar mulai dari bahan baku sampai dengan produk jadi.
Pendahuluan
Berbicara tentang standardisasi, hal tersebut diawali dari sumber bahan, apakah hasil
budidaya atau liar, proses pengumpulan, pencucian, sortasi, pengolahan dan pengeringan
manufaktur seperti penghalusan ukuran, ekstraksi, dan proses ekstraksi akan menentukan
kualitas ekstrak yang dihasilkan. Dari bentuk ekstrak ini barulah dikembangkan berbagai
bentuk sediaan farmasi yangdalam memproduksinya harus mengikuti kaidah CPOTB yang
Kaidah ini meliputi pelatihan personalia, prosedur standar oprasional secara tertulis,
proses dan penentuan, validasi, inspeksi, spesifikasi dan sertifikasi. Pengawasan Mutu adalah
bagian dari CPOTB yang berhubungan dengan pengambilan sampel, spesifikasi dan
pengujian, serta dengan organisasi, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan
bahwa pengujian yang diperlukan dan relevan telah dilakukan dan bahwa bahan yang belum
diluluskan tidak digunakan serta produk yang belum diluluskan tidak dijual atau dipasok
tradisional terdaftar, termasuk produk ekspor, dengan tujuan untuk membuktikan konsistensi
proses, kesesuaian dari spesifikasi bahan awal, bahan pengemas dan produk jadi, untuk
melihat trend dan mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan untuk produk dan proses.
Dokumentasi adalah bagian dari sistem informasi manajemen dan dokumentasi yang
baik merupakan bagian yang esensial dari pemastian mutu. Dokumentasi yang jelas adalah
fundamental untuk memastikan bahwa tiap personil menerima uraian tugas yang relevan
secara jelas dan rinci sehingga memperkecil risiko terjadi salah tafsir dan kekeliruan yang
instruksi, laporan dan catatan harus bebas dari kekeliruan dan tersedia secara tertulis.
Linnaeus);
2. Data rinci dari sumber tanaman (Negara atau daerah asal dan, di mana berlaku,
pembudidayaan, waktu panen, cara pengumpulan, pestisida yang mungkin digunakan dan
lain-lain); apakah seluruh atau hanya bagian tertentu dari tanaman yang digunakan;
yang diketahui. Untuk uji identifikasi hendaklah tersedia spesimen autentik sebagai
pembanding;
6. Penetapan kadar komponen dengan aktifitas terapeutik yang diketahui atau marker, di
mana berlaku;
7. Metode analisis yang sesuai untuk penetapan kontaminasi pestisida serta batas yang dapat
diterima;
8. Uji disertai dengan batas yang dapat diterima untuk penentuan kontaminasi kapang
9. Uji logam berbahaya, bahan pencemar serta bahan lain yang kemungkinan ditambahkan;
tanaman segar atau tanaman yang sudah dikeringkan atau diawetkan serta dari tumbuhan atau
bagian tumbuhan hasil pemerasan, ekstraksi, destilasi atau proses lainya. Karakteristik
sediaan ini adalah bahan aktif terdapat bersama masa bahan lainnya yang ada dalam bentuk
yang sudah berubah, tergantung pada metode yang digunakan untuk mendapatkan bahan
baku obat global dan juga pada tahap selanjutnya dari proses. Perubahan tersebut dapat
berupa perubahan fisika, fisiko kimia ataupun perubahan kimia yang dapat dikendalikan atau
Desain proses manufaktur sering pula meliputi proses penghilangan bahan ikutan
yang terbawa, seperti klorofil, tanin dan resin. Dengan cara pemurnian barulah akan didapat
zat murni. Hasil penarikan/ penyarian dari tanaman sering tidak diberikan langsung kepada
pasien. Ekstrak tersebut diolah terlebih dahulu menjadi berbagai bentuk sediaan farmasi,
Formulasi ekstrak tanaman menjadi bentuk sediaan merupakan masalah yang tidak
mudah dan tidak dapat dipandang hanya sebagai masalah teknologi farmasi saja. Berbeda
dengan zat murni, baik hasil sintesis maupun berasal dari alam, ekstrak adalah bahan baku
yang mengandung beraneka ragam bahan aktif tetapi dalam jumlah kecil. Sebagian besar
merupakan bahan-bahan sekunder (garam organik dan anorganik, gula-gula polisakarida dan
sebagainya) yang dapat mempengaruhi teknologi pembuatan dan stabilitas sediaan farmasi.
harusdilakukan terlebih dahulu perlakuan awal, seperti penghilangan lemak dan inaktivasi
enzim.
1. Menghilangkan bahan tidak aktif berupa minyak dan lemak yang akan menghalangi
2. Menghentikan degradasi oleh enzim yang selalu harus diperhatikan dalam medium air
pengujian sifat-sifat fisika (penampilan, pH, kelarutan, padatan total, abu) secara tradisional
dapat pula ditambahkan. Hal lain yang berguna adalah penentuan kelarutan ekstrak kental
dan ekstrak kering dalam pelarut yang umum digunakan dalam formulasi, seperti sirup atau
larutan sorbitol.
Masalah teknologi yang timbul dalam formulasi ekstrak menjadi bentuk sediaan lebih
banyak jika dibandingkan dengan zat murni, baik yang berasal dari alam maupun sintesis.
Hal tersebut disebabkan sifat dari ekstrak sendiri. Umumnya bahan aktif (berkhasiat) berada
pada konsentrasi rendah dan karena itu menyebabkan penggunaan dosis ekstrak yang relatif
lebih tinggi.
masalah dengan karakteristik tertentu, seperti kelarutan dan stabilitas bahan berkhasiat dari
ekstrak. Tetapi, perlu pula mempertimbangkan masalah yang timbul karena keberadaan zat
inert dalam ekstrak, misalnya sifat higroskopisitas dari sediaan padat, atau kelarutan yang
kurang baik sehingga terbentuk kekeruhan dalam larutan. Pada umumnya semua bentuk
1. Bentuk sediaan padat, seperti tablet, tablet salut gula, tablet efervesen, tablet hisap,
2. Bentuk sediaan cair, seperti sirup, drop, larutan atau suspensi untuk kapsul gelatine
lunak.
3. Bentuk sediaan untuk tujuan penggunaan lokal, seperti krem, salep, gel, koliria dan
supositoria.
Spesifikasi produk jadi hendaklah mencakup:
3. Deskripsi bentuk sediaan dan uraian mengenai kemasan, termasuk ukuran kemasan;
6. Uji disertai batas yang dapat diterima untuk kontaminasi kapang dan/atau
8. Masa edar/simpan.
1. Meyakinkan bahwa pola kromatografi yang diperoleh sesuai dengan obat yang sama
dengan ekstrak.
yang terdapat dalam tanaman, memungkinkan untuk menyusun strategi yang mantap dalam
melakukan analisis kualitas dan proses standardisasi dari sediaan herbal. Agar dapat
menjamin homogenitas ekstrak tanaman semaksimal mungkin, dilakukan antara lain uji
kromatografi lapis tipis (KLT), spektrometri massa (MS), kromatografi gas (GC),
kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT), spektrometri massa (MS), spektrometri inframerah
atau dalam gabungan. Hal tersebut diharapkan dapat memberikan keberhasilan untuk
standardisasi dan pengontrolan kualitas, baik bahan dasar maupun obat jadi herbal.
Pustaka
Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB), 2011, Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia, Jakarta.
AKAR KELEMBAK
Keluarga : Polygonaceae
Asal : Akar dipanen setiap 4-7 tahun. Tumbuhan berupa perdu setinggi 2-3
m, terdapat di lembah dataran tinggi Cina Barat, dibudidayakan di
Eropa.
KARAKTERISTIK SIMPLISIA
Pemerian : Potongan padat, keras, bentuk hampir silindris, serupa kerucut atau
bentuk kubus yang melekuk, pipih atau tidak beraturan; kadang
berongga; panjang 5-15 cm, lebat 3-10 cm; permukaan yang terkelupas
agak bersudut-sudut, umumnya diliputi serbuk berwarna kuning
kecoklatan terang, bagian dalam berwarna kuning putih keabuan dengan
garis-garis cokelat kemerahan.
Bau : khas.
Rasa : pahit aromatik, berderak jika dikunyah (drus kalsium oksalat), agak
kelat.
Fragmen pengenal : Yaitu kristal kalsium oksalat, trakea penebalan seperti angka 4 atau
huruf Y. Fragmen khas dari simplisia Rheum palmatum adalah Ca-
Oksalat berbentuk roset atau bunga dengan kelopak bertumpukan. Ca-
oksalat cenderung berwarna kelabu dengan ukuran 100-200 nm. Ca-
oksalat ini juga sering ditemukan menempel di fragmen parenkim.
Penapisan Alkaloid
Penapisan Polifenol
Sebanyak 500 mg sampel dididihkan dengan 10 mL air suling, dipipet kemudian filtratnya
diencerkan dengan air suling. Diambil 2 mL larutan kemudian ditambahkan besi (III) klorida
1%. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuk warna biru atau hijau kehitaman (Departemen
Kesehatan RI, 1978).
Penapisan Flavonoid
Sebanyak 500 mg sampel dididihkan dengan 10 mL air suling selama 5 menit. Setelah dingin
diambil 5 mL filtrat lalu ditambahkan 100 mg serbuk Mg, dan 1 mL HCl pekat. Didiamkan 1
menit, kemudian ditambahkan 3 mL amil alkohol, kemudian dikocok dan biarkan hingga
terpisah. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuk warna merah atau kuning atau jingga
pada lapisan amil alkohol (Fransworth, 1996).
Penapisan Tanin
Sebanyak 500 mg sampel sampel dididihkan dengan 10 mL air suling, dipipet kemudian
filtratnya diencerkan dengan akuades. Diambil 2 mL larutan kemudian ditambahkan besi (III)
klorida 1% dan gelatin. Hasil positif ditunjukkan dengan sampel larut dalam gelatin
(Departemen Kesehatan RI, 1978).
Penapisan Saponin
Sebanyak 500 mg sampel dididihkan dengan 10 mL air suling. Setelah dingin, diambil 5 mL
filtrat, lalu tambahkan 5 mL air suling kemudian dikocok kuat selama 10 detik, terbentuk
busa yang stabil selama 10 menit, ditambahkan 1 mL HCl 2 N. Hasil positif ditunjukkan
dengan busa tidak hilang (Departemen Kesehatan RI, 1978).
Sebanyak 1 g sampel ditempatkan pada tabung reaksi kemudian ditambah dengan 5 mL eter,
diamkan selama 2 jam. Kemudian lapisan eter dipipet. Filtrat ditempatkan pada plat tetes
kemudian dibiarkan hingga kering. Pada hasil pengeringan filtrat ditambahkan 2 tetes larutan
vanilin 10% dalam asam sulfat pekat. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuk warna hijau
biru dan merah (Harborne, 1987)
Penapisan Kuinon
KADAR AIR
Sebanyak 5 g serbuk simplisia ditempatkan pada cawan penguap yang telah ditimbang
sebelumnya. Masukkan ke dalam oven pada suhu 100°C hingga bobot konstan.
(𝑊1 − 𝑊2)
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 = 𝑥 100%
(𝑊1 − 𝑊0)
IV. FORMULASI
Ektrak kental kelembak setara dengan 50 mg ekstrak kental
kelembak Nipagin 0,18%
Nipasol 0,02%
Saccharum lactis ad 600 mg
V. PEMBUATAN SEDIAAN
1. Timbang semua bahan yang akan digunakan.
2. Masukkan sedikit saccharum lactis dalam mortir untuk menutupi pori-pori mortir.
3. Timbang nipagin dan nipasol, kemudian dilarutkan dalam 1 mL air panas.
4. Masukkan ekstrak kental kelembak ke dalam mortir, kemudian tambahkan
nipagin dan nipasol yang telah dilarutkan.
5. Sisa saccharum lactis ditambahkan sedikit demi sedikit sampai habis, sambil
digerus homogen dan terbentuk massa yang dapat dikepal.
6. Massa yang dapat dikepal diayak dengan ayakan no.16.
7. Granul yang diperoleh dikeringkan dalam oven pada suhu 50 C sampai kadar air
1%.
8. Timbang 600 mg massa granul, kemudian dimasukkan ke dalam kapsul.
9. Kapsul yang telah berisi sediaan, dibersihkan dari pengotor.
10. Masukkan ke dalam kemasan dan diberi label.
Keluarga : Myrtaceae
KARAKTERISTIK SIMPLISIA
Fragmen pengenal :yaitu parenkim dengan kelenjar minyak (beberapa seperti bentuk
jantung/hati). Dinding parenkim membentuk rantai kecil dengan
warna kecokelatan.
Kandungan : minyak atsiri (16-21%) terdiri atas 70-96% eugenol, 2-17% asetil
eugenol dan seskuiterpen seperti -kariofilen.
Minyak cengkeh memiliki bobot jenis 1,038-1,063 g/L, indeks bias 1,528-1,537 dan rotasi
optik 0-1,6 .
Gambar memperlihatkan parenkim dengan kelenjar sekresi, dan deretan kristal oksalat pada
parenkim (panah).
Kiri: fragmen parenkim seperti jantung dengan kristal kalsium oksalat didalamnya. Kanan:
fragmen parenkim seperti jantung berwarna lebih kuning dengan deretan kristal kalsium
oksalat di pinggirnya (panah).
PENAPISAN FITOKIMIA
Penapisan Alkaloid
Penapisan Polifenol
Sebanyak 500 mg sampel dididihkan dengan 10 mL air suling, dipipet kemudian filtratnya
diencerkan dengan air suling. Diambil 2 mL larutan kemudian ditambahkan besi (III) klorida
1%. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuk warna biru atau hijau kehitaman (Departemen
Kesehatan RI, 1978).
Penapisan Flavonoid
Sebanyak 500 mg sampel dididihkan dengan 10 mL air suling selama 5 menit. Setelah dingin
diambil 5 mL filtrat lalu ditambahkan 100 mg serbuk Mg, dan 1 mL HCl pekat. Didiamkan 1
menit, kemudian ditambahkan 3 mL amil alkohol, kemudian dikocok dan biarkan hingga
terpisah. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuk warna merah atau kuning atau jingga
pada lapisan amil alkohol (Fransworth, 1996).
Penapisan Tanin
Sebanyak 500 mg sampel sampel dididihkan dengan 10 mL air suling, dipipet kemudian
filtratnya diencerkan dengan akuades. Diambil 2 mL larutan kemudian ditambahkan besi (III)
klorida 1% dan gelatin. Hasil positif ditunjukkan dengan sampel larut dalam gelatin
(Departemen Kesehatan RI, 1978).
Penapisan Saponin
Sebanyak 500 mg sampel dididihkan dengan 10 mL air suling. Setelah dingin, diambil 5 mL
filtrat, lalu tambahkan 5 mL air suling kemudian dikocok kuat selama 10 detik, terbentuk
busa yang stabil selama 10 menit, ditambahkan 1 mL HCl 2 N. Hasil positif ditunjukkan
dengan busa tidak hilang (Departemen Kesehatan RI, 1978).
Sebanyak 1 g sampel ditempatkan pada tabung reaksi kemudian ditambah dengan 5 mL eter,
diamkan selama 2 jam. Kemudian lapisan eter dipipet. Filtrat ditempatkan pada plat tetes
kemudian dibiarkan hingga kering. Pada hasil pengeringan filtrat ditambahkan 2 tetes larutan
vanilin 10% dalam asam sulfat pekat. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuk warna hijau
biru dan merah (Harborne, 1987)
Penapisan Kuinon
KADAR AIR
Sebanyak 5 g serbuk simplisia ditempatkan pada cawan penguap yang telah ditimbang
sebelumnya. Masukkan ke dalam oven pada suhu 100°C hingga bobot konstan.
(𝑊1 − 𝑊2)
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 = 𝑥 100%
(𝑊1 − 𝑊0)
I. EKSTRAKSI
1. 100 g simplisia dan 400 mL aquades dimasukkan ke dalam labu bundar.
2. Pasang kondensor dan lakukan destilasi dengan alat destilasi Stahl pada
suhu 100 C selama 2 jam.
3. Minyak atsiri yang terekstraksi ditampung dalam labu penampung.
4. Ukur volume minyak atsiri yang diperoleh.
II. PERHITUNGAN DOSIS
Khasiat: eugenol sebagai desinfektan dan anestetik lokal. Ekstrak minyak cengkeh
dan serbuk zink oksida digunakan dalam kedokteran gigi sebagai
pengisi.
Minyak cengkeh akan dibuat pasta gigi sebagai pembersih dan antiseptik
rongga mulut dengan dosis 1%.
III. FORMULASI
Minyak cengkeh 1%
CaCO3 60%
Na-lauril sulfat 2,5%
Gliserin 7,5%
Propilen glikol 17,5%
Na-sakarin 0,5%
Tragakan 1%
Aqudes 10%
di mana:
a = tinggi busa dari permukaan larutan semula
b = tinggi busa dari permukaan setelah pengocokan
5. Uji Viskositas
Viskositas suspensi ditentukan dengan viskometer Brookfield.
RIMPANG KUNYIT
KARAKTERISASI SIMPLISIA
Pemerian : rimpang segar dipotong menjadi kepingan memanjang (C.longa
Linn.) dan bundar panjang (C. rotunda), didihkan sebentar dan
dikeringkan, sehingga pati diubah dan rimpang mengeras serta
berwarna kuning jingga merata.
Berupa kepingan ringan, rapuh, warna kuning jingga, kuning jingga
kemerahan sampai kuning jingga kecoklatan; lebar 0,5-3 cm, panjang2-
6 cm, tebal 1-5 mm; umumnya melengkung tidak beraturan, kadang-
kadang terdapat pangkal upih daun dan pangkal akar. Batas korteks dan
silinder pusat kadang-kadang jelas. Bekas patahan agak rata, berdebu,
warna kuning jingga sampai cokelat kemerahan.
Bau : aromatik, seperti bau jamur
Rasa : pedas menyengat, lama kelamaan menimbulkan rasa tebal
Kandungan : minyak atsiri 1-3,5% (min 2,5%) termasuk sampai 60% keton
seskuiterpen, yaitu turmeron, arturmeron dan sekitar 25% zingiberen;
desmetoksi kurkumin dan bidesmetoksi kurkumin.
Senyawa identitas : Kurkumin
Fragmen Pengenal : yaitu preparat kuning, granul pati, sel parenkim berisi pati (dalam air).
PENETAPAN ZAT IDENTITAS
Dilakukan Kromatografi Lapis Tipis dengan parameter sebagai
berikut: Fase gerak : kloroform - metanol (95:5)
Fase diam : Silika gel 60 F254
Larutan uji : 5% dalam etanol
Larutan pembanding : kurkumin 0,1% dalam etanol
Volume penotolan : Totolkan masing-masing 2 μL larutan uji dan larutan pembanding
Deteksi : UV254 dan UV366
PENAPISAN FITOKIMIA
Penapisan Alkaloid
Sebanyak 500 mg sampel dididihkan dengan 10 mL air suling, dipipet kemudian filtratnya
diencerkan dengan air suling. Diambil 2 mL larutan kemudian ditambahkan besi (III) klorida
1%. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuk warna biru atau hijau kehitaman (Departemen
Kesehatan RI, 1978).
Penapisan Flavonoid
Sebanyak 500 mg sampel dididihkan dengan 10 mL air suling selama 5 menit. Setelah dingin
diambil 5 mL filtrat lalu ditambahkan 100 mg serbuk Mg, dan 1 mL HCl pekat. Didiamkan 1
menit, kemudian ditambahkan 3 mL amil alkohol, kemudian dikocok dan biarkan hingga
terpisah. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuk warna merah atau kuning atau jingga
pada lapisan amil alkohol (Fransworth, 1996).
Penapisan Tanin
Sebanyak 500 mg sampel sampel dididihkan dengan 10 mL air suling, dipipet kemudian
filtratnya diencerkan dengan akuades. Diambil 2 mL larutan kemudian ditambahkan besi (III)
klorida 1% dan gelatin. Hasil positif ditunjukkan dengan sampel larut dalam gelatin
(Departemen Kesehatan RI, 1978).
Penapisan Saponin
Sebanyak 500 mg sampel dididihkan dengan 10 mL air suling. Setelah dingin, diambil 5 mL
filtrat, lalu tambahkan 5 mL air suling kemudian dikocok kuat selama 10 detik, terbentuk
busa yang stabil selama 10 menit, ditambahkan 1 mL HCl 2 N. Hasil positif ditunjukkan
dengan busa tidak hilang (Departemen Kesehatan RI, 1978).
Sebanyak 1 g sampel ditempatkan pada tabung reaksi kemudian ditambah dengan 5 mL eter,
diamkan selama 2 jam. Kemudian lapisan eter dipipet. Filtrat ditempatkan pada plat tetes
kemudian dibiarkan hingga kering. Pada hasil pengeringan filtrat ditambahkan 2 tetes larutan
vanilin 10% dalam asam sulfat pekat. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuk warna hijau
biru dan merah (Harborne, 1987)
Penapisan Kuinon
KADAR AIR
Sebanyak 5 g serbuk simplisia ditempatkan pada cawan penguap yang telah ditimbang
sebelumnya. Masukkan ke dalam oven pada suhu 100°C hingga bobot konstan.
(𝑊1 − 𝑊2)
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 = 𝑥 100%
(𝑊1 − 𝑊0)
I. EKSTRAKSI
1. Timbang 100 g simplisia kering, kemudian masukkan ke dalam labu bundar dan
tambahkan 400 mL etanol 70%.
2. Pasang kondensor dan lakukan refluks pada suhu 50 C selama 2 jam.
II. PEMEKATAN EKSTRAK
1. Timbang cawan penguap kosong (W0)
2. Masukkan ekstrak cair dan uapkan sampai pekat
3. Timbang ekstrak kental (W1)
4. Hitung rendemen ekstrak yang diperoleh
IV. FORMULASI
Ekstrak kental kunyit setara dengan 300 mg ekstrak kunyit
CMC 3%
Sorbitol 6%
Nipagin 0,18%
Nipasol 0,02%
Na-sakarin 0,5%
Aquades ad 100%
V. PEMBUATAN SEDIAAN
1. Timbang semua bahan yang akan digunakan.
2. Botol yang akan digunakan ditara dan ditandai sampai volume 100 mL.
3. CMC dikembangkan dalam aquades yang telah dididihkan terlebih dahulu dengan
bobot air sebesat 20 kali bobot CMC.
4. Ekstrak dimasukkan ke dalam mortir, kemudian digerus sambil ditambahkan
musilago CMC sambil terus digerus sampai diperoleh suspensi yang homogen.
5. Na-sakarin dan sorbitol dilarutkan dalam aquades, kemudian ditambahkan ke dalam
suspensi dalam mortir sambil terus digerus.
6. Masukkan suspensi ke dalam botol, kemudian sisa aquades ditambahkan.
7. Botol ditutup dan dikocok sampai homogen dan diberi label.
1. Pemeriksaan Organoleptik
Pemeriksaan sediaan secara organoleptik, meliputi warna, rasa, dan bau
2. Uji Homogenitas
Suspensi disebarkan di atas gelas objek, sediaan menunjukkan susunan dan warna
yang homogen.
3. Uji Nilai pH
5 mL suspensi dengan 5 mL aquades, kemudian pH diukur dengan pH meter.
4. Uji Kekuatan Busa
Sebanyak 10 mL suspensi dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 mL, kemudian
ditambah aquades sampai volume 50 mL. Gelas ukur ditutup dan dikocok keras
selama 1 menit. Volume busa dibaca, sedangkan gelembung kecil yang melekat
pada dinding atas diabaikan.
𝑎𝑥𝑏
Kekuatan Busa
𝑎+𝑏
di mana:
a = tinggi busa dari permukaan larutan semula
b = tinggi busa dari permukaan setelah pengocokan
5. Uji Viskositas
Viskositas suspensi ditentukan dengan viskometer Brookfield.
BIJI KOPI
KARAKTERISTIK SIMPLISIA
Bau : khas kopi.
Rasa : pahit.
Kandungan : kafein 0,7-1,7% (rata-rata 1,2%), trigonelia 0,4%, asam klorogenat
3%, gula 3%, lemak 12%, protein dan kandungan lainnya 12%.
Fragmen pengenal :yaitu sel batu makrosklereid. Sel batu adalah salah satu fragmen khas
dari Coffea robusta. Sel batu Coffea cenderung tunggal, berdinding dan
lumen tebal. Lumen berwarna cokelat dengan dinding sel berwarna
lebih muda. Satu lagi yang khas dari simplisia ini adalah latar yang
‘kotor’ dan berwarna cokelat bias.
Coffeae Semen. Terlihat sel batu makrosklereid berkelompok, dan endosperm berdinding
tebal (panah).
PENETAPAN IDENTITAS
PENAPISAN FITOKIMIA
Penapisan Alkaloid
Penapisan Polifenol
Sebanyak 500 mg sampel dididihkan dengan 10 mL air suling, dipipet kemudian filtratnya
diencerkan dengan air suling. Diambil 2 mL larutan kemudian ditambahkan besi (III) klorida
1%. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuk warna biru atau hijau kehitaman (Departemen
Kesehatan RI, 1978).
Penapisan Flavonoid
Sebanyak 500 mg sampel dididihkan dengan 10 mL air suling selama 5 menit. Setelah dingin
diambil 5 mL filtrat lalu ditambahkan 100 mg serbuk Mg, dan 1 mL HCl pekat. Didiamkan 1
menit, kemudian ditambahkan 3 mL amil alkohol, kemudian dikocok dan biarkan hingga
terpisah. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuk warna merah atau kuning atau jingga
pada lapisan amil alkohol (Fransworth, 1996).
Penapisan Tanin
Sebanyak 500 mg sampel sampel dididihkan dengan 10 mL air suling, dipipet kemudian
filtratnya diencerkan dengan akuades. Diambil 2 mL larutan kemudian ditambahkan besi (III)
klorida 1% dan gelatin. Hasil positif ditunjukkan dengan sampel larut dalam gelatin
(Departemen Kesehatan RI, 1978).
Penapisan Saponin
Sebanyak 500 mg sampel dididihkan dengan 10 mL air suling. Setelah dingin, diambil 5 mL
filtrat, lalu tambahkan 5 mL air suling kemudian dikocok kuat selama 10 detik, terbentuk
busa yang stabil selama 10 menit, ditambahkan 1 mL HCl 2 N. Hasil positif ditunjukkan
dengan busa tidak hilang (Departemen Kesehatan RI, 1978).
Sebanyak 1 g sampel ditempatkan pada tabung reaksi kemudian ditambah dengan 5 mL eter,
diamkan selama 2 jam. Kemudian lapisan eter dipipet. Filtrat ditempatkan pada plat tetes
kemudian dibiarkan hingga kering. Pada hasil pengeringan filtrat ditambahkan 2 tetes larutan
vanilin 10% dalam asam sulfat pekat. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuk warna hijau
biru dan merah (Harborne, 1987)
Penapisan Kuinon
KADAR AIR
Sebanyak 5 g serbuk simplisia ditempatkan pada cawan penguap yang telah ditimbang
sebelumnya. Masukkan ke dalam oven pada suhu 100°C hingga bobot konstan.
(𝑊1 − 𝑊2)
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 = 𝑥 100%
(𝑊1 − 𝑊0)
I. EKSTRAKSI
1. Timbang 100 g simplisia kering, kemudia dimasukkan ke dalam labu bundar dan
ditambahkan 400 mL etanol 70%.
2. Pasang kondensor dan lakukan refluks pada suhu 50 C selama 2 jam.
Ekstrak kental kopi akan dibuat granul effervecenst sebagai stimulan dengan dosis
setara dengan 50 mg kafein untuk satu kali penggunaan.
IV. FORMULASI
Ekstrak kental kopi setara dengan 50 mg kafein
NaHCO3 25,5%
Na Sitrat 17,85%
NaCl 1%
Aspartam 1%
Sukrosa ad 100%
V. PEMBUATAN SEDIAAN
1. Timbang semua bahan yang akan digunakan.
2. Sedikit sukrosa dimasukkan ke dalam mortir untuk menutupi pori-pori mortir.
3. Ekstrak kental kopi, Na sitrat, sukrosa, dan aspartam dimasukkan sedikit demi
sedikit sambil digerus sampai homogen dan membentuk massa yang dapat dikepal.
4. Massa yang dapat dikepal diayak dengan ayakan no. 16, kemudian dikeringkan
dalam oven pada suhu 50 C sampai kadar air 1%.
5. NaHCO3 dan NaCl dicampurkan ke dalam massa granul dan diaduk sampai
homogen.
6. Timbang 10 g massa granul, kemudian dimasukkan ke dalam kemasan dan diberi
label.
4. Pemeriksaan pH
100 mg granul dilarutkan dalam 10 mL aquades, kemudian diukur pH larutan
dengan menggunakan pH meter.
LEMBAR KERJA
A. STANDARDISASI SIMPLISIA
1. Spesifikasi Simplisia
a) Nama botani :
b) Keluarga :
c) Kandungan utama :
Ciri-ciri Mikroskopis
Kadar Air
Skrining Fitokimia
1. Alkaloid
2. Polifnol
3. Flavonoid
4. Tanin
5. Mono dan
Seskuiterpen
6. Kuinon
7. Saponin
B. STANDARDISASI PROSES
1. Proses Ekstraksi
Pengamatan Hasil Pengamatan
Jumlah Simplisia
Metode Ekstraksi
Alasan Pemilihan Metode
Rendemen Ekstrak
Nama Senyawa
Golongan Senyawa
Struktur Senyawa
3. Formula
a) Bentuk sediaan :
c) Kemasan :
d) Dosis :
Keseragaman Bobot
Kadar Air
Kekuatan Busa
Viskositas